Home / Fantasi / Demon Emperor / 9 - Putraku Hilang

Share

9 - Putraku Hilang

last update Last Updated: 2022-03-30 09:35:41

Tujuh hari kemudian setelah acara Persembahan Bulan Purnama berakhir. Orang-orang desa sudah mulai melupakannya.

Malam itu terdengar suara burung hantu di kejauhan.

Langit yang mendung, perlahan mulai tertutup awan gelap, cahaya kilat membelah awan.

Tidak ada angin. Dan udara panas

Saat itu kira-kira jam 6 sore. Di rumah Keluarga He.

He Bin Xiang dari siang belum pulang, karena sedang membuat perabotan rumah tangga pesanan dari tetangganya. Di dekat area ladangnya ada saung persegi panjang dengan empat kaki tiang, yang atapnya tertutup dengan jerami, dia biasa membuat perabotan rumah tangga di sana, tidak jauh dari rumahnya. Kalau membuat perabotan di rumahnya, berisik takut mengganggu tidur bayinya, lagipula di rumah tidak ada tempat untuk menaruh batang bambu.

He Ping Ping sedang tertidur lelap di kamar mereka.

Luo Mei Shan sedang mencuci pakaian di halaman belakang, dengan pintu dapur dibiarkan terbuka lebar-lebar, supaya kalau bayinya menangis, dia bisa mendengarnya.

Lonceng hijau tiba-tiba berbunyi "DING DING".

Luo Mei Shan di halaman belakang mendengarnya sayup-sayup, berpikir mungkin itu berbunyi karena tertiup angin. Kepalanya sedang menunduk dan punggungnya membungkuk karena sedang menggilas pakaian di papan cucian, tidak begitu memperhatikan area di sekitar halaman

Padahal tidak ada angin saat itu.

Udara di sekitarnya seperti dejavu, seperti ruang hampa.

Tiba-tiba ada bayangan berkelebat seperti kereta api high speed yang mengambang di atas rel, membuka pintu depan rumahnya, dan terus memasuki kamar tidurnya, matanya mencari-cari seorang bayi, dan bayangan itu melihatnya sedang tertidur di ranjang, langsung menyambarnya dengan cepat. Bayi itu terbangun, dan menangis keras karena melihat sesuatu yang tidak biasa. Bayangan itu sudah berlari ke pintu utama dan keluar — Suara tangisan bayi semakin lama semakin menjauh terdengar.....

Luo Mei Shan terkejut mendengar tangisan bayinya, buru-buru bangkit dan bergegas menuju ke kamarnya, dari ruang tengah dia melihat pintu utama rumah sudah terbuka, pintu kamarnya juga sudah terbuka. Dia beegegas masuk ke kamarnya, dan melihat ke ranjang, terkejut, bayinya sudah tidak ada di ranjang.

Lalu Luo Mei Shan berteriak, "Bin Xiang, kaukah itu? Kau sudah pulang? Di mana bayi kita."

Luo Mei Shan berpikir He Bin Xiang sudah pulang dan sedang menggendong bayinya ke halaman depan.

Yang menjawabnya adalah suara guntur yang menggelegar, lalu tiba-tiba hujan deras. Suara lonceng hijau sudah berhenti.

Luo Mei Shan bergegas keluar kamar sambil memanggil-manggil nama suaminya dengan panik, "Bin Xiang.... Bin Xiang...."

Tapi tidak ada jawaban.

Dia segera keluar halaman utama, di luar langit sudah gelap, cahaya petir membelah awan, suara guntur menggelegar, dan hujan sangat deras.

Di halaman tidak ada siapa-siapa.

Dia segera berlari ke dapur dan halaman belakang rumah, juga tidak ada siapa-siapa.

Luo Mei Shan panik sambil menangis, terus lari menuju ke halaman depan, menuruni tangga panggung dan hampir terpeleset jatuh dari tangga, berlari di tengah hujan deras dan raungan guntur, sambil berteriak-teriak "Bin Xiang.... bayi kita.... hilang, Bin Xiang.... bayi kita... hilang."

Dia berlari menuju ke saugan di tempat suaminya bekerja.

He Bin Xiang sudah sangat ingin pulang dari tadi, tiba-tiba perasaannya terasa sangat tidak enak, tapi guntur dan hujan deras datangnya sangat tiba-tiba, dan udara di dekitarnya terasa sangat aneh dan mencekam. Baru dia hendak berjalan pulang, tiba-tiba dia melihat istrnyai berlari sambil meneriakkan namanya.

"Bin Xiang.... Bin Xiang.... bayi kita... bayi kita....."

He Bin Xiang sangat terkejut, istrinya ke sini tanpa membawa bayi mereka.

"Kau meninggalkannya sendirian?" He Bin Xiang panik.

"Bin Xiang... bayi kita... bayi kita...

H I L A N G...." Kata Luo Mei Shan tergagap sambil menangis.

