Share

Bab 13

Penulis: Eclipse Draven
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 14:32:33

Malam itu, langit di Velmont City tampak gelap, seolah-olah mengingatkan pada rahasia yang tersembunyi dalam kehidupan kota ini. Ayla berdiri di balkon apartemen Dimitri, menatap lampu kota yang berkelap-kelip di kejauhan. Angin malam berhembus lembut, tetapi hati Ayla dipenuhi dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan. Keputusan yang ia buat tadi—untuk bergabung dalam dunia Dimitri—bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Tetapi setiap detik dalam pertemuan itu, sesuatu di dalam dirinya berubah. Sesuatu yang membuatnya merasa lebih hidup, lebih berani, meski dunia yang akan ia masuki penuh dengan bahaya.

Dimitri muncul di belakangnya, langkahnya tanpa suara, begitu khas. Dia berdiri di samping Ayla, tubuhnya menyatu dengan bayang-bayang malam yang kelam. “Malam ini, kita akan bertemu dengan seseorang yang bisa membantu kita,” katanya dengan nada yang tidak bisa dibaca. “Aku ingin kamu mengenalnya.”

Ayla menoleh, mencari tanda-tanda ekspresi dalam wajah Dimitri yang sulit dibaca. “Si
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dendam Sang Primadona   Bab 14

    Keheningan yang menyelubungi ruang kerja Dimitri terasa semakin pekat. Ayla duduk di kursi kulit hitam, jari-jarinya menyentuh meja kayu yang halus, matanya mengikuti pergerakan tangan Dimitri yang sibuk menyusun berkas. Suara detak jam dinding yang terpasang di sudut ruangan semakin keras, seolah mengingatkan pada waktu yang terus berjalan, dan bahwa keputusan besar sedang diambil.Dimitri berbalik, menghadap Ayla dengan ekspresi yang lebih serius dari biasanya. “Rencana kita sudah berjalan, Ayla. Tapi aku harus jujur padamu—ini tidak akan mudah.”Ayla menatapnya, mencoba menyaring kata-katanya. Dunia yang Dimitri ajak ia masuki kini terasa semakin berat, penuh dengan jebakan dan potensi kehancuran. Namun di sisi lain, ada daya tarik yang tak bisa ia pungkiri, dorongan untuk lebih maju, lebih kuat. “Aku tahu,” jawabnya pelan, matanya menatap lurus pada Dimitri. “Tapi aku sudah siap.”Dimitri menarik napas dalam-dalam. “Kau akan diuji lebih dari yang kau bayangkan. Ini bukan hanya ten

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Dendam Sang Primadona   Bab 15

    Pagi menjelang, namun ketegangan yang menyelimuti ruang VIP itu masih terasa nyata. Ayla duduk di kursi empuk, memandang ke luar jendela besar yang memberikan pandangan jelas ke Velmont City yang sibuk. Kota ini, dengan segala kemewahannya, seolah tidak pernah tidur. Namun bagi Ayla, dunia di luar sana tidak lebih dari bayang-bayang. Dunia nyata, yang penuh dengan pengkhianatan dan ambisi, ada di sini, dalam kamar ini, bersama Dimitri dan Ivy.Ivy baru saja meninggalkan ruangan dengan janji akan memberikan informasi yang sangat mereka butuhkan. Namun, ada perasaan tidak nyaman yang menghantui Ayla—sebuah firasat bahwa ada lebih banyak yang tersembunyi di balik kata-kata Ivy. Setiap detik berlalu, Ayla merasa semakin terperangkap dalam permainan yang lebih besar dari yang bisa ia bayangkan.Dimitri duduk di kursi yang berseberangan dengan Ayla, menatap layar ponselnya. Wajahnya tampak tenang, namun Ayla tahu betul bahwa dibalik ketenangan itu ada perhitungan yang tajam. Ia tahu, Dimitr

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • Dendam Sang Primadona   Bab 16

    Ayla merasakan denyut jantungnya semakin cepat saat suasana di sekitar mereka semakin mencekam. Restoran mewah yang sebelumnya terasa penuh dengan keanggunan, kini berubah menjadi tempat yang penuh dengan ketegangan. Di meja yang terbuat dari kayu hitam, dua orang pria itu—Dimitri dan Gabriel—seakan terlibat dalam permainan catur yang penuh dengan intrik dan jebakan, sementara Ayla hanya bisa berdiri di pinggir, menjadi saksi dari taktik dan permainan licik yang terjadi di dunia yang tidak pernah ia pilih.Ketegangan itu tidak hanya terasa di antara mereka, tetapi juga dalam dirinya sendiri. Ayla semakin merasa terjebak dalam jaringan tak terlihat ini—sebuah permainan yang memanfaatkan setiap emosi, setiap keputusan, bahkan setiap langkah kecil yang diambil. Dunia yang mengelilinginya semakin tampak mengerikan dan rumit, namun di sisi lain, ada sesuatu yang lebih kuat menarik hatinya: Dimitri.Sesuatu dalam diri Dimitri membuatnya tidak bisa menarik diri. Bukan hanya karena mereka mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Dendam Sang Primadona   Bab 17

