Share

Bab 108

Penulis: Queencard
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 15:00:06
Sita kembali ke kamar atas, menyadari bahwa Husein belum pulang dan perkiraannya Husein ada di ruang kerja.

Dia sudah terbiasa dengan kehidupan antara Husein dengan dirinya. Husein tidur di ruang kerja.

Dia berbalik ke ruang ganti dan menyadari di dalamnya selain baju Husein hanya ada baju miliknya.

Seolah sama saja dengan saat sebelum mereka bercerai, tidak ada yang berubah.

Sita masih mengira jika akan menemukan baju Linda, dia juga sudah mencari di mana-mana tetapi tidak dapat menemukan jejak seorang wanita.

Tidak mungkin.

Sita bersandar di pintu ruang ganti, dia sudah tidak asing lagi dengan ruangan itu dan tidak ada jejak yang tidak dapat dia temukan.

Tapi satu pun tidak ada.

Sita teringat perkataan pelayan Sonya jika Linda tidak pernah menginap.

Apakah Husein meskipun sedikit brengsek, tapi sebenarnya adalah lelaki baik yang menjaga dirinya tetap suci?

Sita memikirkannya seharian, dan menyadari kalau pikirannya fokus pada Husein. Dia segera mencari dan mengenakan piyamanya lalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 109

    Husein langsung duduk dan berkata dengan dingin, “Kok bisa?”Tidak mudah menemukan dokter yang cocok. Secara teori, setelah dia tiba di sini bisa segera mengatur operasi neneknya.“Dokter itu mengalami kecelakaan mobil saat perjalanan kemari dan dia masih di rawat di rumah sakit.”“Aku akan segera ke sana”Husein membuka selimut dan pergi ke ruang ganti.Sita di sebelahnya juga ikut terbangun. Dia mendengar kata-kata Husein. Mungkinkah ada masalah di perusahaan?Husein dengan cepat berpakaian rapi dan keluar dari ruang ganti. Raut wajahnya tidak terlalu enak dipandang.Sita mengusap matanya, “Ada masalah apa?”Tangan Husein berhenti, “Bukan masalah besar.”Dia tidak mengatakan apa pun tentang dokter itu, dia berbalik dan meninggalkan rumah.Husein bergegas ke rumah sakit. Sekretarisnya menunggu di luar ruang gawat darurat. Ketika dia melihat Husein, dia segera memberitahukan situasi saat ini, “Bos, nyawa dokter tidak dalam bahaya saat ini, tapi tangan kanannya patah. Tidak bisa dipasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 110

    Tidak selang lama, Husein menerima WhatsApp dari Linda. Setelah melihat isi pesannya, dia berbalik dan meninggalkan kamar tidur. Sita memperhatikannya meninggalkan kamar tidur, dia pelan-pelan membuka matanya yang penuh dengan sindiran. Dia menyentuh perutnya, menenangkan suasana hatinya dan segera tidur.Keesokan harinya, Sita pulang ke rumah untuk mengemasi barang-barangnya dan bersiap pergi ke sekolah untuk mendaftar kelas.Bibi menarik tangannya dengan sedikit khawatir, “Apa kamu tetap bersikeras akan tinggal di sekolah? Aku bisa memasak makanan enak setiap kamu pulang.”“Bi, aku bukan anak kecil lagi, aku bisa mengurus diriku sendiri.”Sita harus bilang dia akan tinggal di sekolah. Jika tidak, saat bibinya tahu bahwa malamnya dia tinggal di rumah Husein, pasti Bibi akan khawatir dan mungkin akan mengungkap identitas asli Sita pada kakaknya.Sita tidak ingin menimbulkan masalah, lagi pula operasi nenek akan dilakukan seminggu lagi.Sita akan lega setelah melewati drama seminggu i

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 111

    Linda sedikit gelisah, “Kak Ryan tidak mau menemuiku, tetapi operasi Nenek semakin dekat. Jika Kak Ryan tidak datang, apa yang harus aku lakukan untuk membuat kesepakatan dengan Husein?”Meminta Kak Ryan untuk melakukan operasi pada Nenek adalah satu-satunya alat negosiasinya.“Nona, bagaimanapun juga, dokter yang dibawa Husein tidak akan bisa melakukan operasi itu. Dia hanya bisa meminta kakak anda untuk melakukan operasi. Masalah ini sangat darurat.”“Gimana aku tidak panik? Kamu tidak melihat hari itu di rumah sakit. Husein lebih memilih untuk menyelamatkan Sita. Bahkan dia menolak syarat dariku dan mencari dokter lain untuk melakukan operasi pada Nenek.”Linda merasa bahwa situasi ini berada di luar kendalinya, terutama sikap Husein pada Sita yang membuatnya merasa terdesak.“Nona, selama Husein membutuhkan bantuan darimu, akan ada titik balik dari masalah ini.”“Kamu benar, tapi Husein belum mencariku.”Hati Linda merasa sangat tidak tenang, dia tidak yakin dengan keputusan apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 112

