[Gue sudah selesai. Tunggu di lobby] pesan dari Abizar masuk di ponsel Gea. Katanya satu jam, ini sih 2 jam 35 menit. Untung aku lagi dalam mode sabar. Lagian ngobrolin apaan sih Om Gibran sama human satu itu? [OK] balas Gea. Gadis cantik itu bergegas menuju Lobby, tentu bersama Fanny, asisten cantik kesayangannya. Tadi dia meminta Fanny menemaninya lembur sambil menunggu Abizar menyelesaikan diskusinya bersama Gibran. Lumayanlah sekalian mengerjakan tugas-tugasnya yang hendak cuti karena harus menyiapkan pernikahan. Belum lagi cuti agak panjang karena harus bulan madu, eh bulan racun bersama Abizar. Namun baru saja mereka hendak memasuki lift, tiba-tiba ... DEGH! Tampak Abizar dan Melly sedang ... entahlah, mereka saling berhadapan dengan wajah mereka berada di jarak yang sangat dekat satu sama lain. "EHEM! Maaf, sudah menganggu," kikuk Gea. Awalnya anak sulung Nathan Kiswoyo dan Livy Diandra Adinata itu hendak bergeser ke lift yang lain, namun apa daya Abizar sudah terlebih d
Siang ini adalah hari dimana lamaran Gea dan Abziar dilangsungkan. Langkah Gea menggagalkan pernikahan sepertinya masih jauh dari harapan. Konspirasi semesta untuk menggagalkan semua rencana Gea benar-benar nyata terasa. Selama satu minggu ini Melly ditugaskan di luar kantor. Dua hari dia ke kantor cabang Adinata yang di Bandung. Kemudian dua hari berikutnya dia ditugaskan ke kantor cabang Adinata yang di Surabaya. Lanjut dua hari ke kantor cabang Adinata yang di Makasar. Setelah itu Melly ditugaskan ke London oleh perusahaan selama tiga minggu. Beh ... semesta sepertinya memang sedang tidak berpihak pada Gea. Tanpa Gea sadari, sebenarnya ada campur tangan Audrey di semua tugas luar Melly tersebut. Audrey menceritakan semuanya tanpa kecuali pada Gibran. Seperti apa yang diceritakan Fanny padanya dan tentu seperti apa yang diceritakan Gea pada Fanny. Awalnya Gibran geram mendengar kelicikan Abizar. Apalagi tentang rencana kejinya untuk membalas dendam pada Gea. Belum lagi video hohoh
Sepanjang acara lamaran, jantung Abizar jedag jedug seperti musik di club malam yang biasa ia datangi. Walau wajahnya dibuat setenang lapangan sekolah ketika libur semester, tapi sebenarnya dia sedang menahan gejolak-gejolak rasa. Hal itu ia rasakan sejak kedatangan Gea di tengah acara lamaran mereka berdua. Melihat calon istrinya berjalan dengan angun menuruni anak tangga dengan menggunakan kebaya ice blue rancangan Mama Thabita, membuat Abizar terpana. Pesona Gea memang tidak pernah luntur termakan waktu bahkan tampaknya juga tidak pula luntur termakan dendam di hati Abizar. Wajah Gea adalah perpaduan yang pas antara wajah tampan Nathan yang berdarah Turki - Indonesia dengan Livy yang berwajah ayu khas Indonesia. Cantik! Ya, sangat cantik bahkan Abizar sedari tadi tidak rela berkedip. Aelah, nanti iritasi matamu, Bang! Ya mau gimana lagi? Gea benar-benar memukau semua orang yang hadir di acara lamarannya dengan Abizar sore ini. Gea membuat orang-orang yang hadir terkesima dengan
