"Pelan-pelan, Ge." Abizar menatap heran sang istri yang sedang menikmati satu porsi nasi goreng cumi di sebuah warung pinggir jalan. Menu makananan yang selama seharian ini membuat jiwa mengidam sang istri meronta-ronta. Padahal baru dua jam yang lalu Gea menghabiskan 20 tusuk sate ayam lengkap dengan lontongnya. Namun lihatlah sekarang, dia bisa sangat menikmati nasi goreng cumi di hadapannya dengan sangat lahap, seakan belum makan seharian.Ya ... beginilah Gea di awal kehamilan pertamanya. Kalau nafsu makannya sedang baik, dia akan makan banyak jenis makanan dengan porsi yang tidak kaleng-kaleng. Tapi sekalinya nafsu makannya sedang tidak baik apalagi ditambah dengan mual muntah, anak sulung Livy dan Nathan itu bisa seharian penuh harus memaksakan diri untuk memasukkan makanan ke dalam tubuhnya."Mas ... ""Hem ... ""Mas benar-benar tidak mau memesan makanan juga?""Aku sudah kenyang. Ditambah lagi melihatmu makan dengan sangat lahap seperti itu, rasanya aku semakin bertambah keny
"Ada apa? Kenapa Om Gibran menelpon malam-malam begini?" Kekhawatiran tampak jelas di sorot mata Gea."Tidak ada apa-apa," jawab Abizar seraya mengusap lembut puncak kepala istri cantiknya. Namun sayangnya hal tersebut bukannya menenangkan malah membuat Gea semakin penasaran.Selarut ini Gibran menelpon Abizar, jelas ada hal penting yang mereka harus bicarakan. Kalau hanya hal-hal sepele pasti omnya itu akan menghubungi Abizar esok hari."Apa ada masalah? Masalah tentang apa? Tentang pekerjaan? Atau perihal yang lain? Tapi perihal apa? Ya Tuhan, jangan-jangan terjadi sesuatu pada Mama Livy, iya kah? Atau Papa Nathan? Atau Tante Audrey? Atau Luna? Astaga, dia sedang hamil. Apa sesuatu terjadi padanya?" Pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut Gea.Semenjak hamil, overthinking menjadi salah satu hal negatif yang sering muncul dalam diri anak sulung Natahan dan Livy tersebut. Bisa dibilang nama Gea sekarang berubah menjadi Gea Liberty Overthinking Permadi.Dirinya sering mengkhawatirkan
Abizar memandang heran ke arah Gea. Istrinya itu berpakaian layaknya akan pergi ke kantor. Padahal seharusnya dia baru masuk bekerja minggu depan, itupun kalau kondisinya benar-benar sudah aman untuk bekerja.Minggu lalu Gea masih mengalami kram perut beberapa kali. Oleh karena itu dia harus berkonsultasi terlebih dulu pada dokter obgynnya untuk memastikan apakah Gea sudah diizinkan kembali bekerja ataukah belum.Perihal keinganan Gea untuk ikut bersama Abizar menemui Gibran sudah terselesaikan semalam. Abizar berjanji akan segera menceritakan proyek baru apa yang direncanakan Gibran. Gea tidak perlu ikut serta dalam pertemuan itu.Abizar beralasan kehamilan Gea terkadang masih rewel. Takut-takut nanti dia kelelahan dan mempengaruhi kesehatan buah hati mereka. Apalagi semalam mereka baru saja kembali mendaki puncak asmara tertinggi. Tenaga Gea pasti sudah terkuras.Ah, kalau mengingat indahnya pendakian semalam, rasanya Abizar ingin sekali mengulangi lagi pagi ini. Tapi apa daya, kond
Setelah negosiasi yang cukup alot, akhirnya Gea mengalah. Anak sulung Nathan dan Livy itu akhirnya mengikuti titah sang suami untuk tidak ikut ke kantor. Alasannya tentu saja kehamilannya. Ditakutkan Gea akan kelelahan dan berujung terjadi sesuatu dengan janin yang dikandungnya.Apalagi pagi ini Abizar tidak langsung pergi ke kantornya, melainkan terlebih dulu akan berkunjung ke kantor Adinata Group untuk bertemu dengan Gibran. Jarak dari rumah keluarga Permadi ke kantor keluarga istrinya itu lumayan jauh. Belum lagi jarak dari kantor Adinata Group ke kantor Abizar, macet pula karena ini adalah jam kantor.Bayangkan saja berapa lama perjalanan yang harus ditempuh pagi ini. Kalau Gea memaksa tetap ikut, dikhawatirkan Gea akan kelelahan. Belum lagi setelah itu dia akan pergi ke salon bersama mama, mama mertua, dan adiknya.Kebetulan salon yang mereka tuju berada di salah satu pusat perbelanjaan besar di Jakarta. Pasti mereka tidak hanya ke salon seperti yang direncakan, melainkan dilanj