    Sita keluar dari restoran dan melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di pinggir jalan. Matanya seketika melotot, Husein ada di sini?Langkah kakinya terhenti dan menatap Govi, “Aturlah agar teman-teman pulang lebih dulu, aku ingin ke kamar mandi.”Sita berbalik dan kembali ke restoran, bersembunyi di dalam selama lebih dari sepuluh menit. Sebelum keluar, dia harus menunggu sampai teman-temannya pergi.Kring, Ponselnya berdering.Sita mengangkat telepon dan mendengar suara lirih Husein di ujung sana, “Keluarlah.”“Iya.”Setelah menutup telepon, Sita diam-diam keluar dari restoran. Ketika dia melihat teman-teman sekelasnya pergi, dia berjalan menuju mobil itu.Sita membuka pintu mobil dan bergegas masuk, seolah sedang bersembunyi dari Dewa Kematian.Husein sedikit menyipitkan matanya, “Apakah kamu masih perlu bergaul saat di sekolah?”“Aku akan bersekolah lagi dan makan bersama mantan teman sekelasku. Ini cuma hubungan sosial yang normal, bukan bergaul.Hening selama perjala

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 113

    Setelah mendengar ucapan kepala sekolah, Sita tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman.Dia melihat Husein yang berdiri di sana dengan tatapan penuh penolakan.Akhirnya Husein menjawab dengan santai, “Tidak perlu.”Sita menghela napas lega dan melihat kepala sekolah mengajak Husein duduk di tengah barisan pertama. Itu menunjukkan bahwa kedudukan Husein tidak biasa.Dia tidak mengerti kenapa orang sesibuk Husein datang kemari.Tapi dia dengan cepat mengetahui alasannya.Karena saat dia berdiri di atas panggung, Husein sebagai pemberi beasiswa, naik ke atas panggung secara khusus untuk menyerahkan penghargaan kepada siswa berprestasi.Sita memperhatikan Husein berjalan dengan berpakaian rapi.Husein menatap Sita dari posisi yang lebih tinggi sambil memegang sertifikat penghargaan di tangannya, “Selamat.”Sita, “…”Sita tersenyum kaku dan mengambil sertifikat itu dari tangannya dan ingin melemparkan sertifikat itu ke wajahnya.Upacara penghargaan berakhir dengan cepat, kemudian Sita meningga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 114

    Telepon ditutup dan Sita juga menerima kiriman uang dari kakak keduanya untuk membeli teh susu.Sita sejenak terharu. Saat ini dia sedang hamil dan tidak bisa minum teh susu!Sepuluh menit kemudian, Sita menerima informasi yang dikirim kakak keduanya, Rifan. Ternyata memang benar nama pemilik alamat IP itu adalah ketua kelas.Rifan berkata dengan dingin, “Sita, apa kamu ingin aku membantumu mengungkap informasi orang ini?”“Tidak perlu, aku tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.”Kabar di unggahan kampus menyebar dengan sangat cepat. Setidaknya, sebagian besar orang di sekolah sudah mengetahuinya.Sita tidak ada kelas di sore hari dan langsung pergi ke studio.Begitu dia duduk, Felix keluar dari ruangannya, “Sita, aku sudah tahu tentang postingan di sekolah. Jangan khawatir, waktu akan menunjukkan kebenarannya.”“Aku tahu.”Sita tahu siapa yang melakukannya dan dia juga tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini.Mendengar hal ini, Wendy segera mengeluarkan ponselnya dan mengirim

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 115

    Sebuah suara dingin dan berat terdengar dan memecah suasana ruang kepala sekolah. Sita menoleh dan melihat Husein berdiri di ambang pintu. Sosoknya yang tinggi dan gagah menghalangi cahaya dari luar. Hati Sita gemetar sejenak.Dia melihat Husein berjalan masuk dari pintu dengan penampilan mengesankan di seluruh tubuhnya.Kepala sekolah segera berkata, “Tuan Husein, mengapa anda kemari?”“Saya datang untuk klarifikasi.”Tatapan Husein tajam, “Mobil di dalam foto itu milikku.”Ekspresi kepala sekolah membeku dan dia terdiam untuk beberapa waktu. Dia tidak menyangka mobil itu adalah milik Husein.Kepala sekolah menjawab dengan gugup, “Tuan Husein, kami juga sedang menyelidiki masalah ini dan tidak memiliki maksud lain.”Pria itu duduk di samping kepala sekolah di sofa, “Kalau begitu lanjutkan penyelidikannya.”Sita melihat kepala sekolah lagi dan dia menyerahkan bukti ditangannya, “Ini adalah alamat IP penyebar rumor itu.”Kepala sekolah baru kemudian menerima bukti itu, “Ehem, kami akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 116

    Sita juga tidak merasa kasihan pada ketua kelas. Dia harus memikirkan konsekuensinya jika ingin membuat perhitungan dengan orang lain.Setelah masalah di sekolah selesai, Sita langsung pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi nenek sepulang sekolah.Bagaimanapun, operasinya dijadwalkan pada akhir pekan.Dia baru saja keluar dari lift dan bertemu dengan ibu mertuanya, Wulan. Dia berbicara dengan sombong, “Sita, sepertinya suasana hatimu sedang baik. Apa kamu pikir bisa menyelesaikan masalahmu sendiri di sekolah? Dan bukan karena pengaruh keluarga Handoyo?”Ekspresi Sita melunak, “Saya bisa menyelesaikannya sendiri.”“Hmm, ayolah Sita. Sihir macam apa yang kamu berikan pada anakku? Demi kamu dia bersedia pergi ke sekolah untuk klarifikasi, bahkan dia bersikeras mencari dokter baru untuk melakukan operasi pada nenek karena dia tidak ingin bertunangan dengan Linda, sehingga operasi nenek harus ditunda.” Ekspresi Sita tiba-tiba berubah dan berkata, “Apa maksudnya?”Mengapa Sita tidak mengert

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status