Share

Perhatian Angga

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rani senang karena mendapat pembelaan dari kedua orang tuanya. Dia merasa puas, Hasan masih punya rasa takut pada keluarganya.

"Hasan, jangan marah! Rani pantas marah pada Ahmad. Dia sudah membuat kita semua panik," kata Santo. "Sekarang Ahmad tidak apa-apa, jadi jangan diperpanjang masalah ini," lanjut Santo.

"Baiklah. Aku maafkan kamu tali jangan sampai kamu memukul Ahmad," ucap Hasan pada Rani.

Santo dan Aminah pulang, mereka lega karena Ahmad selamat.

**

Saat Fatimah dan keluarganya berkumpul, Angga datang. Dia membawa makanan, Aminah sangat senang. Kali ini Angga datang sendiri, tidak bersama Shaka.

"Fatimah, kamu seperti sedang cemas," kata Angga.

Fatimah menunggu Jaka yang belum juga pulang. Padahal dia sudah menunggu agar bisa makan malam di luar.

"Nak Angga, makanan sudah siap. Ayo kita makam bareng!'' ajak Aminah.

Angga juga Fatimah akhirnya makan malam bersama. Berkali-kali Angga perhatian pada Fatimah. Sama seperti dulu mereka pacara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Derita Suami Mandul   Diam-diam bertemu Angga

    Fatimah mengirim Angga pesan, dia mengajak Angga bertemu. Dia tidak ingin Jaka tahu, jika dia sering berhubungan dengan Angga. Angga senang Fatimah mengajaknya bertemu. Fatimah segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu bersiap untuk bertemu Angga. Mereka bertemu di cafe dekat kantor Angga. "Apa kamu sudah menunggu lama?" tanya Angga saat melihat Fatimah. "Tidak, aku baru sampai." Fatimah mengajak Angga duduk. "Oh ya tadi pagi kamu menelfon ya? Maaf sepertinya yang angkat itu Mas Jaka." Fatimah berkata jujur. "Pantas diam saja, apa dia marah padamu?" tanya Angga penasaran. "Tidak, hanya saja aku merasa tidak enak," jawab Fatimah. "Fatimah, aku ingin dekat lagi dengan kamu. Aku ingin membahagiakan kamu. Aku tahu kamu tertekan bersama Jaka. Dia terlalu egois, dia tidak tahu kalau kamu ingin punya anak, kan?" tanya Angga. "Iya, dia tidak tahu. Dia sempat tanya tapi aku tidak berani jujur," jawab Fatimah. "Harusnya kamu jujur, biar di

  • Derita Suami Mandul   Ponsel Dikunci

    Jaka tertidur karena capek habis bersih-bersih. Terdengar suara Aminah marah. Dia memanggil Jaka. "Fatimah, bangunkan suami kamu itu. Suruh dia menyentuh. Lihat setrikaan banyak sekali!" perintah Aminah. "Besok aja sih, Bu. Biar aku yang setrika. Dia capek kali pulang kerja bersih-bersih," ucap Fatimah. "Terserah, aku tidak mau lihat setrikaan numpuk lagi," bantah Aminah. Fatimah masuk ke kamar, dia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Sesaat kemudian, dia tertidur. Jaka terbangun, dia ingin buang air. Setelah buang air, dia kepo dengan ponsel Fatimah. Dia mencoba membukanya ternyata di kunci. Lima tahun menikah dengan Jaka, baru kali ini Fatimah mengunci ponselnya. Jaka tahu, jika Fatimah menyadari dia yang angkat panggilan dari Angga. Jaka meletakkan kembali ponsel Fatimah pada tempatnya semula. Dia kembali tidur, dia yakin ada yang disembunyikan Fatimah dari dirinya.** Fatimah belum juga bangun, Jaka segera memasak untuk sarapan. Dia tidak ingi

  • Derita Suami Mandul   Masa Lalu Jaka

    Seseorang dari masa lalu Jaka, dia adalah Amara.Flashback Amara dan Jaka menjalin hubungan saat masih sekolah. Jaka merupakan cowok terpopuler di sekolah dulu. Dia terkenal playboy. Awalnya Amara diam-diam suka pada Jaka. Sebagai cewek cupu, dia hanya bisa memendam perasaannya. Entah bagaimana tidak ada angin tidak ada hujan, Jaka malah memilih Amara di bandingkan cewek lain. "Aku memilih Amara sebagai kekasihku," kata Jaka waktu itu pada semua orang di sekolah. Banyak yang terkejut dengan hal ini, termasuk Amara sendiri. Amara senang, Jaka memilihnya. Hubungan mereka baik-baik saja meskipun banyak yang menggoda Jaka. "Amara, kamu mencintaiku?" tanya Jaka. "Tentu, Jaka. Aku mencintai kamu," jawab Amarah. Jaka yang terkenal playboy itu, tersenyu melihat gadis polos di depannya sangat mencintai dia. "Jaka, apa kamu yakin dengan hubungan kamu dengan Amara?" tanya Sandi sahabatnya saat mereka tengah berkumpul di tempat mereka biasa nongkrong.

