Share

Bab 5

last update Last Updated: 2024-12-15 09:08:50

"Tingkat alergi Hanna nggak terlalu tinggi. Kalau sampai muncul, berarti makanan ini nggak benar!" Patricia lebih dulu datang ke dapur umum dan bicara empat mata dengan kepala koki.

"Baik Bu Patricia, akan aku periksa makanannya." Belum sampai di buffet, Lucas menelepon.

Kejadian ini memang bukan urusannya, apalagi masalah alergi Hanna. Namun begitu Freya membentak Hanna di depan umum, Patricia merasa panas. Sudah dibilang bahwa hanya Patricia yang berhak menyakiti Hanna. Ditambah sejak semalam suaminya begitu perhatian kepada Freya. Mau tidak mau Patricia harus turun tangan.

Patricia kembali berjalan dengan anggun menuju buffet. Senyum di wajahnya tampak begitu cantik, juga berbahaya.

Freya mengatur kembali formasi yang telah dia buat. Dia sedikit senam wajah agar kembali cantik dan mempesona. Namun itu tidak berlangsung lama. Kepala Koki muncul di buffet bagian udang, dimakannya udang tersebut kemudian alisnya mengernyit.

Patricia berjalan santai mendekati Kepala Koki dan Freya. Dia berdiri tepat ditengah-tengah mereka berdua.

"Ada apa?" tanya Freya penasaran.

Wajah kepala koki pucat pasi, "Maaf Nona Freya, sepertinya udang yang baru saja dimasak memang bermasalah."

"Kalian..." Freya menekan kalimatnya dan menunjuk wajah kepala koki dengan raut marah.

Patricia bertepuk tangan dengan pelan dan elegan. "Pak Wilson, bukankah kamu harusnya meminta maaf pada menantuku? Siapa yang dirugikan dalam hal ini?" Jika Patricia sudah memanggil nama seseorang, itu tandanya dia sangat kesal. "Besok malam aku tunggu permintaan maafmu di rumahku. Jangan lupa bawa semua hidangan restoran ini agar bisa kunilai lebih teliti," katanya sambil berlalu.

"Kita pulang sekarang, Nyonya." Samantha menunduk saat melihat Patricia keluar dari lobby.

"Ya."

Keesokan hari, Mikail tiba di rumah Ayah Omar pada pukul satu siang. Sarah yang sehari-hari WFH menoleh ke arah pintu pagar. Begitu dilihat Mikail datang, dia berseru... "Wow, cepat sekali dinasnya. Sudah makan siang?"

Mikail menggeleng, dia menarik kursi dan duduk di meja makan berhadapan dengan Sarah.

"Makanlah, bocah itu baru tidur siang sehabis minum obat." Sarah mengambil seporsi makanan untuk Mikail. Sejak dulu, Sarah selalu menyiapkan makanan untuk mereka bertiga ketika datang ke rumah. Jadi seberapa banyak porsi dan apa saja makanan kesukaan mereka, Sarah sudah hafal.

"Bagaimana kondisinya?"

"Ya, lumayan. Dokter baru itu sepertinya cukup mahir." Sarah sengaja memancing Mikail. Kemarin Hanna cerita tentang dokter itu. Hanna tidak menganggap spesial, Sarah saja yang iseng.

Mikail tetap melanjutkan makannya dengan tenang. Selesai makan, dia menaruh bekas piringnya di wastafel. Sarah tidak suka perabotannya dibersihkan oleh orang lain. "Aku naik ke atas," pamit Mikail.

Di dalam kamar minimalis bernuansa cokelat, Hanna sedang tidur siang dengan bibir yang masih agak bengkak. Efek obat alergi memang buat mengantuk.

Ranjang Hanna hanya berukuran queen, termasuk mungil jika dinaiki oleh dua orang. Tapi siapa peduli. Mikail sudah menahan rasa jengkelnya sejak semalam! Meski begitu, Mikail tetap membersihkan diri dan mencari pakaian ganti yang bisa dia pakai. Mikail tidak mungkin berada di sebelah Hanna menggunakan pakaian bekas dari luar.

Gadis itu tidur tanpa kewaspadaan. Sekali Mikail dorong, Hanna berguling sampai sisi bagian ujung. Dengan begitu Mikail bisa ikut naik ke ranjang dan menyandarkan tubuhnya pada headboard, telapak tangannya dia taruh di kepala Hanna.

