Kirei menatap keluar jendela dan terkesiap saat melihat rumah Rafael di depan matanya! Kenapa Rafael membawa Kirei ke rumahnya?
“Kenapa kesini?”
“Kamu mau bertemu dengan Mama kamu dengan kondisi seperti ini?” tanya Rafael balik membuat Kirei terdiam. Baru menyadari kondisi dirinya yang begitu berantakan. Benar ucapan Rafael barusan, mamanya pasti akan langsung pingsan jika melihat kondisi Kirei yang mengenaskan seperti ini.
Rafael keluar dari mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Kirei disaat gadis itu masih tampak ragu.
“Ada Mommy di dalam. Jangan takut, aku tidak akan melakukan apapun sama kamu jika itu yang kamu takutkan,” tegas Rafael.
Terpaksa Kirei melangkahkan kakinya memasuki rumah Rafael yang disambut oleh pekik kekagetan dari mommy Carol. Tidak menyangka kalau Kirei dan Rafael akan datang bersamaan ke rumahnya.
“Astaga! Kalian kenapa datang gak bilang Mommy dulu?”
“
“Aku akan tetap menikahi Kirei, Mom!” ucap Rafael tegas membuat mommynya terkaget.Dan ternyata bukan hanya mommy Carol yang kaget tapi Rafael juga kaget sendiri dengan ucapannya. Kenapa dirinya bisa menjawab seperti itu? Bukannya tadi ia ingin menjawab tidak ingin menikahi Kirei? Tapi kenapa bibirnya berkata lain? Kenapa antara otak, hati dan bibir jadi tidak sinkron seperti ini?“Kenapa?”‘Kenapa? Aku pun tidak tau jawabannya, Mom!’ keluh Rafael dalam hati, tidak memahami dirinya sendiri.“Aku hanya ingin membantu Kirei, Mom,” kilah Rafael cepat. Hanya itu alasan yang ada di otaknya saat ini.“Membantu Kirei? Maksudnya?”“Aku akan membayar tagihan rumah sakit Mamanya dan membiayai transplantasi ginjalnya, Mom. Maka dari itu aku tetap harus menikah dengan Kirei!” jelas Rafael meski sadar kalau alasannya sangat lemah! Terbukti saat mendengar jawaban mommynya.&ldq
“Kirei?” panggil Rafael dengan suara serak menahan hasrat.“Hmm?”Kirei mendongak meski wajahnya masih tampak manyun. Melihat itu membuat pertahanan Rafael runtuh. Entah keberanian darimana hingga Rafael berani menunduk dan langsung menyatukan bibirnya dengan bibir merah merona milik Kirei.Rafael melumatnya dengan lembut membuat Kirei yang kaget karena tidak menyangka hanya bisa terpaku diam, tanpa mampu membalas.Demi Tuhan! Ini adalah ciuman pertama Kirei! Rafael masih terus melumatnya dengan lembut dan perlahan. Kirei mencengkeram baju Rafael dengan erat untuk menyalurkan perasaan yang baru pertama kali dirasakannya saat ini. Perlahan Kirei menyambut ciuman Rafael meski agak canggung.Setelah sekian menit saling melumat akhirnya dengan enggan Rafael melepaskan tautan bibir mereka dan membiarkan Kirei menarik nafas dalam-dalam. Rafael membelai lembut bibir Kirei yang agak sedikit membengkak karena ulahnya barusan.
