Sesampainya di area proyek, mereka segera meninjau beberapa titik yang menjadi kendala dalam rencana pembangunan. Mereka mencatat dengan seksama permasalahan-permasalahan yang sekiranya akan muncul selama pembangunan. Kemudian hal-hal tersebut akan mereka diskusikan besok pagi selepas sarapan. "Princess kepanasan?" ledek Abizar yang melihat Gea sibuk menyemprotkan sunblock ke wajahnya. Abizar tau betul, putri sulung Nathan dan Livy itu memang sangat tidak suka dengan terik sinar matahari di atas jam 9 pagi. Bisa membuat kulitnya rusak katanya. "Kenapa? Abang juga kepanasan? Sini aku semprotkan sunblock juga. Nanti kulit indah Abang rusak loh!" Tangan kiri Gea menutup mata Abizar, sedangkan tangan kanannya menyemprotkan sunblock spray ke wajah Abizar. Kemudian dengan talaten dia menepuk-nepuk lembut wajah mantan cemcemannya itu. Sontak semua mata yang ada di sekitar mereka melirik ke arah dua anak konglo itu. Bahkan Brian sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah Gea yang dengan be
Seperti yang sudah direncanakan, kamar Gea dan Abizar saling terhubung melalui connecting door. Hanya mereka berdua, Fanny, dan Deo yang mengetahui fakta ini.Tentu anggota tim yang lain menganggap permintaan kamar dengan connecting door pada meeting kemarin hanya celetukan asal dari kedua anak konglo ini. Jadi jangan sampai mereka juga tau kalau sebenarnya itu bukan hanya candaan. Kalau tidak? Beh ... bisa dipastikan kedua orang tua mereka juga akan tau. Dan bisa-bisa kedua orang tua mereka menikahkan mereka SEKARANG JUGA!Setibanya di kamar, Ada rasa gelisah di hati Gea. Apalagi Abizar sudah berpesan untuk tidak saling mengunci connecting door yang menghubungkan kamar mereka.Gea memang mengiyakan namun dengan syarat harus memberitau melalui telepon atau pesan W* jika hendak menggunakan connecting door tersebut.Bukannya apa-apa! Takut-takut ternyata Gea sedang telanjang bulat atau setengah bulat terus piye? Malu-malu mau nanti 'kan mereka berdua, hehehe.Saat ini Gea sedang berenda
"Ayo!" ajak Abizar yang sudah menunggu Gea bersiap daritadi. Wajah Abizar sedikit tertekuk. Bagaimana tidak, setelah tadi harus menunggu Gea yang sedang berendam sambil konser tunggal, dia kembali harus menunggu mantan cemcemannya itu berganti pakaian dalam waktu yang cukup lama, menurut Abizar. Menurut Gea sih tidak. 25 menit Gea berada di kamar mandi untuk bersiap. Setelah memakai pakaiannya, dia masih disibukkan dengan merapikan alis dan memakai crayon eyeliner andalannya. Belum lagi memoles blush on dan gincunya. 25 menit rasanya wajar untuk seorang wanita bersiap diri, bukan? Saat ini nona muda keluarga Adinata itu sudah tampil cantik dengan makeup natural ala Gea Liberty Kiswoyo. Alis yang hanya disikat dengan eye brow brush, kelopak mata yang digambar dengan eyeliner tipis berwarna dark brown, bibir yang diolesi gincu berwarna pink mauve dipadukan dengan pipi yang sedikit diwarnai dengan blush on berwarna senada dengan gincunya. Penampilannya disempurnakan dengan dress selutu
Dalam perjalanan mereka menuju ke hotel, Abizar berhenti sejenak di sebuah mini market. "Gue mau beli rokok sebentar," ujar Abizar. "Lo mau titip apa?"Gea tampak berpikir sejenak. Em ... sepertinya tidak ada barang yang sedang ia butuhkan. Kalau untuk cemilan, dia sudah kenyang. Lagipula sampai hotel dia ingin segera merebahkan diri di kasur. "Gak ada, Bang. Makasih.""Ok. Gue bentar aja kok. Tunggu di mobil!" titah Abizar yang kemudian berjalan masuk ke mini market yang tersohor dengan warna birunya itu.Geapun mengikuti titah Abizar. Dengan santai dia menunggu pria tampan mantan cemcemannya 7 tahun silam tersebut. Gea memilih menyibukkan diri dengan membuka sosmednya. Gadis cantik itu hendak mengupload beberapa fotonya hari ini. Dia membuka galeri di ponselnya untuk memilih foto mana yang akan dia upload. Namun tangannya terhenti ketika melihat beberapa fotonya bersama Abizar siang tadi.Fanny memotretnya dengan sangat baik. Terdapat banyak fotonya bersama Abizar dengan pose yang .
