Share

Bab 163

Penulis: Queencard
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-09 18:00:00
“Kerja bagus. Kamu langsung ke toko dan ambil tas itu, aku akan bilang ke manajer toko.”

“Terima kasih, Nona Sandi. Anda bisa mempercayakan apa pun pada saya. Lagi pula, saya juga memiliki dendam pada Sita.”

Setelah menutup telepon, Wendy memikirkan tas yang akan dia dapatkan seketika membuatnya sangat bersemangat.

Dia mengatakan bahwa begitu Sita pergi ke rumah itu, dia tidak akan bisa kembali seutuhnya. Meskipun dia bisa kembali dengan cepat, pasti mulutnya bengkak karena dicium oleh seorang pria. Jadi biarkan Sita menggantikannya untuk melayani pria tua mesum itu.

Di sore hari, Sita merasa sedikit linglung. Setiap kali dia menyentuh bibirnya saat minum, dia teringat ciuman yang dia lakukan dengan Husein.

Sita menutupi wajahnya. Dia benar-benar gila!

Tidak, dia harus tenang. Dia menuangkan segelas air dingin untuk diminum. Bagaimana mungkin dia bisa memiliki gairah pada Husein?

Keesokan harinya, setelah kelas pagi Sita selesai, dia langsung pergi ke studio.

Tidak selang lama, seseora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 164

    “Oke, kalian begitu angkuh, tunggu perhitungan dariku!”Wanita itu pergi sambil mengumpat dan mengutuk.Studio kembali hening, dan Sita merasa rekan-rekannya menatapnya dengan tatapan aneh dan hatinya merasa sedikit tidak nyaman.Felix angkat bicara dan berkata, “Ayo bubar. Saya pasti akan melindungi hak dan kepentingan karyawan perempuan di perusahaan ini.”Mendengar ini, hati Sita sedikit tersentuh, “Terima kasih, senior, karena telah mempercayaiku.”“Tentu saja aku percaya padamu. Memang ada banyak hal aneh yang muncul di tempat kerja, dan aku bisa mengatasi masalah ini. Pesanan itu juga dihentikan.”Sita mengangguk, “Maaf atas ketidaknyamanannya. Tetapi aku sudah menyelesaikan pesanan itu.”Ekspresi Felix sedikit terkejut, “Benarkah?”Dia tidak pernah menyangka akan seperti ini. Ternyata Sita memenangkan pesanan desain ini kemarin.“Memang benar, tapi tidak ada hal yang tidak pantas.”Sita tidak mengatakan proses mengatasinya, dan tidak mengatakan tentang Husein. Lagi pula, itu tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 165

    Setelah mendengar kata-kata itu, kelima pria yang di telepon bergegas bangun.Setelah melihat isi berita tersebut, ekspresi Doni menjadi sangat tidak enak dipandang, “Rayhan, tim hukummu di sana tahu apa yang harus dilakukan, bukan?”Rayhan berkata dengan dingin, “Aku tahu. Jika aku tidak bisa menjebloskan dalang di balik ini ke penjara dan membuatnya menyesal!”Kelima kakak laki-laki Sita melancarkan serangan dahsyat dan mulai menyelidiki insiden penyebaran rumor tersebut.Setelah menutup telepon dengan kakak keduanya, Rifan, Sita tidak merasa mengantuk lagi. Sekarang tinggal dirinya sendiri.Selepas bangun, Sita mandi dan pergi bekerja karena hari ini adalah akhir pekan jadi tidak ada kelas.Setelah tiba di studio, dia melihat bahwa masih banyak orang yang hadir di studio.Tapi ketika dia masuk ke dalam studio, suasana menjadi sangat sepi dan sedikit aneh.Sita tahu alasan mengapa kondisinya seperti ini.Wendy mencibir, “Oh, Sita, kamu masih punya malu. Aku belum pernah melihat popul

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 166

    Husein bahkan berinisiatif untuk memberinya bantuan, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara meminta bantuan?Terakhir kali dia meminta bantuan, bukankah dia mengatakannya dengan sangat baik? Memanggilnya dengan sebutan sayang tiap kalimatnya.Sekretaris Lia mengerutkan dahi dan berkata, “Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?”“Apakah aku perlu mengajarimu? Hapus hot news itu!”Sekretaris tersebut segera melaksanakannya, tetapi dengan cepat menerima umpan balik dari bawahannya. Dia menjawab dengan ekspresi bingung, “Bos, seseorang sudah meminta agar hot news itu dihapus, dan keributannya sudah menurun.”Husein berkata dengan dingin, “Siapa?”“Sang Aktor kota Manado, Yoga.”Setelah mendengar nama itu, suasana hati Husein sedikit tidak nyaman, “Mengapa kamu bingung? Terus selidiki siapa yang sebenarnya melakukan ini.”Menghapus hot news bukanlah apa-apa.Ini adalah Surabaya. Apa yang bisa ditemukan oleh Sang Aktor kota Manado?Di sisi lain, setelah menutup telepon, Sita kembali ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 167

