Arga duduk di kursi kerjanya. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh istrinya pria itu menyalakan televisi yang ada di dalam ruangannya. Arga tersenyum tipis ketika mendengar pemberitaan yang sedang menghebohkan jagat hiburan tersebut.
"Dia memang begitu sangat cantik." Arga tersenyum memandang istrinya yang ada di dalam layar televisi. Saat ini ia hanya fokus dengan istrinya bukan dengan pemberitaan tentang dirinya, bahkan ia tidak menghiraukan pemberitaan tersebut.
"Permisi tuan Iswandi berkata ketika dirinya membuka pintu ruangan bosnya.
"Iya, masuk. Duduklah, ada apa?" tanya Arga.
"Saat ini wartawan begitu sangat ingin bertemu dengan anda?" Iswandi berkata ketika pria itu sudah duduk di kursi yang ada di depan bosnya.
Arga menganggukkan kepalanya. "Tolak semua wartawan yang ingin berjumpa denganku. Katakan kepada wartawan itu aku akan melakukan klarif
Lola sudah berganti pakaian, saat ini dirinya sudah memakai baju tahanan yang berwarna orange. Ia hanya diam ketika petugas membawanya hingga ke dalam sel tahanan. Setelah petugas itu mengantarkannya ke sel tahanan, dua orang petugas wanita itu pergi meninggalkan kamar tahanannya setelah mengunci pintu sel tersebut.Lola begitu sangat takut ketika melihat 4 orang narapidana wanita yang memiliki wajah garang. Ia menundukkan kepalanya tanpa berani untuk menyapa ke 4 wanita yang saat ini sedang memandangnya. Dirinya begitu sangat takut ketika melihat napi yang memiliki badan tinggi dan besar dengan tato naga di lengannya yang begitu sangat kokoh. Lola yakin, wanita itu ketua di dalam tahanan ini.Lola memilih untuk duduk di sudut pojok dengan menekuk kakinya dan menundukkan kepalanya. Air matanya tidak ada henti-hentinya menetes meratapi nasibnya yang malang. "Mengapa aku sangat yakin kalau mas Arga begitu sangat mencintai aku. Padahal aku sang
Arga berlari ketika masuk ke dalam rumahnya yang begitu sangat besar besar. Ini untuk pertama kalinya ia merasa kerepotan memiliki rumah yang sangat besar seperti ini, ketika dirinya tidak sabar untuk bisa sampai secepatnya ke kamarnya. Sejak tadi Arga sudah sangat mencemaskan kondisi istrinya. Ia terus berlari dengan menaiki anak tangga hingga sampai ke depan pintu kamarnya. Arga membuka pintu kamarnya dan melihat istrinya yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidur.Nadira sangat terkejut ketika melihat suaminya membuka pintu kamarnya. Dengan sangat cepat Nadira mengusap air matanya."Selamat pagi tuan, anda sudah datang?" Ucap kepala pelayan yang berdiri di samping pintu."Iya," jawab Arga."Kalau begitu saya permisi." pelayan itu sedikit menundukkan kepalanya dan pergi meninggalkan kamar tersebut.Arga berjalan mendekati istrinya. Ia duduk di samping
"Sekarang masalah ini sudah selesai dan hubby akan melakukan konferensi pers dengan para wartawan. Hubby akan melakukan klarifikasi tentang kasus yang terjadi dengan Lola. Hubby akan menyampaikan kepada mereka bahwa kami sudah sah bercerai dan surat cerai sekarang masih dalam proses pengurusan. Hubby akan memberitahu tentang status pernikahan kita dan status hubby yang akan menjadi seorang ayah." Arga tersenyum dan mengusap pipi istrinya."Hubby terimakasih, Dira sangat senang," jawab Nadira yang memeluk erat suaminya."Adek sudah tahu semua," ucap Arga.Nadira menganggukkan kepalanya "Mama sekarang pasti sangat sedih, Dira ingin temani Mama," pinta Nadira."Mama sangat terpukul ketika mengetahui yang menjadi pembunuh papa adalah sahabatnya sendiri, orang yang selama ini begitu sangat dekat dengan kami. Mama sungguh merasa sangat ditipu olehNya. Bila adek mau ke rumah mama kita kunjungi
"Pa, aku ingin mengambil kembali apa yang diambil oleh Arga." Ucap Robert.Edwin diam mendengar apa yang dikatakan oleh putranya. Cukup lama dirinya diam dan termenung saat mendengar apa yang akan dilakukan oleh putranya tersebut."Kami tidak terima pa, kami diperlakukan seperti ini." Gilbert menimpali."Apa yang dilakukan Arga kepada kita, ini sudah sepantasnya. Dia masih membiarkan kalian lepas, bebas tanpa menyakiti kalian seperti ini saja sudah membuat papa sangat berterima kasih. Apa yang papa lakukan kepada keluarganya tidak sebanding dengan apa yang sekarang papa dapat. Papa yang bersalah papa yang sudah menciptakan musibah ini semua." Edwin memandang kedua anaknya dengan sebelah matanya."Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, bahkan istri kami pun meninggalkan kami." Robert menangis mengadu dengan papanya."Mereka bukan wanita yang baik dan juga setia. Kalian
Nadira masuk kedalam rumah mama mertuanya. ia memandang seisi rumah yang ditempati oleh Mama mertuanya. Rumah yang penuh dengan kenangan. Namun di rumah ini pasti lebih banyak kenangan yang menyakitkannya setelah peristiwa pembunuhan papa mertuanya."Kita duduk disini." Luna memegang tangan menantunya dan mengajak menantunya untuk duduk di sofa besar yang berwarna putih."Iya ma," jawab Nadira yang mendaratkan tubuhnya diatas kursi sofa tersebut."Mama senang melihat kalian datang. Arga gak kasih tahu nama kalau kalian akan datang." Luna tersenyum dan mengusap perut menantunya."Nadira minta ke sini, katanya mau ketemu sama mama." Arga tersenyum memandang mamanya.
Nadira duduk di kursi belakang bersama dengan mama mertua nya sedangkan suaminya duduk di kursi disebelah supir.Nadira memegang tangan mamanya. Dirinya tidak ada henti-hentinya mengajak mamanya bercerita. Ia berharap bisa mengalihkan perhatian mamanya."Mama sudah pernah belum ke danau Toba?" tanya Nadira.Luna tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Disana sangat enak ma, udaranya dingin sekali dan danaunya bersih." Nadira begitu sangat bersemangat menceritakan tentang danau yang sudah dikunjunginya itu."Iya, mama dengar ceritanya seperti itu. Mama begitu sangat ingin kesana, tapi tempatnya sangat jauh. lagipula kita baru membuka cabang di sana, jadi Mama belum sempat berkunjung ke Medan," jelas Luna. Sejak tadi Luna begitu sangat antusias ketika mendengarkan menantunya bercerita. Melihat ekspresi wajah menantunya yang begitu sangat serius dan bersemangat saat be
"Susunya diminum dulu." Arga duduk di tepi tempat tidur dengan memegang segelas susu coklat untuk istrinya.Nadira tersenyum dan mengambil susu yang diberikan oleh suaminya tersebut. Nadira meminum susunya hingga habis tanpa sisa. "Susu buatan Hubby sangat enak Dira suka." Nadira tersenyum ketika suaminya mengambil gelas kosong di tangannya.Arga tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. Setiap pagi dan juga malam Arga akan selalu membuatkan istrinya susu hamil. "Alhamdulillah anak daddy yang pinter, pandai ya minta-minta sama Daddy nya untuk bikin susu," ucap Arga.Nadira tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Arga memandang bibir istrinya yang menempel susu. "Kebiasaan kalau minum susu suka se
Iswandi sudah menyiapkan ruangan untuk Arga menggelar konferensi pers bersama para wartawan.Arga duduk di depan kamera, alat perekam dan alat pengeras suara yang sudah memenuhi meja yang di depannya. Saat ini ia didampingi mama Luna, Iswandi dan beberapa orang kuasa hukumnya. Sesuai janjinya dengan para wartawan, Arga akan mengklarifikasi kebenaran kasus yang saat ini menimpa keluarganya.Arga duduk di kursinya dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dipandangnya para wartawan yang saat ini sudah berjejer berdiri di depan mejanya."Untuk pertanyaan kami batasi," ucap Iswandi."Terimakasih pak Iswandi, terima kasih pak Arga, terima kasih ibu Luna. Kami begitu sangat senang, karen