Abizar terpana melihat tubuh indah di hadapannya. Dia memandangi setiap inchi tubuh indah itu. Menikmati visual indah yang begitu menggoda naluri laki-lakinya. Lonjakan hormon testosteronpun mulai terasa. Sesuatu di kedua pangkal pahanya mengeras. Sepertinya ... juniornya mulai berontak.Shit! Padahal tadi sore aku sudah sempat melihatnya ketika berendam. Bahkan aku sempat menelanjanginya dalam arti yang sesungguhnya, ya ... walau hanya sebentar. Tapi kenapa aku masih saja gugup seperti ini?Abizarpun beranjak dari atas tubuh Gea. Dia mencoba menenangkan diri sejenak. Mengusir rasa panas dari dalam tubuhnya. Mengusir hasrat kelaki-lakiannya yang mulai terasa membakar jiwa dan raganya.Setelah menikmati 1 batang rokok di balkon kamar hotelnya, Abizar kembali mendekati tubuh indah yang sangat menggodanya itu. Dia segera memastikan semua kamera tersembunyi yang sudah dia pasang di beberapa sudut kamarnya berfungsi dengan baik.Setelah itu Abizar mulai kembali naik ke atas tubuh Gea. Dia
Teriakan Gea sukses membangunkan Abizar. Bahkan membuat laki-laki tampan itu terhentak dari tidur pulasnya. Lengkingan ala bey*nce itu benar-benar terdengar pekak di telinga Abizar.Astaga, pagi-pagi buta begini setan kecil ini sudah membuat keributan. Apa dia sedang latihan vocal?"Apa yang Abang lakukan?" Gea tampak sangat murka. "Pantas saja Abang semangat sekali menjemputku untuk memastikan Aku benar-benar ikut ke Bali. Pantas saja semalam Abang baik padaku! Jadi ini yang Abang rencanakan? Abang sudah menjebak Aku semalam! Kenapa? Kenapa Abang tega?"Gea histeris. Dia memukul dada bidang Abizar berkali-kali. Tidak memperdulikan bagian dadanya sendiri yang bergelantungan di hadapan Abizar.Ya, sedari bangun tidur Gea memang masih belum beranjak untuk memakai pakaian serba magentanya yang ia gunakan semalam. Perempuan cantik itu masih dengan kondisi braless. Parahnya kini ia sedang duduk mantab di perut Abizar seraya memukul dada bidang mantan cemcamannya itu.Sebenarnya tadi Gea in
Abizar mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar akibat tiga tamparan tanpa balas yang dihadiahi Gea. Tidak ada ekspresi marah, geram, apalagi murka dari wajah tampan Abizar. Hanya tampak seringai yang sangat menjengkelkan di mata Gea.Sedangkan Gea, dia masih mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Dadanya berombak naik-turun, menunjukkan nafasnya yang masih memburu. Matanya menatap tajam ke arah Abizar. Tangannya menggepal kuat di samping tubuhnya. Saking dari kuatnya gepalan tangan itu, buku-buku jarinya memucat."Sudah puas 'kan nampar gue?" tanya Abizar santai tanpa beban, seperti tidak terjadi sesuatu yang besar di antara mereka. "Ah, mimpi apa gue semalam sampai-sampai sepagi ini harus dihadiahi 4 kali tamparan dari perempuan yang sama."Gea tetap tidak merespon. Matanya tetap tajam menatap pria tampan kurang ajar di hadapannya."30 menit lagi meeting kita dimulai, ayo sarapan pagi dulu." Abizar mengambil tangan Gea, kemudian ia genggam tangan yang sudah menamparnya
Gea hanya terdiam memandangi piring yang menyajikan sarapan paginya. Sedangkan Abizar di sebelahnya hanya memandangi wajah layu Gea.Fanny dan Deo yang duduk satu meja dengan dua anak konglo itu tentu hanya ikut terdiam. Mereka mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.Tadi dua boss besar mereka ini datang bersama untuk sarapan pagi, mereka berdua bahkan saling menggenggam tangan. Ah, lebih tepatnya Abizar yang menggenggam tangan Gea, sedangkan Gea sedikit terseok mengikuti langkah Abizar yang terus menggenggam tangannya.Gea dengan wajah layunya hanya duduk di samping Abizar, tidak ada sapaan hangat dan ceria seperti biasanya. Perempuan cantik itu terus saja diam tanpa kata, bahkan hingga 15 menit mereka duduk di meja yang sama.Abziar yang memesankan makanan untuk sarapan pagi Gea. Sedangkan Gea hanya diam. Ya ... diam yang benar-benar diam. Sepi, hening, tanpa suara, bahkan tanpa berkedip."Astaga, boss cantik gue kenapa sih? Kesambat Jin provinsi mana sih dia? Haduuuh ...
"Untuk apa saya harus menelpon Melly?" Bima menatap bingung ke arah Gibran. Dia tidak paham dengan maksud dan tujuan CEO Adinata Group itu memintanya menghubungi sang sepupu. Apalagi perihal proyek di Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar. Rasanya tidak ada kaitannya dengan Melly.Astaga, jangan - jangan ..."Lakukan sekarang!" Belum juga Bima selesai merangkai beberapa hipotesa perihal alasan Gibran memintanya menelpon Melly, Gibran sudah memberi titah. Tampak sekali CEO Adinata Group itu sedang tidak ingin dibantah."Katakan bahwa kamu sudah selesai membicarakan perihal proyek Kemang itu bersama Abizar. Sampaikan bahwa Abizar bersedia mundur dari proyek itu."Bima awalnya menolak. Menurutnya tidak ada kaitannya antara sepupu cantiknya itu dengan proyek Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar.Namun Gibran terus mendesak agar Bima mau melakukannya. Alhasil Bimapun menurut. Dia mengikuti apa yang dititahkan oleh anak laki-laki satu-satunya Keluarga Adinata terseb
"Saat itu kami benar-benar tidak bisa lagi membohongi perasaan kami. Gue dan Gea ... saling mencintai."BZZZTTT!Mendengar prolog yang disampaikan Bima, Abizar sontak menyemburkan kopi yang hendak ia telan.Benar-benar sudah tidak waras human di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia dan Gea dulu saling mencintai. Ketara sekali mantan kekasih adiknya itu sedang berencana untuk mebohonginya!Ah, kenapa juga dulu Reksa bisa jatuh cinta dengan human macam Bima! Human yang sangat tidak berkualitas! Gerutu Abizar dalam hati.Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dulu sang adik terbima-bima. Okelah wajah pria itu memang tampan, tapi kelakuannya sangat memalukan!Lagipula kalau cuma hanya tampan, masih banyak pria lain di luar sana, bahkan yang jauh lebih tampan dari Bima. Kenapa bisa Reksa sampai harus mengalami kesakitan yang luar biasa hanya karena human macam Bima! Menyedihkan sekali!Abizar benar-benar miris setiap mengingat nasib malang Reksa. Apalagi alasan d
"Kasus penipuan dengan angka belasan milyar, penyuapan seorang pejabat untuk memuluskan binis kelapa sawit, dan ..."Abizar sengaja menggantungkan kalimatnya. Memberi waktu pada kedua matanya untuk mengamati Bima dengan seksama.Terkejud, itulah hal pertama yang Abizar tangkap dari Bima saat ini. Selanjutnya cemas dan khawatir. Dua hal itu juga tampak di sorot mata sepupu Melly itu.Abizar tentu sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Keangkuhan Bima perlahan memudar setelah dia memaparkan dua fakta perihal kartu hitam Bima dan keluarganya.Ini baru kartu hitam pertama dan kedua, belum juga Abizar menyampaikan kartu hitam ketiga. Bisa dibayangkan bagaimana piasnya Bima ketika bom atom berupa kartu hitam ketiga itu dilempar Abizar padanya.Bayangan bagaimana liciknya Bima memperlakukan Gea tujuh tahun silam membuat Abizar bertekad untuk membalas apa yang dirasakan istrinya itu. Dan pembalasan itu akan ia mulai hari ini.Bima sendiri jantungnya memang sudah mulai bertalu-talu. Dua c
