Home / Romansa / Dendam Bos Arogan Berujung Akad / Bab 7 - Pria Gentleman Tidak Membuat Wanita Menangis

Share

Bab 7 - Pria Gentleman Tidak Membuat Wanita Menangis

Author: Miss Marieska
last update Last Updated: 2023-10-07 20:52:30

Lilin lilin sudah terpasang di atas meja makan dengan cantiknya. Angel berharap Nick segera pulang. 

“Sudah pulang dari jam 5 sore tadi. Nick katanya sih mau pulang. Kamu apa kabar?”

“Aku baik, Bu. Mas Nick belum sampai di rumah. Ibu sehat? Nanti aku sempatkan main ke sana ya, Bu,” kata Angel kepada ibu mertuanya, ibunda Nick. 

“Iya. Nick sempat ke sini semalam, menginap di sini habis pulang dari luar kota. Terus, tadi langsung pulang katanya sih mau pulang ke rumah. Tunggu aja,” kata sang ibunda. 

“Iya, Bu. Aku tunggu. Tapi ini udah jam 8 malam, ini hari pernikahan kami yang ketiga. Kok belum pulang ya? Mungkin macet ya, Bu,” kata Angel bertanya sendiri, dan menjawab sendiri pertanyaannya dengan ekspresi gelisah. 

“Ya mungkin macet. Karena jam sibuk, kan? Selamat ulang tahun pernikahan untuk kalian. Semoga kamu segera diberi momongan ya. Ibu juga sudah ingin banget,” ucap sang ibu mertua. 

“Aamiin,” jawab Angel seraya melihat jam dinding. 

JEGEEERRR!

Angel menuju tirai dan melihat ke luar jendela. Hujan begitu deras di luar disertai petir dan angin kencang. Mbak ART mondar-mandir membawakan alat makan dan berbagai perlengkapan. 

“Bu … ini dessertnya mau sekalian saya taruh, atau gak usah dulu?”

“Hemm, gak usah dulu deh mbak. Tolong taruh di kulkas dulu aja. Mas Nick belum datang,” ucap Angel melamun dengan wajah sedih. 

Dia sudah tampil anggun dengan dress cocktail warna broken white. Bunga bunga segar juga sudah ada di meja. Angel menata semuanya sendiri. Dia berharap Nick mendapatkan kejutan, usai pulang dari luar kota. 

Drrrt Drrrt!

“Aku gak bisa pulang cepat. Tiba-tiba ada berkas yang ketinggalan, klien minta presentasi malam ini. Apalagi, sekarang hujan deras. Aku terjebak di hujan dan ngopi bareng klien,” tutur Nick lewat pesan seraya mengirimkan foto cangkir kopi dan juga laptop dengan tampilan grafik. 

Mata Angel berkaca-kaca membaca pesan suaminya. Hatinya begitu pedih sambil melihat ke arah meja makan yang sudah ditata. Sedihnya, tidak ada keceriaan di momen yang begitu manis, yang semestinya bisa menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua. 

Angel spontan menelepon sang suami berharap bisa merayu Nick agar lebih cepat pulang. Berbagai persiapan yang sudah ditata begitu romantis seakan menjadi mubazir. 

Tuuut Tuuut Tuuut!

Nick justru menolak panggilan telepon Angel. Air mata langsung menetes di pipi, mengalir begitu saja tiba-tiba. Angel duduk dengan ekspresi lemas, dengan menatap semua hidangan dari steak, sup, hingga aneka pastry.

CEKREK!

Angel mengirim foto hidangan di atas meja makan yang ditata begitu sempurna. Dia mengirim foto itu kepada suaminya. 

“Ini anniversary kita yang ketiga mas. Apa gak bisa, kamu pulang sebentar aja? Demi aku, demi kita. Aku akan tunggu sampai kamu pulang ya, aku mohon,” tulis Angel seraya menghapus air mata. 

Drrrt Drrrt!

“Aduh … aku gak janji pulang jam berapa. Kamu tidur duluan aja. Lagipula kamu itu untuk apa sih siapkan perayaan begitu? Gak perlu lah. Capek-capekin aja!”

JLEB!

