Share

Bab 22. Simpanan Om-om

"Tumben kamu siang-siang begini keluyuran," ucap Desi saat Aruna baru saja masuk rumah, "Pelangganmu menginginkan di siang hari? Uangnya banyak atau tidak?" tanya Desi lagi.

Aruna mendengus kesal. "Bisa gak sih, Bu, sekali aja hargai aku. Aku capek loh dikatai terus sama Ibu, aku ini sebenernya anak ibu atau bukan? Katanya binatang buas pun menyayangi anaknya, terus kenapa aku tidak mendapatkan kasih sayang seperti anak hewan yang disayangi ibunya? Apa karena aku terlahir tanpa hubungan yang sah? Karena ibu marah pria sialan itu meninggalkan Ibu? Kalau begitu kenapa ibu tidak marah saja pada dia? Kenapa harus aku?" tanya Aruna.

Desi diam tak menjawab ucapan Aruna.

"Dan kenapa harus aku yang jadi bahan pelampiasan rasa sakit ibu? Yang melakukan kesalahan kan Ibu, bukan aku! Kalau mau nyalahin tuh ya salahin diri sendiri, kenapa mau-mau saja di sentuh oleh pria brengsek. Kenapa dulu malah mengobral tubuh secara gratis pada seorang pria! Jadi salahkan diri Ibu yang tidak bisa menjaga ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status