Kringggggg, kringgggg, kringgggg

Nada dering vintage terdengar dari ponsel Hanna. Mikail membuka mata dengan cepat. Tidurnya memang tidak pernah pulas sejak menikah. Dilihat nama Mama Patricia di ponsel.

"Ya Ma," jawab Mikail dengan suara serak.

Di seberang telepon Patricia sedikit terkejut. "Mikail? Kenapa kamu sudah pulang?"

"Dipercepat," Mikail menjawab singkat. Dia tidak mau menjelaskan bahwa dia sedikit khawatir pada istrinya. Mikail tahu bahwa sampai detik ini Ibunya belum bisa menerima pernikahan mereka.

"Ya sudah kalau begitu nanti malam kalian datang ke rumah, Wilson mau minta maaf."

"Oke."

Mikail mematikan ponsel dan menoleh ke arah ranjang. Ternyata Hanna sudah bangun dan sedang memandang aneh ke arah Mikail. Tubuhnya bergulung selimut hingga menampilkan wajahnya saja.

"Masih sakit?" Mikail mendekat dan menaruh tangannya pada kening Hanna. Dia berlutut hingga sejajar dengan Hanna yang masih di atas ranjang.

"Sejak kemarin aku nggak pernah demam," Hanna menyahut dengan canggung.

Jemari Mikail berpindah dari kening ke bibir. Diusapnya bibir yang tebal dan berwarna merah dengan lembut. "Kalau ini, apa masih sakit? Masih ada sedikit bengkak."

Mata Hanna menatap gerakan tangan dan wajah Mikail yang begitu serius. Dari balik selimut, detak jantung Hanna sudah naik turun. Bagaimanapun Hanna adalah wanita biasa yang mudah lemah pada wajah tampan. Hanna hanya bisa menggeleng lemah.

"Biar aku periksa," diraihnya dagu Hanna dan diciumnya bibir merah itu tanpa peringatan.

"Mikail..." pekik Hanna tertahan.

***

Epilog:

"Ah, maaf! Aku nggak lihat, aku nggak lihat!" Jerit Hanna yang baru saja melihat adegan dewasa berupa ciuman antara Mikail dan Freya.

"Ada apa? Ada apa?" Irene menyusul di belakangnya ikut panik.

Siang itu Hanna dan Irene mau mengambil es batu di dalam kulkas rumah kaca. Mereka tidak tahu bahwa Freya menyusul karena setahu mereka, ada perjanjian bahwa dilarang membawa pasangan ke sini.

Mata Irene membelakak. "Mikail, bisa nggak kalian kalau bermesraan jangan di depan umum? Uuhhh, sayang mata Hanna-ku harus ternoda." Diraih wajah Hanna dan ditutup kedua matanya.

"Maaf, aku hanya terbawa suasana." Freya tersenyum canggung dan langsung pamit dari rumah kaca.

Mikail diam saja, dipandangnya Hanna yang seperti baru lihat hantu.

Lalu pada malam itu, saat Hanna dan Mikail membuntuti Irene di kamar sebelahnya. Pikiran Hanna sedikit kacau karena pengaruh alkohol.

Niat awal terbangun karena haus, Hanna malah sibuk memandang Mikail yang tertidur di kursi dekat beranda.

Bagaimana rasanya dicium bibir seksi itu?

Bagaimana rasanya dipeluk tubuh tinggi dan tegap itu?

Hanna penasaran. Hatinya gelisah membayangkan hal yang pernah Mikail lakukan dengan mantan-mantan kekasihnya.

Mikail terbangun, matanya menyipit dan menatap sekitar. Hanna terdiam di sana, matanya sayu dengan bibir yang dia gigit kencang. Mikail mendekat ke ranjang. "Kenapa?" tanya Mikail.

Tidak menjawab, Hanna masih sibuk dengan pikirannya.

"Hey, kalau kamu gigit bibir terus bisa jadi bengkak." Yang sedang dibayangkan malah memegang dagu Hanna agar berhenti menggigit bibir.

"Nggak apa-apa," Hanna menjawab singkat dan menunduk, ditariknya selimut untuk menutupi wajahnya yang merah.

Mikail memegang tangan Hanna agar tidak tertutup selimut. Sesuatu yang dia tahan selama ini meluap begitu saja.

Mikail naik ke ranjang dan mencium bibir lembut Hanna yang belum pernah dijamah siapapun. Kini, Hanna adalah miliknya.

Related chapters

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 6

    "Mama Patricia meminta kita datang ke rumah nanti malam. Wilson mau meminta maaf padamu."Hanna yang sudah memejamkan mata terpaksa membukanya kembali begitu mendengar Mikail bicara. Padahal Hanna sudah siap jika Mikail melakukan hal yang lebih daripada berciuman. Sayangnya lelaki itu malah pergi setelah berbicara.Tengkuk Hanna meremang, air mata itu kembali muncul. Dia berjalan ke arah pintu dan menguncinya, kemudian duduk di meja rias, memandangi wajah yang mungil dan cukup cantik meski tanpa make up."Kenapa? Apa aku nggak cukup menarik? Huaaaa," Hanna menangis tersedu-sedu setelah dia mengencangkan suara tv di kamar.Mikail turun tangga dengan tergesa, tidak menyadari suara kencang dari dalam kamar Hanna. Dia hanya ingin mengambil air dingin untuk meredakan gairahnya. Semua ini karena perjanjian konyolnya dengan Hanna saat menikah dulu.Sarah muncul dari dalam toilet, sedikit terkejut melihat wajah Mikail yang merah padam. "Ada apa?""Ada anak kucing nakal," Mikail menjawab asal.

    Last Updated : 2024-12-18
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 7

    “Polisi bilang ada penyusup yang masuk ke hutan bawah. Kalau dari kita ada yang keluar, bisa membahayakan dan jadi sandera.” Louis baru saja melewati hutan bawah ketika mendapat telepon dari pos jaga.Mengingat ada banyak security yang mengelilingi rumah ini, mustahil jika Louis merasa takut. Hanna jadi berpikiran buruk. Apa mereka sengaja berbohong agar Freya bisa menginap?"Jeremy. Lalu bagaimana dengan Jeremy? Jemput dia sekarang!" Patricia panik, salah satu putranya belum pulang karena masih mengerjakan tugas sekolah.Particia memiliki 3 orang putra. Yang pertama Mikail, kedua Kael, ketiga Jeremy. Kael yang seorang Pegawai Negeri Sipil sedang dinas keluar kota, jadi tidak perlu dirisaukan. Yang jadi masalah adalah Jeremy. Sebagai putra bungsu keluarga Owen, dia memiliki kebiasaan makan dari masakan rumah yang bersih dan memiliki nilai gizi baik. Dia juga memiliki alergi debu yang membuatnya tidak bisa sembarang tidur di luar.Hanna menggaruk tengkuknya, masa dia harus menawari lagi

    Last Updated : 2024-12-20
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 8

    “Mama Patricia beneran membuang semua pakaianku ya?” Pagi ini Hanna muncul dari dalam kamar mandi menggunakan rok span di atas lutut dan kemeja tanpa lengan dibalut cardigan yang semuanya bernuansa pink pastel.Mikail sudah selesai ganti pakaian lebih dulu. Dia menoleh ke arah Hanna dan menganggapi dengan senyum samar. “Mungkin Mama mau membuat hidupmu lebih berwarna.”Hanna hanya merengut. Dia merasa malu sekali karena memakai sesuatu yang baru ke kantor. Biasanya kan, dia hanya memakai celana panjang dan kemeja sederhana."Emn... kamu langsung naik ke dalam mobil saja. Nanti aku bawakan sarapan." Melihat pakaian Hanna yang sedikit membentuk lekukan tubuh, Mikail tidak akan membiarkan orang rumah melihatnya."Oke," Hanna bergegas berjalan turun dan masuk ke dalam mobil. Begitu menutup pintu mobil, dia baru teringat... Jangan-jangan Mikail tidak membiarkannya ke ruang makan karena ada Freya?Hasrat untuk berburuk sangka begitu kuat. Oh iya, kalau dipikir Hanna belum berpamitan pada Mam

    Last Updated : 2024-12-25
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 9