    Malam itu semakin larut, tetapi udara di restoran mewah yang mereka tempati terasa semakin berat. Suara gelas beradu samar-samar terdengar dari meja lain, namun bagi Ayla, seolah seluruh ruangan telah berhenti bernapas. Gabriel Delgado, dengan senyum sinisnya yang penuh teka-teki, baru saja mengungkapkan rahasia gelap tentang keluarga Carlisle yang membuat semua rencana Ayla dan Dimitri terasa goyah. Namun, Gabriel tidak berhenti di situ.“Aku tahu kalian ingin menghancurkan Carlisle,” ucap Gabriel, memainkan cincin perak di jari manisnya dengan sikap santai yang bertentangan dengan ketegangan di matanya. “Tapi untuk melakukannya, kalian harus menghadapi lebih dari sekadar Leon. Keluarga Carlisle bukan hanya bisnis, mereka adalah sistem. Dan sistem itu memiliki akar yang dalam.”Ayla merasa hatinya tenggelam. Setiap kata Gabriel terasa seperti belati yang perlahan menusuk keyakinannya. Selama ini, ia mengira bisa menggunakan kekuatan Dimitri untuk meruntuhkan Leon dan keluarganya, tet

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Dendam Sang Primadona   Bab 18

    Pagi di Velmont City menyapa dengan cahaya keemasan yang memantul dari gedung-gedung pencakar langit. Tapi di dalam The Elysian Tower, suasana terasa jauh dari hangat. Ayla duduk di meja besar ruang rapat Velasquez Corporation, pandangannya tertuju pada berkas-berkas yang Dimitri sodorkan tadi pagi."Ini adalah langkah pertama kita," ucap Dimitri, nada suaranya tajam seperti biasa. "Semua transaksi gelap Carlisle ada di dalam ini. Kita mulai dengan menghancurkan basis keuangan mereka."Ayla membaca dokumen itu dengan saksama. Setiap lembar adalah bukti korupsi, pencucian uang, dan manipulasi bisnis yang dilakukan keluarga Carlisle selama bertahun-tahun. Namun, di balik angka-angka itu, ia bisa merasakan risiko besar yang akan mereka ambil."Kita bisa menjatuhkan mereka dengan ini," kata Ayla pelan, matanya berkilat penuh keyakinan. Tapi kemudian ia menambahkan, "Tapi ini juga bisa membahayakan kita. Jika bukti ini jatuh ke tangan yang salah—""Itu tugas kita untuk memastikan hal itu t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dendam Sang Primadona   Bab 19

    Velmont City yang megah mulai diguyur hujan deras. Langit kelabu memantulkan suasana hati Ayla yang tengah berkecamuk. Hari itu, Ayla kembali duduk di sudut ruang kantornya di The Elysian Tower. Di tangannya, sebuah amplop cokelat yang baru saja tiba dari seseorang tanpa identitas.Ia membuka amplop itu dengan hati-hati, lalu menarik isinya. Foto-foto Leon bersama seorang wanita berambut panjang tampak memenuhi setiap bingkai. Di beberapa foto, Leon terlihat memberikan sebuah cincin berlian kepada wanita itu.“Pertunangan?” Ayla bergumam, dahinya mengerut.Sebelum ia sempat merenungkan lebih jauh, Dimitri memasuki ruangannya dengan langkah cepat, membawa aura dingin yang tak pernah gagal menguasai ruangan."Apa itu?" tanyanya, melirik amplop di tangan Ayla.“Foto Leon. Tampaknya dia bertunangan dengan seseorang,” Ayla menjawab, menyerahkan foto-foto itu kepada Dimitri.Dimitri mengamati foto-foto tersebut dengan saksama, ekspresinya tetap dingin. "Itu salah satu taktik mereka. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Dendam Sang Primadona   Bab 20

    Hujan telah reda, tetapi udara di Velmont City masih menyisakan dingin yang menusuk tulang. Ayla berdiri di luar sebuah restoran kelas atas di kawasan pusat kota. Di tangannya, sebuah ponsel bergetar dengan pesan terakhir dari Ivy: “Kita bertemu di sini. Sendiri.”Ayla tidak tahu apakah ini perangkap atau justru kesempatan. Namun, ia memutuskan untuk menghadapi Ivy. Jika wanita itu punya jawaban atas kebingungan yang berkecamuk di benaknya, maka Ayla harus mengambil risiko.Saat Ayla memasuki restoran, seorang pelayan membimbingnya ke meja di sudut ruangan. Ivy Larchmont sudah menunggu di sana, mengenakan gaun satin hitam yang membingkai tubuhnya dengan sempurna. Senyum tipis terlukis di wajah Ivy, tetapi tidak ada kehangatan di sana."Ayla Reynard," Ivy menyapa dengan suara selembut belati yang siap menancap."Ivy," jawab Ayla sambil duduk. Tatapan Ayla tajam, tetapi ia berusaha menjaga emosinya tetap netral.“Berani sekali kau datang menemuiku. Tidak takut Dimitri tahu?” Ivy bertany

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Dendam Sang Primadona   Bab 21

    Ayla berdiri di ambang jendela apartemennya, memandang keluar ke Velmont City yang bercahaya dalam gelapnya malam. Dokumen yang Ivy tinggalkan tergeletak di meja di belakangnya, menjadi pengingat bahwa dunia yang baru ia masuki ini bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga penuh jebakan.Tatapan Dimitri sebelum ia pergi tadi masih terngiang di benaknya—campuran antara peringatan, kepercayaan, dan rasa sakit yang tersimpan rapi di balik topeng pria yang selama ini ia kenal sebagai sosok tak terkalahkan.Ayla menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir kebimbangan yang semakin menggigit hatinya. Apakah Dimitri benar-benar seseorang yang bisa ia percayai? Atau Ivy sebenarnya memberinya alat untuk mengendalikan situasi ini?Setelah beberapa saat, ia mengambil keputusan. Langkah berikutnya bukanlah soal siapa yang ia percayai, tetapi bagaimana ia memastikan dirinya tidak menjadi korban dari permainan ini.Pagi berikutnya, Ayla melangkah ke dalam The Elysian Tower, gedung megah yang menjadi s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Dendam Sang Primadona   Bab 62

    Ayla menyesap anggurnya perlahan, membiarkan rasa manis bercampur pahit mengalir di lidahnya. Malam di penthouse terasa lebih sunyi daripada biasanya, padahal pikirannya dipenuhi suara-suara.Pertemuan dengan Gabriel masih mengganggu benaknya. Ia tahu laki-laki itu bukan sekadar musuh biasa. Gabriel licik, manipulatif, dan yang lebih berbahaya—ia memiliki kesabaran seorang predator.Dimitri duduk di seberangnya, matanya tajam memperhatikannya.“Apa yang ada di kepalamu?” tanyanya.Ayla mengangkat bahu. “Kita harus berpikir lebih jauh. Gabriel bukan seseorang yang bermain tanpa rencana cadangan.”Dimitri menyandarkan tubuhnya ke kursi, bibirnya tertarik ke samping. “Aku tahu. Itu sebabnya kita harus bergerak sebelum dia sempat menjalankan rencananya.”Ayla menatapnya dalam-dalam. “Dan bagaimana caramu melakukannya?”Dimitri tersenyum tipis. “Dengan cara yang Gabriel tidak akan duga.”Ayla tidak bertanya lebih lanjut. Ia tahu Dimitri tidak akan berbicara kecuali ia sudah benar-benar sia

  • Dendam Sang Primadona   Bab 61

    Malam mulai merayap di Velmont City ketika Ayla dan Dimitri melangkah keluar dari The Elysian Tower. Mobil hitam dengan kaca gelap sudah menunggu di depan lobi, supir pribadi Dimitri segera membukakan pintu untuk mereka.Ayla masuk lebih dulu, lalu Dimitri menyusul, duduk di sampingnya dengan sikap tenang yang nyaris menakutkan. Ia mengenakan setelan hitam tanpa cela, aura dinginnya semakin kuat di bawah lampu kota yang berpendar melalui jendela.“Kita akan menemui Gabriel di mana?” tanya Ayla setelah beberapa saat hening.Dimitri melirik jam tangannya. “Club Noir. Aku ingin bertemu dengannya di tempat yang cukup terbuka, tapi masih dalam kendaliku.”Ayla tersenyum miring. “Jadi, jika dia mencoba sesuatu, kau sudah menyiapkan segalanya?”Dimitri menoleh padanya dengan tatapan penuh arti. “Tentu saja.”Ayla mengerti maksudnya. Club Noir adalah salah satu tempat yang dikuasai Dimitri sepenuhnya. Jika Gabriel mencoba sesuatu, dia hanya akan masuk ke dalam jebakan yang lebih besar.Saat m