Sudah satu minggu Abizar dan Gea bertunangan, dan kurang satu minggu lagi Gea dan Abizar resmi menjadi sepasang suami istri.Gea rasanya frustasi. Dia sudah tidak menemukan ide untuk menggagalkan pernikahannya dengan Abizar. Sampai-sampai pagi tadi dia sempat berpikir untuk berpura-pura sakit keras agar pernikahannya bisa ditunda, sambil menunggu Melly pulang dari London.Tapi masalahnya sakit apa kiranya yang masuk katagori sakit keras dan bisa menunda rencana pernikahannya bahkan kalau bisa menggagalkan pernikahannya?"Kenapa Lo diam terus? Sariawan?" tanya Abizar yang menatap heran calon istrinya. Mereka berdua kini berada di mobil Abizar setelah tadi menikmati makan siang di Alina Gump bersama Livy, Thabita, dan tim EO wedding mereka untuk membahas beberapa hal.Gea hanya menggeleng. Rasanya dia tidak punya energi membalas ucapan-ucapan Abizar. Moodnya terjun bebas mengingat harapan satu-satunya untuk membatalkan pernikahan sedang berada di London dan entah mengapa menjadi sangat
"Set dah, yang lebih mesra bisa 'kan?" seru Luna pada Gea dan Abizar. Kini kedua calon pengantin itu sudah berada di studio foto milik Luna. Keduanya harus melakukan sesi pemotretan prewedding untuk kepentingan background beberapa sudut dekorasi pernikahan mereka. "Sorry ya, Kak Dito. Kayaknya Kakak gue sama calon suaminya masih malu-malu mau," ujar Luna pada fotografer yang dia pilih untuk pemotretan prewedding Gea dan Abizar. "Hahaha. Iya nih dua-duanya masih malu-malu kayaknya. Putar lagu-lagu romantis dong supaya kedua calon pengantin kita yang serasi abis ini kebawa suasana. Jadi wajah mereka lebih mengekspresikan cinta mereka yang sebenarnya sudah terlihat dari sorot mata keduanya," Dito mulai mencoba membangun suasana romantis untuk Gea dan Abizar. Aelah, sok tau amat sih fotografer satu ini. Lagian mau gimana lagi sih? Aku dan Abizar sudah nempel kayak perangko gini sedari tadi, masih kurang romantis apalagi sih? Tidak disangka, tidak dinyana, dan tidak diduga, sebelum lagu
Pernikahan sudah di depan mata. Kini Gea sedang duduk cantik di sebuah kursi. Dia sudah dua jam duduk dalam posisi yang sama. Di hadapannya ada cermin besar yang dipenuhi bohlamp berwarna putih. Di sisi kanannya tampak seorang MUA ternama tanah air yang dalam sekali menggunakan jasanya harus merogoh kocek dua puluh lima juta rupiah. Karena Gea menggunakan jasanya untuk akad nikah di pagi hari dan resepsi di malam hari maka dia harus merogok kocek lima puluh juta rupiah. RALAT, bukan Gea yang merogok kocek, melainkan Livy, karena Livylah yang membayar, hehehe. Sedangkan untuk tatanan rambut, Livy sudah memilih hair stylist ternama langganan para selebritas Tanah Air. Setelah make up-nya paripurna, rambut Gea mulai disasak kemudian dipola sedemikian rupa hingga membentuk sanggul sederhana. Gea memang meminta Livy untuk menggunakan konsep modern pada penampilannya. Mulai dari kebaya bergaya modern, make up flawless kekinian, hingga tatanan sanggul di rambutnya yang minimalis modern kala
Livy dan Nathan sudah berada di pintu masuk ballroom tempat diadakannya acara pernikahan Gea dan Abizar. Sebuah ballroom di salah satu hotel mewah di Jakarta yang sahamnya 85% adalah kepemilikan Edgar, Papa Abizar. Hotel inilah yang minggu depan akan menjadi hak milik Abizar sebagai hadiah dari Edgar dan Thabita atas pernikahannya dengan Gea.Abizar yang datang didampingi Edgar di sisi kanannya dan Thabita di sisi kirinya berjalan dengan gagah ke arah calon mertuanya. Kemudian dengan hangat Nathan dan Livy mengambil alih posisi Edgar dan Thabita. Keduanya menggiring Abizar menuju meja akad nikah.Tak lama prosesi ijab qabul dimulai. Semua wajah tampak tegang. Tak terkecuali Abizar. Sedari berangkat dari rumahnya, jantung pria tampan itu jedag jedug tidak karuan. Aelah, katanya menikah karena dendam, katanya sudah gak cinta, tapi sekarang mau ijab qabul dia malah gugup setengah hidup."Abizar Belver Permadi, Saya nikahkan dan kawinkan Kamu dengan anak kandung Saya, Gea Liberty Kiswoyo