  • Derita Suami Mandul   Jaka Sakit

    Yanti membawa Jaka ke rumah sakit, dia takut terjadi sesuatu dengan Jaka. Fatimah ikut ke rumah Sakit sementara Aminah di rumah. "Aku pulang! Kamu ikut pulang, nggak?" tanya Santo pada Fatimah karena Jaka sudah di pindahkan ke ruang perawatan. "Bapak pulang dulu," jawab Fatimah. Dia tidak enak dengan Yanti jika harus pulang duluan. "Baiklah," ucap Santo. Dia pulang mengendarai mobil Jaka. Yanti menatap heran pada Fatimah, dia merasa Fatimah berbeda dari biasanya. Dia seperti tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Jaka. Yanti masuk ke ruangan Jaka, diikuti Fatimah di belakangnya. Jaka takut jika Fatimah di salahkan orang tuanya. "Anak saya kenapa, Dok?" tanya Yanti. "Hanya kecapekan, Bu," jawab Dokter. "Dirawat dua hari paling lama juga sudah sembuh, hanya butuh istirahat saja," lanjut Dokter. Dokter keluar, Fatimah duduk di sofa. Sedangkan Yanti memijit Jaka. "Kamu ngapain aja kok kecapekan?" tanya Yanti. "Banyak pekerjaan, Bu

  • Derita Suami Mandul   Lembah Dosa

    Setelah itu Yunita pamit, dia merasa tidak nyaman jika terus di sana. Setslab Yunita pergi dan Fatimah keluar, yanti menyelidiki Jaka. ''Kalian bertengkar?" tanya Yanti. "Tidak, Bu. Ibu kenapa tanya begitu?" tanya Jaka. "Kamu dengar tadi, apa yang Fatimah katakan pada Yunita. Dia membahas anak, apa kalian bertengkar karena hal itu?" tanya Yanti. "Bu, wajar jika Fatimah ingin punya anak," jawab Jaka. "Tapi sikap dia berbeda, Jaka," bantah Yanti. Yanti diam karena Fatimah masuk ke ruangan Jaka. Fatimah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba Dokter datang, "Bu, Pak Jaka sore ini sudah diperbolehkan pulang," ucap Dokter. "Keadaannya sudah cukup baik," lanjut Dokter. "Baik, Dok," jawab Yanti. "Oh ya, jangan kecapean lagi. Jika capek segera istirahat," ucap Dokter lalu undur diri. Fatimah senang, Jaka akan pulang. Itu tandanya dia tidak akan bersama Yanti lagi. Karena bersama Ibu mertuanya itu sudah bikin Fatimah takut.

  • Derita Suami Mandul   Jaka dan Fatimah Saling fiam

    Jaka bukan pria tidak punya etika, dia tidak ingin melabrak Angga dan Fatimah. Selain mempertimbangkan nama baik dia dan Fatimah tercemar, dia takut Fatimah mengungkit kekurangannnya. Jaka belum siap jika harus kehilangan Fatimah. Dia tidak ingin kehilangan wanita yang dia cintai. "Om, makannya sudah selesai. Kita pulang, ya?" tanya Jonathan. "Iya, Om juga mau lanjut kerja," jawab Jaka. Saat hendak pulang, Di parkiran Jonathan malah mendekati Shaka. Rupanya dua anak itu saling kenal. "Shaka," panggil Jonathan. "Jonathan, kamu makan siang di sini juga?" tanya Shaka. "Kenalkan ini Mama dan Papa aku," kata Shaka memperkenalkan Fatimah dan Angga. Fatimah terkejut, anak kecil di depannya adalah anak Yunita Bos Jaka. Itu tandanya Yunita ada di resto ini. Jaka sudah masuk ke mobil dan segera pergi. "Jonathan ke sini sama siapa?" tanya Fatimah. "Sama Baby sitter aku," jawab Jonathan. Dia masih ingat betul bahwa wanita di depannya adalah ist

