Home / Romansa / Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya / Bab - 28. Pak Kusuma yang jujur

Share

Bab - 28. Pak Kusuma yang jujur

Author: Irfan
last update Last Updated: 2024-03-27 12:46:28

Setelah beberapa menit saling diam akhirnya pak Kusuma sadar bahwa diri nya sudah berada di dalam Mobil.

"Pak kok gak jalan?"tanya pak Kusuma datar.

"Soal nya Tuan diam saja dari tadi,saya ajak bicara saja Tuan diam saja,"jawab pak To seraya nyengir kuda.

"Aduh,maaf To,saya kepikiran sama Bu Nala terus,tadi dia mengamuk lagi To,sedih jika melihat nya,"keluh pak Kusuma pada supir pribadi nya itu.

"Astaqfirullah halazim,terus sekarang gimana Tuan?"tanya pak To panik.

"Sekarang sudah di bawa Bik Nah kembali ke kamar nya,dan mungkin sudah di suntik kan obat penenang,"jawab pak Kusuma sedih.

"Kasihan Nyonya Nala,beliau orang yang sangat baik,tapi harus menerima ujian seberat ini,semoga Nyonya cepat sehat ya Tuan!"ucap pak To yang di Aamini oleh pak Kusuma.

"Ya sudah kita pulang saja To!"

"Baik Tuan!"

Pak To pun mulai menyalakan mesin Mobil nya dan melaju meninggalkan rumah sakit jiwa itu,sedangkan pak Kusuma yang setiap kali usai menjenguk Bu Nala pasti semua kenangan indah masa-masa dia m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 29. Rumah pribadi milik Bowo yang megah

    Hari yang cerah itu Bowo mengunjungi proyek nya yang berada di kawasan Elit itu, proyek pembangunan Masjid itu sudah tinggal menghitung hari semua nya beres dan berdiri sempurna,bangunan Masjid Nan indah dan megah itu sepenuh nya hasil karya tangan unik nya Bowo,karena desain dan semua tata letak pun Bowo yang menangani nya."Ini maha karya luar biasa Mas,hasil yang sempurna dan menarik,"ucap pak Danu yang tengah berdiri berjajar dengan Bowo menatap hasil karya mereka."Pencapain yang luar biasa dari gigih nya para pekerja dan tegas nya kepemimpinan bapak,dan ini lah hasil nya!"Bowo memuji pak Danu lalu menjabat tangan nya dengan penuh kebanggaan."Kapan kita punya Proyek bareng lagi Mas Bowo?"tanya pak Danu dengan rasa bangga."Saat ini saya sedang ada Proyek pembangunan Mall pak,tapi sayang nya sudah ada Pemborong dan sedang berjalan,jika ada Proyek lain lagi pasti akan saya kabari pak,"ucap Bowo memberi tau pak Danu."Wah,Mas Bowo ini benar-benar luar biasa ya, tendernya gak ada ma

    Last Updated : 2024-03-28
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 30. Bulan membuat Bowo senyam-senyum sendiri

    Mbak Nik, Roni dan Parto tidak percaya kalau itu rumah Bowo, karena mereka tau bagaimana kehidupan Bowo di kampung, sangat miskin dan jauh dari kata mewah.Mereka semua turun dari taksi itu lalu Joko membuka pintu gerbang nya dengan sangat percaya diri, karena selama ini Joko lah yang Bowo beri kepercayaan untuk membantu menjaga rumah mewah nya itu."Mas ini rumah siapa?" tanya Mbak Nik yang bingung sembari mendorong kursi roda Parto."Gak tau juga Dek," jawab Parto yang juga bingung.Joko yang sudah lebih dulu membuka kan pintu dia menunggu Parto, Roni dan Mbak Nik yang masih bengong di halaman rumah Bowo."Tok, Mbak, Roni ayok masuk sini!" ucap Joko dengan suara agak lantang.Dan mendengar panggilan Joko, mereka pun mendekat walau masih saja ragu dan bingung."Kok, ini rumah siapa?" tanya Parto."Ini rumah Mas Bowo, ayok masuk!" jawab Joko cengengesan."Ah mana mungkin Mas Bowo punya rumah sebagus ini," sahut Roni yang selalu iri dengan Bowo."Serius ini rumah Mas Bowo, saya juga wak

    Last Updated : 2024-03-28
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 31. Bowo salah tingkah di depan bulan

