Share

Hentikan Pernikahan Ini!

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2024-06-09 14:49:46
"Jihan .... batalin rencana pernikahanmu sama Hadza."

Kedua bola mataku melebar mendengar ucapan Papa. Tubuhku mendadak panas dingin sejadi-jadinya bahkan aku seperti lupa bagaimana cara bernafas.

Apa yang Papa bicarakan dengan Pak Akhtara hingga menyuruhku membatalkan rencana pernikahan dengan Mas Hadza?

Apa Pak Akhtara mengungkap semuanya hingga habis tak bersisa?

"Jihan .... anak kesayangan Papa satu-satunya .... " Suara Papa terdengar makin lirih dan seperti menahan tangis.

"Papa minta maaf kalau Papa belum bisa jadi orang tua yang baik. Papa payah, Han."

Kemudian terdengar isak lirih Papa.

Astaga ... benarkah Papa telah mengetahui masa laluku yang pernah bekerja menjadi pacara sewaan banyak lelaki lalu berakhir menjadi istri kontrak Pak Akhtara?

"Papa nggak nyangkan, Han. Nggak nyangka! Kalau kamu ... kamu ... " Papa tidak melanjutkan ucapannya dan hanya terdengar isak tangis yang membuatku ikut tersayat.

"Hentikan semua ini, Jihan. Hentikan, Nak! Demi Tuhan, Papa malu sama Akhtar
Juniarth

:-0

| 6
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
asyik,ada tanggapan,ya justru,ketawaku senang,karena kita bisa dibikin baper sama aothornya,gitu lho,say
goodnovel comment avatar
Arbainah
kenapa jadi ketawa, wajar dong para nitizen ngungkapin rasa kesal atau apalh2 gitu, berarti penulis nya berhasil ngacak2 perasan nitizen, kalau kamu nulis komen kaya gitu, kaya keliatan gimana gitu,, ,, paham kan! ¡!! maaf ya kalau aku yg bahas,,,
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
ketawa,baca komen para netizen
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Masih Bisakah Diteruskan?

    "Han? Kenapa telfonku nggak kamu angkat?""Maaf, Mas. Kemarin ... aku kurang enak badan. Jadi ... semalam aku tidur mulu."Esok harinya aku baru mengangkat telfon dari Mas Hadza. Suaraku sudah tidak sengau namun kelopak mataku masih bengkak. Bahkan aku malu untuk datang ke stand dengan kondisi seperti ini. "Sakit apa, Han? Kok kamu diam aja?""Cuma ... panas dingin biasa aja kok, Mas."Bukan sakit, melainkan aku tidak mungkin menerima panggilan dari Mas Hadza dengan suara sengau. Apalagi waktu video call nanti dia bisa melihat wajah sembab dan mata bengkakku. Pasti dia bertanya-tanya tentang kondisiku. "Beneran?""Iya.""Nggak mau ke rumah sakit?""Cuma panas dingin biasa, Mas. Mungkin karena pergantian cuaca."Iya ... cuaca hati maksudnya. Keinginan bulat Papa untuk membatalkan pernikahanku dengan Mas Hadza bagaikan tornado di tengah hujan yang dipenuhi kilatan halilintar. Aku tetap ingin menikah dengannya namun kini terhalang oleh restu Papa selaku wali nikahku. Dan mana mungkin

    Last Updated : 2024-06-10
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Pak Akhtara Menemui Mas Hadza

    Tidak enak makan. Tidak enak tidur. Bahkan tidak enak melakukan apapun. Itu semua karena Papa dengan jelas dan terang-terangan telah menolak memberi restunya padaku untuk menikah dengan Mas Hadza. Bahkan beliau memintaku untuk meminta maaf dan mengembalikan stand ini pada Pak Akhtara yang susah payah kudapatkan. Akhirnya aku memasrahkan kedua stand pada salah satu karyawan yang bisa kupercaya. Karena hati dan pikiranku tidak bisa diajak bekerja. [Pesan untuk Papa : Pa, aku mencintai Mas Hadza dan udah berjuang sebesar ini. Kenapa Papa tega mau bikin impianku hancur?] [Pesan untukku : Jihan, itu bukan cinta. Itu ambisi, Nak. Papa minta maaf nggak bisa kasih kamu restu. Ayo kembali ke jalan yang benar, Han. Jangan diterusin.] [Pesan untuk Papa : Apa Papa tega lihat persiapan pernikahanku batal?] Selanjutnya, Papa tidak membalas pesanku pun tidak mengangkat telfonku sama sekali. Beliau benar-benar tidak akan memberikan restunya padaku. Bahkan ketika aku mengirim pesan tentang wa

    Last Updated : 2024-06-11
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bisa Kita Bicara Serius?