Malam harinya, resepsi pernikahan secara megah diselenggarkaan di tempat yang sama. Abizar dan Gea tampil layaknya pasangan serasi yang sangat bahagia. Hanya segelintir orang yang tau bagaiamana suasana hati mereka yang sebenarnya kali ini. Salah satunya adalah Luna, adik kesayangan Gea.Wanita yang sedang hamil muda itu berkali-kali menatap sendu ke arah kakak dan kakak iparnya. Berharap keduanya benar-benar akan bahagia seutuhnya dan secepatnya. "Kok wajahnya melow sih?" bisik Tama ke telinga istri ciliknya. "Kan harusnya bahagia melihat Gea dan Abizar menikah."Luna tersenyum sejenak sebelum merespon ucapan sang suami. "Semoga mereka selalu bahagia ya, Mas.""Pasti. Abizar pasti akan membahagiakan Gea."Dih, suami tampannya ini belum tau saja motif Abizar menikahi Gea. Balas dendam! Bayangkan, Balas Dendam! Lalu dari mana Gea bisa bahagia? Ah, setiap mengingat itu rasanya Luna ingin menjejali mulut Abizar dengan cabe rawit 1 kilogram."Masih banyak tamu yang akan menyalami Kami?"
"Untuk apa saya harus menelpon Melly?" Bima menatap bingung ke arah Gibran. Dia tidak paham dengan maksud dan tujuan CEO Adinata Group itu memintanya menghubungi sang sepupu. Apalagi perihal proyek di Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar. Rasanya tidak ada kaitannya dengan Melly.Astaga, jangan - jangan ..."Lakukan sekarang!" Belum juga Bima selesai merangkai beberapa hipotesa perihal alasan Gibran memintanya menelpon Melly, Gibran sudah memberi titah. Tampak sekali CEO Adinata Group itu sedang tidak ingin dibantah."Katakan bahwa kamu sudah selesai membicarakan perihal proyek Kemang itu bersama Abizar. Sampaikan bahwa Abizar bersedia mundur dari proyek itu."Bima awalnya menolak. Menurutnya tidak ada kaitannya antara sepupu cantiknya itu dengan proyek Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar.Namun Gibran terus mendesak agar Bima mau melakukannya. Alhasil Bimapun menurut. Dia mengikuti apa yang dititahkan oleh anak laki-laki satu-satunya Keluarga Adinata terseb
"Saat itu kami benar-benar tidak bisa lagi membohongi perasaan kami. Gue dan Gea ... saling mencintai."BZZZTTT!Mendengar prolog yang disampaikan Bima, Abizar sontak menyemburkan kopi yang hendak ia telan.Benar-benar sudah tidak waras human di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia dan Gea dulu saling mencintai. Ketara sekali mantan kekasih adiknya itu sedang berencana untuk mebohonginya!Ah, kenapa juga dulu Reksa bisa jatuh cinta dengan human macam Bima! Human yang sangat tidak berkualitas! Gerutu Abizar dalam hati.Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dulu sang adik terbima-bima. Okelah wajah pria itu memang tampan, tapi kelakuannya sangat memalukan!Lagipula kalau cuma hanya tampan, masih banyak pria lain di luar sana, bahkan yang jauh lebih tampan dari Bima. Kenapa bisa Reksa sampai harus mengalami kesakitan yang luar biasa hanya karena human macam Bima! Menyedihkan sekali!Abizar benar-benar miris setiap mengingat nasib malang Reksa. Apalagi alasan d