Begitu tajam dan menukik langsung menusuk hati Angel. Begitu sakit rasanya Angel membaca pesan sang suami. Tangisan bertambah lebih deras frekuensinya dibanding sebelumnya. 

“TIDAAAKKK!”

PYAAARR!

Tak sengaja tangan Angel membuat sebuah gelas kristal terjatuh ke lantai, pecah dengan beling berserakan. ART mengintip dari dapur, melihat Angel menangis. 

“Awhh!”

“Eh ibu. Udah biar saya aja yang bersihkan pecahan belingnya. Tuh, jari ibu berdarah deh. Ibu kenapa menangis? Jangan sedih ya, Bu,” kata ART memegang tangan Angel. 

“Mbak, kamu bungkus aja semua makanan. Kasih satpam komplek di ujung jalan, atau kamu bagi-bagi aja ya. Saya mau tidur aja, sekalian mau obati luka dulu,” ucap Angel menangis. 

“Lho, gak jadi makan malam, Bu? Itu puddingnya sudah matang,” kata ART. 

“Gak jadi, saya lelah,” kata Angel dengan mata sembab dan berlalu seraya memegang jari telunjuknya dengan tisu karena berdarah terkena beling. 

Lagi-lagi Angel tidur malam ini dalam keadaan menangis, air mata membasahi bantalnya. Angel menghapus makeupnya sambil berbaring hingga berantakan di wajahnya, 

“Tega banget sih kamu mas, apa salahku,” isak Angel bicara monolog. 

Karena lelah menangis, Angel tertidur lelap. Bahkan suaminya pulang pun, tidak disadarinya. Sampai di pagi hari Angel terbangun, dia melihat Nick sudah bangkit dari ranjang dan menyikat gigi di depan wastafel. 

“Kenapa sih mas?!”

Tiba-tiba Angel mendekat ke arah Nick, masih di balik dress transparan broken white bekas semalam. Wajahnya kusut, matanya sembab. 

“Kenapa apanya sih,” tanya Nick seraya berkumur lalu berbalik menatap istrinya. 

“Ini black anniversary untuk kita. Tahun lalu, kita masih baik-baik aja, masih merayakannya ke Singapura meski hubungan kamu dan Papa Mama tidak harmonis sejak awal. Tapi kenapa, kenapa kamu berubah? Kenapa kamu makin dingin sama aku, kenapa kamu makin jauh dari aku. Aku semakin merasa … tidak dianggap,” kata Angel dengan lirih dan mata berkaca-kaca. 

“Kamu tuh gak paham ya, aku itu kan manajer sekarang, nah ada proyeksi aku akan dipromosikan sebagai wakil direktur. Ya, walaupun perusahaan kecil kata Papamu, tapi kan aku harus tunjukkan yang terbaik. Kamu sebagai istri harusnya paham dong,” bentak Nick dengan nada tinggi. 

“Oke, aku sangat mendukung karier kamu, mas. Tapi tolong … kasih aku perhatian, kita bisa jalani ini dengan lebih baik lagi. Aku nunggu kamu semalam, mas. Aku pikir kamu pulang di hari jadi kita. Kasih aku cincin berlian yang kamu beli,” tutur Angel dengan bibir bergetar menahan emosi. 

“Cincin?”

“Iya … cincin yang kamu belikan untuk aku, dalam struk yang aku temukan waktu itu. Itu cincin untuk aku kan? Aku pikir, kamu akan kasih surprise untuk aku … aku sudah menunggu momen itu. Tapi kamu malah gak pulang,” ujar Angel menangis. 

“Kamu salah, aku gak pernah beli cincin. Udah ya, aku harus berangkat. Pagi ini ada coffee morning dengan klien. Oh ya, soal anniversary, ya udahlah, gak usah dilebih-lebihkan,” kata Nick langsung masuk ke kamar mandi dan meninggalkan Angel. 

Lagi-lagi Angel menghela nafas dengan tersengal sesegukan karena kecewa. Apalagi Nick tidak mengakui soal cincin berlian itu. Angel semakin frustasi dan kehabisan kata-kata. 

Dia mengalihkannya dengan berangkat ke kantor. Sebuah mobil parkir di area parkir khusus CEO. Angel turun dari mobil, dan kesulitan mendapatkan tempat parkir. Satpam menyambangi Angel. 