    Setelah obrolan singkat melalui sambungan telefon antara Bowo dan Dokter pribadi nya usai, Bowo pun kembali mendekati Parto."Tahan sebentar ya Mas, Dokter nya sudah jalan ke sini!" ucap Bowo yang ikut memijit Parto."Ini tadi kenapa Mbak kok Mas Parto jadi sakit kepala?" tanya Joko serius."Gak kenapa-kenapa Mas, tadi nya mau bantu saya beresin baju-baju ke dalam tas, tapi sama saya gak boleh, eh Mas Parto langsung bilang kalau sakit kepala," jawab Mbak Nik yang juga terlihat cemas.Kurang lebih 30 menit menunggu dan akhirnya Dokter pribadi Bowo datang juga, setelah masuk Dokter langsung memeriksa kondisi Parto, saat itu Parto sudah di pindahkan tidur nya di kamar tamu dan di temani Mbak Nik istri nya, sehingga Dokter bisa dengan mudah untuk memeriksa nya.Di luar kamar tampak Bowo dan yang lain nya sangat cemas, mereka hanya mondar-mandir dan terdiam dengan fikiran nya masing-masing, pasal nya baru saja mereka bercanda begitu asik nya, tapi tiba-tiba Parto sakit lagi."Mas Bowo, apa

    Last Updated : 2024-03-29
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 32. Mili membantah orang tuanya karena seto

    Dengan senyum kebingungan Bulan pun kembali duduk, dia sedikit mengkerutkan kening nya dan bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan orang-orang itu?"kenapa semua jadi bertepuk tangan untuk saya?" tanya Bulan seraya dia tatap mereka."sungguh luar biasa penjelasan yang Ibu CEO sampaikan kepada kami, hingga kami semua kagum dengan ibu," puji Bowo pada Bulan."CEO, maksud Mas Bowo apa?" tanya Bulan yang pura-pura tidak paham."Oh maaf maksud saya Ibu Bulan ini cocok menjadi seorang CEO, itu maksud saya Bu!" kilah Bowo yang tidak ingin membahas hal ini di depan para pekerja."Aduh Mas Bowo ini ada-ada aja sih," umpat Bulan seraya tersipu malu.Dan rapat singkat pun telah usai, mereka semua sudah kembali ke tempat kerja mereka masing-masing, sedangkan di kantor hanya tinggal Bowo dan Bulan saja."Mbak, saya minta maaf ya, mungkin kata-kata saya tadi ada yang membuat Mbak tersinggung!" ucap Bowo yang tiba-tiba saja meminta maaf."oh, it's ok Mas, gak ada kok kata-kata yang menyingggung pe

    Last Updated : 2024-03-29
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 33. Kerjasama tender baru Bowo dan dosen

    Dan setelah Bowo pergi meninggalkan Mili, dia pun dengan cepat menghubungi Seto agar sepulang kuliah nanti Seto menjemput nya ke kampus, karena Mili tidak ingin Bowo sampai mengajak nya bertemu setelah pulang kuliah nanti, Mili curiga kalau papa nya sudah menceritakan semua kejadian itu pada Bowo, karena tidak biasanya Bowo mengajak nya untuk bertemu.Hari yang panjang di kampus itu Bowo lalui dengan lancar, semua materi pelajaran yang Dosennya berikan pun bisa di terima nya dengan baik, dan lagi-lagi performa yang bagus Bowo tunjukkan di dalam kelas nya.Aura positif dari Bowo membuat Dosen pembimbing nya itu mengajak Bowo untuk bertemu dan ingin membicarakan sebuah Proyek dengan nya."selesai kelas tolong temui saya di meja kerja saya ya!" ucap Dosen wanita itu dengan gaya nya yang nyentrik.Seorang Dosen pembimbing baru di kelas Bowo dengan gaya yang sangat Cool dan nyentrik, Dosen cantik dengan rambut tergerai panjang, hidung bangir dan bibir tipis dengan pakaian yang selalu seksi

    Last Updated : 2024-03-30
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 34. Bowo, Mili dan bulan bergabung dalam satu proyek

    Karena Mili masih sulit di hubungi akhirnya Bowo pun mengajak Joko untuk ngobrol setelah makan malam selesai."Mas Joko mulai besok ikut saya ke Proyek ya!" ucap Bowo yang seperti biasa menghisap rokok setelah makan."baik Mas, kira-kira saya harus bawa apa ya Mas?" tanya Joko dengan serius."Gak perlu bawa apa-apa Mas, karena semua nya sudah lengkap tersedia di proyek!" jawab Bowo yang masih asik menghisap rokok yang ada di tangan nya yang sudah tersisa separuh lagi itu."Baik Mas, terus ini rencana kita mengantar Parto gimana Mas Bowo?" tanya Joko yang mengingatkan Bowo."Sepertinya saya tidak bisa mengantar Mas Parto pulang kampung Mas, nanti biar saya sewakan Mobil untuk mengantar Mas Parto ke kampung, soal nya saya ada Proyek baru lagi yang akan saya kerjakan Mas!" jawab Bowo serius."Wah, hebat Mas Bowo ini, Proyek satu belum selesai sudah ada lagi Proyek baru yang menanti!" sahut Joko yang memuji Bowo."Alkhamdulillah Mas, ini kan jadi rejeki Mas Joko juga nanti nya," ucap Bowo