  • Derita Suami Mandul   Dosa kedua

    Entah pukul berapa, Jaka memutuskan untuk pulang. Dia berusaha untuk melupakan masalahnya sejenak. Namun, dia kembali teringat semua saat kembalin ke rumah Fatimah. Jaka melihat Fatimah tengah tertidur pulas. Kali ini dia memakai baju tidur yang agak tipis. Ada rasa ingin menyentuh istrinya, tetapi Jaka teringat kembali pada sikap dingin Fatimah. Jaka tidur, dia bangun entah pukul berapa. Sengaja hari ini dia berangkat pagi sekali. Dia menghindari Fatimah dan keluarganya. "Jaka, belum masak kok udah pergi!" teriak Aminah saat melihat Jaka sudah naik mobil. "Bu Aminah, kok Jaka disuruh masak. Apa benar kata orang-orang kalau Jaka sekarang dijadikan pembantu?" tanya Bu Umi yang sedang lewat. "Punya menantu harus dimanfaatkan daripada sewa pembantu mahal," jawab Aminah ketus. "Tapi Jaka kan laki-laki, Bu. Kok disuruh masak sih. Kasihan dia dong!" ujar Bu Umi. "Jangan ikut campur, suka-suka gue." Aminah masuk ke dalam rumah dan mengomel karena Jaka meni

  • Derita Suami Mandul   Merindukan Nafkah Batin

    Sampai di rumah Fatimah tidak berani menceritakan kejadian tadi pada Aminah. Dia tidak mau jika Aminah malah menemui Verawati. "Sudah pulang? Tadi Jaka pulang ke rumah, dia tahu kamu tidak ada tetapi hanya diam saja," kata Aminah. "Biarkan saja, Bu. Aku mau mandi," ucap Fatimah. "Bagaimana? Kamu sudah melakukannya dengan Angga? Kok pulang-pulang mandi?" tanya Aminah setengah menggoda Fatimah. "Aku gerah, Bu. Angga gak bisa antar tadi," jawab Fatimah. "Sudah aku mau mandi," kata Fatimah lalu masuk ke kamarnya. Aminah tampak tahu jika Fatimah dan Angga telah melakukannya. Aminah senang, dia akan punya cucu.** Jaka pulang, dia membawa pekerjaannya ke rumah. Aminah menuruhnya untuk ke dapur namun Jaka menolak. "Aku tidak mau, Bu. Kalau Ibu dan Fatimah keberatan aku akan cari pembantu," tolak Jaka. "Mas, kenapa harus cari pembantu? Kita kan bisa mengerjakannya," bantah Fatimah. "Sekarang Mas masak buat makan malam, lalu nyetrika," ucap Fatimah

Bab terbaru

  • Derita Suami Mandul   Ending

    Jaka dan Yunita tidak hanya mengundang Fatimah dan Angga. Mereka juga mengundang keluarga Adam, keluarga Hasan juga. Dam tentu Santo dan Aminah tidak ketinggalan. Meskipun Jaka hanya mantan menantu tetapi dia tetap menghargai Santo dan Aminah. Pagi sekali Fatimah sudah menyiapkan baju untuk ketiga anaknya. Dia sudah mandi sejak awal. Baru dia memandikan ketiga anaknya. "Ya ampun repot sekali," kata Fatimah. Padahal dia sudah di bantu Mbok Inah dan baby sitter Shaka. Mbok Inah tertawa melihat Fatimah gugup. Dia bahkan sempat kebalik saat memakaikan kaos dalam untuk Shaka. "Jangan gugup, Bu. Nggak akan ketinggalan kereta," goda Mbok Inah. "Bari gantiin baju mereka aja sudah ribet apalagi nanti di sana. Mana Mas Angga nggak mau ajak kalian," kata Fatimah. "Ya nanti kan ada Bu Aminah biar dibantu beliau, Bu," kata Baby Sitter Shaka. "Kalau Shaka pasti main sama Jonathan pasti anteng," lanjutnya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kal

  • Derita Suami Mandul   Angga Dan Fatimah Bersatu

    Fatimah terus saja berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Dia tidak mungkin meneruskan gugatannya. ''Ibu tahu kamu sangat menyayangi Shaka dan Clarisa. Apa lagi aku lihat Clarisa dekat sekali dengan kamu dan Naura. Jika kamu memutuskan untuk kembali pada Angga Ibu silahkan," kata Aminah. "Ibu akan coba bicara dengan Angga agar dia berubah," kata Aminah. "Sepertinya aku memang harus kembali pada Mas Angga, Bu. Kalau aku meninggalkan dia itu tandanya aku egois," ucap Fatimah. "Semoga Mas Angga mau merubah sikapnya," kata Fatimah. Hari ini adalah tujuh harinya Luna. Itu tandanya Fatimah harus memberi jawaban pada Angga. "Bagaimana Fatimah? Aku menunggu keputusan kamu. Aku harap kamu mau kembali bersamaku. Kita rawat anak kita sama-sama," kata Angga. "Setelah saya pikirkan, saya rasa saya harus tetap bersama kamu, Mas. Anak-anak butuh aku," kata Fatimah. "Angga, aku mau kamu jangan sampai sakiti Fatimah lagi. Kalau sampai kamu sakiti Fatimah lagi, aku