“Kenapa, Bu?”

“Ini kan biasanya ada 3 lot parkir di sini. Saya sampai gak bisa parkir. Ini mobil siapa aja sih?!”

“Ohhh … iya bu, ini tamu-tamunya Pak Bara,” kata satpam.

“Hah? Tamu? Terus saya parkir di mana? Sudah keliling, lot parkir lagi penuh sama konsumen dan mobil para dokter. Aduhh,” kata Angel kesal. 

“Di sini aja bu, di pinggir mobil Pak Bara, paralel aja ya. Saya pandu,” kata satpam. 

Angel menahan emosi seraya masuk lagi ke dalam mobil. Dia menggunakan kacamata hitam untuk menutupi matanya yang bengkak. Jarinya juga dibalut perban karena luka. 

Angel menuju ruangan Bara masih di balik kacamata hitamnya. Bara yang sedang ngobrol dengan para tamu, menatap Angel di pintu. 

“Ahhh Angel! Silakan masuk, saya kenalkan dengan para klien,” kata Bara berdiri menjemput Angel di pintu. 

“Gak perlu! Mas itu keterlaluan ya. Arogan dalam segala hal,” kata Angel dengan berbisik namun bernada kesal. 

“Maksudnya?”

“Saya sampai susah parkir, karena tamu-tamu Anda menghalangi,” kata Angel menunjuk ke arah depan. 

“Ahh … itu. Tamu harus diberikan yang terbaik, bukan?” tutur Bara menunduk ke arah jari Angel yang dibalut perban. 

Angel menyadari dan menunduk sampai kacamatanya merosot ke pipi. Angel menutupi jarinya lalu menatap Bara. 

“Hei, mata kamu bengkak, seperti habis menangis,” kata Bara menatap Angel. 

“Ahh … hemm … “ kata Angel salah tingkah lalu menunduk. 

“Suamimu?”

“Maaf, bukan urusan kamu,” kata Angel menghindar dan berbalik. 

“Hei!”

Langkah Angel terhenti saat Bara sedikit teriak. Angel tidak menoleh, tetap membelakangi Bara. 

“Pria yang gentleman tidak membuat wanita menangis,” kata Bara tiba-tiba. 

Angel hanya tersenyum kecut lalu memakai lagi kacamatanya. Dia tidak menjawab ucapan Bara, melainkan langsung masuk ke ruangannya dan meninggalkan Bara dengan sejuta tanya. 

Related chapters

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 8 - Arogan Tapi Tetap Punya Hati

    Riri datang membawa berkas ke ruangan Angel. Terlihat perempuan cantik, modern, dan kuat itu sedang melamun di depan komputer. Bara benar, mata Angel terlihat sembab hari ini. “Memangnya sembab banget ya, Ri?”“Hemm, lumayan, Bu. Bengkak … ibu lagi mata panda ya? Kurang tidur ya,” tanya Riri seraya berdiri di depan Angel. “Hemm … kurang tidur iya, sedih iya,” ucap Angel menunduk sambil menggoyangkan pulpen di atas meja. “Ibu nangis? Kenapa, Bu?” tanya Riri polos. “Ri, kamu kan juga kenal suamiku ya. Menurut kamu, pernikahanku dan Mas Nick itu gimana?”“Hah? Gimana apanya, Bu? Aku gak mau … humm … maksudku, gak mau ikut campur,” kata Riri sambil menyelipkan rambutnya di telinga. “Yaa … kamu sebagai orang luar, melihat aku dan Mas Nick itu gimana? Apa memang terlihat ya, kalau pernikahan kami sudah …”“Sudah apa, Bu, tanya Riri bingung. “Ah ya sudahlah, gak usah dibahas. Tolong ambilkan kompres aja kali ya, mau kompres mata. Ambilkan lap dan air es aja ya,” ucap Angel tersenyum.

