Hari yang cerah itu Bowo mengunjungi proyek nya yang berada di kawasan Elit itu, proyek pembangunan Masjid itu sudah tinggal menghitung hari semua nya beres dan berdiri sempurna,bangunan Masjid Nan indah dan megah itu sepenuh nya hasil karya tangan unik nya Bowo,karena desain dan semua tata letak pun Bowo yang menangani nya."Ini maha karya luar biasa Mas,hasil yang sempurna dan menarik,"ucap pak Danu yang tengah berdiri berjajar dengan Bowo menatap hasil karya mereka."Pencapain yang luar biasa dari gigih nya para pekerja dan tegas nya kepemimpinan bapak,dan ini lah hasil nya!"Bowo memuji pak Danu lalu menjabat tangan nya dengan penuh kebanggaan."Kapan kita punya Proyek bareng lagi Mas Bowo?"tanya pak Danu dengan rasa bangga."Saat ini saya sedang ada Proyek pembangunan Mall pak,tapi sayang nya sudah ada Pemborong dan sedang berjalan,jika ada Proyek lain lagi pasti akan saya kabari pak,"ucap Bowo memberi tau pak Danu."Wah,Mas Bowo ini benar-benar luar biasa ya, tendernya gak ada ma
Mbak Nik, Roni dan Parto tidak percaya kalau itu rumah Bowo, karena mereka tau bagaimana kehidupan Bowo di kampung, sangat miskin dan jauh dari kata mewah.Mereka semua turun dari taksi itu lalu Joko membuka pintu gerbang nya dengan sangat percaya diri, karena selama ini Joko lah yang Bowo beri kepercayaan untuk membantu menjaga rumah mewah nya itu."Mas ini rumah siapa?" tanya Mbak Nik yang bingung sembari mendorong kursi roda Parto."Gak tau juga Dek," jawab Parto yang juga bingung.Joko yang sudah lebih dulu membuka kan pintu dia menunggu Parto, Roni dan Mbak Nik yang masih bengong di halaman rumah Bowo."Tok, Mbak, Roni ayok masuk sini!" ucap Joko dengan suara agak lantang.Dan mendengar panggilan Joko, mereka pun mendekat walau masih saja ragu dan bingung."Kok, ini rumah siapa?" tanya Parto."Ini rumah Mas Bowo, ayok masuk!" jawab Joko cengengesan."Ah mana mungkin Mas Bowo punya rumah sebagus ini," sahut Roni yang selalu iri dengan Bowo."Serius ini rumah Mas Bowo, saya juga wak
Setelah obrolan singkat melalui sambungan telefon antara Bowo dan Dokter pribadi nya usai, Bowo pun kembali mendekati Parto."Tahan sebentar ya Mas, Dokter nya sudah jalan ke sini!" ucap Bowo yang ikut memijit Parto."Ini tadi kenapa Mbak kok Mas Parto jadi sakit kepala?" tanya Joko serius."Gak kenapa-kenapa Mas, tadi nya mau bantu saya beresin baju-baju ke dalam tas, tapi sama saya gak boleh, eh Mas Parto langsung bilang kalau sakit kepala," jawab Mbak Nik yang juga terlihat cemas.Kurang lebih 30 menit menunggu dan akhirnya Dokter pribadi Bowo datang juga, setelah masuk Dokter langsung memeriksa kondisi Parto, saat itu Parto sudah di pindahkan tidur nya di kamar tamu dan di temani Mbak Nik istri nya, sehingga Dokter bisa dengan mudah untuk memeriksa nya.Di luar kamar tampak Bowo dan yang lain nya sangat cemas, mereka hanya mondar-mandir dan terdiam dengan fikiran nya masing-masing, pasal nya baru saja mereka bercanda begitu asik nya, tapi tiba-tiba Parto sakit lagi."Mas Bowo, apa
Dengan senyum kebingungan Bulan pun kembali duduk, dia sedikit mengkerutkan kening nya dan bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan orang-orang itu?"kenapa semua jadi bertepuk tangan untuk saya?" tanya Bulan seraya dia tatap mereka."sungguh luar biasa penjelasan yang Ibu CEO sampaikan kepada kami, hingga kami semua kagum dengan ibu," puji Bowo pada Bulan."CEO, maksud Mas Bowo apa?" tanya Bulan yang pura-pura tidak paham."Oh maaf maksud saya Ibu Bulan ini cocok menjadi seorang CEO, itu maksud saya Bu!" kilah Bowo yang tidak ingin membahas hal ini di depan para pekerja."Aduh Mas Bowo ini ada-ada aja sih," umpat Bulan seraya tersipu malu.Dan rapat singkat pun telah usai, mereka semua sudah kembali ke tempat kerja mereka masing-masing, sedangkan di kantor hanya tinggal Bowo dan Bulan saja."Mbak, saya minta maaf ya, mungkin kata-kata saya tadi ada yang membuat Mbak tersinggung!" ucap Bowo yang tiba-tiba saja meminta maaf."oh, it's ok Mas, gak ada kok kata-kata yang menyingggung pe
Dan setelah Bowo pergi meninggalkan Mili, dia pun dengan cepat menghubungi Seto agar sepulang kuliah nanti Seto menjemput nya ke kampus, karena Mili tidak ingin Bowo sampai mengajak nya bertemu setelah pulang kuliah nanti, Mili curiga kalau papa nya sudah menceritakan semua kejadian itu pada Bowo, karena tidak biasanya Bowo mengajak nya untuk bertemu.Hari yang panjang di kampus itu Bowo lalui dengan lancar, semua materi pelajaran yang Dosennya berikan pun bisa di terima nya dengan baik, dan lagi-lagi performa yang bagus Bowo tunjukkan di dalam kelas nya.Aura positif dari Bowo membuat Dosen pembimbing nya itu mengajak Bowo untuk bertemu dan ingin membicarakan sebuah Proyek dengan nya."selesai kelas tolong temui saya di meja kerja saya ya!" ucap Dosen wanita itu dengan gaya nya yang nyentrik.Seorang Dosen pembimbing baru di kelas Bowo dengan gaya yang sangat Cool dan nyentrik, Dosen cantik dengan rambut tergerai panjang, hidung bangir dan bibir tipis dengan pakaian yang selalu seksi
Karena Mili masih sulit di hubungi akhirnya Bowo pun mengajak Joko untuk ngobrol setelah makan malam selesai."Mas Joko mulai besok ikut saya ke Proyek ya!" ucap Bowo yang seperti biasa menghisap rokok setelah makan."baik Mas, kira-kira saya harus bawa apa ya Mas?" tanya Joko dengan serius."Gak perlu bawa apa-apa Mas, karena semua nya sudah lengkap tersedia di proyek!" jawab Bowo yang masih asik menghisap rokok yang ada di tangan nya yang sudah tersisa separuh lagi itu."Baik Mas, terus ini rencana kita mengantar Parto gimana Mas Bowo?" tanya Joko yang mengingatkan Bowo."Sepertinya saya tidak bisa mengantar Mas Parto pulang kampung Mas, nanti biar saya sewakan Mobil untuk mengantar Mas Parto ke kampung, soal nya saya ada Proyek baru lagi yang akan saya kerjakan Mas!" jawab Bowo serius."Wah, hebat Mas Bowo ini, Proyek satu belum selesai sudah ada lagi Proyek baru yang menanti!" sahut Joko yang memuji Bowo."Alkhamdulillah Mas, ini kan jadi rejeki Mas Joko juga nanti nya," ucap Bowo
Setelah menunggu beberapa lama akhir nya Mili kembali ke meja makan dan terlihat pandangan nya agak heran karena para arsitek senior itu sudah tidak berada di situ lagi."Maaf kalian menunggu lama ya!" ucap Mili yang duduk kembali."Gak apa-apa kak, kita juga masih ngobrol kok," sahut Bulan dengan lembut seraya tersenyum."Tapi kenapa yang lain sudah pulang?" tanya Mili yang mengkerutkan kening nya."Iya, karena pertemuan ini sudah selesai, sekarang kita pulang bareng yuk!" ucap Bowo yang mulai berdiri dan meraih kunci Mobil nya di atas meja."Oh, sorry aku pulang sendiri saja ya, soal nya aku mau mampir ke tempat temanku dulu," sahut Mili berbohong pada Bulan dan Bowo."Gak apa-apa Mbak nanti sekalian saya antar ke rumah teman Mbak Mili," sahut Bowo yang tetap ingin Mili pulang bersama nya, tapi seperti nya usaha Bowo sia-sia karena Mili tetap tidak mau."Gak usah Mas, saya tidak mau merepotkan Mas Bowo, lebih baik Mas pulang saja duluan bersama kak Bulan!" ucap Mili lagi.Karena Mil
Karena di rasa telah cukup untuk pengecekan Lokasi jembatana itu,maka mereka pun kembali ke Mobil mereka masing-masing dan kembali pulang,ketika di dalam Mobil Mili hanya terdiam membisu tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari nya,tidak seperti ketika waktu berangkat dia lebih banyak berbicara dan bercerita,karean di Proyek ini Mili merasakan sedikit agak kecewa,sebelum nya dia semangat karena dia fikir ini Proyek sekala besar dengan Honor yang besar juga,tapi ternyata ini Proyek sekala besar namun kemungkinan tidak akan ada Honor di dalam nya karena Proyek pembangunan jembatan ini Proyek pembangunan jembatan Desa yang kesemua nya di biayai oleh Pemerintah."kak Mili kok diam saja dari tadi,ayok dong cerita-cerita lagi seperti waktu berangkat tadi!"ucap Bulan yang membuka obrolan."maaf ya,apa kita ini gak buang-buang waktu saja sih dalam pembangunan jembatan ini?"tanya Mili dengan wajah sebal."maksud kak Mili buang-buang waktu bagaimana?"Bulan balik bertanya."memang nya kamu g