Beranda / Romansa / Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan / Bab 34. Bantu Aku Mengurus Pernikahan

Share

Bab 34. Bantu Aku Mengurus Pernikahan

Penulis: Park Nurmin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aruna mengerjapkan mata saat matahari pagi menerpa wajahnya. Ia membuka mata perlahan dan pandangannya langsung tertuju pada seorang wanita yang tengah membuka gorden jendela ruang rawat inap dimana ia berada.

Pandangannya lalu beralih melihat ke segala arah, mencari seseorang yang sejak semalam menemaninya sampai ia terpejam dan tertidur.

"Nathan baru aja pergi, katanya dia mau bersih-bersih dulu, terus mau urus sesuatu," jawab Nila seraya berjalan ke arah kursi di samping ranjang di mana Aruna terbaring.

Bibir Aruna mengerucut seketika. 'Dia pergi?' batin Aruna berucap, 'Kenapa tidak menunggu aku bangun dan berpamitan? Dasar menyebalkan!' lanjut Aruna di dalam hati.

"Nathan bilang dia gak tega bangunin kamu untuk pamitan, makanya dia langsung pergi," sahut Nila seraya tersenyum. Melihat raut wajah Aruna yang terlihat kesal, ia seolah mengerti apa yang keponakannya itu pikirkan.

Sementara Aruna, raut wajahnya berubah seketika, saat mendengar sang Bibi berucap. Alisnya sontak langs
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 35. Finally Married

    "Siang," ucap Nathan saat memasuki kamar di mana Aruna dirawat. Pandangan Aruna pun langsung beralih pada Nathan. Orang yang ia tunggu sejak tadi akhirnya datang juga."Akhirnya kamu datang juga," sahut Nila yang sedang menyuapi Aruna."Kenapa? Dia berbuat nekat lagi?" tanya Nathan berjalan menghampiri ranjang hingga akhirnya berdiri di samping Aruna."Enggak, dari tadi ada yang nungguin kamu soalnya," ucap Nila tersenyum. Aruna yang merasa ucapan itu tertuju padanya mengernyitkan dahi. "Bibi tau ya! Dari tadi kamu nungguin Nathan datang, kan? Mata kamu dari tadi terus melihat ke arah pintu seperti menunggu orang datang, memangnya Bibi gak tau apa!""Aaahhh, jadi kamu menunggu aku, Sayang?" tanya Nathan seraya tersenyum dan mengelus lembut kepala Aruna."Apaan? Enggak, ya! Dari tadi aku tuh liat dokter mau ke sini atau enggak! Bukan nunggu kamu!" jawab Aruna dengan nada yang ketus dan berdusta karena faktanya, sejak tadi ia memang menunggu kedatangan Nathan. Tapi tidak mungkin kan

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 36. Satu Kamar Bersama

    Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Aruna dan Nathan memasuki sebuah kamar hotel yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk pengantin. Raut wajah Aruna begitu takjub melihat kemewahannya, kagetnya sama seperti tadi saat ia memasuki ballroom hotel."Bagaimana? Kamu suka sama kamarnya?" tanya Nathan dengan seulas senyum di bibir pada wanita yang kini sudah berstatus sebagai istrinya."Suka," jawab Aruna dengan nada datar, "Jujur saja kamarnya bagus, rapi dan terkesan romantis juga." Senyuman semakin mengembang di bibir Nathan saat mendengar Aruna berucap."Tapi ...." "Tapi apa?" tanya Nathan."Jangan berharap lebih dan jangan berpikir yang aneh-aneh. Jangan harap malam ini kita bisa seperti para pengantin pada umumnya!" ucap Aruna lagi dengan kedua tangan yang terlipat di bawah dada, "Aku masih trauma! Aku takut! Sakitnya masih kebayang sampe sekarang! Kamu jangan marah dan jangan berani menyalahkan aku. Kalau kamu mau nyalahin, salahin aja diri kamu sendiri. Orang semua gara

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 37. Menempel?

    Beberapa hari kemudian. Aruna membuang napas dengan sangat kasar, matanya melihat ke arah samping. Melihat ramainya jalanan kota. Nathan yang mendengar Aruna membuang napas yang terasa berat itu sontak langsung menoleh, melihat ke arah Aruna yang terduduk di sampingnya dengan mata yang sesekali melihat lurus ke arah jalanan karena ia sedang menyetir."Kenapa?" tanya Nathan."Aku pikir setelah menikah denganmu aku bisa hidup dengan nyaman santai di rumah tanpa beban pikiran dan menikmati hidup. Dan sekarang apa? Kamu malah memaksaku untuk tetap ikut ke perusahaan," jawab Aruna dengan mata yang masih tetap pada jalanan."Selain karena cinta, aku menikahi kamu karena ingin melihatmu selama 24 jam. Agar kamu selalu dalam pandanganku. Mau tau kenapa? Karena aku takut nanti kamu kembali nekat lagi tapi aku tidak tahu dan terlambat menyelamatkanmu. Waktu itu aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk datang tepat waktu ke apartemen. Coba kalau waktu itu aku gak datang, mungkin sekarang aku sed

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 38. Cerai?

    "Kamu ini ternyata memang perempuan ular! Ucapanmu juga sama sekali tidak bisa di percaya!" Aruna sontak langsung beranjak dari duduknya dan berdiri tegak. "Jaga ucapanmu! Aku tidak seperti itu!" ucap Aruna membela diri."Terus umpatan apa yang pas untukmu, huh?" tanya Della dengan mata yang memicing dan raut wajah yang sangat kesal. Tadi, saat melihat Nathan pergi dan terlihat berjalan ke arah ruang meeting, Della langsung berlari cepat dan langsung memasuki ruangan Nathan. "Katamu kamu akan membuatku dan Nathan menikah, tapi apa yang terjadi sekarang? Malah kamu yang menikahi dia!" lanjut Della lagi mengeluarkan isi hatinya yang begitu sangat kesal. "Aku menikah dengan Nathan juga semua karena kamu! Sudah aku bilang untuk stand by agar saat aku menghubungimu, kamu bisa segera langsung datang ke kamar hotel. Tapi apa yang terjadi? Berkali-kali aku menelfonmu tapi sama sekali tidak diangkat! Padahal saat itu aku sudah berhasil membuat Nathan mabuk parah dan bahkan sudah memesan kama

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 39. Selingkuh?

    Setelah Nathan keluar dari ruangan, Aruna mulai bingung harus bagaimana. Ia tidak diusir seperti Della dan Nathan juga tidak memarahinya habis-habisan. Membuat Aruna kebingungan harus berbuat apa. Jika pergi, ia harus pergi kemana? Pulang ke rumahnya? Ibunya pasti akan banyak bertanya dan yang ada ia malah kembali di umpat lagi. Sang ibu juga pasti akan memarahinya habis-habisan jika tahu apa yang ia lakukan dan apa yang terjadi. Kemudian, apa ia harus pergi melarikan diri? Melarikan diri kemana? Ia juga tidak mungkin meninggalkan bibinya."Haruskah aku meminta maaf?" gumam Aruna. Namun setelahnya dia menggelengkan kepalanya, "Enggak! Enak saja minta maaf. Dulu dia juga tidak langsung minta maaf dan tidak peduli. Terus kenapa sekarang aku harus meminta maaf? Untuk sementara aku ikuti saja alurnya," gumam Aruna. Mata Aruna kembali melihat ke arah TV yang menyala lagi, walau terlihat fokus menonton, tetapi hati dan pikirannya sama sekali tidak tenang dan begitu berkecamuk.**Tak be

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 40. Rencana Untuk Aruna

    Flashback.Nathan keluar dari ruang kerjanya dengan perasaan yang kesal setelah mengetahui fakta jika malam dimana ia mabuk adalah rencana Aruna yang ingin menjebaknya bermalam dengan Della. Ia sama sekali tidak menyangka jika Aruna akan melakukan hal sekejam itu padanya.Selama meeting berlangsung, Nathan sama sekali tidak fokus dan pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan di ruang meeting, akhirnya diambil alih oleh Devian."Kenapa?" tanya Devian setelah meeting selesai dan kini hanya tinggal dirinya dan Nathan lah yang berada di ruang meeting.Nathan menaruh kedua telapak tangan yang terkepal di kening dengan siku yang bertumpu pada meja. "Aku sedang stress!" jawab Nathan."Stress kenapa?" tanya Devian penasaran, "Perasaan tadi baik-baik saja." "Aruna ternyata berniat menjebakku!" jawab Nathan."Menjebak? Maksudnya bagaimana?" tanya Devian tak mengerti.Nathan lantas langsung menatap Devian dsn langsung menceritakan kebenaran yang baru saja dia dengar tadi. Ia menceritakannya dengan r