Sudah lima bulan pernikahan, namun tidak pernah sekalipun Abizar mengutarakan perasaannya padanya. Bahkan ketika sedang mendaki puncak asmara tertinggi sekalipun, Abizar tidak pernah menyatakan perasaan cintanya pada Gea. Mentok Abizar hanya mengucapkan terima kasih di akhir sesi ena-ena mereka.Memang melalui tindak tanduk, sikap, dan perhatian Abizar padanya, sekilas menunjukkan bahwa Abizar sudah mulai mencintainya sebagai seorang istri. Namun tetap saja selayaknya wanita pada umumnya, Gea menginginkan pernyataan langsung yang keluar dari mulut Abizar perihal perasaan suami tampan dan rupawannya itu padanya.Selain itu mengingat alasan Abizar menikahinya, membuat Gea ragu dengan perasaan Abizar saat ini. Bagaimanapun Abizar menikahinya dengan tujuan balas dendam untuk prasangkanya yang salah. Abizar ingin membalaskan dendam salah alamatnya. Jadi wajar Gea ingin memastikan hal tersebut."Ayo kita turun, papa dan mama pasti sudah menunggu kita untuk sarapan pagi." Abizar sepertinya t
Gibran mulai menjelaskan apa yang dilaporkan anak buahnya perihal video ena-ena Bima dan Gea. Semalam setelah Abizar menghubunginya perihal video Bima dan Gea tersebut, Gibran langsung meminta Abizar mengirim video laknut itu padanya. Setelahnya Gibran bergerak cepat dengan meminta orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki secara detail video tersebut.Pagi tadi hampir semua data yang dia butuhkan sudah bisa diberikan oleh orang-orang kepercayaannya. CEO Adinata Group itu segera menghubungi Abizar. Gibran meminta menantu pertama kakak kandungnya itu untuk menemuinya pagi ini di kantor utama Adinata Group."Video itu hasil rekayasa digital. Sama seperti karyamu untuk menjebak Gea agar mau menikahimu." Gibran memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.CEO Adinata Group itu memang sengaja menyindir Abizar. Sujujurnya kemarahannya pada suami keponakannya itu masih belum surut. Tangannya masih gatal untuk mendaratkan bogeman di wajah Abizar.Gibran benar-benar kecewa dengan apa yang di
Sesuai saran dari Gibran, Abizar segera menghubungi Abyaz, calon suami Tiara. Dia harus menanyakan secara langsung pada Tiara perihal keberadaan sahabat Gea dan Reksa itu di rekaman CCTV yang didapat Gibran.Abizar tidak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abyaz. Kalau dia langsung menemui sahabat istrinya itu takutnya Abyaz beprikir yang tidak-tidak. Apalagi mereka berdua akan segera menikah. Nanti dikira Abizar menjadi setan penggoda pernikahan mereka, ye 'kan?Alhasil Abizar membuat temu janji dengan Tiara melalui Abyaz. Suami Gea itu menceritakan secara detail pada Abyaz mengenai apa yang ingin dibicarakannya bersama Tiara.Abyaz yang memang sudah kenal lama dengan Abizar mengiyakan permintaan Abizar. Dia bersedia membantu Abizar membuat janji temu dengan Tiara. Rencananya Abyaz akan mengajak Tiara untuk makan siang bertiga bersama Abizar di sebuah restoran dekat kantor Abyaz."Apa aku boleh meminta satu hal lagi padamu?" tanya Abizar pada Abyaz melalui sambungan telepon.[K
Tiara meminta rekaman CCTV itu diputar kembali. Lalu dia menyebutkan satu-satu persatu siapa orang yang bersamanya.Di rekaman CCTV itu tampak Tiara datang bersama seorang ibu berusia 50 tahunan dan seorang perempuan seusianya. "Dia Mbok Siti dan itu Citra, anak perempuannya."Mbok Siti adalah asisten rumah tangga keluarga Tiara. Saat itu mereka berencana akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.Tiara memang biasa ikut berbelanja bulanan bersama sang mama dan asisten rumah tangganya. Namun kebetulan papa dan mamanya saat itu sedang di London, mengunjungi kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di sana. Alhasil hanya Tiara yang menemani asisten rumah tangganya berbelanja."Sebenarnya aku pergi berempat bersama Pak Mamad, sopirku. Dia tidak muncul di rekaman CCTV karena dia menunggu kami di mobil."Tiara menjeda sejenak. Dia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia membutuhkan pasokan banyak oksigen untuk mengembangkan paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia