Telepon ditutup dan Sita juga menerima kiriman uang dari kakak keduanya untuk membeli teh susu.Sita sejenak terharu. Saat ini dia sedang hamil dan tidak bisa minum teh susu!Sepuluh menit kemudian, Sita menerima informasi yang dikirim kakak keduanya, Rifan. Ternyata memang benar nama pemilik alamat IP itu adalah ketua kelas.Rifan berkata dengan dingin, “Sita, apa kamu ingin aku membantumu mengungkap informasi orang ini?”“Tidak perlu, aku tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.”Kabar di unggahan kampus menyebar dengan sangat cepat. Setidaknya, sebagian besar orang di sekolah sudah mengetahuinya.Sita tidak ada kelas di sore hari dan langsung pergi ke studio.Begitu dia duduk, Felix keluar dari ruangannya, “Sita, aku sudah tahu tentang postingan di sekolah. Jangan khawatir, waktu akan menunjukkan kebenarannya.”“Aku tahu.”Sita tahu siapa yang melakukannya dan dia juga tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini.Mendengar hal ini, Wendy segera mengeluarkan ponselnya dan mengirim
Sebuah suara dingin dan berat terdengar dan memecah suasana ruang kepala sekolah. Sita menoleh dan melihat Husein berdiri di ambang pintu. Sosoknya yang tinggi dan gagah menghalangi cahaya dari luar. Hati Sita gemetar sejenak.Dia melihat Husein berjalan masuk dari pintu dengan penampilan mengesankan di seluruh tubuhnya.Kepala sekolah segera berkata, “Tuan Husein, mengapa anda kemari?”“Saya datang untuk klarifikasi.”Tatapan Husein tajam, “Mobil di dalam foto itu milikku.”Ekspresi kepala sekolah membeku dan dia terdiam untuk beberapa waktu. Dia tidak menyangka mobil itu adalah milik Husein.Kepala sekolah menjawab dengan gugup, “Tuan Husein, kami juga sedang menyelidiki masalah ini dan tidak memiliki maksud lain.”Pria itu duduk di samping kepala sekolah di sofa, “Kalau begitu lanjutkan penyelidikannya.”Sita melihat kepala sekolah lagi dan dia menyerahkan bukti ditangannya, “Ini adalah alamat IP penyebar rumor itu.”Kepala sekolah baru kemudian menerima bukti itu, “Ehem, kami akan
Sita juga tidak merasa kasihan pada ketua kelas. Dia harus memikirkan konsekuensinya jika ingin membuat perhitungan dengan orang lain.Setelah masalah di sekolah selesai, Sita langsung pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi nenek sepulang sekolah.Bagaimanapun, operasinya dijadwalkan pada akhir pekan.Dia baru saja keluar dari lift dan bertemu dengan ibu mertuanya, Wulan. Dia berbicara dengan sombong, “Sita, sepertinya suasana hatimu sedang baik. Apa kamu pikir bisa menyelesaikan masalahmu sendiri di sekolah? Dan bukan karena pengaruh keluarga Handoyo?”Ekspresi Sita melunak, “Saya bisa menyelesaikannya sendiri.”“Hmm, ayolah Sita. Sihir macam apa yang kamu berikan pada anakku? Demi kamu dia bersedia pergi ke sekolah untuk klarifikasi, bahkan dia bersikeras mencari dokter baru untuk melakukan operasi pada nenek karena dia tidak ingin bertunangan dengan Linda, sehingga operasi nenek harus ditunda.” Ekspresi Sita tiba-tiba berubah dan berkata, “Apa maksudnya?”Mengapa Sita tidak mengert
Husein meletakkan sendoknya, menatap Sita dengan tenang dan tajam.Sita menarik napas dalam, “Kenapa kamu mengganti dokter untuk Nenek? Jelas-jelas Kakak Linda adalah yang terbaik di bidang ini, dan dijamin berhasil jika dia yang melakukan operasi untuk Nenek.”Tatapan Husein berubah sangat tajam dan berkata pelan, “Siapa yang memberi tahumu?”“Hari ini aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Nenek dan bertemu dengan ibumu.”Tubuh Husein langsung bersandar, bibirnya mengerucut dingin, “Lalu? Ini yang ingin kamu katakan?”“Husein, menurutku kamu harus menyetujui persyaratan Kakak Linda, lagi pula ini tidak ada ruginya untukmu.”Seusai Sita berbicara demikian, suasana ruang makan menjadi hening.Dia menatap pria di depannya, dan tiba-tiba merasa dirinya tidak bisa memahami Husein.Husein tersenyum tipis, “Tidak ada ruginya? Itu karena kamu dari awal ingin bercerai dan kemudian dirimu berlari ke pelukan pria lain. Kenapa mencari alasan yang begitu muluk?”“Benar, apa yang kamu katakan be