    Sita melirik ke arah ponsel Wendy dan berkata, “Telepon dari siapa? Mengapa kamu tidak menjawabnya?”“Apa urusanmu dengan siapa yang meneleponku?”Setelah berbicara, Wendy segera keluar untuk menjawab telepon, “Nona Sandi, ada apa?”“Bagaimana bisa trending topik hilang? Apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu memiliki teman di media yang sangat berbakat? Jika kamu tidak bisa melakukan hal kecil ini dengan baik, artinya kamu tidak ingin tas Channel yang kamu lihat kemarin .”“Maaf, Nona Sandi. Aku akan segera menelepon temanku untuk menanyakannya.”Setelah menutup telepon, Wendy segera menelepon temannya, tapi tidak ada jawaban. Dia sedikit cemas: Mengapa dia tidak menjawab teleponnya? Bukankah dia mengiyakan setelah tidur denganku?“Benar, itu kamu.”Sita berdiri di samping dan mendengar semuanya. Dia melihat Wendy dengan wajah dingin, “Wendy, sebenarnya kamu juga orang yang menggunakan narkoba kepada orang tua itu, kan? Tapi sekarang kamu menyalahkanku.”Setelah Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 168

    Sita memandang Felix, “Senior, aku sudah tahu siapa yang memfitnahku di belakang.”Felix sedikit terkejut, “Siapa?”Wendy tampak gelisah dan berkata, “Sita, jika tidak ada bukti, sebaiknya jangan bicara sembarangan.”Sita mencibir, “Senior, sore ini, secara pribadi aku akan mengklarifikasi masalah ini dan tidak akan memberikan dampak negatif pada studio.”Felix ragu-ragu, “Sita, jika kamu tahu siapa yang memfitnahmu, kamu bisa memberitahuku untuk membantu menuntaskan kekesalanmu.”“Tidak perlu, kamu akan tahu nanti sore.”Sita kembali ke meja kerjanya setelah selesai berbicara. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada kakak keduanya: [Kak, tolong aku.]Rifan membalas dalam hitungan detik: [Bilanglah.][Bantu aku mengirim semua video dan foto ini ke anak-anak orang tua itu.]Sita melirik Wendy masuk bersama Felix. Karena Wendy tidak memanfaatkan kesempatan itu, jangan salahkan Sita jika dia akan bersikap baik.Siang harinya, Sita duduk sendirian di kursinya untuk makan siang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 169

    Sita sedikit menghela napas, “Tidak, sebenarnya aktor itu hanya membantuku.”Harus dikatakan bahwa pernyataan resmi yang ambigu dari aktor tersebut benar-benar membantu.Felix menatapnya dan berkata, “Sita, aku tidak menyangka kamu mengenal Sang Aktor itu!”Sita melirik Wendy yang ekspresinya tidak terlalu bagus. Dia hanya bisa mencibir, “Dengan bantuan aktor, ini tidak akan berarti apa-apa.”Wendy sedikit cemburu, dia tidak ingin kalah dengan Sita. Mengapa Sita begitu beruntung dan mengenal pria tampan seperti aktor terbaik.Sita melirik arloji, dan orang itu juga akan segera tiba.Dia menatap Wendy dengan senyuman yang penuh makna, “Senior, jangan khawatir, aku akan menjelaskannya nanti.”Felix berkata dengan curiga, “Sita, jika kamu memiliki bukti, keluarkanlah.”“Sekarang belum waktunya.”Wendy mendengus dengan dingin, “Sita, kamu bilang punya bukti, tapi kamu menyembunyikannya dan tidak berani mengungkapkannya. Siapa yang akan percaya pada kata-katamu? Aktor macam apa itu? Lagi pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 170

    “Yang aku pukul itu kamu si pelacur.”Wendy berteriak sambil berkata, “Saya bukan Sita, dia baru Sita!”“Kami tidak mencari Sita, tapi kamu, Wendy!”Pihak lain langsung menimpuk setumpuk foto ke wajah Wendy, dan foto-foto itu berceceran di tanah.Semua foto itu adalah foto Wendy bersama pria tua, dia sedang duduk di pangkuan pria tua, bahkan menciumnya, dan beberapa foto lebih dari itu.Ketika Wendy melihat foto itu, seketika wajahnya pucat, “Bagaimana mungkin! Bagaimana bisa!”Bagaimana bisa foto-foto ini muncul di sini?Sita menatap Wendy, nadanya tenang, “Ini adalah bukti yang aku katakan. Sayangnya, kamu tidak percaya dengan apa yang aku katakan pagi ini.”Wajah Wendy menjadi pucat, selesai sudah, semuanya sudah selesai sekarang.Bagaimana mungkin? Bagaimana Sita bisa mendapatkan foto-foto itu?Setelah melihat foto-foto itu, Felix terkejut dan berkata, “Wendy, apa yang terjadi?”Apakah wanita yang bersama pria tua itu bukan Sita, melainkan Wendy?“Senior, foto-foto ini palsu, semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 171

    Sita memandang Wendy yang berbaring di lantai, “Sebenarnya, kamu harus terjun ke industri hiburan agar berkembang, sayang sekali kemampuan aktingmu.”Wendy menatapnya dengan wajah penuh kebencian, “Sita, kamu takut ketahuan, bagaimana kamu menjelaskan soal pesanan itu?”Pada saat ini, semua orang menatapnya.Raut muka Sita tenang saat berjalan ke samping putri Tuan Ari dan merendahkan suaranya, “Karena aku tahu jika ada masalah dengan tanah lapangan golf yang telah diinvestasikan dan dibuka oleh keluarga Anda. Jika masalah ini diekspos, perusahaan keluarga kalian mungkin tidak akan berjalan dengan baik.”“Bagaimana kamu tahu tentang hal ini?”Putri Tuan Ari seketika terlihat was-was, bagaimanapun juga, tidak banyak orang yang tahu tentang hal ini, hanya orang dalam mereka saja yang bisa mengetahui hal itu.Bagaimana Sita, seorang desainer muda mengetahui hal-hal itu? Sebenarnya dari mana latar belakangnya?Sita dengan tenang menjawab, “Itu tidak penting, aku hanya ingin mengatakan jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status