Seperti yang Abizar perkirakan, hanya butuh waktu singkat bagi Gibran membuat Bima segera bertekuk lutut. Gibran dan orang-orang kepercayaannya sudah menjalankan misinya dengan sangat apik. Kini mereka tinggal memetik hasil dari pergerakan mereka selama beberapa hari terakhir. Gibran sudah meminta Abizar membuat janji temu dengan Bima di kantor Abizar sianh ini. Gibran ingin segera menyelesaikan semua permainan kotor Bima yang sangat merugikan keponakan kesayangannya. Suami Audrey itu akan memastikan dengan mata, telinga, dan mulutnya sendiri bahwa Gea tidak akan lagi mengalami kesulitan apapun karena kelakuan di luar nuril Bima. "Bagaimana bisa dia terlambat di sebuah pertemuan bisnis?" Gibran menggerutu ketika sudah tiga pulu satu menit dirinya duduk tampan di sofa ruang kerja Abizar namun Bima belum juga datang. Di sebelah Gibran sudah ada Tian, sang asisten kepercayaan yang duduk tampan mendampinginya. Sedangkan si empunya ruangan duduk di hadapan keduanya. "Benar-benar human
"Reksa bilang akan sangat sulit membuat Bang Izar percaya bahwa Kak Melly terlibat. Abang sangat mempercayai mantan cinta pertama Abang itu." "Melly cinta pertamamu?" Abyaz segera menginterupsi. Secepat kecepatan cahaya dia menoleh ke arah Abizar. Abyaz menatap geli pada Abizar. Setau Abyaz, selama ini Melly dan Abizar bersahabat. Ternyata oh ternyata! "Wah ... kalian terlibat friendzone?" Mungkin memang benar apa kata kebanyakan orang, persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tanpa bumbu-bumbu asmara. Kalau tidak salah satunya yang menyimpan rasa, ya dua-duanya! "CK!" Abizar berdecak sebal. "Masa lalu!" "Siapa bilang masa lalu?" Tiara segera menyanggah ucapan Abizar. "Aku rasa sampai saat ini hal itu masih berlaku. Bedanya, kalau dulu bang Izar yang mencintai Kak Melly, sekarang sebaliknya!" "Oya?" Entah mengapa Abyaz tiba-tiba kepo. Biasanya pria itu cenderung acuh, tidak mau tau perihal apapun yang tdiak ada sangkut pautnya dengan kehidupanya. Tapi entah mengapa
"Reksa baru mengetahuinya dua tahun lalu.""Dua tahun lalu?" Beo Abizar. Pikirannya menghitung mundur dua tahun lalu yang dimaksud Tiara.Dua tahun lalu itu artinya tepat di tahun Reksa meninggal. "Apa saat kamu menemuinya di Jepang?"Tiara mengangguk. Mengiyakan dugaan Abizar.Itu artinya lima bulan sebelum Reksa meninggal. "Ceritakan semuanya, Ti! Ceritakan perihal pertemua kalian di Jepang saat itu. Abang harus memastikan banyak hal, dan Abang rasa pertemuanmu dan Reksa bisa membantu Abang untuk menemukan banyak petunjuk." titah Abizar pada Tiara.Tentu saja Tiara menyanggupi. Rasanya sudah waktunya dia membuka semuanya."Itu adalah pertemuan pertama kami setelah lima tahun Reksa menutup aksesnya untuk bertemu denganku maupun Gea." Saat itu memang pertama kalinya Reksa memberi izin pada Tiara untuk menemuinya. Setelah bertahun-tahun Reksa tidak pernah sekalipun menggubris permintaan Tiara, akhirnya kali itu Reksa mengiyakan permintaan salah satu sahabatnya itu. Namun dengan syarat,
Tiara meminta rekaman CCTV itu diputar kembali. Lalu dia menyebutkan satu-satu persatu siapa orang yang bersamanya.Di rekaman CCTV itu tampak Tiara datang bersama seorang ibu berusia 50 tahunan dan seorang perempuan seusianya. "Dia Mbok Siti dan itu Citra, anak perempuannya."Mbok Siti adalah asisten rumah tangga keluarga Tiara. Saat itu mereka berencana akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.Tiara memang biasa ikut berbelanja bulanan bersama sang mama dan asisten rumah tangganya. Namun kebetulan papa dan mamanya saat itu sedang di London, mengunjungi kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di sana. Alhasil hanya Tiara yang menemani asisten rumah tangganya berbelanja."Sebenarnya aku pergi berempat bersama Pak Mamad, sopirku. Dia tidak muncul di rekaman CCTV karena dia menunggu kami di mobil."Tiara menjeda sejenak. Dia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia membutuhkan pasokan banyak oksigen untuk mengembangkan paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia
Sesuai saran dari Gibran, Abizar segera menghubungi Abyaz, calon suami Tiara. Dia harus menanyakan secara langsung pada Tiara perihal keberadaan sahabat Gea dan Reksa itu di rekaman CCTV yang didapat Gibran.Abizar tidak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abyaz. Kalau dia langsung menemui sahabat istrinya itu takutnya Abyaz beprikir yang tidak-tidak. Apalagi mereka berdua akan segera menikah. Nanti dikira Abizar menjadi setan penggoda pernikahan mereka, ye 'kan?Alhasil Abizar membuat temu janji dengan Tiara melalui Abyaz. Suami Gea itu menceritakan secara detail pada Abyaz mengenai apa yang ingin dibicarakannya bersama Tiara.Abyaz yang memang sudah kenal lama dengan Abizar mengiyakan permintaan Abizar. Dia bersedia membantu Abizar membuat janji temu dengan Tiara. Rencananya Abyaz akan mengajak Tiara untuk makan siang bertiga bersama Abizar di sebuah restoran dekat kantor Abyaz."Apa aku boleh meminta satu hal lagi padamu?" tanya Abizar pada Abyaz melalui sambungan telepon.[K
Gibran mulai menjelaskan apa yang dilaporkan anak buahnya perihal video ena-ena Bima dan Gea. Semalam setelah Abizar menghubunginya perihal video Bima dan Gea tersebut, Gibran langsung meminta Abizar mengirim video laknut itu padanya. Setelahnya Gibran bergerak cepat dengan meminta orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki secara detail video tersebut.Pagi tadi hampir semua data yang dia butuhkan sudah bisa diberikan oleh orang-orang kepercayaannya. CEO Adinata Group itu segera menghubungi Abizar. Gibran meminta menantu pertama kakak kandungnya itu untuk menemuinya pagi ini di kantor utama Adinata Group."Video itu hasil rekayasa digital. Sama seperti karyamu untuk menjebak Gea agar mau menikahimu." Gibran memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.CEO Adinata Group itu memang sengaja menyindir Abizar. Sujujurnya kemarahannya pada suami keponakannya itu masih belum surut. Tangannya masih gatal untuk mendaratkan bogeman di wajah Abizar.Gibran benar-benar kecewa dengan apa yang di