Home / Mystery/Thriller / Dendam Pendekar Peniru / Bab 31 Pertarungan Seperti Mainan

Share

Bab 31 Pertarungan Seperti Mainan

Author: Fright Night
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

 Akan tetapi musuhnya adalah iblis, dengan bergitu laju.

 Masih bisa di imbangi, dengan kekuatan iblis, yang mengunakan energi aslinya.

 Wusss! Burmmm! Darrr!

 Setelah pertemuan dua serangan itu, terjadi ledakan besar.

 Yang mengempaskan apa saja, yang di lewat ledakan itu.

 Banny tersenyum melihat itu semua, setelah membangkitkan unsur apinya.

 Termasuk mustika Es abadi, membuat Banny hanya sedikit memiliki.

 Balas kasian pada lawanya pada kawannya, Banny menjadi sosok berbeda.

  Wuss! Duarrr! Bummm!

 Banny dan makhluk itu, sama-sama terpental, Banny terpental sekitar 500 meter.

 Bagi makhluk itu pula, hanya terpental 150 meter.

 Terlihat berbezaan energi dan kekuatan, tetapi Banny belum terlalu serius.

 Hurkk! Hurkk!  Warkk!

 Banny terbatuk dua kali, dan memuntahkan darah segar.

 Memandangkan Banny terluka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 32 kampung pendekar

    Setelah seminggu Banny di perguruan itu, Banny akhirnya kembali.Kembali menulusuri daratan besar itu, melihat Banny akan pergi.Fera merasa sedih, dan tidak rela di tinggalkan, dengan muka cemburut Fera Berkata."Popo boleh aku ikut dia?" Tanya Fera."Bisa saja, jika Banny menijinkan kau ikut bersamanya." jawap Ki Kalinga.Mendengar itu, Fera langsung berlari kecil menuju.Ruang rehat Banny, kerana Banny belum pergi, Banny berniat pergi.Bila waktu sudah memasuki suasana malam, setelah sampai di dekat ruang Banny.Fera mengetuk pintu, berharap Banny akan membuka pintu itu.Kerana Fera tahu, tanpa suara atau semacamnya pun.Banny masih mengatahui itu dirinya, setelah menunggu beberapa saat.Akhirnya Banny membuka pintu ruang itu, dan keluar tanpa memakai baju.Hal itu membuat Fera terkejut, dan seketika Fera menutup matanya.&n

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 33 Hasrat Bertarung

    Awal sekali mereka cari di kampung itu, rumah makan kerana lapar.Banny dan Fera menekan energi kependekaran mereka, agar tidak di curigai.Orang-orang di kampung itu, melihat Banny dan Fera.Kerana mereka tidak merasakan energi kependekaran, sehingga mereka.Memandang mereka dengan pandangan hina, dan memandang rendah.Hal itu membuat Fera mengepalkan tangannya, ingin menyerang mereka.Tetapi Banny menahan Fera, agar tidak membuat masalah.Terlebih tangan kirinya, di tutupi kain panjang, membuat mereka tambah curiga.Tetapi Banny hanya menangapi biasa saja, tetapi unsur Api dan Es.Berkobar-kobar, ingin menyerang mereka yang melihat. Banny juga sebenarnya ingin menyerang mereka, tetapi Banny tau ini tempat orang.Setelah 30 minit akhirnya, mereka akhirnya jumpa rumah makan.Yang memiliki ruang inap, Banny dan Fera

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 34 Musuh 1 Kampung

    Setelah Fera menyelesaikan semua pendekar itu, Fera menyusul.Di meja Banny dengan pipi mengembung, kerana marah.Musuhnya sangat senang di kalahkan,dan juga Banny meninggalakan dirinya.Banny yang Melihat itu malah terkekeh, dan berkata."Hihihi gadis tengkil, kenapa muka mu macam udang." Banny terkekeh."kakang itu, mengapa meninggalkan aku sendiri," marah Fera"sudahlah itu latihan mu juga, kerana ini baru sedikit, belum lagi nanti, ketemu perguruan golongan hitam," bebel Banny.Panjang lebar membuat Fera terdiam, dengan kepala menunduk."Kenapa kau menyesal mengikuti ku?" tanya Banny.Serta merta Fera menjawap, dengan senyuman di bibirnya."Tidak kakang aku malah senang, mengikuti dirimu," jawap Fera.Setelah menunggu 10 minit, akhrinya pelayang yang tadi.Mengambil pesanan Banny, datang membawa 2 porsi ayam, dan sebotol arak.Tetapi se