    Last Updated : 2024-03-30
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 35. Bowo, Mili dan Bulan berangkat bersama menuju ke lokasi proyek

    Setelah menunggu beberapa lama akhir nya Mili kembali ke meja makan dan terlihat pandangan nya agak heran karena para arsitek senior itu sudah tidak berada di situ lagi."Maaf kalian menunggu lama ya!" ucap Mili yang duduk kembali."Gak apa-apa kak, kita juga masih ngobrol kok," sahut Bulan dengan lembut seraya tersenyum."Tapi kenapa yang lain sudah pulang?" tanya Mili yang mengkerutkan kening nya."Iya, karena pertemuan ini sudah selesai, sekarang kita pulang bareng yuk!" ucap Bowo yang mulai berdiri dan meraih kunci Mobil nya di atas meja."Oh, sorry aku pulang sendiri saja ya, soal nya aku mau mampir ke tempat temanku dulu," sahut Mili berbohong pada Bulan dan Bowo."Gak apa-apa Mbak nanti sekalian saya antar ke rumah teman Mbak Mili," sahut Bowo yang tetap ingin Mili pulang bersama nya, tapi seperti nya usaha Bowo sia-sia karena Mili tetap tidak mau."Gak usah Mas, saya tidak mau merepotkan Mas Bowo, lebih baik Mas pulang saja duluan bersama kak Bulan!" ucap Mili lagi.Karena Mil

    Last Updated : 2024-03-30
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 36. niat Bowo

    Karena di rasa telah cukup untuk pengecekan Lokasi jembatana itu,maka mereka pun kembali ke Mobil mereka masing-masing dan kembali pulang,ketika di dalam Mobil Mili hanya terdiam membisu tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari nya,tidak seperti ketika waktu berangkat dia lebih banyak berbicara dan bercerita,karean di Proyek ini Mili merasakan sedikit agak kecewa,sebelum nya dia semangat karena dia fikir ini Proyek sekala besar dengan Honor yang besar juga,tapi ternyata ini Proyek sekala besar namun kemungkinan tidak akan ada Honor di dalam nya karena Proyek pembangunan jembatan ini Proyek pembangunan jembatan Desa yang kesemua nya di biayai oleh Pemerintah."kak Mili kok diam saja dari tadi,ayok dong cerita-cerita lagi seperti waktu berangkat tadi!"ucap Bulan yang membuka obrolan."maaf ya,apa kita ini gak buang-buang waktu saja sih dalam pembangunan jembatan ini?"tanya Mili dengan wajah sebal."maksud kak Mili buang-buang waktu bagaimana?"Bulan balik bertanya."memang nya kamu g

    Last Updated : 2024-03-31

Latest chapter

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 85. Kejahatan pak de jono dan seto

    Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 84. Ada apa demgan pak de Jono

    Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 83. Siapa mereka

    "bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 82. Kesehatan Abah Jaya

    "Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu."iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu."lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius."dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya."ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar."yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius."oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.Sementara itu

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 81. Bowo kembali ke kampus

    Keesokan hari nya Bowo bangun seperti biasa nya,dia mulai menjalani aktifitas pagi nya seperti biasa,walau tetap saja bayang-bayang sang istri tercinta masih terus teringat namun dia berfikir untuk tidak terus-terusan larut dalam duka,pakaian rapi dan juga wangi sudah Bowo kenakan pagi itu,karena dia akan menjalani aktifitas nya di kampus lagi."selamat pagi Den Bowo!"sapa Mak Ijah dengan ramah."pagi Mak,"balas Bowo sama ramah nya."pagi ini mau sarapan apa Den?"tanya Mak Ijah yang berdiri di samping Bowo dengan sapu dan lap di tangan nya."saya sarapan di kampus saja Mak,soal nya saya buru-buru,"sahut Bowo sambil merapikan lagi pakaian nya."oh ya sudah kalau begitu Den,hati-hati di jalan ya Den,semangat!"ucap Mak Ijah yang memberikan semangat pada Bowo sang majikan."terima kasih Mak,"sahut Bowo yang tersenyum kepada Mak Ijah.Setelah itu Bowo berpamitan kepada Mak Ijah dan lalu dia melangkah keluar menuju ke garasi Mobil nya,tapi saat sampai di garasi ternyata pakde Jono sudah men

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 80. Hari sepi yang Bowo lalui