  • Derita Suami Mandul   Luna Kecelakaan

    Setelah mendapat telfon dari Angga, Luna panik. Dia tidak menyangka pria suruhannya itu ditangkap Angga. Dan kini dia ketahuan sebagai dalang dari masalah perselingkuhan Fatimah. "Aku harus kabur, aku nggak mau ditangkap polisi," ucap Luna panik. Luna membereskan bajunya ke dalam koper. Dia tidak membawa ikut serta Clarisa karena bagi dia akan merepotkan. "Bagaimana kalau sampai aku tertangkap?" tanya Luna. Dia menyeret kopernya keluar kamar. "Bu, kamu mau kemana?" tanya Mbok Inah saat melihat Luna membawa koper. "Aku mau pergi, kamu jaga Clarisa. Aku nggak mungkin bawa dia," jawab Luna panik. Dia segera membawa mobilnya pergi dari rumah Angga. Dia terburu-buru sekali. Di tengah jalan dia mendengar ada sirine mobil polisi dia semakin parno. Dia tancap gas sekencang mungkin agar tidak bertemu polisi. Luna bahkan beberapa kali menerobos lampu merah di jalan yang sedikit sepi. Dia tidak peduli dengan keselamatan dia lagi. Dari arah yang berlaw

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan Diujung Tanduk

    "Mas, maksud kamu apa?" tanya Fatimah. "Kamu kemarin hanya nolongin aku untuk antar aku ke rumah Kak Rani. Kenapa malam ngaku-ngaku kita ada hubungan?" tanya Fatimah. "Loh memang kita ada hubungan, kan?" tanya Pria itu. "Kamu jangan ngarang," bantah Fatimah. "Nah udah ketahuan dia selingkuh. Kenapa masih kamu pertahankan dia, Mas," sahut Luna. "Sudah ayo kita pergi!" ajak Angga pada Luna. Angga meninggalkan Fatimah dan keluarganya. Dia tidak mau terus berdebat. Bahkan Angga malah mengajak Luna langsung pulang. Acara mereka jalan-jalan gagal total. Fatimah dan keluarganya juga pulang. Mereka tidak menyangka pria itu berbohong di depan Angga. "Siapa sih pria tadi? Dia kok malah berbohong?" tanya Rani. "Sudah kalian tenang saja, saya sudah suruh orang selidiki dia. Aku yakin ada orang lain dibelakang dia," jawab Adam. "Maksud Mas Adam dia disuruh orang?" tanya Rani. ''Betul sekali," jawab Adam. "Pasti ulah Luna," sahut Fatimah.

  • Derita Suami Mandul   Sandiwara Luna

    Fatimah sudah berada di rumah Rani. Beruntung tadi dia bertemu pria baik yang mau mengantar dia sampai di rumah Rani. Awalnya Fatimah menolak karena tidak kenal orang tersebut. Tetapi lama-lama dia mau karena Naura terus saja rewel. "Terima kasih, Mas. Maaf saya tidak bisa balas dengan apapun," kata Fatimah. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya senang melihat Mbak sudah sampai tujuan dengan selamat. Lagian suami Mbak tega sekali membiarkan istrinya pergi sendiri membawa anak kecil," kata pria itu. "Saya permisi, Mbak!" ucap pria itu lalu pergi. Fatimah masuk ke rumah Rani. Dia beristirahat di kamar tamu yang sudah di sediakan pembantu Rani. "Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Mbak," ucap pembantu Rani. "Iya, Mbak," jawab Fatimah. Dia menidurkan Naura yang sudah terlelap di atas ranjang. Dia merasa kasihan karena membawa Naura panas-panasan. Malamnya Rani datang, dia sedih melihat keadaan Fatimah saat ini. Namun, sebagai kakak dia akan mensupport apapun k