    Last Updated : 2023-10-08
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 9 - Pernikahan Itu Rumit, Jangan Dulu

    Segelas minuman dingin dengan hiasan bunga tropical ada di samping Angel yang sedang duduk di pinggir kolam renang infinity pool di tepi pantai, di Bali. Dengan tank top seksi dan celana pendek, Angel mencelupkan kedua kakinya ke dalam air kolam renang seraya menikmati langit yang bertabur bintang. Matanya sesekali menatap ponselnya, menanti kabar atau sekadar perhatian dari sang suami. Pencahayaan temaram di tepi kolam renang membuat mata Angel berkaca-kaca. “Better?”Leher Angel mendongak ke atas mencari sumber suara. Bara datang menghampirinya dengan mengenakan sweater biru dongker dan celana jeans yang membuatnya begitu menawan. Baru kali ini Angel melihat Bara tidak mengenakan jas. “Better apanya,” tanya Angel menarik kakinya dari dalam kolam renang lalu berdiri dan mencari kursi seraya menggenggam telepon di tangan kanan dan gelas di tangan kiri. “Ya kondisinya. Tadi katanya kelelahan. Besok pameran sudah dimulai. Akan lebih sibuk lagi, butuh kondisi yang fit,” kata Bara den

    Last Updated : 2023-10-08
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 10 - Pelan-Pelan Hancurkan Dia, Lalu Keluarganya

    CHEERS!Bara menutup malam pameran di Bali dengan barbekyu party, Angel bersama beberapa karyawan terlihat ikut hanyut dalam momen itu. Sesekali Bara menatap Angel dengan tatapan mata dingin penuh makna, namun Angel tidak menyadarinya. “Kita deal ya!”“Tapi kenapa pak, kami tidak boleh pakai skincare dan kosmetik milik bu Angel? Kami tahu reviewnya bagus juga,” kata para klien. “Tidak usah. Saya yang memimpin saat ini. Pakai label perusahaan saya saja,” kata Bara deal-dealan dengan para klien tanpa sepengetahuan Angel. Klien sepakat dengan Bara yang semakin menguasai perusahaan itu. Di sisi lain, Angel hanya bisa mengikuti permainan Bara. Dia fokus dengan ponselnya, menghubungi suaminya selagi Bara ngobrol dengan para klien. Angel membawa piring berisi beberapa sate barbekyu dan menepi sejenak untuk menghubungi Nick. “Kamu itu kenapa sih, Mas? Kenapa kamu kasar banget sama Mama,” kata Angel kepada suaminya dengan lirih. “Kasar gimana sih?”“Kamu di mana sekarang,” tanya Angel men

    Last Updated : 2023-10-08
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 11 - Merayu karena Ada Maunya

    Angel cukup terkejut melihat keberadaan Nick yang sudah berada di rumah saat dia pulang dari Bali. Dengan senyum yang tersungging di bibir, Angel menghampiri suaminya dengan tas selempang masih ada di bahunya. “Ya ampun, Mas! Aku gak nyangka lho kamu ada di rumah. Aku senang banget kamu di sini jam segini,” kata Angel melihat ke arah jam dinding, masih pukul 5 sore. Ini menjadi momen langka untuk mereka karena Nick pulang lebih cepat, ada di rumah lebih pagi. Nick yang sedang makan itu akhirnya menaruh garpu dan sendok di piringnya. “Iya, aku sudah pulang dari jam 4 sore. Tadinya mau hubungi kamu, mau jemput kamu di bandara. Ya sudahlah, karena kamu gak mungkin bisa dihubungi kalau lagi di pesawat, aku langsung pulang ke rumah aja,” tutur Nick memegang tangan Angel. Angel merasa berseri-seri, duduk di samping suaminya seraya mencondongkan tubuhnya untuk lebih intim. Suatu sikap yang tidak biasa dilakukan oleh Nick kepada sang istrinya. “Ahhh kamu so sweet banget Mas. Aku bahagia

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 12 - Suami Diam-Diam Pesan Jas, Istri Curiga