  • Dendam Pendekar Peniru   BAB 35 Hewan Lelembut

    Setelah beberapa saat, menunggu musuhnya akhirnya mereka tiba di sana.Dengan senjata masing-masing mereka, dengan berani ketua mereka berkata."Jika diri mu berani, mari maju sini,tunjukan kekuatan mu" kata ketua mereka."Ahahah, kalian berani keroyokan, dasar lemah sekali," hina Banny."Binatang beraninya dirimu menentang kami, sepertinya mencari mati" Balas ketua tersebut.dengan nada marahnya, tidak terima semua hinaan itu, seketika ketua kumpulan tersebut, memasang kuda-kuda."Jurus Penarik Nyawa!" teriak ketua tersebut.Melihat serangan itu, Banny membuka sedikit energinya, agar bisa menahan serangan tersebut.Setelah Banny membuka energinya, bersamaan dengan itu juga, serangan ketua penyerang tersebut tiba, di tempat Banny."Tameng Es Abadi!" Teriak Banny dengan lantang.Dan serangan dari ketua tersebut, telah pun tiba di tempat Banny, saling dorong satu sama lain.

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 36 Panglima Kerajaan harimau lelembut

    Tetapi harimau itu malah mengerang, kerana tertekan energi Banny.WARKK! WARKK!Banny fikir kekuatan hewan itu, hanya bergitu saja, tetapi beberapa minit kemudianKekuatan hewan tersebut itu, tiba-tiba saja bertambah kuat.Banny terdesak kesal akan hal itu, tetapi harimau tersebut.Telah pun terlepas dari pengekang Banny, dan berniat menyerang Banny.Sekelip mata harimau itu, telah hilang dari pandang mata Banny.Membuat Banny memasang siap-siaga, tanpa Banny rasakan.Dari arah belakang, harimau tersebut menyerang Banny, dengan cekarannya itu.WUSSS! TRAKKK!Banny pun menghilang, dan kembali muncul di atas pohon.Dengan senyuman di bibirnya, Banny mengibaskan tangannya.Dan memegang sebotol arak, bagi menemaninya bertarung.Tetapi harimau tersebut, tidak memberikan Banny rehat sesaat pun.Har

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 37 2 Pendekar

    "Kerajaan kami telah hancur, di sebabkan oleh, kawanan iblis sialan," maki Boyot."Ternyata tujuan kita sama, aku pun akan mencari, perguruan golongan hitam, dan termasuk pengikut iblis durjana," balas Banny.Setelah itu, mereka kembali di mana, tempat Fera ditinggalkan."Sialan punya anak manusia, seorang wanita kau tinggalkan, seorang diri di goa ini?" Tanya Boyot.Dengan di sertai makiannya tersebut, tetapi Banny yang telah biasa.Hanya tersenyum menangapi semua itu, dan mengeleng kepala."sudahlah kau harimau jelek, mulut mu bau bangkai," umpat Banny."mulut mu bau arak, celaka maniak arak," balas Boyot."Arkkkk! sudah lebih kita teruskan masuk goa ini," marah Banny.Setelah beberapa minit, mereka memasuki goa tersebut, mencari keberadaan Fera.Sehingga Banny mengunakan tenaga dalam, untuk memanggil Banny."Fera! ohhh, kekasihku dimana dikau!" Teriak Banny.&nb