  • Dendam Sang Primadona   Bab 60

    Malam itu, Velmont City masih dipenuhi cahaya gemerlap dari gedung pencakar langit, tetapi di balik kemewahan itu, perang bayangan sedang berlangsung.Ayla duduk di dalam ruang pertemuan pribadi di The Elysian Tower, diapit oleh Dimitri dan Victor. Di hadapan mereka, layar besar menampilkan laporan terbaru tentang langkah yang diambil Gabriel dan Eleanor Carlisle."Kita tidak bisa membiarkan mereka terus bergerak tanpa perlawanan," kata Ayla, suaranya tegas. "Gabriel jelas mencoba menjebak Dimitri, dan Eleanor berusaha menghancurkan Reynard Holdings dari dalam."Victor menyilangkan tangan di dadanya. "Kabar baiknya, kita sudah tahu kelemahan mereka."Dimitri menatap layar itu dengan tatapan tajam. "Kita perlu lebih dari sekadar serangan balik. Kita harus memastikan pukulan kita cukup keras agar mereka tidak bisa bangkit lagi."Ayla menoleh ke arah Dimitri. "Kau punya rencana?"Dimitri menyeringai tipis. "Tentu saja."Di sisi lain kota, Eleanor duduk di ruang kerja pribadinya di Rosewo

  • Dendam Sang Primadona   Bab 59

    Malam di Velmont City terasa lebih dingin dari biasanya. Langit yang gelap tanpa bintang seolah menjadi pertanda akan datangnya badai yang lebih besar. Di sebuah ruangan tersembunyi di The Elysian Tower, Ayla berdiri di depan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota."Apa rencanamu selanjutnya?" suara Dimitri terdengar dari belakangnya.Ayla tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati ketenangan sesaat sebelum melangkah lebih jauh dalam permainan yang ia mulai."Eleanor sudah bergerak," katanya akhirnya. "Dia pasti tidak akan tinggal diam setelah skandal itu meledak di media."Dimitri mendekat, berdiri di sampingnya. "Dan Gabriel sudah menaruh perhatian penuh padaku."Ayla menoleh, matanya bertemu dengan tatapan tajam Dimitri. "Itu yang kita inginkan, bukan?"Dimitri tersenyum miring. "Ya. Tapi aku ingin memastikan kau tetap aman dalam prosesnya."Ayla mendengus pelan. "Aku bisa menjaga diriku sendiri, Dimitri."Dimitri mengangkat alis. "Tetap saja, aku t

  • Dendam Sang Primadona   Bab 58

    Langit malam di Velmont City tampak kelam, seperti menyerap ketegangan yang sedang memuncak di kota itu. Di sebuah gedung tua yang berfungsi sebagai markas sementara Reynard Holdings, Ayla duduk di depan layar komputer dengan ekspresi dingin.Di sampingnya, Victor Moretti berdiri dengan tangan bersedekap. “Data ini cukup untuk menyeret Carlisle Industries ke dalam lubang neraka.”Ayla menatap layar, di mana bukti-bukti tentang penggelapan dana dan korupsi di perusahaan keluarga Leon terpampang jelas. Ini bukan hanya skandal bisnis biasa, ini adalah sesuatu yang bisa menghancurkan reputasi dan stabilitas mereka secara permanen.“Kita rilis secara bertahap,” ujar Ayla mantap. “Jika kita langsung menjatuhkan semuanya, mereka akan punya kesempatan untuk menutupi jejak.”Victor menyeringai. “Kau memang punya otak yang tajam.”Ayla tidak menanggapi. Matanya tetap fokus pada rencana yang sudah ia susun dengan cermat. Eleanor sudah melampaui batas, dan kal