    “Angel!”“Angel!”Bara dua kali memanggil Angel yang sedang melamun saat menggoyangkan pulpen di atas meja. Wajah Angel murung dan seolah penuh beban pikiran. “Angel!”“Oh iya, Mas, Gimana ya?”Angel kikuk dan terkejut saat namanya dipanggil sekali lagi. Bara tersenyum kecil hingga mendekat ke arah Angel. Mereka sedang berada di ruang rapat, bicara dengan para klien. “Proposal kamu ini saya tolak! Semua produk ganti pakai punya perusahaan saya!”“Lho Mas! Kok gitu sih? Perusahaan kita merger ini bukan berarti semua produk saya dibumihanguskan kan? Kenapa produk kami gak boleh berkibar juga? Ya kalau kami gak bisa jualan juga, artinya ini sama saja perusahaan kamu dong! Bukan merger namanya, tapi ganti kepemilikan,” ucap Angel berteriak di depan wajah Bara, di hadapan para klien yang resah dan saling menoleh. “Kamu lupa perjanjian kita? Semua keputusan, ada di tangan saya!”“TERSERAH! SAYA GAK MAU ANDIL DALAM SETIAP PROJECT APAPUN! SAYA CAPEK!”“Angel!”Angel ke luar ruangan karena

    Last Updated : 2023-10-10
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 13 - Suami Menang Banyak, Setelah Duit Kini Mobil

    Angel tiba-tiba tergerak untuk menelepon seseorang setelah selesai bicara dengan suaminya di telepon. Agak ragu memang, Angel menggigit bibirnya sendiri lalu mematikan ponselnya. Kriiing! Kriiing! “Ngel, tadi kamu telepon Ibu?” tanya ibu mertua, ibunya Nick. “Ehhh iya Bu. Kepencet,” kata Angel beralasan seraya bangkit dari kursi kerjanya lalu melihat ke arah jendela. “Ohhh kepencet. Hemm ibu kira kenapa. Nick nanti malam mau ke sini katanya karena besok akan berangkat dari sini, mau ke luar kota. Ibu kira kamu ikut,” kata sang mertua baik-baik saja. “Hemm … aku malah gak tahu Bu,” ujar Angel murung. “Gak tahu gimana maksudnya?” “Ehhh … enggak enggak. Maksudku, aku malah gak tahu bisa ikut apa enggak, karena memang klinik aku lagi sulit. Ada banyak sekali yang harus dibenahi. Jadi sebagai istri, aku dukung karier Mas Nick aja,” kata Angel menutupi sikap suaminya, dan tidak mau banyak mengeluh. “Ahhh … jangan terlalu sibuk. Kan akhir pekan ini ada libur tanggal merah plus ak

    Last Updated : 2023-10-10
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 14 - Menyusulmu dan Sepotong Croissant

    Saat long weekend tiba, Angel sudah berdandan sejak pukul 9 pagi. Dia memasang catok rambut kemudian menyiapkan dress yang cantik beserta blazer. “Ah enak banget sih kalian semua, sudah long weekend. Saya tetap harus kerja nih,” tutur Angel lewat grup chat para dokter dan karyawannya dulu, tanpa ada Bara di dalamnya. “Ah ibu, kami juga kan para dokter tetap on duty. Tetap masuk karena harus melayani pelanggan. Ya memang sih, ada yang shift dan piket bergantian. Yang liburan sih Riri tuh, ke Lombok katanya,” kata para dokter menyebut nama Riri. “Hehe, iya nih. Holiday dulu ya,” tulis Riri. Angel hanya bisa tersenyum membaca pesan di grup para karyawannya yang nyaris menganggur jika klinik ditutup. Yang utama, Angel merasa lega karena gaji mereka sudah dibayar dengan lancar saat ini. Angel menuruni anak tangga dan melihat ke meja makan. Si mbak ART sudah menghidangkan cereal dan roti tawar sesuai pesanan Angel. Krrriiing! Kriiiing!“Ya halo Ma,” kata ibunya Angel dari Singapura.

    Last Updated : 2023-10-11
  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 15 - Penghulu Jadi Tanda Tanya

    Croissant sisa satu menjadi saksi di antara mereka berdua. Rasa almond dan keju membuat Bara masih melirik croissant itu. “Yakin kamu gak mau?” tanya Bara melirik ke arah Angel dan croissant. “Hehe, kamu mau? Ambil aja. Atau saya belikan lagi,” kata Angel mulai tidak kaku saat bicara dengan Bara. “Ya udah, buat saya saja,” ucap Bara mengambil croissantnya lagi lalu mengunyahnya. Angel mesem-mesem melihat sikap Bara sambil menunjuk ke sudut bibir CEO sombong itu. Bara lantas memegang sudut bibirnya dengan tangannya. “Bukan, bukan yang itu, tapi yang kiri,” tutur Angel menunjuk ke arah sudut bibir Bara. Bara lantas mengambil tisu dan membersihkan dagu dan sudut bibirnya dari remah-remah roti. Dari arah berlawanan, Angel hanya bisa tersipu melihat tingkah Bara. Hingga akhirnya obrolan itu terpecahkan oleh suara ponsel. “Maaf ibu, HPnya Pak Nick saya yang pegang selama 2-3 hari ini. Karena memang di sini agak susah sinyal, dan Pak Nick bilang, gak bisa sering-sering balas chat atau