    Masih dengan mencengkeram rahangku, Mas Hadza makin memajukan wajah bengisnya dengan mata membola. "Lepas, Mas! Sakit!" Keluhku."Sakitmu ini nggak sebanding sama pengkhianatan yang kamu kasih buat aku, Han! Kamu ngasih aku harapan! Cinta! Kasih sayang! Aku pikir kamu tulus tapi ternyata kamu penipu!" Bentaknya."Karena aku sayang sama kamu, Mas! Makanya aku tega nutup rahasia masa laluku! Aku mau ninggalin masa laluku lalu hidup bahagia sama kamu!" ucapku dengan tangan berusaha melepaskan cengkeram tangannya di rahangku."Kalau kamu sayang sama aku, nggak mungkin kamu tega nipu aku sejauh ini, Han!""Aku sayang kamu, Mas! Sampai aku mati-matian nyari cara biar kita punya bisnis sendiri! Ini bentuk rasa cintaku ke kamu yang nggak main-main besarnya!"Mas Hadza tertawa ngeri dengan menatapku."Demi sebuah bisnis, kamu tega ngasih aku bekasnya Pak Akhtara? Gitu?!""Aku nggak ada cara lain, Mas! Ibumu nggak akan ngasih kita restu kalau kita nggak punya bisnis! Aku harap kamu nggak lupa s

    Last Updated : 2024-06-12
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bikin Kesabaran Papa Habis

    Dengan wajah menunduk sembari menatap punggung tangan kiri yang tertancap jarum infus, aku menunggu Papa mengutarakan keinginannya untuk berbicara serius.Sedang Mama berdiri di samping Papa sembari berkata lirih."Jangan keras-keras sama Jihan, Pa. Dia masih sakit.""Aku tahu. Mama tolong jangan ikut campur dulu. Duduk dan cukup dengarkan kami bicara. Papa nggak mau Mama menyela. Bisa?"Mendengar ucapan Papa seperti itu, jantungku mendadak berdetak seperti genderang. Rupanya, Papa sedang tidak main-main dengan apa yang kualami.Dan apakah Papa sudah tahu jika .... aku batal menikah dengan Mas Hadza?Kemudian Mama mengangguk dan duduk di sofa penunggu."Jihan?" Papa memanggilku.Lalu aku mendongak dan menatap wajah Papa yang teramat serius itu."Ya ... Pa?""Bisa cerita kenapa kamu bisa sakit kayak gini?" Tanya Papa tenang namun dengan intonasi mengintimidasi.Aku membasahi bibir lalu mengangguk pelan."Aku ... sedih, Pa.""Sedih karena apa?"Kemudian aku teringat kejadian saat Mas Had

    Last Updated : 2024-06-13
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tertawa Miris Dalam Hati

    Begitu pintu rumah Mas Hadza terbuka, sosok Ibunya lah yang pertama kali terlihat.Matanya membola melihat kedatanganku dengan ekspresi terkejut. Kemudian aku sedikit membungkuk sopan."Sore, Bu. Apa ... Mas Hadza udah pulang kerja?" Tanyaku dengan wajah memelas.Beliau masih menatapku dengan keterkejutan dan menelisik penampilanku dari atas hingga bawah."Buat apa kamu kemari dan nyari Hadza?""Saya ... mau minta maaf, Bu," ucapku lirih.Beliau terdiam sejenak lalu wajahnya berubah sendu."Kamu nggak usah repot-repot kemari lalu minta maaf, Jihan. Karena kami nggak butuh maafmu. Percuma. Maaf nggak akan menyelesaikan masalah yang kamu buat."Kemudian kepalaku tertunduk sedih mendengar penolakannya."Mending kami nggak usah ketemu kamu lagi. Entah dosa apa yang Ibu perbuat sampai diberi cobaan yang memalukan kayak gini. Sakit hati keluarga Ibu sekarang jadi bahan gunjingan tetangga karena Hadza batal nikah.""Udah, kamu pulang sana! Nggak usah kemari lagi!"Ibunya Mas Hadza kemudian me

    Last Updated : 2024-06-14
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Doa Apa Yang Dilangitkan?