‘Aku akan membuat Kirei menyetujui pernikahan ini dengan cara apapun!’ tekad Rafael lagi meski hanya dalam hati. “Bukankah sudah jelas? Aku tidak mencintai kamu dan kamu juga tidak mencintai aku, terlebih lagi kamu sudah punya pacar! Aku tidak mau disebut sebagai pelakor nantinya!” tegas Kirei. “Alice akan menjadi urusanku nanti. Kamu jangan khawatir! Aku yang akan menjelaskan pada Alice mengenai pernikahan kita, aku janji kamu tidak akan dipusingkan mengenai hal itu!” Kirei terdiam bimbang mendengar ucapan Rafael membuat pria itu semakin gencar membujuknya. “Kamu harus pikirkan Mamamu, Kirei. Apa kamu tega melihat Mamamu berulang kali menjalani proses cuci darah yang menyakitkan seperti itu? Apa kamu tidak ingin melihat Mamamu kembali sehat seperti dulu lagi?” “Argh! Kamu memang menyebalkan! Bisa-bisanya kamu menggunakan Mama untuk membuatku bimbang! Kamu tau sendiri kalau aku sayang banget sama Mama!” sungut Kirei kesal. “Aku hanya m
“Aku mau menikah dengan Rafael, Ma,” putus Kirei membuat senyum lebar terkembang di wajah Rafael. Senyum sumringah yang keluar dari lubuk hati Rafael yang paling dalam!‘Finally I got you, Kirei!’ batin Rafael senang.“Kamu yakin, Nak? Pernikahan adalah kontrak seumur hidup, kamu yakin berani menjalaninya secepat ini?” tanya mama Inara membuat hati Kirei tersentak.‘Kontrak seumur hidup? Nyatanya pernikahan Kirei ada kemungkinan hanya akan menjadi kontrak 1 tahun kalau Rafael menyetujuinya, Ma,’ desah Kirei dalam hati namun Kirei tidak mungkin mengatakan semua itu jadi Kirei mengangguk, berusaha meyakinkan mamanya.“Kirei yakin, Ma.”Yang terpenting baginya saat ini adalah membuat mamanya sehat kembali. Jika harus mengorbankan hidupnya Kirei tidak masalah! Mama Inara menghembuskan nafas dan beralih menatap Rafael kembali.“Kalau Kirei sudah menyatakan kesediaannya maka saya ti
Café X…“Jadi hal penting apa yang mau kamu bicarakan, Kirei?” tanya Rafael tak sabar sesaat setelah mereka memesan minuman karena Kirei menolak untuk makan jadi Rafael tidak ingin memaksanya.“Mengenai pernikahan kontrak yang sebelumnya pernah kita bicarakan.”Rafael mengerang dalam hati saat mendengar ucapan Kirei. Kenapa Kirei bersikeras membahas mengenai pernikahan kontrak itu sih? Tidak bisakah Kirei melupakannya saja dan mereka menikah seperti pasangan pada umumnya? Kontrak seumur hidup bukan kontrak 1 tahun!“Lalu?” pancing Rafael mencoba sabar, ingin tau apa yang hendak Kirei bahas. Rafael tidak akan membahasnya lebih dulu, ia ingin tau keinginan Kirei yang sebenarnya. Setelah itu barulah Rafael akan memikirkan cara selanjutnya untuk membatalkannya. Karena dirinya sudah bertekad tidak akan mau melanjutkan ide mengenai pernikahan kontrak itu!“Respon kamu hanya itu?”&ldquo
“Kalau misal lo berubah pikiran dan gak jadi menikah, lo bisa oper Kirei ke gue. Dia cantik banget. Polos pula. Bener-bener tipe calon istri idaman gue. Dari dulu gue paling suka gadis model kayak gitu, Bro,” bisik Reynard jahil membuat emosi Rafael langsung menggelegak!“Sialan! Jangan harap! Awas kalau lo berani macam-macam!”Reynard hanya nyengir sambil mengendikkan bahu. Puas karena berhasil meledek sang kakak yang selalu tampak serius dan tidak memiliki selera humor! Apakah karena terlalu sering berkubang dengan penyakit, kuman, virus, darah, jenazah dan lain sebagainya? Entahlah!Padahal pekerjaan Reynard sebagai pengacara juga memerlukan keseriusan tapi tetap saja dirinya tidak sekaku sang kakak!Rafael berhenti di depan rumah Kirei dan menahan langkah Kirei yang sudah hendak berlalu meninggalkannya begitu saja. Seperti biasa! Mama Inara yang memahami kalau Rafael ingin berbicara berdua dengan Kirei segera sadar diri dan men
Selama seminggu ke depan Kirei selalu disibukkan dengan rencana pernikahannya. Mommy Carol benar-benar membuat Kirei pusing karena begitu banyak hal yang mommy Carol tanyakan pada Kirei, padahal Kirei tidak memahami apapun.Entah soal gaun pengantin, lokasi pesta, menu makanan, undangan, souvenir dan lain sebagainya. Terlalu banyak hingga Kirei sendiri lupa! Kirei tidak menyangka kalau menyiapkan acara pernikahan akan seribet ini!“Mom, aku ikut apa yang menurut Mommy baik aja,” ucap Kirei pasrah, tidak ingin menuntut terlalu banyak.“Tapi ini kan pernikahan kamu, Sayang. Jadi harus sesuai dengan keinginan calon pengantinnya.”“Kalau gitu Mommy tanya Rafael aja. Aku terserah Rafael.”“Rafael sudah beberapa hari ini sibuk di rumah sakit, dia harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum menikah agar kalian bisa langsung honeymoon nantinya.”Ucapan mommy Carol membuat Kirei tersedak minumannya sendiri
“Astaga! Apa yang kamu takuti, Kirei? Kamu takut aku memperkosamu?” tanya Rafael kesal, tidak sadar kalau disana masih ada mommy Carol yang terbahak mendengar pertanyaan putranya pada calon istrinya sendiri.“Tenang saja, Kirei. Rafael tidak akan berani memperkosamu. Lagipula sebentar lagi Rafa juga akan mendapatkan haknya sebagai suamimu, dia hanya perlu bersabar selama beberapa hari lagi,” ucap mommy Carol membuat wajah Kirei memerah.“Kamu dengar ucapan Mommyku barusan kan? Tenang saja aku tidak akan memperkosamu. Aku hanya akan melakukannya setelah kita resmi menikah nanti!” balas Rafael cuek membuat Kirei semakin memberengut antara kesal dan malu!Terpaksa, Kirei mengikuti langkah Rafael menuju kamar dan tangannya bersedekap di depan dada.“Apa yang mau dibicarakan?”“Duduklah dulu. Apa kamu mau berdiri terus menerus seperti itu?”Kirei mendengus pelan dan melangkah menuju sofa
Mata Kirei membola terkejut, otaknya mulai memahami apa yang terjadi. “Kalian berdua udah jadian?” tanya Kirei memastikan kepada Vanya. Regan mengernyit, tidak memahami arti ucapan Kirei membuat mommy muda itu tersadar dan kembali memperbaiki pertanyaannya. “Yes, we are officially dating!” jawab Regan, jawaban yang membuat pekik kebahagiaan Kirei muncul begitu saja. Sesaat Kirei lupa kalau dirinya baru melahirkan! Dan saat merasakan sentakan rasa nyeri di bagian sensitifnya, barulah Kirei meringis membuat Rafael khawatir. “Astaga, kamu jangan bergerak mendadak seperti itu, Kirei! Gimana kalau jahitan kamu terbuka lagi?” omel Rafael setengah hati dengan raut cemas. “Sorry! Aku kaget, nggak nyangka akhirnya kedua sahabatku ini resmi berubah status menjadi sepasang kekasih!” ucap Kirei dengan wajah berbinar. Tampak jelas Kirei begitu tulus saat mengucapkan kalimat itu. Regan tersenyum kecil dan mengangguk. “Aku bersyukur karena Tuhan mempertemukanku dengan Vanya di hari pernikahan k
Tiga bulan kemudian….Kirei mengernyit saat perutnya terasa diremas, sudah sejak siang tadi Kirei merasakan hal ini tapi biasanya akan mereda dengan sendirinya dan dokter Reni juga sudah memberitahu Kirei kalau itu dinamakan dengan kontraksi palsu, tapi entah kenapa kali ini Kirei merasa remasan yang dirasakannya semakin kuat.Kirei menggigit bibir, tangannya refleks terjulur, berusaha membangunkan Rafael yang asyik tertidur pulas tanpa menyadari kalau sang istri sedang begitu kewalahan merasa desakan rasa sakit pada perutnya.“Rafa, bangun!” ucap Kirei berusaha mengguncang lengan Rafael, tidak peduli meski nanti pria itu terbangun dengan kepala pusing karena Kirei membangunkannya dengan tiba-tiba dan tergesa seperti ini. Disaat rasa mulas yang sudah begitu hebat mana iya Kirei memikirkan hal seperti itu lagi!Rafael yang merasakan guncangan pada lengannya langsung bangun dengan kaget, panik ia memandang sekeliling dan menemukan Kirei s
