“Dendam apa yang kau simpan pada Ayahku, April?” tanya Leo. “Aku harap kamu tidak tertawa mendengar kisah menyedihkan. Dendam yang tidak akan pernah hilang jika Tomi belum mendapatkan balasannya. Dendam yang terbentuk dari kematian Ayah dan Ibuku di masa lalu karenanya. Dua kali aku menyaksikan kedua orang tuaku meninggal secara brutal karenanya. Karena Tomi telah membunuh orang tuaku, Leo,” katanya. Di akhir kata, April menitikan air matanya dengan pilu. Wajahnya yang sombong kini men menampakkan sisi lemahnya. Bagaimana tidak? Dia harus menceritakan kematian Ayahnya dia depan anak pembunuh ini. “A-April. Ke-kenapa Ayahku berbuat sejauh itu?”“Karena Ayahmu adalah orang yang serakah, Leo. Karena dia orang yang bisa menjatuhkan teman dekatnya demi ambisinya yang akan sirna termakan penyesalan. Karena dia jatuh cinta pada Ibuku namun tak terbalas. Karena dia manusia yang hilang rasa ibanya,” balasnya dengan air mata.“Saat itu, aku hampir ingin mati, Leo. Aku hilang harapan dan sem
April ke rumahnya dengan perasaan bersalah. Dia merasa sudah melangkah terlalu jauh untuk balas dendam ini. Termasuk menyakiti Leo yang tidak tahu apa-apa. “Hah!” April menghela nafasnya sambil melempar tasnya. “Ada yang mengganjal di hatiku. Padahal aku sudah yakin dengan apa yang akan aku lakukan. Tapi Leo akan berakhir hancur karenaku. Sial! Ternyata aku menyeret orang yang tak bersalah,” gumamnya. Rambut yang berantakan karena ulah tangannya. April sungguh frustasi dengan sikapnya. Tapi mengingat masa lalu, Toi tak pandang bulu. Dulu, rasa sakit itu terbagi padanya yang tidak tahu apa-apa juga. April hanya mencoba membalasnya dengan hal yang sama. TOK! TOK!“April!” panggil seseorang. Pria bertubuh jangkung dan besar itu berlari dengan air mata yang berlinang. Memeluk tubuh yang lelah dengan cepat dan erat. “A-Angga? Ada apa denganmu?” tanya April bingung. “April, selama ini kamu menyembunyikannya dariku. Kamu kesulitan karena menahan diri. Kenapa tidak kamu katakan saja se
Tak ada rahasia antara April dan Angga lagi. April sudah tak menyembunyikan apapun lagi kepada Angga. Karena gadis yang tidak percaya siapapun itu kini mempercayai Angga sepenuh hatinya. Karena Angga dikirim tuhan untuk tidak pernah mengkhianatinya. Termasuk kejadian lusa, bahwa April melakukan drama kecil tentang kehamilannya kepada Leo. Lalu membuat masalah besar dengan membuat Leo jauh dari Tomi karenanya. Tak hanya itu, April juga memberi tahu Angga tentang pengurungan Tomi untuk sementara waktu. Lantas hari ini juga Angga membuat keputusan yang mendapat persetujuan dari April. TOK! TOK!“Masuk,” kata Angga. Leo pun masuk dengan penuh hormat. Ya, dia menghilangkan keangkuhannya bukan karena Angga di atas dirinya. Melainkan dia sudah berada di zona kekalahan dan dia tidak masalah bersikap rendah seperti ini. “Kau sudah membawanya, kan?” tanya Angga dingin. Ya, dia fokus pada dua arah. Pekerjaannya juga surat resign yang sudah diberikan kepada HRD perusahaannya. “Ya, Pak. Saya
“Ah! Kantor ini membuatku muak!”“Aku bertahan sejauh ini karena kantor ini terlihat seperti memiliki masa depan yang cerah!”“Walaupun gaji dan kinerja kerja yang tidak sesuai ini, aku juga bertahan karena alasan itu. Tak disangka jika perusahaan ini bangkrut!” Delapan puluh persen karyawan perusahaann yang Tomi bangu dengan penumpahan darah ini, hancur secepat membalikan telapak tangan. Ini mirip seperti kata pepatah. Ketika mengambil apa yang sudah menjadi milik orang lain, maka sebenarnya kita sedang mengumpulkan balasan buruk di masa depan. Hal ini pun terjadi juga di kehidupan tomi yang terlihat sempurna tak ada celah. Kehancuran lebih mudah di dapatkan dari orang serakah. Tomi yang rela membunuh banyak orang yang menghalanginya telah mendapatkan balasannya. ***Di kediaman Tomi … Tomi yang angkuh kini sedang melempar rasa kekesalannya pada barang berharga di dalam ruangan yang mengurungnya. Tak ada belas kasihan dari siapapun, termasuk Sekretarisnya. Sekretaris Tomi itu su
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m