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 41. Mengikuti Keinginanmu

    Aruna langsung terduduk tegak saat mendengar suara pintu yang dibuka. Sejak tadi ia sama sekali tidak fokus dan memikirkan Nathan dan juga Della. Kenapa bisa mereka duduk bersama di kantin perusahaan. Bukankah Nathan sangat marah pada Della? Lantas kenapa pria itu berada di satu meja yang sama dengan Della? Apa yang mereka bicarakan?" Begitu melihat Nathan yang baru saja masuk pulang dari kantor, Aruna langsung mendekati Nathan dan berkata, "Bukannya si Della itu kemarin sudah kamu pecat? Kenapa tadi siang kalian berada di meja yang sama di kantin perusahaan. Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Aruna to the point saat sudah berdiri satu langkah di depan Nathan.Alis Nathan sontak langsung bertaut. Ia pikir Aruna akan bersikap cuek tak peduli, siapa sangka jika wanita itu malah langsung bertanya detik itu juga. Padahal ia baru saja masuk ke dalam rumah, tapi sudah langsung mendapatkan pertanyaan yang ia pikir tak semudah itu mendapatkannya.Nathan bersikap datar, raut wajah kaget

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 42. Kecupan Tanda Cinta

    "Berani masuk lagi, aku tidak akan pernah mau bicara lagi dengan kamu selamanya!"Aruna yang mendengar Nathan berbicara demikian itu sontak langsung menghentikan langkah tak jadi masuk ke club malam, ia berbalik badan menatap Nathan dengan bibirnya yang mengerucut kesal. Ia lalu berjalan menghampiri Nathan dan mengatakan, "Dasar menyebalkan! Aku benci sama kamu!" ucap Aruna dengan nada yang ketus kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Nathan mengatupkan bibir ingin tersenyum. Ia kesal bukan main, tapi melihat Aruna yang lebih memilih masuk ke mobilnya setelah ia ancam, membuatnya semakin yakin jika wanita itu memang mencintainya.Sekuat tenaga Nathan tahan senyum di bibirnya, ia memasang raut wajah yang datar kemudian menutup pintu mobil dimana Aruna terduduk. Lalu berjalan ke arah pintu mobil pengemudi. Begitu masuk, ia melihat Aruna yang terlihat kesal. Terlihat dari raut wajah dengan bibir yang maju, mata menyipit tajam melihat lurus ke depan dan kedua tangan yang terlipat di ba

Bab terbaru

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 46. Mengakhiri Hubungan

    Dahi Aruna mengernyit saat melihat Nathan yang masih tertidur dan belum bersiap padahal jam di dinding kamar sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Padahal biasanya pukul 7 pria itu sudah berada di ruang makan tetapi sekarang masih terpejam."Nathan? Kamu gak akan ke kantor?" tanya Aruna yang baru saja keluar dari kamar mandi baru saja selesai membersihkan tubuh. "Enggak, kamu kan lagi sakit, masa aku ninggalin kamu," jawab Nathan dengan mata yang masih terpejam. Dahi Nathan dengan seketika mengernyit. "Aku gak sakit, aku sehat," jawab Aruna. "Kaki kamu, Sayang," jawab Nathan membuka mata melihat Aruna yang tengah berdiri di samping ranjang dengan tubuh yang hanya tertutup kain handuk saja. Membuat matanya langsung terbuka sempurna. "Kaki aku udah gak pa-pa, udah sana mandi dan pergi ke kantor!" "Gak mau," jawab Nathan, "Aku mau di rumah aja." "Kamu harus ke kantor!" Nathan mendengus. "Kenapa kamu maksa aku pergi ke kantor? Kamu gak mau liat aku di rumah? Kamu tuh sebenernya cinta ngga

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 45. Mengakhiri

    Nathan menelan salivanya saat mendengar dering ponsel panggilan tersambung dari ponsel sang istri. Hingga akhirnya ....[Halo? Na?]"Halo, Mas?" [Beneran kamu? Ini aku beneran gak mimpi? Kamu telfon aku? Ada ap—]Pip! Nathan langsung mengambil ponsel milik Aruna dan langsung mematikan sambungan teleponnya itu sepihak saat mendengar suara seorang pria yang suaranya nampak terdengar sangat antusias saat Aruna menelponnya."Apa-apaan sih kamu?" "Siapa laki-laki ini?" tanya Nathan pada Aruna. Dia menatap Aruna sebentar, kemudian pandangannya melihat lurus pada jalanan lagi.Aruna duduk bersandar dengan kedua tangan yang terlipat di bawah dada. Matanya melihat lurus dan bibirnya tersenyum smirk. "Orang yang pernah datang ke club malam," jawab Aruna, "Dia pengusaha sama sepertimu. Namanya Jean, usianya 29 tahun dan dia dua kali melamarku. Dia tahu dengan jelas bagaimana kehidupan aku, kenapa aku bisa bekerja di club malam dan juga tahu bagaimana aku menjalani hidup. Dua tahun lebih kami

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 44. Tiga Kali Mendapatkan Lamaran

    "Kamu mau ikut ke kantor nggak hari ini?" tanya Nathan yang kini sedang terduduk di tepi ranjang seraya memakai kaos bajunya. Aruna diam sejenak, berpikir haruskah ia ikut? Ia ingin sekali pergi ke kantor untuk memperingati Della agar jangan mendekati suaminya lagi. Tetapi, ia masih sangat kesal pada Nathan karena tadi pria itu malah menjawab panggilan masuk dari Della.Karena tak mendengar jawaban dari sang istri, Nathan sontak langsung menoleh ke arah Aruna yang masih terbaring. "Kok malah diem? Mau ikut enggak? Atau mau di rumah saja ingin bersantai seperti keinginan kamu?" tanya Nathan."Tidak tahu! Akan kupikirkan dulu," jawab Aruna. Ia lantas ingin beranjak dari baringannya dengan terduduk, ia juga memegang selimut untuk menutupi dadanya. Namun, saat ia menggerakkan kaki, pergelangan kakinya tiba-tiba saja terasa begitu sangat nyeri untuk bergerak. "Aauuwhhh ... ssshhhh ...." "Kenapa?" tanya Nathan. "Gak tau, kakiku sakit banget," jawab Aruna, ia lantas menarik selimutnya sam

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 43. Cemburu

    "Apa sekarang masih belum percaya juga?" tanya Aruna setelah melepas ciumannya. "Be—lum," jawab Nathan sedikit gugup karena jujur saja ia masih sangat kaget dan speechless. Ini kali pertama ia dan Aruna bersentuhan sejauh itu dalam keadaan yang sadar dan tak hilang akal.Aruna memegang pergelangan tangan Nathan dan berjalan ke arah kamar tamu yang berada tak jauh dari tangga. Kakinya masih terasa nyeri untuk di pakai berjalan, jadi ia membawa Nathan ke kamar yang dekat."Mau kemana? Mau ngapain? Aku sudah tel—""Ssssttt!" Aruna meminta Nathan untuk diam jangan bicara. Tak lama kemudian, mereka akhirnya sudah berada di dalam kamar. Dahi Nathan dengan seketika mengernyit bingung. Kenapa Aruna membawanya ke kamar tamu? Apalagi yang ingin wanita itu lakukan."Mau ngapain kita di sini?" tanya Nathan.Bukannya menjawab, Aruna malah mendorong pelan tubuh Nathan hingga terduduk di tepi ranjang. Membuat Nathan semakin kebingungan. "Mau apa ini? Ngapain kita ke sini?" Aruna tak menjawab, ia

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 42. Kecupan Tanda Cinta

    "Berani masuk lagi, aku tidak akan pernah mau bicara lagi dengan kamu selamanya!"Aruna yang mendengar Nathan berbicara demikian itu sontak langsung menghentikan langkah tak jadi masuk ke club malam, ia berbalik badan menatap Nathan dengan bibirnya yang mengerucut kesal. Ia lalu berjalan menghampiri Nathan dan mengatakan, "Dasar menyebalkan! Aku benci sama kamu!" ucap Aruna dengan nada yang ketus kemudian langsung masuk ke dalam mobil. Nathan mengatupkan bibir ingin tersenyum. Ia kesal bukan main, tapi melihat Aruna yang lebih memilih masuk ke mobilnya setelah ia ancam, membuatnya semakin yakin jika wanita itu memang mencintainya.Sekuat tenaga Nathan tahan senyum di bibirnya, ia memasang raut wajah yang datar kemudian menutup pintu mobil dimana Aruna terduduk. Lalu berjalan ke arah pintu mobil pengemudi. Begitu masuk, ia melihat Aruna yang terlihat kesal. Terlihat dari raut wajah dengan bibir yang maju, mata menyipit tajam melihat lurus ke depan dan kedua tangan yang terlipat di ba

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 41. Mengikuti Keinginanmu

    Aruna langsung terduduk tegak saat mendengar suara pintu yang dibuka. Sejak tadi ia sama sekali tidak fokus dan memikirkan Nathan dan juga Della. Kenapa bisa mereka duduk bersama di kantin perusahaan. Bukankah Nathan sangat marah pada Della? Lantas kenapa pria itu berada di satu meja yang sama dengan Della? Apa yang mereka bicarakan?" Begitu melihat Nathan yang baru saja masuk pulang dari kantor, Aruna langsung mendekati Nathan dan berkata, "Bukannya si Della itu kemarin sudah kamu pecat? Kenapa tadi siang kalian berada di meja yang sama di kantin perusahaan. Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Aruna to the point saat sudah berdiri satu langkah di depan Nathan.Alis Nathan sontak langsung bertaut. Ia pikir Aruna akan bersikap cuek tak peduli, siapa sangka jika wanita itu malah langsung bertanya detik itu juga. Padahal ia baru saja masuk ke dalam rumah, tapi sudah langsung mendapatkan pertanyaan yang ia pikir tak semudah itu mendapatkannya.Nathan bersikap datar, raut wajah kaget

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 40. Rencana Untuk Aruna

    Flashback.Nathan keluar dari ruang kerjanya dengan perasaan yang kesal setelah mengetahui fakta jika malam dimana ia mabuk adalah rencana Aruna yang ingin menjebaknya bermalam dengan Della. Ia sama sekali tidak menyangka jika Aruna akan melakukan hal sekejam itu padanya.Selama meeting berlangsung, Nathan sama sekali tidak fokus dan pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan di ruang meeting, akhirnya diambil alih oleh Devian."Kenapa?" tanya Devian setelah meeting selesai dan kini hanya tinggal dirinya dan Nathan lah yang berada di ruang meeting.Nathan menaruh kedua telapak tangan yang terkepal di kening dengan siku yang bertumpu pada meja. "Aku sedang stress!" jawab Nathan."Stress kenapa?" tanya Devian penasaran, "Perasaan tadi baik-baik saja." "Aruna ternyata berniat menjebakku!" jawab Nathan."Menjebak? Maksudnya bagaimana?" tanya Devian tak mengerti.Nathan lantas langsung menatap Devian dsn langsung menceritakan kebenaran yang baru saja dia dengar tadi. Ia menceritakannya dengan r

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 39. Selingkuh?

    Setelah Nathan keluar dari ruangan, Aruna mulai bingung harus bagaimana. Ia tidak diusir seperti Della dan Nathan juga tidak memarahinya habis-habisan. Membuat Aruna kebingungan harus berbuat apa. Jika pergi, ia harus pergi kemana? Pulang ke rumahnya? Ibunya pasti akan banyak bertanya dan yang ada ia malah kembali di umpat lagi. Sang ibu juga pasti akan memarahinya habis-habisan jika tahu apa yang ia lakukan dan apa yang terjadi. Kemudian, apa ia harus pergi melarikan diri? Melarikan diri kemana? Ia juga tidak mungkin meninggalkan bibinya."Haruskah aku meminta maaf?" gumam Aruna. Namun setelahnya dia menggelengkan kepalanya, "Enggak! Enak saja minta maaf. Dulu dia juga tidak langsung minta maaf dan tidak peduli. Terus kenapa sekarang aku harus meminta maaf? Untuk sementara aku ikuti saja alurnya," gumam Aruna. Mata Aruna kembali melihat ke arah TV yang menyala lagi, walau terlihat fokus menonton, tetapi hati dan pikirannya sama sekali tidak tenang dan begitu berkecamuk.**Tak be

  • Dendamku Pada CEO Berujung Pelaminan    Bab 38. Cerai?

    "Kamu ini ternyata memang perempuan ular! Ucapanmu juga sama sekali tidak bisa di percaya!" Aruna sontak langsung beranjak dari duduknya dan berdiri tegak. "Jaga ucapanmu! Aku tidak seperti itu!" ucap Aruna membela diri."Terus umpatan apa yang pas untukmu, huh?" tanya Della dengan mata yang memicing dan raut wajah yang sangat kesal. Tadi, saat melihat Nathan pergi dan terlihat berjalan ke arah ruang meeting, Della langsung berlari cepat dan langsung memasuki ruangan Nathan. "Katamu kamu akan membuatku dan Nathan menikah, tapi apa yang terjadi sekarang? Malah kamu yang menikahi dia!" lanjut Della lagi mengeluarkan isi hatinya yang begitu sangat kesal. "Aku menikah dengan Nathan juga semua karena kamu! Sudah aku bilang untuk stand by agar saat aku menghubungimu, kamu bisa segera langsung datang ke kamar hotel. Tapi apa yang terjadi? Berkali-kali aku menelfonmu tapi sama sekali tidak diangkat! Padahal saat itu aku sudah berhasil membuat Nathan mabuk parah dan bahkan sudah memesan kama

DMCA.com Protection Status