Share

192. Arkan

"Arkan, aunty datang." Lala tersenyum memandang Arkan yang saat ini memandangnya.

"Akhirnya nanti Lala datang juga." Nadira tersenyum memandang sahabatnya.

"Maafin aunty ya sayang, sebenarnya aunty, pengen kali datang ke sini, rindu sama Arkan. Tapi mau gimana lagi, calon adiknya manja nggak bolehin nanti keluar rumah. Lala tersenyum dan mengambil Arkan yang saat ini sedang tengkurap di lantai.

"Udah berapa bulan?" Nadira tersenyum dan mengusap perut sahabatnya.

"Masuk 4 bulan. Kamu bayangin aja, aku bener-bener nggak bisa bangkit dari tempat tidur. Bawaannya, kepala pusing selalu. Mual juga, muntah. Tapi bersyukurnya, rasa mual setelah makan itu hilang ketika aku makan bersama kanda. Jadi kanda, setiap hari pulang ke rumah di saat jam makan siang, karena takut aku bakalan muntah pas makan siang." Lala tersenyum ketika menceritakan morning sickness yang dialaminya.

Nadira memandang Lala dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kelewatan manja ini," ucap Nadira yang mengusap perut La
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status