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 38 Kelakuan Sang Harimau

    "Mau apa kalian, memasuki kampung ini?" Tanya pendekar tersebut."Kami hanya mencari rumah makan, kerana sudah 3 minggu, kami tidak makan," jujur Banny."Cihhhh, melihat baju mu saja, membuat ku berfikir, dan terlihat sangat dirimu golongan hitam." hina pendekar tersebut.Dengan matanya melihat Banny, dari atas ke bawah, seperti memandang rendah.Hal tersebut membuat Fera, mengangam tangannya akibat menaham marah.Tetapi Banny menahan Fera, dan menganggap seperti biasa saja.Kerana memang bajunya, cuma itu saja bewarna hitam, itu pun warna kesukaannya."Apa memang, kami tidak bisa memasuki kampung ini?" Tanya Banny dengan sopan."Bisa tetapi ingat, kami akan mengawasi kalian, dan kami tidak segan-segan, membantai kalian." Amaran pendekar tersebut."Terima kasih, kerana kalian sudi, menerima kedatangan kami." tunduk Banny berterima kasih."Sudah kalian masuk saja, aku muak meliha

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 39 Energi Pemanggil

    Setelah mereka selesai makan, Banny, Fera dan sosok harimau Banny. Berjalan menuju ke lantai 2, di mana ruang inap tersebut berada. Baru saja sampai di lantai tersebut, gila Banny kumat, dan mengoda Fera. "Fera, kita tidur 1 bilik yuk." Goda Banny dengan keningnya turun naik. Perkataan Banny, membuat Fera memerah, dan langsung mencubit pinggang Banny. ARKKKK! Teriak Banny kesakitan, dan tersenyum melihat muka malu Fera. Setelah itu mereka menunggu, lelaki yang tadi melayan mereka sampai. Bagi mengurus peginapan mereka, dan nanti membayar juga makanan mereka tadi.30 Minit berlalu akhrinya, mereka memasuki ruang masing-masing. Sebelum Banny memasuk ruangnya, Banny sempat mengoda Fera. "Fera ayuk," Goda Banny. Dengan keningnya turun naik. Membuat Fera langsung melaju, memasuki ruangnya, takut dan malu. Meli

Latest chapter

  • Dendam Pendekar Peniru    Bab 62 persediaan perang

    Setelah beberapa minit mereka di atas bentang, akhrnya Banny terbang ke arah barat, bagi memulakan buat jebekan musuh-musuhnya nanti. Raja Seronon pun masiih mengikuti Banny, dia ingin melihat sendiri bagaimana Banny membuat jebakan, dan membantu Banny sedikit. Mereka terbang beriringan sepeti sepasang burung, kerana jarak dari istana ke barat tempat Banny membuat jebakan sangat jauh. Sehingga memakan waktu tidak sedikit, Soronsob sempat bertanya akan hal apa nanti berlaku, sebelum bermulanya peperangan. Dirinya takut akan kehidupan rakyatnya nanti, kerana sosok Soronsob sangat sayang akan rakyatnya, itu mengapa rakyatnya sangat sayang pada dirinya. "Banny apa yang nanti dirimu buat, dan bagaimana jebakan yang kau buat?" Tanya Soronsob dengan nada sopan, dan hormati akan sosok Banny. "Liat saja nanti Soronsob, bagaimana jebakan yang akan ku buat, Hahahah." Jelas Banny den

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 61 Musuh 3 Kilometer

    Setelah pertekaraan kecil itu berlalu, Akhirnya Banny lagi-lagi di selamatkan, di mana seharunya setelah Geleris membuka segel tingkat kependekaraannya. Giliran Banny pula membuka segel tingkatnya, akan tetapi Raja Soronsob datang tepat waktu, Banny seharusnya berterima kasih pada Raja Soronsob. Yang telah menyelamatkan dirinya, tetapi sebaliknya Banny malah memberikan sebuah pukulan, yang bersarang pada kepala Raja Soronsob. Sebenarnya setelah Banny memberikan tamparan itu, terlihat beberapa penjaga memasang posisi siaga, akan tetapi melihat Raja Soronsob terlihat santai. Mereka mengurungkan niat menyerang Banny, dan kembali pada posisi menjaga, setelah beberapa minit, akhirnya mereka berjalan beriringan menuju sebuah ruang. Dan terlihat ruang makan yang besar dan megah, Seperti kebiasaan Banny, langsung menghilang dari pandangan mata, kembali muncul bersebelah dengan meja makan. Tanpa memilik