"HA.... Kenapa bisa hilang." He Bin Xiang sangat terkejut, segera menarik istrinya berlari menuju ke rumahnya.

Sesampainya di rumah dia langsung berlari ke kamar, kosong melompong, dia mencari ke dapur ke halaman belakang tapi tidak menemukannya.

"Coba ceritakan kejadiannya." Kata He Bin Xiang panik.

Lalu Luo Mei Shan menceritakan kejadiannya sambil nenangis tersedu-sedu.

"Salahku...salahku...kenapa aku mengabaikan bunyi lonceng itu, kupikir lonceng itu berbunyi karena tertuip angin, seharusnya aku tidak mencuci pakaian, seharusnya aku tidak meninggalkan bayi kita sendirian di kamar." Katanya istrinya tersedu-sedu, hatinya sakit, penuh penyesalan.

Mereka sangat khawatir bayinya dibawa makhkuk halus. (Memang dibawa makhluk karena Nenek Li sebenarnya telah meninggal, yang memasuki tubuhnya adalah Roh Siluman Kayu).

He Bin Xiang langsung berlari ke halaman, sambil berkata, "Aku akan pergi mencarinya"

Lalu dia berlari menerjang hujan deras dan raungan guntur, mencari bayinya seperti orang gila.

Tapi dia bingung hendak mencari kemana ? Tidak ada gambaran sama sekali siapa yang menculik bayinya, akhirnya dengan kebingungan dia mengetuk pintu para penduduk desa satu persatu dan menanyai mereka.

---

Di sela-sela derasnya air hujan tampak bayangan hitam dan suara tangisan bayi yang berlari ke arah hutan bambu, bayangan hitam itu adalah Nenek Lin.

Nenek Lin membawa bayi mungil yang malang itu ke dalam hutan bambu. Berlari terus ke Batu Ganda Hutan Bambu.

Dia tidak membawa bayi ke gudang bawah tanah, karena takut bayi itu menangis dan suaranya di dengar oleh para tetangga.

Hujan tiba-tiba berhenti. Angin sudah bertiup kembali. Hutan bambu tampak sedikit berkabut.

Setelah sampai di Batu Ganda Hutan Bambu, dia menaruh bayi itu di atas Batu Ganda Hutan Bambu yang basah oleh air hujan, bayi itu masih menangis terus semakin lama semakin kencang, suaranya menggema di seluruh hutan bambu. Bayi itu sangat takut melihat sosok di hadapannya.

Kesal karena bayi itu menangis terus, lalu dia "KRAKKK...." mematahkan leher sang bayi malang itu, tangisannya langsung berhenti seketika.

Di rumah Keluarga He, Luo Mei Shan, tiba-tiba tersentak di hatinya, hatinya terasa sangat tidak enak, dan sakit, naluri seorang ibu, dia tiba-tiba menangis histeris memikirkan bayinya.

Begitu pula dengan He Bin Xiang yang basah kuyup, yang sedang menanyai para tetangganya, hatinya tiba-tiba ikut tersentak, dia merasa seperti ada sesuatu yang direnggut dari jiwanya, dan menjadi semakin panik.

Kemudian Nenek Lin mulai memakan dagingnya dan meminum darahnya, seperti cara dia memakan daging ayam di rumahnya sendiri.

(Catatan penulis : Aku tidak akan menggambarkan secara mendetail, bagaimana cara dia memakan bayinya, karena terlalu sadis untuk dibayangkan, dan menyakiti hatiku).

Hm.... Aku sudah lama tidak makan daging selezat ini, begitu pikir Nenek Lin.

Nenek Lin duduk di atas Batu Ganda Hutan Bambu sambil asyik menggeroti daging dengan nikmat.

Nun jauh di sana.... di balik pepohonan bambu, ada sosok yang memperhatikan kelakuan Nenek Lin diam-diam. Dia adalah sosok hantu wanita bergaun putih yang bermata bolong. Dia ingin menolong bayi itu, tapi dia tak mampu, dia adalah hantu biasa yang kekuatannya terbatas, sedangkan di sana adalah Raja Siluman Pohon Beringin yang berusia ratusan tahun.

Dia hanya bisa berdiam-diam mengawasi dengan sedih dan penuh kebencian.

Setelah selesai, Nenek Lin menjilati jari jemarinya sendiri.

Hanya tersisa tulang rusuk, tulang lengan, tulang paha, tulang betis, dan jari-jari yang sudah tidak utuh lagi berserakan di atas Batu Ganda Hutan Bambu, tapi kepala bayi masih utuh, tidak di makannya, dia hanya mencungkil bola matanya, dan memakan bola matanya, kepala bayi dengan rongga mata bolong berdarah, di biarkan saja tergeletak begitu di atas Batu.

(Catatan penulis : Aduh... aku gak kuat, sadis nian...)

Semua tulang-tulang dan kepala itu dibiarkan begitu saja tergeletak di atas Batu Ganda Hutan Bambu yang basah, tidak dibersihkan atau dibuang ke sungai. Apalagi dikuburkan.

Setelah kenyang lalu Nenek Lin turun dari atas batu itu, dan melangkah pulang ke rumahnya.

Setelah agak lama, hantu wanita bergaun putih yang bermata bolong itu juga meninggalkan hutan bambu.

---

Hujan telah berhenti, bau air hujan masih tercium.

Desa Lu Zhong geger setelah mengetahui bahwa bayi He Bin Xiang hilang.

He Bin Xiang basah kuyup pulang ke rumahnya tanpa hasil. Dia duduk di meja makan sambil menangisi bayi kesayangannya yang hilang.

Jam 9 malam, para penduduk desa Lu Zhong beramai-ramai mendatangi rumah He Bin Xiang. untuk menanyakan dengan jelas detail kejadiannya.

Mereka berpikir pasti bayi He Bin Xiang di culik sama makhluk halus atau diculik sama Rongshu dan di bawa ke hutan Beringin, karena ada tanda-tanda lonceng hijau berbunyi sebelumnya.

Luo Mei Shan dengan mata bengkak, sambil tersedu-sedu menceritakan semuanya, tanpa ada satupun yang terlewatkan. He Bin Xiang pun ikut menangis.

Setelah menyimak apa yang di katakan Luo Mei Shan, mereka saling berargumen tentang siapa penculiknya.

Jam 11 malam, para penduduk desa Lu Zhong permisi pulang ke rumahnya masing-masing dengan ketakutan. Di desa mereka yang tadinya aman-aman saja sudah mulai dilanda terror.

Hanya tinggal He Bin Xiang dan Luo Mei Shan berdua saja di rumah itu. Mereka pasti tidak bisa tidur malam itu karena kejadian itu.

He Bin Xiang sampai lupa mengganti baju basahnya. Dia kenudian ke kamar mandi membuka baju basahnya, mengguyur beberapa gayung untuk membersihkan badan, tubuhnya kotor terciprat lumpur dan air hujan. Setelah selesai dia memakai pakaian kering. Kepalanya agak pusing, karena dua jam kehujanan.

Istrinya ke dapur dan memasakkan air jahe, dan membawa 1 piring bakpau dan 1 piring nasi wangi, yang tadi sore sebelum dia mencuci pakaian dan sebelum kejadian bayi hilang dia telah membuatnya di dapur, dia mrmbawanya untuk suaminya dan meletakkannya di meja makan. He Bin Xiang sudah selesai mandi duduk di meja makan.

"Aku tidak kepingin makan." Kata He Bin Xiang.

"Makanlah sedikit, kalau kau sakit besok kita tidak bisa mencari putra kita." Kata istrinya, lalu menyodorkan semangkuk air jahe panas kepada suaninya. Dia sendiripun meminum semangkuk air jahe.

Lalu suami istri itu hanya memakan sebuah bakpau dan menelannya dengan susah payah.

Setelah makan dan kumur-kumur, lalu mereka kembali ke kamar mereka. Dan dengan sedih melihat ke ranjang di tempat bekas bayi mereka tidur. Luo Mei Shsn mulai menangis lagi dan membelai-belaikan tangannya di tempat bekas bayi mereka tidur, sambil berkata: "Ping Ping... dimana kau Nak? "

Di luar angin kencang menderu.

Saat itu sudah pukul 12 tengah malam.

Tiba-tiba mereka mendengar suara wanita bergema dari arah halaman luar.

"Bin Xiang.... Bin Xiang.... Keluarlah.... Bin Xiang.... Bin Xiang.... Keluarlah...."

He Bin Xiang dan Luo Mei Shan kaget saling berpandangan, lalu buru-buru keluar rumah. Mereka berpikir itu orang yang menculik bayi mareka.

Setelah sampai di halaman depan mereka kaget melihat hantu wanita bergaun putih bermata bolong yang menyeramkan.

Mengkhawatirnya bayinya, mengalahkan rasa takut mereka.

"Kembalikan putraku." Kata He Bin Xiang kepada hantu wanita itu.

"Putramu... bukan aku... yang menculiknya.... Putramu... di culik... oleh.... seorang.... Nenek.... Putramu... ada... di batu.... hutan bambu... cepat.... ke sana...."

Setelah berkata demikian, hantu wanita itu menghilang.

"Aku akan pergi mencari bayi kita." Kata He Bin Xiang kepada istrinya.

"Aku ikut, tunggu sebentar aku akan membawa lampu minyak" Kata Luo Mei Shan, lalu masuk ke dalam rumah dan mengambil lampu minyak di meja makan.

He Bin Xiang takut di tempat lokasi bayinya akan ada bahaya, ingin minta bantuan para tetangganya.

"Aku pergi duluan, kau cepat minta bantuan kepada beberapa orang tetangga pria, untuk datang menyusulku, berikan lampu minyaknya kepadaku." Kata He Bin Xiang bergegas lari menuju ke hutan bambu.

Liu Mei Shan bergegas ke beberapa tetabgganya dan mengetuk pintu dengan terburu-buru, neminta bantuan mereka.

"Tok tok tok."

"Tok tok tok."

"Tok tok tok."

"Mei Shan ada apa malam-nalam begini." Tetangga pria yang merupakan kepala rumah tangga di rumah itu baru saja akan tertidur lelap kaget mendengar ketukan pintu yang terburu-buru, dan melihat siapa yang datang.

"To...long aku, tolong aku." Kata Liu Mei Shan, sedikit tergagap.

"Tenang.... tenang.... dulu, ceritakan ada apa." Kata tetangga pria itu.

Lalu Liu Mei Shan menceritakan secara singkat, apa yang dikatakan hantu wanita itu.

"Baiklah....mari cepat kita bangun tetangga yang lainnya juga." Kata tetangga pria itu.

Pada tetangga yang lainnya juga kaget dibangunkan tengah malam begini. Setelah diberitahu, mereka bergegas bangun dari tidurnya dan pergi membantu Luo Mei Shan.

Lalu mereka tiga orang tetangga dan Luo Mei Shan bergegas ke hutan bambu masing-masing membawa lampu minyak, ada juga yang membawa alat sabit dan ada juga yang membawa pentungan atau parang di tangan.

Angin masih bertiup dengan kencang. Malam semakin gelap.

Sementara itu Nenek Lin sudah kembali ke rumahnya dengan perut yang kenyang dan Energi Spiritual Iblis yang berlimpah, dan kembali melanjutkan semedinya untuk meningkatkan kekuatan iblisnya di kamarnya.

---

Related chapters

  • Demon Emperor   10 - Putraku Yang Malang

    He Bin Xiang berlari dengan panik menuju ke hutan bambu. Saat itu sudah jam 1 malam. Hutan bambu sangat gelap. Apalagi itu sehabis hujan, di langit masih mendung dan ada awan gelap, tidak ada bintang-bintang maupun bulan. Biasanya cahayanya agak remang-remang, jika ada cahaya bulan. Untung He Bin Xiang membawa lampu minyak, dia hampir melupakannya tadi karena panik, untung istrinya mengingatkannya.Diapun lupa tidak membawa alat atau senjata apapun di tangannya, bergegas lari seperti orang gila menuju Batu Ganda Hutan Bambu, menuruti pesan hantu wanita itu.Perjalanan dari desa Lu Zhong ke Batu Ganda Hutan Bambu cukup jauh. Batu Ganda Hutan Bambu berada di tengah-tengah hutan bambu, dari hutan bambu ke hutan Yin Wu dua jam perjalanan. Jadi ke Batu Ganda Hutan Bambu kira-kira memakan waktu satu jam dengan berjalan kaki. Kali ini He Bin Xiang menempuhnya dengan berlari. Jadi sambil terengah-engah, setelah setengah jam lebih kemudian, diapun akhirnya sampai ke kokasi Batu

    Last Updated : 2022-03-31
  • Demon Emperor   12 - Berdiskusi Dengan Tetua Desa (2)

    "Tenangkan dulu dirimu... percuma saja kau bukan lawannya, kau hanya mengantarkan nyawamu dengan sia-sia, dan kematian anaknu juga akan sia-sia, orang yang mampu melawannya bukanlah orang biasa, tetapi orang yang meniliki kemampuan seni bela diri tinggi, contohnya Kaisar Pegunungan Yin Wu." Kata sang tetua lagi "Apakah tidak lebih baik, jika kita minta bantuan sama Kaisar Pegunungan Yin Wu, tapi bagaimana cara menghubunginya?" Kata He Bin Xiang merasa putus asa."Hm.... itu ide bagus, tapi apakah Sang Kaisar mau mendengarkan kita dan membantu kita." Kata seorang pria tetangga."Kalau kita belum mencobanya, kita tidak akan pernah tahu." Kata He Bin Xiang lagi."Tapi kita harus memsstikannya dulu, bahwa itu adalah Rongshu, baru minta bantusn kepada Sang Kaisar. Kalau ternyata itu hanya makhluk biasa dan kita masih mampu mengatasinya, kita tidak perlu merepotkan Sang Kaisar." Kata tetua desa."Kita harus memantau situasi secara diam-diam, seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa, jangan s

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   11 - Berdiskusi Dengan Tetua Desa (1)