"Kasus penipuan dengan angka belasan milyar, penyuapan seorang pejabat untuk memuluskan binis kelapa sawit, dan ..."Abizar sengaja menggantungkan kalimatnya. Memberi waktu pada kedua matanya untuk mengamati Bima dengan seksama.Terkejud, itulah hal pertama yang Abizar tangkap dari Bima saat ini. Selanjutnya cemas dan khawatir. Dua hal itu juga tampak di sorot mata sepupu Melly itu.Abizar tentu sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Keangkuhan Bima perlahan memudar setelah dia memaparkan dua fakta perihal kartu hitam Bima dan keluarganya.Ini baru kartu hitam pertama dan kedua, belum juga Abizar menyampaikan kartu hitam ketiga. Bisa dibayangkan bagaimana piasnya Bima ketika bom atom berupa kartu hitam ketiga itu dilempar Abizar padanya.Bayangan bagaimana liciknya Bima memperlakukan Gea tujuh tahun silam membuat Abizar bertekad untuk membalas apa yang dirasakan istrinya itu. Dan pembalasan itu akan ia mulai hari ini.Bima sendiri jantungnya memang sudah mulai bertalu-talu. Dua c
Seperti yang Abizar perkirakan, hanya butuh waktu singkat bagi Gibran membuat Bima segera bertekuk lutut. Gibran dan orang-orang kepercayaannya sudah menjalankan misinya dengan sangat apik. Kini mereka tinggal memetik hasil dari pergerakan mereka selama beberapa hari terakhir. Gibran sudah meminta Abizar membuat janji temu dengan Bima di kantor Abizar sianh ini. Gibran ingin segera menyelesaikan semua permainan kotor Bima yang sangat merugikan keponakan kesayangannya. Suami Audrey itu akan memastikan dengan mata, telinga, dan mulutnya sendiri bahwa Gea tidak akan lagi mengalami kesulitan apapun karena kelakuan di luar nuril Bima. "Bagaimana bisa dia terlambat di sebuah pertemuan bisnis?" Gibran menggerutu ketika sudah tiga pulu satu menit dirinya duduk tampan di sofa ruang kerja Abizar namun Bima belum juga datang. Di sebelah Gibran sudah ada Tian, sang asisten kepercayaan yang duduk tampan mendampinginya. Sedangkan si empunya ruangan duduk di hadapan keduanya. "Benar-benar human
"Reksa bilang akan sangat sulit membuat Bang Izar percaya bahwa Kak Melly terlibat. Abang sangat mempercayai mantan cinta pertama Abang itu." "Melly cinta pertamamu?" Abyaz segera menginterupsi. Secepat kecepatan cahaya dia menoleh ke arah Abizar. Abyaz menatap geli pada Abizar. Setau Abyaz, selama ini Melly dan Abizar bersahabat. Ternyata oh ternyata! "Wah ... kalian terlibat friendzone?" Mungkin memang benar apa kata kebanyakan orang, persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tanpa bumbu-bumbu asmara. Kalau tidak salah satunya yang menyimpan rasa, ya dua-duanya! "CK!" Abizar berdecak sebal. "Masa lalu!" "Siapa bilang masa lalu?" Tiara segera menyanggah ucapan Abizar. "Aku rasa sampai saat ini hal itu masih berlaku. Bedanya, kalau dulu bang Izar yang mencintai Kak Melly, sekarang sebaliknya!" "Oya?" Entah mengapa Abyaz tiba-tiba kepo. Biasanya pria itu cenderung acuh, tidak mau tau perihal apapun yang tdiak ada sangkut pautnya dengan kehidupanya. Tapi entah mengapa
"Reksa baru mengetahuinya dua tahun lalu.""Dua tahun lalu?" Beo Abizar. Pikirannya menghitung mundur dua tahun lalu yang dimaksud Tiara.Dua tahun lalu itu artinya tepat di tahun Reksa meninggal. "Apa saat kamu menemuinya di Jepang?"Tiara mengangguk. Mengiyakan dugaan Abizar.Itu artinya lima bulan sebelum Reksa meninggal. "Ceritakan semuanya, Ti! Ceritakan perihal pertemua kalian di Jepang saat itu. Abang harus memastikan banyak hal, dan Abang rasa pertemuanmu dan Reksa bisa membantu Abang untuk menemukan banyak petunjuk." titah Abizar pada Tiara.Tentu saja Tiara menyanggupi. Rasanya sudah waktunya dia membuka semuanya."Itu adalah pertemuan pertama kami setelah lima tahun Reksa menutup aksesnya untuk bertemu denganku maupun Gea." Saat itu memang pertama kalinya Reksa memberi izin pada Tiara untuk menemuinya. Setelah bertahun-tahun Reksa tidak pernah sekalipun menggubris permintaan Tiara, akhirnya kali itu Reksa mengiyakan permintaan salah satu sahabatnya itu. Namun dengan syarat,