    "Maya ... menjual barang-barang stand, Mbak."Aku melongo usai mendengar ucapan Cintya. Hingga bulu kudukku meremang."A ... apa? Menjual barang-barang stand?" Tanyaku ulang. Kepala Cintya mengangguk dengan wajah nelangsa. "G ... gimana bisa Maya menjual semua barang-barang milikku?!" Reflek aku bertanya dengan suara berteriak lantang.Hingga Cintya beringsut takut. "K ... karena Mbak Jihan nggak pernah kemari, Mas Hadza juga katanya lembur di pabrik. Lalu Mbak Jihan mempercayakan semua isi stand ke Maya. Dia kalap lihat pemasukan segitu banyaknya tiap hari. Lalu dia bilang kalau uangnya disuruh Mbak Jihan masukin ke bank. Entah dimasukin bank betulan atau nggak.""Lalu esok harinya ada orang ke stand ambil barang-barang. Katanya stand mau pindah. Waktu aku tanya sendiri sama orang yang ambil barang-barang itu kalau Maya menjualnya.""Aku bilang sama Maya kalau apa yang dia lakukan ini salah. Tapi dia malah ngancam aku, Mbak. Dia ngelakuin ini sama Dila. Mereka yang habisin uangnya

    Last Updated : 2024-06-15
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Sendirian

    Ludes!Satu kata itu yang bisa kuucapkan untuk saat ini.Aku tidak memiliki pilihan selain menjual kedua bisnis kuliner itu. Satunya berasal dari hasil menggerogoti harta Pak Akhtara. Dan satunya berasal dari keuntungan bisnis pertama yang kudirikan bersama Mas Hadza.Berawal dari hal tidak baik lalu aku membuat cabang dari hal tidak baik itu pula. Alhasil … sesuatu yang dibangun dengan pondasi yang tidak baik, akan berakhir hancur.“Uangnya udah saya transfer ya, Mbak Jihan,” ucap pamannya Riska.Akhirnya aku setuju menjual barang-barang yang ada di dalam stand kedua untuk bertahan hidup dan karena tidak memiliki tempat untuk menyimpan aset sebanyak ini. Hidupku saja masih di kos.Keuntungan dari stand pertama telah raib digondol kedua karyawanku.“Makasih, Pak Irfan.”“Bisa dicek rekeningnya, Mbak.”Transaksi ini berlangsung sangat cepat karena dua hari lagi bangunan ini akan dirobohkan oleh petugas pemerintahan. Dan Pak Irfan bergerak cepat karena memerlukan waktu untuk mengambil ba

    Last Updated : 2024-06-17
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Berpotensi Membuat Sedih

    "Mending lo minta maaf ke Pak Akhtara, Han. Soalnya beliau itu korban utama yang paling banyak lo sakiti. Bener nggak sih omongan gue?"Dengan kepala menunduk, kemudian aku mengangguk pelan. "Pak Akhtara udah berkorban banyak buat kebahagiaan lo. Lalu lo sakiti kayak gitu. Apalagi posisinya waktu itu masih sah jadi suami lo. Wajar lah kalau karma yang lo dapat tuh nggak main-main."Aku menghela nafas lalu kembali menganggukkan kepala. Sikap ceplas ceplos Rara itu sudah bawaan lahir. Dan aku tahu, dia menasehatiku seperti itu pasti karena menyayangiku. Ingin mengoreksi kesalahanku."Emang lo udah minta maaf ke Pak Akhtara?""Belum, Ra.""Nunggu apa lagi?!""Gue nggak punya kontaknya. Nomer gue diblokir." Akuku. "Datang ke rumahnya lah, Han?! Kayak nggak ada solusi aja lo."Kepalaku menggeleng ketika Rara menyebut rumah Pak Akhtara."Kenapa? Takut mau bertandang ke rumahnya?! Cemen!""Bukan, Ra. Tapi ... rumahnya udah dijual."Rara menaikkan kedua alisnya dengan mulut membentuk huruf

    Last Updated : 2024-06-18

Latest chapter

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status