    "Tetua... tetua...." Panggilan ketiga tetangga pria itu menyadarkannya."Eh... yah... ada apa?" Kata tetua desa sedikit linglung."Bagaimana pendapatmu, tetua." Tanya salah seorang dari ketiga orang pria tetangganya."Hm.... ini.... ini.... kekejaman yang luar biasa terlalu sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata, aku belum pernah melihat kekejaman yang seperti ini sebelumnya, sampai aku tidak bisa berkata-kata." Kata tetua desa.Sang tetua desa diam dan berpikir sejenak "Menurut kalian, apakah hal seperti "memakan daging manusia", bisa dilakukan oleh manusia ?" Kata tetua desa lagi. Dia menekankan nada memakan daging manusianya."Justru itu yang ingin kami bahas di sini." Kata seorang pria tetangganya."Tapi hantu wanita itu mengatakan, bahwa yang menculik putraku adalah seorang Nenek." Kata He Bin Xiang."Apalagi seorang Nenek, apakah seorang Nenek memiliki gigi dan perut yang sekuat itu bisa memakan daging manusia sampai habis dan bersih, hanya tersisa tulang? Dan lagi apakah seo

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   13 - Ayah Ibu Aku Pulang

    Tidak begitu lama kemudian, setelah selesai berbenah di dapur, Luo Mei Shanpun menyusul mssuk ke kamarnya untuk tidur. Dia melihat suaminya sudah tertidur duluan.Diapun lelah lahir dan batin, ditambah semalaman tidak tidur sama sekali, di bagian bawah matanya sudah hitam seperti panda. Dia naik ke ranjang sebelah bagian dalam, suaminya di sebelah bagian luar. Lalu menyelimuti suaminya dan dirinya senfiri.Jam 9 malam Luo Mei Shan terlelap.---Di luar halaman mulai berkabut.Jam 12 malam lonceng hijau tiba-tiba berbunyi, tapi He Bin Xiang dan Luo Mei Shan tidak mendengarnya, mereka terus terlelap karena kelelahan.Mereka berdua telah memasuki alam mimpi.Di dalam mimpi, mereka berdua melihat seorang anak kecil memasuki kamar mereka, anak kecil itu kira-kira berusia 4 - 5 tahun, wajahnya mirip He Ping Ping dalam versi yang lebih besar."Ayah..... ibu..... aku pulang....""Ayah..... Ibu..... ada sebuah pohon besar ingin memakanku, aku takut sekali.""Ayah..... ibu..... tidak usah mengk

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   14 - Kejadian Lagi (1)

    He Bin Xiang mengangguk.Setelah selesai makan dan berkumur, He Bin Xiang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah tetua desa."Aku pergi dulu yah." Kata He Bin Xiang melambai kepada istrinya.Istrinya membalas lambaiannya.‐--"Tok tok tok.""Tok tok tok."He Bin Xiang mengetuk pintu rumah tetua desa."Siapa?"Setelah beberapa saat istri sang tetua desa yang membukakan pinttu."Aku He Bin Xiang, tetua desa apakah sedang berada di rumah?" Kata He Bin Xiang.Istri tetua desa yang mengetahui peristiwa yang menimpa keluarga He Bin Xiang merasa turut pfihatin."Oh.... ada.... ada.... Mari silahkan masuk dan silahkan duduk, nanti aku panggilkan." Kata istri tetua desa."Sebelumnya aku turut prihatin atas peristiwa yang menimpa putramu, semoga pelakunya bisa segera tetangkap." Kata istri tetua desa "Terima kasih." Kata He Bin Xiang lagi Lalu istri tetua desa masuk ke dalam rumah dan memberitahu tetua desa, bahwa He Bin Xiang datang berkunjung, setelah itu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   15 - Kejadian Lagi (2)

    Lonceng hijau terus berbunyi, tapi si Nenek di atas atap yang membuka genteng di atas kamar tidur melihat ada seorang bayi tidur di tengah ranjang di apit oleh kedua orang tuanya di sebelah kiri dan kanannya, kemudian si Nenek meniupkan mantra sirep ke dalam ruangan, semua orang tertidur lelap tanpa mendengar apapun.Si Nenek menjebol atap dan turun menculik sang bayi, si bayi di bawa kabur melalui tempat dia masuk.Si bayi diculik di hadapan orang tuanya sendiri, ha.... ha....Sebenarnya mereka para tetangga itu tinggal berjauhan, kalau ada satu rumah yang loncengnya berbunyi mereka tidak bisa mendengarnya, tapi itu sudah jam 12 di tengah malam, lingkungan desa sangat sepi, hanya terdengar suara jangkrik, kebetulan ada seorang kepala keluarga dari tetangga yang paling dekat rumahnya dengan keluarga yang memiliki bayi itu, belum bisa tidur, sayup-sayup dia mendengar suara lonceng berbunyi yang berasal dari keluarga yang memiliki bayi. Buru-buru dia bangun, sambil membawa kampak, menuj