  • Dendam Sang Primadona   Bab 57

    Ayla berdiri di balkon, tubuhnya kaku saat menyaksikan kobaran api melalap salah satu gedung afiliasi Reynard Holdings. Asap hitam membubung ke langit, suara sirene pemadam kebakaran menggema di udara.Jantungnya berdebar kencang, bukan karena takut—tapi karena amarah yang mendidih. Eleanor telah melangkah terlalu jauh.Ponselnya masih berada di genggamannya, suara Eleanor terdengar lagi di ujung sana, penuh kemenangan.“Apa kau masih di sana, Ayla?”Ayla mengepalkan tangan. “Kau baru saja menandatangani surat kematianmu, Eleanor.”Wanita itu tertawa pelan. “Oh, Ayla, sayang sekali aku tidak mudah dijatuhkan. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa aku masih punya kendali atas permainan ini.”Ayla menarik napas dalam, menenangkan dirinya. “Jika kau berpikir ini akan membuatku menyerah, kau salah besar.”“Kita lihat saja.” Eleanor mengakhiri panggilan, meninggalkan Ayla dengan kemarahan yang semakin membara.Dia meraih mantel dan b

  • Dendam Sang Primadona   Bab 56

    Ayla duduk di dalam mobil dengan tangan mengepal. Matanya menatap kosong ke luar jendela, meskipun pikirannya bekerja dengan cepat. Serangan tadi bukan hanya peringatan—itu adalah deklarasi perang. Eleanor Carlisle telah membuat langkahnya, dan Ayla tidak akan tinggal diam.Di kursi kemudi, Victor Moretti mengamati ekspresinya melalui kaca spion. “Kau terlihat siap membakar dunia, Ayla,” katanya dengan nada ringan, tapi ada ketertarikan di matanya.Ayla menghembuskan napas pelan. “Dunia sudah terbakar. Aku hanya akan memastikan bahwa mereka yang menyalakan api akan terbakar lebih dulu.”Victor menyeringai. “Itu semangat yang kusuka. Lalu, apa rencanamu sekarang?”Ayla menoleh ke arahnya. “Aku ingin tahu semua yang kau ketahui tentang Eleanor dan asetnya. Aku tidak hanya ingin menghancurkan Carlisle Industries—aku ingin memastikan dia tidak memiliki kesempatan untuk bangkit kembali.”Victor mengangguk. “Aku bisa mengatur itu. Tapi kau tahu, Eleanor

  • Dendam Sang Primadona   Bab 55

    Ayla berdiri di depan jendela besar penthouse-nya, menatap lampu-lampu kota Velmont yang berkilauan di malam hari. Sejak pertemuan dengan Ivy di pesta Gabriel, pikirannya terus berputar. Wanita itu tidak berbicara sembarangan—ada sesuatu di balik kata-katanya, sebuah ancaman tersirat yang tidak bisa diabaikan begitu saja.Suara langkah kaki terdengar di belakangnya, dan tanpa perlu menoleh, ia tahu siapa itu.“Pikiranmu terlalu berisik,” ujar Dimitri dengan nada rendah, berjalan mendekatinya.Ayla menghela napas, tangannya tetap bertumpu di pinggiran kaca. “Ivy tidak hanya menggertak. Aku bisa merasakannya.”Dimitri menyentuh bahunya lembut, tapi nada suaranya tetap dingin. “Dia hanya mencari celah untuk menyerangmu. Jangan beri dia kesempatan.”Ayla menoleh, menatap pria itu dengan mata penuh keyakinan. “Aku tidak akan. Tapi ini bukan hanya tentang Ivy. Eleanor Carlisle telah bergabung dengan Gabriel. Itu berarti pertempuran ini tidak lagi hanya t

  • Dendam Sang Primadona   Bab 54

    Ayla menatap Dimitri yang berdiri di hadapannya, kedua tangan pria itu masih mencengkeram pinggangnya dengan kuat. Ciuman mereka barusan bukan sekadar ekspresi perasaan—itu adalah pernyataan kepemilikan. Namun, Ayla bukan lagi gadis yang bisa dimiliki begitu saja."Aku tidak akan kembali pada Leon," katanya, suaranya tegas.Dimitri menelusuri wajahnya dengan tatapan tajam, seolah mencoba membaca pikirannya. "Bagus," katanya akhirnya. "Karena aku tidak akan membiarkanmu pergi."Ayla tahu bahwa itu bukan sekadar pernyataan posesif. Dimitri Velasquez bukan pria yang membiarkan sesuatu yang berharga lepas begitu saja. Tapi ia juga bukan wanita yang bisa dikendalikan dengan begitu mudah."Aku akan menghancurkan Carlisle Industries sepenuhnya," lanjut Ayla. "Tapi sekarang, Gabriel dan Ivy mulai masuk ke dalam permainan. Kita tidak bisa mengabaikan mereka."Dimitri menyandarkan tubuhnya ke meja, ekspresinya dingin. "Gabriel selalu mencari celah. Aku sudah memperingatkannya sebelumnya, tetapi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status