    Last Updated : 2023-10-11

Latest chapter

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 80 - Rela Menjadi Ayah dari Anak Itu

    Angel melotot menatap Bara saat mendengar Bara menyatakan perasaannya. Sang perempuan berbadan dua itu sedikit memastikan apa yang sebenarnya Bara katakan. "Maksud kamu gimana mas? Aku gak paham," ujar Angel. "Ya maksudku sudah jelas Ngel. Bahwa aku sayang sama kamu. Entah kenapa, ini semua seperti proses. Jujur, awalnya aku sangat benci kamu dan ayahmu, namun setelah aku mengenal kamu lebih jauh, justru hidupku menjadi lebih baik, aku lebih banyak tersenyum. Kamu mengisi kekosongan dan mengusir rasa dendam itu Ngel," kata Bara menyatakan panjang lebar. "Apaan sih kamu mas ..."Angel mencoba menghindar dan menuju ke arah pintu ruang kerjanya. Bara lantas memegang bahu Angel. "Jangan marah Ngel, aku hanya menyatakan yang sebenarnya, yang aku rasakan," kata Bara. "Mas ... aku ini istri orang. Bahkan, aku sedang mengandung anak suamiku," kata Angel dengan mata berkaca-kaca. "Aku hanya mau tanya satu hal sama kamu Ngel," kata Bara. "Apa itu mas," sahut Angel. "Apakah kamu masih ci

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 79 - Aku Sayang Kamu, Angel

    Angel sudah jauh lebih baik hari ini. Dia sudah mulai bisa tersenyum saat masuk ke kantor. Sudah sepekan sejak Angel masuk rumah sakit dan dinyatakan hamil. "Ya baik! Deal ya pak! Kita jalankan kerja sama ini," kata Bara saat bersalaman dengan klien kemudian menoleh ke ruang kaca. Angel melintas dengan membawa tas tangan dengan penampilan yang sudah jauh lebih baik. Lantas kemudian Angel masuk ke dalam ruangannya. Bara bergegas menuju ke ruangan Angel. "Sehat Ngel?" tutur Bara tersenyum kecil. "Hei ... mas. Iya udah lebih baik," kata Angel tersenyum dan sudah jauh lebih tegar. "Syukurlah. Aku senang dengarnya. Gimana? Sudah lebih bisa rileks atau ..." "Ya, sudah mas. Aku sudah lama menginginkan anak ini," kata Angel memegang perutnya. "Iyaaa ... aku paham. Kalau kamu memang tidak sanggup, pulang gak apa-apa. Gak usah ke kantor," ujar Bara. UWEEKK! UWEEEK! Angel tiba-tiba mual. Dia lantas beranjak dari bangkunya lalu menuju wastafel. Bara cukup menunjukka

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 78 - Itu Bukan Anak Kamu!

    Nick bertanya kepada satpam di depan rumah Angel. Saat menurunkan kaca jendela, satpam tentu sudah mengenal majikannya. Saat mendekat, Nick mengajak satpam tersebut ngobrol. "Pak Nick gak masuk? Sudah lama sekali Pak Nick tidak pulang. Ibu lagi hamil katanya pak. Selamat ya," kata satpam enggan ikut campur. "Ah iya pak. Ya ... memang saya gak mungkin pulang. Mungkin bapak sudah tahu ..." kata Nick terlihat bimbang. "Iya pak. Yang sabar ya pak, saya ikut doakan yang terbaik," kata satpam. "Di dalam sedang ada tamu saya lihat," kata Nick menyelidik. "Ah iyaa... ada Pak Bara. Beberapa kali sering ke sini sejak bu Angel sering sakit dan hamil," kata satpam. "Ohhh ... sering datangnya?" tanya Nick. "Hemm ... ya sejak bu Angel masuk rumah sakit, dan pulang dari rumah sakit aja sih pak," kata satpam. Nick melihat ke arah mobil Bara. Dia mengangguk dan langsung pamit kepada satpam tanpa masuk. Lalu Nick memberikan sekantong plastik mangga dan bubur ayam untuk Angel. "Tolong kasih ya