Kirei menebah dadanya dengan kaget, tidak menduga akan mendengar berita yang begitu tragis tentang Alice malam ini.“Ya Tuhan! Kenapa Alice senekat itu, Rafa?” tanya Kirei tidak percaya.“Kita tidak akan pernah tau jalan pikiran setiap orang, Kirei. Mungkin saja Alice sudah lelah dengan hidupnya. Kamu sendiri juga sudah tau kan apa yang terjadi pada dirinya? Apa yang dilakukan oleh agencynya selama ini?”Kirei mengangguk, paham dengan apa yang dimaksud oleh Rafael. Ya, Kirei melihat semua majalah, koran dan berita online membahas mengenai kasus Alice dan juga agencynya. Kirei tidak menyangka kalau kehidupan seorang model bisa separah itu, lebih baik dirinya dulu meski harus bekerja mati-matian tapi tidak tersiksa lahir batin seperti Alice!“Apa aku boleh memberi peristirahatan terakhir yang layak untuk Alice?” tanya Rafael ragu, takut Kirei tidak setuju.“Astaga! Tentu saja boleh, Rafa! Aku juga tidak tega
Wajah Rafael memerah saat mendengar ucapan adiknya, tidak menyangka kalau aktifitas ranjangnya tertangkah basah oleh keluarganya! Apalagi tadi dirinya memang begitu buas pada Kirei! Bagaimana tidak buas kalau pada akhirnya setelah sekian lama akhirnya Kirei mengijinkan Rafael untuk menyentuhnya tanpa paksaan!“Nggak usah malu gitu. Gue nggak bakal ngomong apapun sama Kirei! Janji!”“Awas kalau ingkar!” ancam Rafael.“Iya! Tapi gue masih nggak habis pikir, kasihan Kirei ya? Udah badannya kecil mungil, lagi hamil besar dan masih digempur abis-abisan sama lo!” kekeh Reynard.“Berisik!” sungut Rafael dengan wajah malu, tidak tau harus menjawab apalagi jika Reynard berbicara mengenai keganasannya saat bercinta dengan Kirei.“Tapi apa Kirei udah setuju buat menikah sama lo lagi?”“Of course! Gue akan langsung urus pernikahan gue sama Kirei secepatnya.”“Wow, congr
Rafael membelai rambut Kirei yang basah akibat keringat. Bukti kalau wanitanya lelah setelah percintaan mereka yang begitu menggebu-gebu. Saat ini Kirei masih asyik bersandar nyaman pada dada bidang Rafael, hal yang sudah begitu lama tidak pernah dilakukannya. Jujur, Kirei sangat merindukan moment ini.“Kita menikah ya?” tanya Rafael membuat Kirei mendongak kaget.Bagaimana tidak kaget? Selesai bercinta dan Rafael langsung mengajaknya menikah? Seperti mimpi! Jika benar mimpi, Kirei tidak ingin bangun! Rasanya terlalu indah. Dan juga tidak bosankah pria itu setelah Kirei menolaknya berulang kali? Sungguh, saat ini Kirei begitu mengagumi kegigihan Rafael!“Kenapa kamu tidak menjawabnya, Kirei?” tanya Rafael was-was, karena meski Kirei sudah mengakui isi hatinya tapi belum tentu wanita itu bersedia menikah lagi dengannya. Mungkin saja kan? Makanya tidak heran kalau Rafael merasa begitu khawatir kalau Kirei akan kembali menolaknya!&ld
