Share

Bab 102

Penulis: Queencard
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 15:00:05
Linda mengikuti Wulan dari belakang dan melihat Sita duduk di sana, tatapan Linda sangat tajam.

Sita merasakan tatapan Linda, namun dia tidak memiliki energi untuk memperhatikannya sekarang. Ibu mertuanya, Wulan segera berkata padanya tanpa ragu, “Sita berdirilah, biarkan Nona Linda duduk. Dia adalah tamu terhormat!”

“Silakan!”

“Tidak perlu.”

Sita spontan ingin berdiri, tapi ditarik kembali oleh neneknya, dan suara Husein terdengar di telinganya.

Wulan segera berkata, “Nak, apa yang kamu lakukan? Apa masalahnya? Lagipula Sita kuat untuk berdiri sebentar, Linda sudah datang secara khusus malah kamu tidak memberinya tempat duduk. kursi untuk duduk? Bukankah akan menjadi lelucon jika hal ini tersebar?”

Linda berkata dengan munafik, “Bibi, tidak apa-apa, aku berdiri saja.”

Nenek mendengus dengan dingin, “Sekarang berbeda, Sita sedang hamil jadi dia perlu duduk. Bukankah akan

Perkataan itu seperti petir yang langsung menyambar.

Linda sepenuhnya tertegun.

Ibu mertua, Wulan juga melebarkan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 103

    Saat itu, terlihat dari matanya, Sita berharap sesuatu.Husein juga melihat Sita yang tersandung, pupil matanya sehitam tinta. Jauh di lubuk hatinya ada sedikit rasa kurang percaya diri, namun masih tersisa harapan.Tatapan inilah yang langsung meluluhkan hati Husein.Pria itu melangkah maju meraih tangan Sita dan menopang tubuhnya.Sita mengira dirinya pasti akan jatuh ke lantai kali ini, dan dia sudah siap secara mental. Lagi pula, antara dia dan Linda, sudah jelas siapa yang akan Husein pilih!Tapi dia tidak menyangka Husein memilih dirinya kali ini!Sita bersandar di lengan pria itu dan menatapnya dengan tidak percaya. Jantungnya berdegup kencang dan merasa sedikit gugup.Jika Sita terjatuh, dia tidak dapat membayangkan bagaimana jika dirinya keguguran.Saat ini, suara sedih tidak terima Linda terdengar, “Husein!”Sita baru menoleh dan melihat Linda masih duduk di lantai. Matanya memerah dan memancarkan ekspresi sedih seperti akan menangis. Sita mengedipkan matanya, bagaimanapun ju

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 104

    Bagaimana jika sampai Husein menyingkirkan anak ini?Bim. Mobil mewah itu berhenti di pinggir jalan dan membunyikan klaksonnya.Sita menyadari bahwa ini adalah mobil Husein. Dia melihat jendela mobil diturunkan, pria itu duduk di sebelah sopir. Wajahnya yang tampan tersembunyi di dalam mobil. Matanya yang sipit itu tajam dan memikat.Husein berkata ringan, “Masuk.”Sita sebenarnya sama sekali tidak ingin masuk ke dalam mobil, tetapi nada bicara pria itu jelas tidak memberinya kesempatan untuk menolak.Dia menyadari banyak orang yang melihat ke arahnya, jadi dia membungkuk masuk ke dalam mobil.Pintu mobil tertutup, mengisolasi semua yang ada di luar.Sita duduk bersandar di pintu mobil, meski demikian, tidak dapat disangkal dia masih bisa merasakan keberadaan pria yang tangguh di sampingnya.Sita menahan napasnya dan tetap diam, seolah menunggu keputusan akhir Husein.Setelah beberapa saat, suara Husein yang dalam dan dingin terdengar, “Apakah kamu sangat menyayangi anak itu?”Sita men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 105

    Husein bertanya pada dirinya bagaimana cara berakting sebagai wanita hamil?Sita terdiam sejenak, apakah masih perlu berakting?Sita dengan sendirinya sudah begitu.Apakah ini bisa dianggap sebagai akting yang nyata?Sita menjawab dengan serius, “Apakah ini memerlukan kemampuan berakting?”“Benar, kemampuan aktingmu selalu bagus. Jangan dipikir berat, karena Ibu Lisa akan datang untuk menjagamu sebagai wanita hamil, jangan sampai dia mengetahui yang sebenarnya.”“Jangan khawatir, tuan Husein, Aku pasti akan memainkan peranku dengan baik. Sebagai gantinya kamu harus segera mengatur operasi nenek.”Sita tidak ingin berurusan dengan Linda. Dia membiarkan Husein langsung meluruskan sendiri dengan Linda.Linda sangat terampil dalam berakting dan pasti dia akan terus berakting di depan Husein, jadi Linda pasti tidak akan menunda operasi Nenek.Sita turun dari mobil dan berjalan ke ruang tamu, disusul oleh Husein di belakangnya. Tatapan Husein sedikit rumit.Ibu Lisa sudah lama menunggu di ru