    Hari-hari telah Bowo lewati dan minggu pun telah berlalu begitu cepat,tidak mudah bagi Bowo untuk melupakan semua kenangan indah nya bersama Bulan,setiap hari Bowo selalu mendatangi makam istri tercinta nya,sehingga makam Bulan selalu terlihat segar dan wangi karena di taburi bunga-bunga yang harum di setiap hari nya oleh Bowo.[["sayang,Mas yakin kamu sudah bahagia di sana,beristirahat lah dengan tenang sayang,tunggu Mas di surga ya sayang,"]] gumam Bowo dalam hati seraya menaburkan bunga mawar yang telah di beri wewangian.Tak lama kemudian datang juga Abah Jaya yang di temani oleh Bik Inah,dengan langkah yang sudah mulai lemah Abah Jaya di tuntun Bik Inah menuju ke makam."Nak Bowo ada di sini juga?"sapa Abah Jaya yang bertanya dengan lirih dan lalu Bowo pun menoleh kan pandangan nya menuju sumber suara."Abah!"sapa Bowo kembali yang lalu mencium punggung tangan Abah mertua nya itu."sudah lama kamu di sini Nak Bowo?"tanya Abah Jaya."lumayan lama Bah,karena di rumah sedang tidak a

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 79. pemakaman Bulan.

    Setelah beberapa menit berlalu,akhir nya Mobil jenazah pun sampai di rumah duka,suasana haru sudah menyelimuti kedatangan jenazah Bulan,begitu juga dengan Abah Jaya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa,di temani saudara dan juga sahabat nya pak Kusuma,beliau hanya terdiam dan terus-terusan berzikir agar diri nya kuat.Suara sirine Ambulance yang sebelum nya terdengar sangat lantang,kini suara itu telah terhenti,Abah Jaya mulai keluar dari dalam rumah nya,beliau menghampiri peti jenazah sang putri tercinta nya itu."Anak Abah,Neng cantik!"ucap Abah Jaya yang sudah bercucuran air mata.Setelah itu peti jenazah pun mulai di masuk kan kedalam rumah duka,susana haru sudah mulai terlihat,sahabat dan semua pekerja Bulan sudah menangis sedih,mereka semua meratapi kepergian sang majikan muda nya itu,sungguh hal yang tidak mereka sangka,hari bahagia Bulan berubah menjadi duka cita.makin "Nak Bowo,iklas kan Nak Bulan,agar kepergian nya tidak terbebani,Abah sudah pasrah dengan ini semua,"ucap A

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 78. Kepergian bulan selamanya

    Hari telah berganti,sepekan sudah Bulan terbujur koma di rumah sakit,sejak hari itu juga Bowo belum sehari pun pulang ke rumah nya,banyak dari para sahabat termasuk Bu Salsa dan juga kedua rekan Arsitek nya itu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bulan,para Asisten rumah tangga mereka pun juga bergantian menjenguk ke rumah sakit."Bowo,kamu harus sabar,kami do'a kan semoga Bulan cepat sadar dari koma nya dan cepat sembuh kembali!"ucap Bu Salsa yang saat itu berada di rumah sakit."Aamiin Bu,terima kasih Ibu dan bapak semua sudah berkenan hadir untuk menjenguk istri saya!"sahut Bowo yang saat itu masih sedih,namun tidak selesu sebelum nya."sama-sama Bowo,kami ini kan rekan kerja Bulan,kami juga sudah sangat rindu dengan kebersamaan kita di proyek,"Tama menimpali nya."betul sekali Bowo,"sahut Boby yang juga membenarkan kata-kata Tama.Suport dan dukungan untuk Bowo telah rekan-rekan nya berikan,begitu juga do'a-do'a yang tiada henti dari para penjenguk,tidak hanya sahabat dan rekan

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 77. Bulan masih kritis

    Sambil menangis dan memukul-mukul kan kepalan tangan nya dengan pelan ke dinding,Bowo pun meratapi nasib pernikahan nya,dia tidak ingin kehilangan orang yang di sayangi untuk kedua kali nya."Nak Bowo sabar ya,semua ini sudah takdir Tuhan Nak!"ucap pak Kusuma seraya mengusap punggung Bowo dengan lembut."Mas harus sabar,Mas tidak boleh seperti ini,lebih baik Mas ambil air wudu dan berdo'a kepada Allah minta kelancaran operasi nya Bulan!"sahut Mili yang ikut memberi kan nasehat kepada Bowo.Mendengar nasehat-nasehat dari orang terdekat nya,lantas Bowo pun mulai menarik nafas panjang dan lalu mengusap air mata nya."Mbak Mili benar,sebaik nya saya ambil air wudu dan berdo'a untuk istriku,saya permisi!"dan Bowo pun melangkah dengan cepat menuju ke Musola yang ada di rumah sakit itu,niat Mili ingin mengikuti Bowo,namun pak Kusuma mencegah nya."jangan Nak,biyar kan Bowo sendiri!"ucap pak Kusuma yang lalu menghentikan langkah Mili."iya Nak,mungkin Bowo butuh sendiri,saya bingung jika suda

DMCA.com Protection Status