Tiara meminta rekaman CCTV itu diputar kembali. Lalu dia menyebutkan satu-satu persatu siapa orang yang bersamanya.Di rekaman CCTV itu tampak Tiara datang bersama seorang ibu berusia 50 tahunan dan seorang perempuan seusianya. "Dia Mbok Siti dan itu Citra, anak perempuannya."Mbok Siti adalah asisten rumah tangga keluarga Tiara. Saat itu mereka berencana akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.Tiara memang biasa ikut berbelanja bulanan bersama sang mama dan asisten rumah tangganya. Namun kebetulan papa dan mamanya saat itu sedang di London, mengunjungi kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di sana. Alhasil hanya Tiara yang menemani asisten rumah tangganya berbelanja."Sebenarnya aku pergi berempat bersama Pak Mamad, sopirku. Dia tidak muncul di rekaman CCTV karena dia menunggu kami di mobil."Tiara menjeda sejenak. Dia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia membutuhkan pasokan banyak oksigen untuk mengembangkan paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia
Sesuai saran dari Gibran, Abizar segera menghubungi Abyaz, calon suami Tiara. Dia harus menanyakan secara langsung pada Tiara perihal keberadaan sahabat Gea dan Reksa itu di rekaman CCTV yang didapat Gibran.Abizar tidak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abyaz. Kalau dia langsung menemui sahabat istrinya itu takutnya Abyaz beprikir yang tidak-tidak. Apalagi mereka berdua akan segera menikah. Nanti dikira Abizar menjadi setan penggoda pernikahan mereka, ye 'kan?Alhasil Abizar membuat temu janji dengan Tiara melalui Abyaz. Suami Gea itu menceritakan secara detail pada Abyaz mengenai apa yang ingin dibicarakannya bersama Tiara.Abyaz yang memang sudah kenal lama dengan Abizar mengiyakan permintaan Abizar. Dia bersedia membantu Abizar membuat janji temu dengan Tiara. Rencananya Abyaz akan mengajak Tiara untuk makan siang bertiga bersama Abizar di sebuah restoran dekat kantor Abyaz."Apa aku boleh meminta satu hal lagi padamu?" tanya Abizar pada Abyaz melalui sambungan telepon.[K
Gibran mulai menjelaskan apa yang dilaporkan anak buahnya perihal video ena-ena Bima dan Gea. Semalam setelah Abizar menghubunginya perihal video Bima dan Gea tersebut, Gibran langsung meminta Abizar mengirim video laknut itu padanya. Setelahnya Gibran bergerak cepat dengan meminta orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki secara detail video tersebut.Pagi tadi hampir semua data yang dia butuhkan sudah bisa diberikan oleh orang-orang kepercayaannya. CEO Adinata Group itu segera menghubungi Abizar. Gibran meminta menantu pertama kakak kandungnya itu untuk menemuinya pagi ini di kantor utama Adinata Group."Video itu hasil rekayasa digital. Sama seperti karyamu untuk menjebak Gea agar mau menikahimu." Gibran memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.CEO Adinata Group itu memang sengaja menyindir Abizar. Sujujurnya kemarahannya pada suami keponakannya itu masih belum surut. Tangannya masih gatal untuk mendaratkan bogeman di wajah Abizar.Gibran benar-benar kecewa dengan apa yang di