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 106

    Namun, beberapa makan cukup jauh untuk dia jangkau, jadi Sita menyerah setelah beberapa kali melirik.Tidak selang lama, sendok Husein menuangkan sesuatu di piringnya. Sita terdiam dan dengan tenang berkata, “Terima kasih, suamiku. Kamu juga bisa makan.”Sita tersenyum dan mengambil makanan yang tidak Husein sukai ditaruh di piringnya.Husein menundukkan tatapannya dan melirik Sita. Ekspresinya tidak berubah saat dia menarik sendoknya.Ibu Lisa di sebelahnya memperhatikan dan mengangguk puas, dia harus memberitahu nenek tentang situasi ini saat dia sudah sembuh.Setelah selesai makan, Sita mengusap perutnya, “Aku kekenyangan.”“Tuan muda, silahkan temani istri anda berjalan-jalan. Itu bagus untuk ibu hamil dan bayi di kandungannya.”Tangan Sita berhenti, “Itu tidak perlu.”Lebih baik meminta Husein menemani Sita jalan-jalan daripada dia pergi sendiri.Suara tenang Husein di sebelahnya terdengar, “Baiklah.”Ekspresi Sita menunjukkan keengganan, “Sebenarnya, aku bisa melakukannya sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 107

    Sita tidak menyangka Husein akan menanyakan ini padanya, pertanyaan ini agak menjebak.Husein menunduk dan melihat dengan ekspresi bingung, “Apakah begitu sulit untuk menjawabnya?”“Bukan begitu.”Sita sempat ragu dan menatapnya, “Kamu ingin mendengar kebenaran atau kebohongan?”“...Aku pikir lebih baik kamu diam.”Seusai Husein berbicara, dia berbalik dan pergi.Sita melangkah maju dan melihat anjing besar itu berdiri di sampingnya, mengibas-ngibaskan ekornya sambil menatapnya.Sita segera berhenti dan secara tidak sadar mundur beberapa langkah, “Kamu, jangan mendekat.”Sita melihat anjing di depannya, meskipun dia tidak memiliki niat buruk terhadap anjing itu. Namun karena trauma psikis masa kecilnya, jadi dia agak takut mendekati anjing itu.“Kemari.”Saat Sita hendak melarikan diri, Husein yang telah menghilang di ujung kegelapan itu kembali.Dia berdiri di bawah lampu jalan dan mengulurkan tangannya kepada Sita.Setelah melihat Husein, anjing besar itu segera duduk di tanah denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 108

    Sita kembali ke kamar atas, menyadari bahwa Husein belum pulang dan perkiraannya Husein ada di ruang kerja.Dia sudah terbiasa dengan kehidupan antara Husein dengan dirinya. Husein tidur di ruang kerja.Dia berbalik ke ruang ganti dan menyadari di dalamnya selain baju Husein hanya ada baju miliknya.Seolah sama saja dengan saat sebelum mereka bercerai, tidak ada yang berubah.Sita masih mengira jika akan menemukan baju Linda, dia juga sudah mencari di mana-mana tetapi tidak dapat menemukan jejak seorang wanita.Tidak mungkin.Sita bersandar di pintu ruang ganti, dia sudah tidak asing lagi dengan ruangan itu dan tidak ada jejak yang tidak dapat dia temukan. Tapi satu pun tidak ada.Sita teringat perkataan pelayan Sonya jika Linda tidak pernah menginap.Apakah Husein meskipun sedikit brengsek, tapi sebenarnya adalah lelaki baik yang menjaga dirinya tetap suci?Sita memikirkannya seharian, dan menyadari kalau pikirannya fokus pada Husein. Dia segera mencari dan mengenakan piyamanya lalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 109

    Husein langsung duduk dan berkata dengan dingin, “Kok bisa?”Tidak mudah menemukan dokter yang cocok. Secara teori, setelah dia tiba di sini bisa segera mengatur operasi neneknya.“Dokter itu mengalami kecelakaan mobil saat perjalanan kemari dan dia masih di rawat di rumah sakit.”“Aku akan segera ke sana”Husein membuka selimut dan pergi ke ruang ganti.Sita di sebelahnya juga ikut terbangun. Dia mendengar kata-kata Husein. Mungkinkah ada masalah di perusahaan?Husein dengan cepat berpakaian rapi dan keluar dari ruang ganti. Raut wajahnya tidak terlalu enak dipandang.Sita mengusap matanya, “Ada masalah apa?”Tangan Husein berhenti, “Bukan masalah besar.”Dia tidak mengatakan apa pun tentang dokter itu, dia berbalik dan meninggalkan rumah.Husein bergegas ke rumah sakit. Sekretarisnya menunggu di luar ruang gawat darurat. Ketika dia melihat Husein, dia segera memberitahukan situasi saat ini, “Bos, nyawa dokter tidak dalam bahaya saat ini, tapi tangan kanannya patah. Tidak bisa dipasti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 110

    Tidak selang lama, Husein menerima WhatsApp dari Linda. Setelah melihat isi pesannya, dia berbalik dan meninggalkan kamar tidur. Sita memperhatikannya meninggalkan kamar tidur, dia pelan-pelan membuka matanya yang penuh dengan sindiran. Dia menyentuh perutnya, menenangkan suasana hatinya dan segera tidur.Keesokan harinya, Sita pulang ke rumah untuk mengemasi barang-barangnya dan bersiap pergi ke sekolah untuk mendaftar kelas.Bibi menarik tangannya dengan sedikit khawatir, “Apa kamu tetap bersikeras akan tinggal di sekolah? Aku bisa memasak makanan enak setiap kamu pulang.”“Bi, aku bukan anak kecil lagi, aku bisa mengurus diriku sendiri.”Sita harus bilang dia akan tinggal di sekolah. Jika tidak, saat bibinya tahu bahwa malamnya dia tinggal di rumah Husein, pasti Bibi akan khawatir dan mungkin akan mengungkap identitas asli Sita pada kakaknya.Sita tidak ingin menimbulkan masalah, lagi pula operasi nenek akan dilakukan seminggu lagi.Sita akan lega setelah melewati drama seminggu i

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

DMCA.com Protection Status