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 60 Menjadi Orang Tengah

    "Apa guna kau bertanya padaku?" tanya Wanita itu kembali, dengan tetapi berwaspada siapa tahu lelaki di depannya, akan kembali menyerang dirinya."Aku bertanya kerana aku tidak merasakan tingkatnya bodoh." maki Banny tidak ingin mengalah, dari seorang wanita kerana dia merasakan dirinya paling kuat."Lelaki tidak berperikemanusian, seorang wanita cantik seperti ku, di katakan bodoh, apa kurangnya dirimu lelaki sialan." Balas Wanita cantik itu dengan makiannya."Ahahahaha wanita gila, jika aku menyebut tingkat kependekaran ku, aku merasakan dirimu akan muntah darah mendengarnya," ungkap Banny dengan nada makian masih belum berkurang."Cihhh! sombang kali kau lelaki gila, apa dirimu fikir di daratan ini, hanya dirimu yang terkuat, di atas langit masih ada langit," nasihat wanita itu pada keburukan Banny."Pesetan dengan langit, aku yang terkuat di daratan ini bodoh," balas Banny seperti tidak ingin kalah, tetapi dengan pendiriannya, yang merasakan di

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 59 Panas vs Es

    Pengakuhan Banny tadi yang seperti menutupi sesuatu, membuat Raja Soronsob mengerut keningnya, dan mencoba mencari sesuatu yang Banny sorokkan dari dirinya dan Donny."Aduhhh! maaf Soronsob apakah di istana ini ada makanan, aku merasakan lapar," Ungkap Banny tanpa merasakan malu, dan memegang perutnya.Seperti kesakitan perut kerana kelaparan, akan tetapi itu hanya mengalabuhi mata mereka, bagi menyorokkan tangan kirinya.Agar Soronsob dan Donny tidak mengatahui tangan Esnya tersebut, kerana musuh paling bahaya teman sendiri, bisa jadi bila mereka mengatahui keistimewa tangannya.Mereka akan saling berebut untuk memiliki, kabar tentang mustika es abadi yang telah di buka dari segelnya, telah cepat beredar sehingga banyak yang mencari.Keberadaan mustik es abadi, dan keyakinan mereka mustik es abadi di pakai orang, kebanyakan dari mereka telah mendengar cerita tentang perguruan raja tanah,Yang telah

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 58 Tiga Lelaki Pemabuk

    "A-a—apa pendekar Banny, maafkan kelancangan kami pendekar," balas ketua mereka dengan nada terbata, kerana terkejut dengan kehadiran seorang pendekar kuat.Dengan lutut bergegar ketakutan, mereka dengan serentak menunduk memberikan hormat, pada Banny dan teman-temannya sehingga Banny tersenyum gembira.Kerana karakter dirinya yang sombong, sehingga melihat para pendekar menunduk hormat, Banny tidak merasakan sungkam akan pekara itu, tetapi bagi Boyot, Donny, dan Fera merasa malu,Setelah gerbang di buka, mereka serentak memasuki istana di raja, terlihat megah menawan di penuhi dayang-dayang dan pengawal."Oii! orang tua di mana raja kalian?" Tanya Banny dengan gaya bicaranya yang sembarangan tanpa merasakan takut, Boyot telah Banny masukan di dunia demensinya.Yang bersama Banny sekarang hanya Fera, dan Donny, dan hanya beberapa pendekar yang tadi mengadang mereka."Raja kami sedang menunggu kalian di singgahsana," B