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   16 - Santapan Malam

    Lalu dia beralih ke lengan yang satunya lagi dan mulai menggerogotinya, sisa tulang berikut jari-jari yang masih utuh juga di taruhnya di lantai.Setelah memakan kedua lengan bayi itu, dia mencabut kepala bayi itu dari batang lehernya hingga putus, kemudian memakan kedua bola matanya, setelsh itu kepala bayi dengan rongga mata yang bolong di taruhnya di lantai, lalu dia beralih ke bagian badan bayi itu dan mulai menggerogotinya.Setelah memakan bagian badan bayi hampir habis, tiba-tiba dia tersentak, perasaannya mengatakan bahwa akan ada orang-orang yang akan mendatangi rumahnya atau mungkin akan terjadi sesuatu kepadanya.Nenek Lin segera meletakkan tulang rusuk yang dipegangnya di lantai, dia buru-buru bangkit berlari menuju ke atas, keluar dari gudang dan masuk ke dapur mencari kain atau baskom atau apa saja yang bisa dipergunakan untuk menaruh tubuh dan tulang bayi itu. Akhirnya dia menemukan kain taplak meja besar yang di sambarnya dari atas meja makan dan mengambil kain lap di d

    Last Updated : 2022-05-18
  • Demon Emperor   17 - Pencarian (1)

    "Tok ttok tok""Siapa." Kata Nenek Lin dari dalam rumah."Ini aku Tetua Desa" Kata Tetua Desa.Lalu Nenek Lin membuka pintu, dan berdiri di pintu, tidak mempersilahkan mereka masuk."Hm.... Ada apa?" Tanya Nenek Lin acuh tak acuh. Matanya melihat di tangan setiap orang membawa alat pertanian dan beberapa membawa lampu minyak."Begini.... di desa kita sudah tidak aman lagi, sudah ada kejadian dua orang bayi diculik, bayi pertama adalah bayi laki-laki milik Saudara He Bin Xiang ini, diculik seminggu yang lalu di rumahnya, ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa di hutan bambu dengan tubuh yang tidak utuh lagi karena ada yang memakan dagingnya, bayi kedua adalah bayi perempuan milik Saudara Song He ini. Baru diculik pada hari ini." Kata Tetua Desa menjelaskan."Lalu.... kenapa kalian datang ke sini, apakah kalian mencurigaiku." Kata Nenek Lin dingin."Bukan begitu.... kami ingin mencari bayi perempuan Saudara Song He ini, kami akan memeriksa semua rumah penduduk di desa Lu Zhong, ja

    Last Updated : 2022-05-18

Latest chapter

  • Demon Emperor   125 - Naik Ke Surgawi (Tamat)

    Semua orang yang berada di situ tertawa terbahak-bahak.Xiao Hei tersipu malu, wajahnya panas dan merah sekali seperti udang rebus."Tentu saja bukan ingin menjadi Selirmu, Ming Ge...!""Tapi ingin selalu menjadi Pengawal setiamu, dimanapun kau berada...!""Aku harus menanyakannya terlebih dahulu kepada Ayahandaku Kaisar Wu Jian Rui...!""Karena tidak sembarang orang yang bisa begitu saja pergi ke Surgawi, tergantung amal kebaikkannya semasa hidupnya...!""Tapi aku akan merekomendasikanmu di hadapan Ayahandaku, dia sangat menyayangiku, aku rasa dia tidak akan menolaknya...!""Kau tidak perlu khawatir...!"Kaisar Zhou Ming sangat berat, jika harus berpisah selamanya dengan Xiao Hei, dia merasa cocok dan menyayangi Xiao Hei seperti kakak kandungnya.Kaisar Zhou Ming melangkah ke Pohon Xiantao, memetik satu buah lagi untuk diberikan kepada Ketua Chu De Han, lalu berkata."Paman Han, bawalah dan makanlah satu buah Xiantao ini, buah Xiantao ini bisa membantumu menahan hawa dingin dari Inti

  • Demon Emperor   124 - Membuka Identitas Sejati

    Kaisar Zhou Ming dengan diikuti oleh kedua Prajurit Dewa yang mengikuti dibelakangnya segera keluar dari kedalaman gua, menuju ke sumber Mata Air Hangat kembali.Setelah tiba di sana, Kaisar Zhou Ming melihat kini ada lima orang yang sedang menunggunya.Yang dua orang lagi...Salah satunya adalah Ketua Chu De Han yang tadinya membeku menjadi patung es, kini sudah mencair kembali dan duduk di atas kursi es hasil pahatannya sendiri dengan tubuh yang masih sangat lemah, dan kedua pundaknya itu dipegangi oleh Chu De Hua berdiri di belakang punggungnya.Sedangkan Lang Jin, patung esnya juga sudah mencair, dia sedang berdiri tidak jauh dari situ dengan tubuhnya yang masih dililit dengan :CAMBUK SUCI API ILAHI SERATUS PETIR PEMECAH JIWADan di sampingnya berdiri Xiao Hei yang menjaganya supaya tidak melarikan diri.Mereka bertiga Chu De Hua, Xiao Hei dan Chu Yi Lian sangat heran, Kaisar Zhou Ming kembali dengan diikuti oleh kedua orang asing.Siapakah mereka berdua...?Chu Yi Lian segera me

  • Demon Emperor   123 - Janji Yang Harus Ditepati

    "Dan aku memiliki janji yang belum aku tepati terhadap seseorang...!"Kaisar Zhou Ming masih kaget dan shock, karena semuanya terlalu tiba-tiba dan tidak disangkanya, dan dia merasa tiba-tiba akan segera dipisahkan dari semua orang-orang yang dikasihinya yang berada di Bumi."Nggg..!""Apakah kau berjanji kepada putri keluarga Chu itu...?""Aku melihat kau sangat menyukai putri dari Keluarga Chu itu...!"Kaisar Surgawi berkata kepada putranya."Benar Ayahanda...!""Namanya Chu Yi Lian...!""Aku telah berjanji padanya, setelah masalah di Keluarga Chu selesai, aku akan segera menikahinya di Kekaisaran Zheng dan juga di Kekaisaran Kabut Misterius, dan mengangkatnya menjadi Permaisuriku...!"Kaisar Zhou Ming menjelaskan kepada Ayahandanya Kaisar Surgawi."Hmm...!""Tampaknya takdirmu itu tidak bisa terlepas dari Keluarga Chu ini, dari sejak kau masih menjadi Putra Mahkota di Surgawi, dan sampai diturunkan ke bumi menjadi Kaisar Iblis, kau masih terus di kelilingi oleh Keluarga Chu ini, be

  • Demon Emperor   122 - Putra Mahkota Wu Jian Lian

    Perlahan-lahan di layar itu memunculkan gambar sesosok tubuh setengah badan...Seorang Pria.Sebenarnya pria itu sudah berusia setengah baya, namun selalu nampak awet muda, maskulin dan gagah perkasa.Siapakah sebenarnya pria itu sebenarnya...?Kaisar Zhou Ming menatap pria yang berada di layar itu, lalu menangkupkan kedua buku jarinya, membungkukkan tubuhnya, dan memberi hormat, kemudian berkata dengan penuh penghormatan."Salam Yang Mulia Kaisar Surgawi...!""Zhou Ming...!""Kau sudah sampai ke tempat ini...!""Dan kau sudah menemukan Teratai Tianlian milikmu itu...!""Ketahuilah...!""Aku memang sengaja menuntun takdirmu untuk datang ke tempat ini...!""Dengan ini berarti hukumanmu sudah berakhir, dan kau dapat kembali ke Surgawi...!""Ke... kembali ke Surgawi...?" "A... apa maksud Yang Mulia Kaisar Surgawi...?" "A... aku sungguh-sungguh tidak mengerti dengan perkataanmu...?'"Ketahuilah Nak...!""Bahwa kau sesungguhnya adalah seorang Dewa yang berasal dari Surgawi...!""Dan kau

  • Demon Emperor   121 - Teratai Tianlian (Teratai Surgawi)

    "MING GE-KU SAYANG....!""Ayo gigit lagi Buah Xiantaonya ini...!"Chu Yi Lian berkata dengan nada yang manja dan merayu.Membuat hati Kaisar Zhou Ming berdebar-debar.Lalu Kaisar Zhou Ming menggigit lagi Buah Xiantao itu dibekas gigitan Chu Yi Lian, dan menghabiskan buah itu bersama.Setelah itu Kaisar Zhou Ming mengaktifkan kembali mantera menghentikan waktunya, dan semuanya kembali bergerak seperti semula seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.Kemudian Kaisar Zhou Ming berkata kepada mereka bertiga."Kalian bertiga di sini saja, menjaga Ketua Chu De Han dan Lang Jin itu...!""Aku akan memeriksa keadaan gua ini secara menyeluruh, dan akan masuk ke bagian yang lebih dalam dari guanya...!""Xiao Hei...!""Kau harus lebih berhati-hati mengawasi Lang Jin itu...!""Karena kemungkinannya Patung Es Lang Jin itu akan mencair lebih cepat daripada Ketua Chu De Han...!""Lang Jin sudah diikat dengan Cambuk Suci milikmu, tidak akan bisa terlepas dengan mudah...!""Aku akan ikut bersamamu, Min

  • Demon Emperor   120 - Apa Itu Yang Seksi Dan Menggoda ?

    "Kalian tidak perlu takut, sebelumnya aku akan mengikat Siluman itu dengan CAMBUK SUCI API ILAHI SERATUS PETIR PEMECAH JIWA terlebih dahulu...!""Siluman Serigala itu tidak akan bisa melepaskan diri dari ikatan Cambuk itu, karena Cambuk itu bukanlah Cambuk sembarangan, melainkan pemberian dari Kaisar Surgawi...!"[Author's Notes :Ingat tidak Rongshu adalah Raja Siluman Kayu yang kultivasinya telah mencapai usia 700 tahun, bahkan tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari lilitan Cambuk Suci itu. Apalagi Siluman Serigala ini kultivasinya hanya 400 tahun ]"Lagipula Siluman itu hanya seorang diri saja di sini sekarang, sedangkan kita berjumlah empat orang, nanti ditambah dengan Ketua Chu De Han akan menjadi lima orang...!""Dia tidak mungkin bisa menang melawan kita berlima, Ayah...!""He... he... he...!""Melawan Aku berdua dengan Xiao Hei saja, belum tentu bisa menang...!""Apalagi Pedang Bing Xin-nya sekarang berada di tanganku...!""Dan sesungguhnya Siluman Serigala itu hanya meng

  • Demon Emperor   119 - Memasuki Gua Salju Abadi

    Setelah menyalurkan energi panas ke dalam tubuh Chu Yi Lian, dari mulut ke mulut.Bibir Chu Yi Lian tidak lagi pucat dan gemetaran, dan menjadi hangat, begitu juga dengan tubuhnya.Chu De Hua sedikit lebih kuat dibandingkan Chu Yi Lian terhadap angin dingin yang datang menerpanya, karena Ilmu Bela Diri dan Kekuatan Spiritualnya lebih tinggi dibandingkan putrinya.Setelah tubuh Chu Yi Lian tidak lagi kedinginan.Kaisar Zhou Ming melepaskan ciuman dan pelukannya.Kemudian dia mengaktifkan kembali mantera dari Penghentian Waktu.DRRRT....Area sekitarnya kembali bergerak seperti sedia kala, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.Chu De Hua dan Xiao Hei yang tadinya pergerakan mereka sempat terhenti dengan tiba-tiba dan menjadi kaku sejenak, tanpa mereka sadari...Kini mereka bergerak kembali melanjutkan langkah kakinya.Kepala Chu De Hua yang tadinya menengok ke arah Chu Yi Lian untuk melihat keadaan putrinya, setelah melihat putrinya ternyata baik-baik saja, dia meluruskan

  • Demon Emperor   118 - Kedinginan Yang Berbalut Kehangatan Di Puncak Zhumulangma

    Pagi dini hari itu matahari sudah terbit dan setengah mengintip di balik awan.Tirai keemasannya berpendar-pendar melintasi awan-awan yang mengalir.Awan Ungu itu melayang di antara cakrawala cahaya pagi, mengarungi lautan Awan yang luas.Semilir angin berhembus mendayu-dayu mendorong laju kecepatan Awan Ungu menelusuri di atas wilayah Pegunungan Himalaya.Awan Ungu terus melaju, dan melaju menuju ke Puncak tertingginya...Puncak Zhumulangma (Puncak Everest).Akhirnya Awan Ungu itu menghentikan pengembaraannya mengarungi angkasa yang luas, dan berkeliling di atas sekitar wilayah Puncak Zhumulangma, untuk mencari keberadaan dari Gua Salju Abadi.Namun...Kemungkinannya adalah...Mungkin saja ada manusia yang sanggup mendaki sampai ke atas Puncak Zhumulangma...Tetapi belum tentu mereka bisa menemukan Gua Salju Abadinya.Hanya orang-orang yang berjodoh dengan Gua Salju Abadi itu saja, yang bisa menemukan keberadaan dari Gua Salju Abadinya.Gua Salju Abadi itu, seperti sebuah Gua Gaib,

  • Demon Emperor   117 - Persiapan Untuk Berangkat Ke Himalaya

    "Ketua Chu De Han harus secepatnya dibawa ke Pegunungan Himalaya...!""Dan di Pegunungan Himalaya itu, ada sebuah Gua yang dinamakan Gua Salju Abadi...!""Dinamakan Gua Salju Abadi, karena di seluruh bagian dalam dari guanya terbuat dari Inti Es Abadi...""Kemudian kita akan mencari cara untuk mencairkan Patung Es Ketua Chu De Han di sana...!""Jika Ketua Chu De Han dibiarkan terlalu lama membeku, aku khawatir jiwanya tidak akan bisa diselamatkan lagi...!"Kaisar Zhou Ming menjelaskan kepada Chu De Hua."Namun...!""Pegunungan Himalaya itu berada di wilayah Nepal, Tibet, cukup jauh dari Dataran Tengah (-/+ 2.059 km) ini, dengan mengendarai Awan Ungu, mungkin dibutuhkan waktu kurang lebih 5 - 6 jam perjalanan."[ Author's Note :Himalaya membentang di bagian timur laut India dan melewati negara India, Pakistan, Afghanistan, China, Bhutan, dan Nepal ]"Di samping itu wilayah Pegunungan Himalaya itu juga sangat tinggi.""Dan Gua Salju Abadi itu berada di :PUNCAK ZHUMULANGMA (Zhūmùlǎngmǎ

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status