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 77 - Memelas, Ingin Bertemu

    Nick melihat istrinya pagi hari. Semalaman, Nick tidur di sofa. Wajah Riri cemberut dengan tanpa senyum sedikitpun. Nick bangkit dari sofa memegang bahu Riri dari belakang. "Jangan gitu dong sayang, jangan marah," kata Nick saat Riri tengah menyiapkan sarapan. "Apaan sih! Jangan sentuh sentuh aku," ucap Riri ketus. "Sayang ... aku kan memang masih suaminya Angel. Jadi wajar kalau kami memang tidur bareng. Dia aku kasih nakah batin," kata Nick mencoba merayu Riri. "Gila kamu ya! Berani-beraninya kamu berpikir seperti itu!" kata Riri. "Ya bukan berani-beraninya, saat itu memang Angel merayu aku, dan aku ....""TERGODA! AH KAMU EMANG DOYAN!" tukas Riri sambil mengacungkan pisau. "Sayang, please! Tolong mengerti," kata Nick. "Ya terus, kalau Angel sedang hamil anak kamu, terus, kamu gak jadi cerai? Terus nasib aku gimana? Terus jadi yang kedua seumur hidup? Hah!" "Ya gak begitu juga sayang ... Angel juga gak mau nerima aku lagi. Tapi, tentu memang kami belum bisa bercerai. Tapi ak

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 76 - Buaya Terperangkap 2 Janin

    Pagi hari, Nick termenung di balkon apartemen. Riri dengan dress dan perut yang mulai terlihat, memberikan jus di pagi hari. Sang istri siri juga membawakan buah untuk suaminya. "Sayang, kok kamu melamun aja sih? Semalam pulang jam berapa? Aku udah tidur," kata Riri sambil memetik satu buah anggur. "Hemm iya, jam 11 malam," kata Nick sambil menatap ke arah sejauh mata memandang dengan dingin. "Oh gitu, kok gak bangunin aku sih? Terus, sekarang kamu ke kantor? Temani aku aja dong sayang," kata Riri langsung duduk di pangkuan Nick. "Aduh ..." kata Nick langsung mengelak lalu menghindar perlahan."Ada apa sih sayang? Kok kamu kayak sembunyikan sesuatu dari aku," kata Riri mulai curiga. "Hah? Gak apa-apa," kata Nick. "Pasti kamu mikirin Bu Angel kan? Jujur!" kata Riri. Nick hanya menggeleng dan menoleh ke arah Riri dengan dingin. Dia berdiri lalu memegang besi balkon sambil menatap jalan.Riri mulai resah, dan bingung dengan sikap suami yang dirampasnya. Lantas, Riri memeluk Nick d

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 75 - Perceraian yang Tertunda

    TING TONG! ART membuka pintu. Bara yang datang, membawakan beberapa plastik berisi makanan. Pukul 7 pagi saat ini. "Pak Bara ... ada apa ya?" tanya ART sudah mengenalnya. "Angel ada? Sudah bangun?" tanya Bara ramah. "Non Angel lagi di area belakang, lagi minum jus di area kolam renang," kata ART. "Saya susul ya. Sudah makan belum dia?" tanya Bara lagi. "Tadi sih bu Angel katanya sedang mual. Jadi makanya minta dibikinin jus dan buah aja," kata ART. "Oh gitu, ya sudah, saya ke dalam ya," kata Bara seraya melangkah. Bara mengintip ke arah kolam renang. Terlihat Angel tengah menyantap buah sambil melamun. Tatapan matanya kosong dan memang sedang banyak pikiran. "Ehem! Morning," kata Bara tiba-tiba. "Ehhh ... mas Bara? Kok ada di sini," tanya Angel seraya berdiri menyambut atasannya. 'Ya kebetulan sebelum ke kantor sekalian lewat. Ada bubur sumsum dan kacang ijo nih. Mau yang mana? Belum sarapan kan," tanya Bara seraya memperlihatkan makanan yang dipegangnya. "Ya amp