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 57 Raja Soronsob

    "Iya itu benar Banny," Balas Fera ikut senang kerana Banny telah kembali, akan tetapi keningnya kembali mengerut, kerana bagaimana Banny bisa mendapatkan energi kegalapan itu."Bisa jadi dia mendapatkan energi kegalapan itu dari batu bintang," Jelas Boyot seperti mengetahui isi otak Fera, hal tersebut membuat Fera melihat Boyot."Sudah-sudah jangan kau melihat aku seperti itu tolong," Sambung Boyot sembari mengerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, bagi mengelak sorot mata Fera."Ahahahaha! sudah kita liat bagaimana Banny membantai musuh-musuhnya," Fera tertawa santai, dan kembali fokus melihat Banny yang gagah membantai musuhnya.Jauh sedikit dari mereka sekitar 800 meter, terlihat Banny dengan senyuman mengerikannya tersebut, tanpa beban membantai murid perguruan darah kematian.Pembantainya tersebut memakan masa sampai 3 jam, pada akhirnya Banny selesai dengan mood membantainya, matanya kembali pada hitam penuh.Dengan

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 56 Tuan dan Hewan sama-sama gila

    Kerana ingin mengusahi energi kegalapan, banyak berlaku peperangan di semesti ini, banyak juga korban jiwa. Setelah memasang kuda-kuda, ruh kegalapan langsung mengeluarkan jurusnya, yang terkenal mengerikan. "Jurus Kematian Energi Kegalapan!" Teriak ruh itu. seketika dari kedua kakinya mengeluarkan energi kelabu, dan tangannya juga mengeluarkan energi yang sama. Di mana jurusnya kali ini, mengharuskan dirinya membantai mereka mengunakan tendengan dan pukulan, yang di selimuti energi kegalapan. WUSSS! KRIKK! AHHH? Dengan kecapatan cahaya, ruh kegalapan bergerak dan membantai, satu persatu dari murid perguruan darah kematian. Sehingga tanpa terasa hampir setengah sisa murid perguruan darah kematian telah dia bantai, jika tanpa suara Banny yany mengingatkan dirinya. Mungkin telah habis dia bantai, hal tersebut membuatnya memaki Banny, menutupi kesalahan akan kenakalan dirinya. "Woi

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 55 Kisah Ruh Kegalapan

    Tanpa merasakan iba, Banny membantai jasad Lantuk yang telah mati, terlihat jasad Lantuk berlobang-lobang, di mana Banny ingin mengambil inti energi Lantuk.Banny berbuat demikin bukan kerana ingin terlihat kejam, akan tetapi jika di biarkan inti energinya utuh, bisa jadi pendekar lain akan membangkitkan dirinya.Setelah selesi dengan kerjaannya, Banny lantas menghilang kembali, dan muncul di sebelah para murid perguruan darah kematian."Ahahahah! apa kalian siap para manusia hina? semoga ini hadiah terindah kalian, sebelum menuju alam baka.". Ungkap Banny yang seketika menusuk tangan kirinya.AHHHHH!Tepat pada jantung pendekar yang di sebelahnya, melihat tangan kiri Banny berwarna putih kebiruan, hal tersebut membuat Boyot mengerutkan keningnya."Apakah itu mustika Es abadi? yang beberapa minggu lalu terjadi fenomena?" tanya Boyot pada Fera, yang terlihat ketakutan akan keganasan Banny."Mengapa dirimu

  • Dendam Pendekar Peniru   Bab 54 Ruh keganasan

    "Ahahahah, terimalah kematian kalian sialan!" maki Boyot kerana cuma dia yang tahu, Banny menyerap energi batu bintang."Sial kita kecolongan, semua yang tersisa, gunakan kesemua energi iblis, bantai dia dan lebut inti energinya!" Teriak Lantuk, mengumpulkan sisa-sisa muridnya.Setelah mendengar teriakan ketua mereka, seketika 2 juta murid berkumpul, termasuk juga dengan tertua, di mana 2.5 juta murid telah gugur.Tidak tahu siapa yang memulakannya, terdengar teriakan menyeru nama perguruan, dan juga menyeru akan kehidupan semangat iblis."Hidup Darah kematian!""Hidup Darah Kematian!""Hidup Darah Kematian!""Hidup Semangat Iblis!""Hidup semangat Iblis!""Hidup semangat Iblis!"Suara teriakan bergema, memenuhi kawasan berdekatan dengan perguruan Darah kematian, hal tersebut membuat Fera, Donny, dan Boyot menyerah. DARKKKK! BURMMMM!Perguruan me

DMCA.com Protection Status