  • Derita Suami Mandul   Meminta Cerai

    Angga melotot dia tidak menyangka Fatimah akan berani menggugat cerai Angga. Angga tidak mau jika Fatimah meninggalkan dia. "Jangan asal bicara. Pikirkan dulu ucapan kamu!" pinta Angga. "Aku tidak akan menceraikan kamu, dan kamu tidak akan bisa menceraikan aku," kata Angga. "Kenapa kamu takut? Bukanya kamu sudah ada Luna?" tanya Fatimah. "Aku tidak mau ya tidak mau," jawab Angga. "Kamu egois, Mas," kata Fatimah. Dokter masuk, seketika mereka diam. "Pak Angga, Bu Fatimah sudah boleh pulang sore ini," kata Dokter. "Baik, Dok. Terimakasih," kata Angga. Fatimah tidak mau melihat ke arah Angga. Dokter memeriksa keadaan Fatimah. "Bu Fatimah banyak istirahat ya. Jangan sampai salah makan lagi," kata Dokter. "Baik, Dok," ucap Fatimah. Dokter keluar dari ruangan Fatimah. Angga juga kembali ke kantor tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Fatimah.** Sorenya Angga menjemput Fatimah dan juga Mbok Inah. Mereka saling diam bahk

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Tersakiti

    Luna memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Angga membenci Fatimah. Dia ingin Fatimah meminta cerai dari Angga. "Fatimah, Fatimah untuk apa kamu masih di sini. Mas Angga sah sudah tidak peduli lagi dengan kamu. Jadi harusnya kamu sadar diri dan pergi dari sini. Kalau perlu malah kamu gugat cerai saja Mas Angga," kata Luna. "Aku tidak akan semudah itu kamu singkirkan, Luna," ucap Fatimah. "Hahahha baiklah, kalau gitu kamu siap saja merasakan sakit hati yang amat dalam," kata Luna. "Kamu tidak akan kuat bertahan," ucap Luna. "Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari rumah ini. Aku atau justru kamu," tantang Fatimah. "Kamu tidak akan bisa menyingkirkan aku," kata Luna. Perang antara Luna dan Fatimah semakin sengit. Fatimah tidak lagi cuek pada Shaka dan Angga. Dia berusaha mati-matian mendapatkan hati mereka lagi. "Mas, ini ada teh buat kamu," kata Fatimah setelah melihat Angga pulang kerja. Angga meminum teh buatan Fatimah. "Teh

  • Derita Suami Mandul   Angga Memilih Luna

    Beberapa hari setelah kamar Naura di pindah untuk Clarisa. Kini Luna membuat ulah lagi. "Mas, kamar kita kejauhan dari kamar Clarisa. Kalau dia nangis aku jadi tidak dengar," kata Luna. "Bagaimana kalau kamu suruh Fatimah pindah ke kamar ini. Dan kita tidur di kamar utama yang lebih dekat dengan kamar Clarisa," kata Luna. "Iya, nanti aku suruh Fatimah pindah. Tapi aku harus panggil orang buat pindahin almari milik Naura dan box Naura," kata Angga. "Tidak masalah. Yang penting kita pindah ke kamar utama." Luna tersenyum. Semenjak pulang dari rumah sakit Luna selalu meminta ini itu pada Angga. Semua keinginan dia tidak ada yang Angga tolak. "Fatimah, kamu pindah ke kamar Luna. Biar aku dan Luna pindah di kamar kamu," kata Angga. "Kamar kamu mana muat Mas untuk aku dan Naura?" tanya Fatimah. "Sudah jangan protes," jawab Angga. Angga meminta para pembantu untuk memindahkan barang-barang Fatimah ke kamar Luna. Begitu juga sebaliknya.

  • Derita Suami Mandul   Luna Melahirkan Caesar

    Fatimah diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Shaka. Dia memilih untuk acuh saja. Merasa dicuekin, Shaka kesal dan masuk ke kamarnya. "Maafkan Shaka, Bu," kata Baby sitter Shaka. "Tidak masalah," jawab Fatimah. Baby site Shaka menyusul Shaka ke kamar. Fatimah menidurkan Naura, dia tidak mau terbebani oleh apapun.** Angga dengan panik membawa Luna ke rumah sakit. Sampai di sana Dokter langsung menangani Luna. Angga mengurus administrasi sementara Luna di periksa oleh Dokter. Angga yakin Luna pendarahan akibat kelelahan kemarin melayani tamu undangan. "Semoga kalian baik-baik saja," kata Angga. Angga kembali menunggu Luna, Dokter mencari Angga. "Pak Angga, Bu Luna mengalami banyak pendarahan. Dia harus segera melahirkan, namun tidak bisa normal melihat kondisinya saat ini sangat lemah," kata Dokter. "Lalu harus bagaimana, Dok? Luna memaksa normal soalnya?" taya Angga khawatir. "Tadi Bu Luna sudah saya kasih arah, dia mau caesar," jawa

DMCA.com Protection Status