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 74 - Atasan Rasa Suami

    Bara membantu Angel untuk pindah ke ruang perawatan. Pukul 19 malam ini, Widuri pamit saat Angel sudah lebih tenang. Bara tidak beranjak, seharian bersama Angel. "Bener, gak perlu aku temani?" tanya Widuri. "Gak perlu Wid. Gak apa-apa. Gak usah. Terima kasih. Kamu kan harus kerja lagi besok," kata Angel. "Besok aku akan ke kantor Nick. Akan aku bahas soal penundaan perpisahan kalian," kata Widuri. "Nanti ... kalau Mas Nick tanya, bilang aja, perceraian akan diurus setelah klinik laku terjual. Karena aku belum bisa juga bayar uang yang diminta oleh dia," ucap Angel sudah ikhlas. "Kenapa sih gak bilang kalau kamu hamil aja?" tanya Widuri. "Gak usah ... nanti aja. Aku gak mau berebut suami dengan Riri yang juga sedang hamil. Aku gak sudi dia bantu aku selama kehamilanku," ujar Angel kembali menangis. "Yang sabar ya Ngel," kata Widuri. Bara hanya menyimak obrolan mereka dengan mengupas kulit jeruk untuk Angel. Selanjutnya, Bara kemudian mengantar Widuri hingga ke pintu. "Mas Bara

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 73 - Apa? Hamil?

    "Iya halo, tante," tutur Bara menjawab telepon yang masuk. "Lho ini siapa?" tanya ibunya Angel di ujung telepon. "Saya Bara," kata Bara. "Lho Nak Bara. Sedang sama Angel ya? Kok teleponnya sama kamu?" tanya ibunya Angel bingung. "Tante ... ini ... Angel ... tadi pingsang. Sekarang sedang di rumah sakit," kata Bara. "APA? YA AMPUN! RUMAH SAKIT? KONDISINYA GIMANA? ADUHHH," kata ibunya Angel panik. "Tante tenang aja dulu. Angel sudah kami temani kok. Sejauh ini kondisinya sadar, sudah ditangani dokter," kata Bara. "Di rumah sakit mana? Nanti kamu chat tante ya! Biar tante dan om langsung ke sana. Kok bisa?" tanya ibunya Angel. "Tadi, Angel sempat bertengkar dengan Nick, tante. Di kantor. Ya setelah itu, Angel mungkin syok dan pingsan," kata Bara. "ITU ORANG LAGI GARA-GARANYA! SELALU AJA NYUSAHIN ANAK SAYA! YA SUDAH, TOLONG YA BARA. DI SANA ADA SIAPA?" tanya ibunya Angel. "Ada Santi kok tante, sekretaris saya. Widuri juga sebentar lagi datang, tadi sudah dikabari," kata Bara. "

  • Dendam Bos Arogan Berujung Akad   Bab 72 - Doctor, Please!

    Suara pertengkaran terdengar dari dalam ruangan Angel. Santi dan beberapa dokter hingga karyawan menguping dari luar. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. "Kasihan ya Bu Angel, dengar-dengar sih, rumah tangganya di ujung tanduk," kata salah satu karyawan. "Aduh, itu ribut banget lho, lebih baik segera buka pintunya daripada terjadi apa-apa," kata salah satu dokter. "Eh apa benar, WIL atau selingkuhan suaminya itu adalah si Riri? Soalnya, gue sempat dengar begitu. Apalagi Riri juga kan dipecat ya," kata yang lainnya. "Sssst, jangan pada gosip. Gimana ini," ucap Santi mencoba mengetuk pintu terus. BRUKK!BRUUUK!"Jahat kamu mas! Kamu tega mengkhianati aku, apa salahku? Aku sudah berusaha mencoba pasang badan buat kamu di depan Papa Mama! Kenapa sih?! Tega banget," teriak Angel dari dalam. "YA KARENA KAMU GAK BISA KASIH AKU ANAK!"Tak Tok Tak TokSuara pantofel pria terdengar masuk ke dalam. Pria itu terhenti sejenak langkahnya begitu dia melihat karyawan dan sekretarisnya ber

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status