    "Kenapa harus bertemu di The Carino sih?" Hanna berdiri di depan gedung dengan wajah galak. Begitu lihat mobil Irene datang, dia segera protes.Irene mengulum senyum, dia sengaja keluar mobil karena yakin Hanna tidak akan masuk ke dalam mobilnya dengan sukarela. "Karena aku sedang berada di daerah dekat sini. Nggak ada salahnya kan mampir ke tempat Ayah Louis?""Tapi di wilayah ini ada banyak restoran. Gimana kalau kita makan ayam crispy saja? Please..." pinta Hanna dengan wajah melasnya.Irene yang memiliki tinggi badan 170 centi menunduk, kemudian memegang erat kedua bahu Hanna. "Kamu takut pada Freya? Dengar ya, dia itu hanya mantan kekasih yang entah kenapa tiba-tiba muncul, sedangkan kamu adalah istri sah."Bibir Hanna merengut, Irene selalu membuat Hanna kalah telak. "Aku nggak takut!""Kalau begitu, ayo cepat kita ke sana!" Sebelum masuk mobil, Irene memastikan make up dan pakaian Hanna sempurna, meski tanpa make up pun Hanna sudah cantik dari sananya.Dari persimpangan jalur,

    Last Updated : 2024-12-30
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 10

    "Abe hanya milik Irene," Hanna tertawa geli dengan kalimat yang Mikail ucapkan.Sejak Sekolah Dasar, Abelard Winston begitu mencintai Irene dan berniat melamarnya setelah lulus kuliah. Tentu saja ditolak, selain tidak ingin terikat, penampilan Abe begitu culun. "Jangan bikin aku nggak minat makan karena membahas Abe. Lebih baik kamu cek daftar harga yang aku berikan," sungut Irene.Mikail menarik kursi hingga mendekat di sebelah Hanna. Dia memperhatikan perbandingan yang telah Hanna buat antara Laboratorium milik Irene dan Rumah Sakit yang lama. Dari harga per-pemeriksaan, jenis alat, lama hasil pengecekan dan harga vaksin, terlihat bahwa Laboratorium Irene lebih unggul. Mikail harus memeriksa berkas General Manager yang lama, kenapa dia terus memakai Rumah Sakit itu selama bertahun-tahun dan merugikan perusahaan.Tanpa banyak bicara, Mikail memberikan tanda tangan digital pada lembar penawaran yang Hanna buat."Wah, langsung di acc?" Wajah Hanna begitu sumringah."Ya," jawaban singkat

    Last Updated : 2025-01-04
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 11

    Satu minggu kemudian, medical check up sudah digelar untuk Snail Resort. Dari pengambilan sampel darah, urine, ronsen, juga fisik dengan dokter. Karena tempat ini adalah kantor utama, jadi dikirim dokter Eddie yang cukup senior untuk mendampingi pemeriksaan fisik. Semuanya bisa dilakukan satu minggu lebih awal daripada jadwal tahunan."Selamat pagi. Perkenalkan aku Jasmine, marketing yang akan mendampingi tim medical check up." Seorang wanita berpakaian warna kuning terang menjulurkan tangan ke arah Hanna."Pagi... Aku Hanna, Assistant General Manager. Silahkan dimulai check up-nya."Karyawan yang hari ini melakukan pemeriksaan hanya berjumlah 230 orang. Semua berjalan lancar tanpa drama.Hanna sempat bertanya bagaimana pelayanan tim yang baru ini, 60% menjawab lebih baik daripada tim check up tahun kemarin. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan ketika Mikail melakukan review.Mikail, Hanna, Alina, Lucas dan Ryan mendapat giliran terakhir setelah memastikan semua karyawan berjalan dengan

    Last Updated : 2025-01-05
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 12

    "Selamat siang Bu Paula, ada yang bisa kami bantu?" Ryan sudah mendapat kabar berantai dari Lucas. Kini dia berdiri di depan pintu ruangan Mikail untuk menghadang.Paula menatap tajam, kemudian berkata dengan sedikit lemah lembut karena tahu jika 2 asisten Mikail sangat kaku. "Aku mau bertemu dengan Mikail," katanya singkat.Ryan melihat tab yang berisi jadwal harian Mikail dan menunjukkannya kepada Paula. "Maaf tapi Bu Paula belum memiliki janji untuk hari ini. Karena jadwal Pak Mikail sangat padat, sebaiknya Bu Paula membuat janji terlebih dulu.""Aku ini Bibinya, mana mungkin Mikail menolak meski aku nggak buat janji," mata Paula melebar dan alisnya berkerut.Ryan sudah memasang kuda-kuda untuk menghadang Paula, hingga satu panggilan pada ponsel Paula menggema dan memunculkan nomor Patricia.Dibanding Paula yang seorang janda tanpa anak dan peninggalan harta, Patricia jauh lebih berkuasa. Entah apa yang dikatakan Patricia, namun Paula terlihat cemas dari kejauhan. Tidak lama kemudi

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 13

    "Jangan jauh-jauh dari Alina dan Lucas. Jangan terlalu ramah pada warga sekitar. Jangan terlalu baik pada orang yang baru dikenal," ceramah Mikail berlangsung selama perjalanan dari rumah menuju pelabuhan. Dia seperti seorang kakek yang hendak mengantar cucunya pertama kali masuk sekolah."Iya."Hari ini Mikail dan Ryan ada tugas keluar kota dan kemungkinan sampai sore, jadi tidak bisa menemani Hanna berkunjung ke Pulau Summer. Namun dia sudah meminta Alina dan Lucas untuk mengawal. Harusnya hari ini aman. Ditambah Irene ikut mengawal jalannya medical check up hari ini menggantikan Jasmine.Mikail memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Lucas yang sudah menjemput Alina sejak pukul 6 pagi. Alina dan Lucas menyambut dengan wajah cerah, merasa liburan berkedok kerja."Pagi Pak Mikail dan Bu Hanna," sapa Alina dan Lucas bersamaan."Pagi," wajah Hanna ketika menyapa Alina juga lebih ceria daripada di dalam mobil tadi.Matahari cukup terik, Mikail memakaikan topi hitam polos seharga jutaan pad

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 13

    "Jangan jauh-jauh dari Alina dan Lucas. Jangan terlalu ramah pada warga sekitar. Jangan terlalu baik pada orang yang baru dikenal," ceramah Mikail berlangsung selama perjalanan dari rumah menuju pelabuhan. Dia seperti seorang kakek yang hendak mengantar cucunya pertama kali masuk sekolah."Iya."Hari ini Mikail dan Ryan ada tugas keluar kota dan kemungkinan sampai sore, jadi tidak bisa menemani Hanna berkunjung ke Pulau Summer. Namun dia sudah meminta Alina dan Lucas untuk mengawal. Harusnya hari ini aman. Ditambah Irene ikut mengawal jalannya medical check up hari ini menggantikan Jasmine.Mikail memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Lucas yang sudah menjemput Alina sejak pukul 6 pagi. Alina dan Lucas menyambut dengan wajah cerah, merasa liburan berkedok kerja."Pagi Pak Mikail dan Bu Hanna," sapa Alina dan Lucas bersamaan."Pagi," wajah Hanna ketika menyapa Alina juga lebih ceria daripada di dalam mobil tadi.Matahari cukup terik, Mikail memakaikan topi hitam polos seharga jutaan pad

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 12

    "Selamat siang Bu Paula, ada yang bisa kami bantu?" Ryan sudah mendapat kabar berantai dari Lucas. Kini dia berdiri di depan pintu ruangan Mikail untuk menghadang.Paula menatap tajam, kemudian berkata dengan sedikit lemah lembut karena tahu jika 2 asisten Mikail sangat kaku. "Aku mau bertemu dengan Mikail," katanya singkat.Ryan melihat tab yang berisi jadwal harian Mikail dan menunjukkannya kepada Paula. "Maaf tapi Bu Paula belum memiliki janji untuk hari ini. Karena jadwal Pak Mikail sangat padat, sebaiknya Bu Paula membuat janji terlebih dulu.""Aku ini Bibinya, mana mungkin Mikail menolak meski aku nggak buat janji," mata Paula melebar dan alisnya berkerut.Ryan sudah memasang kuda-kuda untuk menghadang Paula, hingga satu panggilan pada ponsel Paula menggema dan memunculkan nomor Patricia.Dibanding Paula yang seorang janda tanpa anak dan peninggalan harta, Patricia jauh lebih berkuasa. Entah apa yang dikatakan Patricia, namun Paula terlihat cemas dari kejauhan. Tidak lama kemudi

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 11

    Satu minggu kemudian, medical check up sudah digelar untuk Snail Resort. Dari pengambilan sampel darah, urine, ronsen, juga fisik dengan dokter. Karena tempat ini adalah kantor utama, jadi dikirim dokter Eddie yang cukup senior untuk mendampingi pemeriksaan fisik. Semuanya bisa dilakukan satu minggu lebih awal daripada jadwal tahunan."Selamat pagi. Perkenalkan aku Jasmine, marketing yang akan mendampingi tim medical check up." Seorang wanita berpakaian warna kuning terang menjulurkan tangan ke arah Hanna."Pagi... Aku Hanna, Assistant General Manager. Silahkan dimulai check up-nya."Karyawan yang hari ini melakukan pemeriksaan hanya berjumlah 230 orang. Semua berjalan lancar tanpa drama.Hanna sempat bertanya bagaimana pelayanan tim yang baru ini, 60% menjawab lebih baik daripada tim check up tahun kemarin. Ini bisa menjadi bahan pertimbangan ketika Mikail melakukan review.Mikail, Hanna, Alina, Lucas dan Ryan mendapat giliran terakhir setelah memastikan semua karyawan berjalan dengan

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 10

    "Abe hanya milik Irene," Hanna tertawa geli dengan kalimat yang Mikail ucapkan.Sejak Sekolah Dasar, Abelard Winston begitu mencintai Irene dan berniat melamarnya setelah lulus kuliah. Tentu saja ditolak, selain tidak ingin terikat, penampilan Abe begitu culun. "Jangan bikin aku nggak minat makan karena membahas Abe. Lebih baik kamu cek daftar harga yang aku berikan," sungut Irene.Mikail menarik kursi hingga mendekat di sebelah Hanna. Dia memperhatikan perbandingan yang telah Hanna buat antara Laboratorium milik Irene dan Rumah Sakit yang lama. Dari harga per-pemeriksaan, jenis alat, lama hasil pengecekan dan harga vaksin, terlihat bahwa Laboratorium Irene lebih unggul. Mikail harus memeriksa berkas General Manager yang lama, kenapa dia terus memakai Rumah Sakit itu selama bertahun-tahun dan merugikan perusahaan.Tanpa banyak bicara, Mikail memberikan tanda tangan digital pada lembar penawaran yang Hanna buat."Wah, langsung di acc?" Wajah Hanna begitu sumringah."Ya," jawaban singkat

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 9

    "Kenapa harus bertemu di The Carino sih?" Hanna berdiri di depan gedung dengan wajah galak. Begitu lihat mobil Irene datang, dia segera protes.Irene mengulum senyum, dia sengaja keluar mobil karena yakin Hanna tidak akan masuk ke dalam mobilnya dengan sukarela. "Karena aku sedang berada di daerah dekat sini. Nggak ada salahnya kan mampir ke tempat Ayah Louis?""Tapi di wilayah ini ada banyak restoran. Gimana kalau kita makan ayam crispy saja? Please..." pinta Hanna dengan wajah melasnya.Irene yang memiliki tinggi badan 170 centi menunduk, kemudian memegang erat kedua bahu Hanna. "Kamu takut pada Freya? Dengar ya, dia itu hanya mantan kekasih yang entah kenapa tiba-tiba muncul, sedangkan kamu adalah istri sah."Bibir Hanna merengut, Irene selalu membuat Hanna kalah telak. "Aku nggak takut!""Kalau begitu, ayo cepat kita ke sana!" Sebelum masuk mobil, Irene memastikan make up dan pakaian Hanna sempurna, meski tanpa make up pun Hanna sudah cantik dari sananya.Dari persimpangan jalur,

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 8

    “Mama Patricia beneran membuang semua pakaianku ya?” Pagi ini Hanna muncul dari dalam kamar mandi menggunakan rok span di atas lutut dan kemeja tanpa lengan dibalut cardigan yang semuanya bernuansa pink pastel.Mikail sudah selesai ganti pakaian lebih dulu. Dia menoleh ke arah Hanna dan menganggapi dengan senyum samar. “Mungkin Mama mau membuat hidupmu lebih berwarna.”Hanna hanya merengut. Dia merasa malu sekali karena memakai sesuatu yang baru ke kantor. Biasanya kan, dia hanya memakai celana panjang dan kemeja sederhana."Emn... kamu langsung naik ke dalam mobil saja. Nanti aku bawakan sarapan." Melihat pakaian Hanna yang sedikit membentuk lekukan tubuh, Mikail tidak akan membiarkan orang rumah melihatnya."Oke," Hanna bergegas berjalan turun dan masuk ke dalam mobil. Begitu menutup pintu mobil, dia baru teringat... Jangan-jangan Mikail tidak membiarkannya ke ruang makan karena ada Freya?Hasrat untuk berburuk sangka begitu kuat. Oh iya, kalau dipikir Hanna belum berpamitan pada Mam

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 7

    “Polisi bilang ada penyusup yang masuk ke hutan bawah. Kalau dari kita ada yang keluar, bisa membahayakan dan jadi sandera.” Louis baru saja melewati hutan bawah ketika mendapat telepon dari pos jaga.Mengingat ada banyak security yang mengelilingi rumah ini, mustahil jika Louis merasa takut. Hanna jadi berpikiran buruk. Apa mereka sengaja berbohong agar Freya bisa menginap?"Jeremy. Lalu bagaimana dengan Jeremy? Jemput dia sekarang!" Patricia panik, salah satu putranya belum pulang karena masih mengerjakan tugas sekolah.Particia memiliki 3 orang putra. Yang pertama Mikail, kedua Kael, ketiga Jeremy. Kael yang seorang Pegawai Negeri Sipil sedang dinas keluar kota, jadi tidak perlu dirisaukan. Yang jadi masalah adalah Jeremy. Sebagai putra bungsu keluarga Owen, dia memiliki kebiasaan makan dari masakan rumah yang bersih dan memiliki nilai gizi baik. Dia juga memiliki alergi debu yang membuatnya tidak bisa sembarang tidur di luar.Hanna menggaruk tengkuknya, masa dia harus menawari lagi

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 6

    "Mama Patricia meminta kita datang ke rumah nanti malam. Wilson mau meminta maaf padamu."Hanna yang sudah memejamkan mata terpaksa membukanya kembali begitu mendengar Mikail bicara. Padahal Hanna sudah siap jika Mikail melakukan hal yang lebih daripada berciuman. Sayangnya lelaki itu malah pergi setelah berbicara.Tengkuk Hanna meremang, air mata itu kembali muncul. Dia berjalan ke arah pintu dan menguncinya, kemudian duduk di meja rias, memandangi wajah yang mungil dan cukup cantik meski tanpa make up."Kenapa? Apa aku nggak cukup menarik? Huaaaa," Hanna menangis tersedu-sedu setelah dia mengencangkan suara tv di kamar.Mikail turun tangga dengan tergesa, tidak menyadari suara kencang dari dalam kamar Hanna. Dia hanya ingin mengambil air dingin untuk meredakan gairahnya. Semua ini karena perjanjian konyolnya dengan Hanna saat menikah dulu.Sarah muncul dari dalam toilet, sedikit terkejut melihat wajah Mikail yang merah padam. "Ada apa?""Ada anak kucing nakal," Mikail menjawab asal.

  • Dari Sahabat, Jadi Menikah   Bab 5

    "Tingkat alergi Hanna nggak terlalu tinggi. Kalau sampai muncul, berarti makanan ini nggak benar!" Patricia lebih dulu datang ke dapur umum dan bicara empat mata dengan kepala koki."Baik Bu Patricia, akan aku periksa makanannya." Belum sampai di buffet, Lucas menelepon.Kejadian ini memang bukan urusannya, apalagi masalah alergi Hanna. Namun begitu Freya membentak Hanna di depan umum, Patricia merasa panas. Sudah dibilang bahwa hanya Patricia yang berhak menyakiti Hanna. Ditambah sejak semalam suaminya begitu perhatian kepada Freya. Mau tidak mau Patricia harus turun tangan.Patricia kembali berjalan dengan anggun menuju buffet. Senyum di wajahnya tampak begitu cantik, juga berbahaya.Freya mengatur kembali formasi yang telah dia buat. Dia sedikit senam wajah agar kembali cantik dan mempesona. Namun itu tidak berlangsung lama. Kepala Koki muncul di buffet bagian udang, dimakannya udang tersebut kemudian alisnya mengernyit.Patricia berjalan santai mendekati Kepala Koki dan Freya. Dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status