“Apa maksud dari ucapan kamu barusan, Rafa?” tanya Kirei bingung. “Mommy sudah membebaskanku untuk memilih. Beliau memang pernah memaksaku untuk menikahimu karena kesalahpahaman, Kirei, tapi hanya di awal. Setelah itu beliau tidak pernah lagi memaksa atau mendesakku, bahkan Mommy sudah tidak pernah lagi mengancam untuk mencoretku dari KK, jauh sebelum aku resmi menikahi kamu. Tapi justru setelah Mommy memberi aku kebebasan untuk memilih pasangan hidupku sendiri, aku malah tetap bersikeras ingin menikah denganmu tanpa menyadari perasaanku sendiri! Betapa bodohnya aku kan?” aku Rafael dengan nada penuh penyesalah. Pengakuan Rafael membuat Kirei terkejut, tidak menyangka kalau itulah yang sebenarnya terjadi. “Apa benar kalau Mommy sudah tidak pernah memaksa atau mengancam untuk mencoret nama kamu dari KK?” tanya Kirei dengan suara bergetar. “Benar! Kamu bisa tanya langsung pada Mommy! Bahkan Mommy sempat heran dan bertanya berulang kali mengenai keputusa
Alice hanya bisa memaki kesal saat dirinya digelandang begitu saja. Alice tidak menyangka kalau pada akhirnya dirinya akan ditemukan. Dan kini dirinya harus berada di dalam satu rumah yang tidak dikenalnya.Alice memicingkan mata saat pintu terbuka, sinar matahari yang masuk membuatnya silau dan terpaksa memejamkan mata.“Long time no see, Alice!” sapa Reynard dengan senyum licik.“Ternyata lo! Kenapa lo bawa gue kesini?”“Masih perlu lo tanya? Tentu aja buat bayar semua perbuatan lo sama Kirei!”“Gue heran kenapa lo begitu perhatian sama Kirei? Lo cinta sama dia? Mantan kakak ipar lo?” tuduh Alice.“Otak gue nggak sekotor lo!” balas Reynard tenang.“Gue datang cuma mau kasih tau kalau sebentar lagi akan ada polisi yang datang kesini. Gue udah laporin semua kejahatan lo sama Kirei.”“Lo nggak bisa hukum gue di Indonesia, Rey,” balas Alice puas.
Kirei merasa hatinya sesak, akhirnya setelah tiga tahun lebih dirinya kembali ke Jakarta, kembali ke negara kelahirannya. Kirei pikir dirinya tidak akan pernah kembali kesini tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Kirei mengikuti langkah Rafael tanpa mengucapkan sepatah katapun. Masih terhanyut dengan perasaannya sendiri.“Kirei,” panggil Rafael lembut, sadar kalau wanita itu masih sibuk dengan perasaannya yang pasti campur aduk.“Ya?” tanya Kirei dengan suara serak menahan tangis yang hampir tumpah.Sejak dulu perasaan Kirei selalu menjadi lebih sensitive jika hamil dan sekarang juga sama! Kirei merasa emosinya seperti roller coaster membuat airmata Kirei sudah menggenang di pelupuk matanya tanpa sadar!“Jangan nangis, Kirei. Sejak dulu aku nggak pernah sanggup melihat kamu menangis, rasanya seperti ada tangan yang tak kasat mata sedang meremas jantungku hingga terasa begitu menyakitkan,” aku Rafael lirih.“Sorry, aku hanya tidak menyangka akan kembali ke Jakarta,” desah Kirei.“Aku p
Reynard yang sedang pusing tujuh keliling jadi semakin pusing saat mendengar ocehan kakaknya. Bulan ini sudah harus selesai? Rafael pikir mengurus kasus Alice segampang itu? Dan Reynard semakin dongkol saat dirinya belum sempat menjawab namun Rafael sudah menutup sambungan telepon! Kurang ajar!Reynard melonggarkan dasi yang membuat lehernya begitu sesak. Memang penyelidikan dan juga materi yang memberatkan Alice sudah hampir selesai tapi tetap saja mereka tidak bisa gegabah kan? Reynard yakin kalau nanti Alice tidak akan tinggal diam dan akan menyewa pengacara untuk membantunya.Bukannya Reynard meragukan kemampuan dirinya sendiri ataupun teamnya tapi tetap saja Reynard harus berjaga-jaga. Lebih baik sedia payung sebelum hujan!“Ahh! Kalau bukan karena keluarga sendiri gue pasti udah kasih kasus lo ke pengacara lain! Kasus gue sendiri aja udah numpuk!” sungut Reynard, entah kepada siapa. Dirinya hanya bermonolog sendiri untuk meredakan kekesal