Sita mengangguk, “Tidak salah, meskipun Kak Ryan adalah dokter hewan, kamu juga termasuk salah satu mahasiswa kedokteran. Apa kakak mengenal senior atau teman ahli bedah jantung?”“Ini bukan perkara yang sulit. Kebetulan aku mengenal dokter ahli bedah jantung dari Manado. Aku bisa membantumu untuk membuat janji bertemu dengannya.”Selama teman adiknya membutuhkan bantuan, apa pun yang terjadi Ryan akan meluangkan waktu untuk melakukan operasi.Sebenarnya cukup hemat biaya untuk melakukan operasi sehingga Sita tidak perlu terlalu khawatir.“Benarkah? Baguslah kalau begitu.”Hati Sita menunjukkan kelegaan. Jika Husein menolak untuk menikah dengan Linda, dia bisa mencoba menemui dokter yang dikenalkan oleh Ryan.Dia tidak bisa menemukan dokter yang cocok di Surabaya, mungkin di Manado ada.Malam harinya, Sita tidur di rumah dan tidak pergi kemana-mana.Dia berpikir ingin menceritakan hal ini kepada Husein besok.Di tengah malam, dia terbangun oleh panggilan telepon. Terdengar suara dingin
Sita melihat dokumen yang familiar itu dan tahu itu apa.Sita menolak, “Sudah kubilang, aku tidak menginginkan apa pun.”Dia tidak membutuhkan kekayaan apapun dari Husein.Husein mengerutkan kening, “Aku tidak punya waktu untuk main-main denganmu sekarang.”“Husein, aku tidak pernah mengatakan sedang main-main, aku serius.”Sita menatap Husein di sampingnya, “Kamu bilang kamu benci diperhitungkan untuk menikah, dan ini semua memang harapanku. Keberadaanku selama tiga tahun terakhir seharusnya sudah cukup membuatmu mual. Anggap saja sebagai biaya kerugian mentalmu jadi kamu tidak perlu memberiku uang. Aku memilih untuk meninggalkan rumah dalam keadaan bersih.Husein meletakkan tangannya dan mengusap keningnya. Dia menoleh ke samping melihat sepasang mata Sita yang bersih dan meneduhkan.Suasana hati Husein tidak terlalu membaik, jadi dia meletakkan dokumen di tengah mereka, “Tidak, ini sudah seharusnya aku berikan. Aku tidak boleh terlalu pelit dengan perempuan yang pernah bersamaku!”S
“Aku tidak apa-apa, Bu Lisa. Aku bisa memahami pekerjaannya.”Sita berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Setelah makan malam, dia belajar beberapa hal tentang ibu hamil dengan terapis bayi. Saat ini dia perlu mempelajarinya.Dia juga ingin melupakan beberapa hal.Keesokan harinya, ketika Sita sedang membaca berita, dia melihat sebuah berita entertainment: [Selepas Makan Malam dengan Pacarnya, Linda, Sang Sosialita Pergi ke Toko Perhiasan untuk Membeli Cincin.]Sita merasa sangat terpukul setelah melihat berita entertaiment tersebut.Meskipun sama seperti sebelumnya, tampilan dari depan tidak diperlihatkan, Sita bisa tahu dari belakang bahwa itu adalah Husein dan Linda.Dia baru saja pergi ke Pengadilan Negeri untuk bercerai kemarin. Namun, malamnya, Husein dan Linda sudah pergi ke toko perhiasan untuk membeli cincin.Ini cukup cepat.Sita menutup ponselnya dan memusatkan seluruh perhatiannya untuk belajar tentang kehamilan, agar tidak terbawa suasana.Tidak ada kelas di sore
Dihadapkan Linda yang tiba-tiba mendekatinya, Sita seketika merasa waspada, sekujur tubuhnya sedikit tidak nyaman.Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Linda selanjutnya?Sita menarik lengannya sendiri dan ekspresinya dingin, “Aku pikir lebih baik kita menjaga jarak.”“Nona Sita, meskipun kamu sudah bercerai dengan Husein, kita masih bisa berteman.”Tatapan Sita mencibir, “Nona Linda, apakah kamu pernah menjumpai seseorang berteman dengan selingkuhan pasangannya?”Linda mendengar kata ‘selingkuhan’ seketika raut wajahnya berubah semakin dingin. Namun, karena Husein dan Nyonya Handoyo datang, dia segera berkata dengan sedih, “Nona Sita, mengapa kamu berbicara begitu kasar? Aku benar-benar ingin kita semua akur.”Wulan segera membela Linda dengan berkata kepada Sita, “Sita, kamu tidak punya malu? Lihatlah betapa murah hatinya Nona Linda. Siapa yang kamu panggil selingkuhan? Dalam hal siapa cepat dia dapat, kamu adalah perempuan pengganggu itu. Jika bukan karena kamu, Linda pasti sudah
Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy
Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan
Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat
Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal
Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d
Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse
“Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji
Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h
“Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka