Kegelisahan jelas tampak dari wajah Rafeal yang biasanya tampak tenang itu, suami mana yang tidak akan gelisah dan khawatir saat mendapati kabar jika istrinya sedang diculik dalam keadaan hamil besar sedangkan dia sedang tidak ada di tempat.
Rafael merasa telah gagal dalam menjaga istrinya meski pengawasan secara ketat sudah dia lakukan untuk keluarganya.
“Maafkan mas sayang, gara – gara mas hidupmu jadi sasaran, siapapun mereka mas tidak akan pernah tanggung – tanggung memberikan hukuman, maafkan mas sudah gagal menjagamu, mas betul – betul suami bodoh, aah semoga kandunganmu tidak kenapa – kenapa,” rintihan Rafael jelas membuat Bima juga merasakan hal yang sama dengan sepupu sekaligus atasannya itu, hanya bedanya Bima berusaha tampak tenang meski hatinya juga ketir – ketir.
Saat Rafael membatalkan agenda yang lainnya Bima dengan sigap memberitahu kliennya , beruntung agenda penting sudah selesai dan masalah yang terjad
Dipergudangan tua yang tampak tidak terurus tampak Laura sedang menghembuskan asap rokoknya terhadap Airin hingga membuat Airin terbatuk – batuk karenanya.Sudah sejak kemarin Airin terikat dan hanya dilepaskan saat Airin meminta ijin ke toilet, kondisi Airin saat ini sungguh memprihatinkan.Dengan mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin dan asupan makanan yang tidak semestinya membuat Airin tampak pucat dan lemah.Hanya sepotong roti dan sebotol air mineral yang mereka berikan pada wanita malang ini, itupun Airin harus memakannya dengan cara seperti binatang dengan kaki dan tangan yang tetap terikat.Jika tidak mengingat kondisinya maka Airin ogah memakan roti itu.“Apa mau mu Laura , apa salahku sama kamu.”“Salahmu satu kenapa kamu merebut cinta Rafael dariku, lepaskan dia atau..”“Atau apa ?”“Nyali kamu besar juga ha ha ha,” Laura bertepuk tangan memuji wanit
Jika Bima dan Mario menuju ke kantor polisi , Satya serta Amar menyusul keberadaan Rafael di rumah sakit, bagaimanapun mereka tidak ingin membiarkan Rafael seorang diri terutama saat melihat kondisi istri majikannya itu dalam kondisi memprihatinkan.“Mohon maaf bapak tunggu diluar saja dulu, kami akan segera menangani istri bapak.” Ucapan dokter membuat Rafael yang hendak ikut masuk ke dalam ruang persiapan operasi menghentikan langkahnya.“Berikan yang terbaik untuk istri dan anak saya dokter.”Airin mengalami pendarahan saat terjatuh, perawat yang memeriksa kondisi Airin saat dalam perjalanan segera menghubungi rumah sakit jika sedang membawa pasien sedang hamil dan pecah ketuban namun jalan lahir masih belum siap.Atas saran dokter mau tidak mau Airin harus melakukan operasi caesar mengingat sebenarnya bayi mereka belum waktunya lahir.Airin yang telah berganti dengan pakaian khusus untuk pasien yang akan menj
“A..ap…apa maksud anda tuan Rafael , saya sama sekali tidak paham dengan apa yang anda sampaikan.”Rafael hanya tersenyum tipis mendapati reaksi dari Paul.“Saya tahu anda paham apa yang saya maksudkan, permisi .” Gegas Rafael berdiri kemudian beranjak meninggalkan ruangan Paul bersama Bima yang mengikuti langkah kaki Rafael.Sepeninggal Rafael tampak Paul sedang memukul – mukul udara di sekitarnya, ada rasa takut saat mendengar omongan Rafael barusan.Secara usia Paul akui dirinya memang jauh lebih tua dari Rafael yang sepantaran dengan Laura anaknya namun secara kemampuan dalam berbisnis Paul sangat mengakui jika dirinya kalah jauh dengan Rafael yang sempat dianggapnya anak kemarin sore yang hanya mendompleng nama besar orang tuanya.Tok tokPintu ruangan Paul ada yang mengetuk hingga membuyarkan kegiatannya yang hanya mondar mandir kesana kemari sepeninggal Rafael tadi.“Masuk !”
Lima tahun kemudianWaktu berjalan begitu cepatnya, tanpa terasa saat ini Dean Eleazer Dirgantara tumbuh menjadi anak yang sungguh tampan, mewarisi wajah daddynya membuat bocah ini tampak semakin menggemaskan, memiliki kecerdasan diatas rata – rata yang diwarisi dari daddy nya membuat El tampak lebih menonjol dibandingkan dengan anak seusianya.Rafael saat ini sedang berada dirumah sakit menemani istrinya yang menurut rencana hari ini sudah diijinkan untuk pulang setelah melahirkan anak kedua mereka , seorang bayi perempuan yang sangat mirip dengan wajah mommynya.“Ayo baby El sudah siap belum, uncle Bima mau antar kamu ke sekolah nanti kita terlambat jika tidak segera berangkat.”Ucapan sang uncle jelas membuat El tampak kesal.“Kenapa mukanya begitu nak ?” tanya Bramantyo mendapati ekspresi cucunya seperti itu.“El bukan baby grand pa,tapi El laki – laki sejati yang akan selalu menjaga mommy serta adik El, uncle Bima selalu bilang baby, El tidak suka .”Jawaban El sungguh tampak me
“Kenapa kamu ngedumel begitu ,Dit?” tanya Wati saat mendapati anaknya ngomel – ngomel sendiri, melihat Dita tidak segera menjawab maka Wati berinisiatif untuk melihat ke arah yang sama dengan Dita.Wati melihat ada mantan besannya beserta mantan menantunya sedang bercengkerama dengan keluarga Rafael.Ada senyum tersungging di bibir Wati hingga membuat anaknya sendiri menoleh dan tidak terima.“Mama aneh, kenapa malah senang melihat mereka !” protes Dita dengan nada yang jelas sekali tampak kesal.“Mama tentu senang melihat bu Airin menemukan kebahagiannya setelah dulu hidupnya kalian hancurkan.”“Maa..”“Tunggu , mama belum selesai bicara.” Wati tahu jika omongannya sangat menyakiti hati anaknya namun Wati tidak bermaksud seperti itu.“Kamu tahu Dit, jika hukum tabur tuai itu berlaku, kesabaran menghasilkan kebahagiaan, mama bukannya membela bu Airin, sebagai wani
Dahlia sedang bersama Marsha di ruang tunggu lapas wanita, keduanya cukup lama berpelukan mengingat sejak 3 bulan terakhir baru kali ini Dahlia kembali berkunjung ke lapas. Ditemani oleh Robert adik iparnya yang kebetulan sedang berada di Jakarta selain untuk menengok Dahlia juga ada urusan bisnis di kota metropolitan ini.Kesehatan Dahlia makin menurun dia sempat dirawat di rumah sakit, Dahlia beruntung diantara teman – temannya hanya Rossa yang masih tetap berteman dengannya, berbeda dengan teman – temannya yang lain yang pergi begitu saja saat Dahlia sedang terpuruk.Dahlia sedang pingsan setelah terjatuh dari tangga rumahnya saat Rossa berkunjung, serta merta Rossa meminta sopirnya untuk membawa Dahlia ke rumah sakit.“Maaf mama baru bisa menengokmu sekarang ,Sha.”“Tidak apa – apa ma, Marsha maklum tante Rossa sudah memberitahu kondisi mama saat berkunjung kesini.”“Ya, hanya Rossa yang masih bai
Eleazer tampak memandangi wajah adiknya yang tampak tertidur pulas di box bayi yang sengaja di letakkan di kamar daddy dan mommynya.Tampak senyum menguar dari bibir bocah tampan itu.“Daddy ..”“Ya sayang.” Rafael yang baru keluar dari walk in closednya segera menuju ke arah kedua anaknya.“Adik apa tidak tahu jika ini sudah siang, apa dia tidak bosan tidur terus Daddy ?”Rafael terkekeh mendengar pertanyaan dari anak laki lakinya itu, hal yang sama yang pernah Rafael tanyakan pada istrinya saat dulu mendapati Eleazer lebih banyak tidur di siang hari.“Adik bayi lebih butuh banyak waktu untuk tidur, dia juga belum bisa melakukan apapun seperti kakak El, dulu kakak El juga seperti ini.”“Begitu ya dad.”“Hmm tentu saja son.”Baby Olivia tampak menangis dengan kencang , sang Daddy dengan sigap berusaha menenangkan anaknya dengan menepuk – nepuk
Acara pernikahan Bima dengan Kartika berjalan dengan lancar, saat ini seluruh keluarga sedang berkumpul di hotel hendak pulang kembali ke Jakarta.Alex tampak senang jika putra tunggalnya itu akhirnya melepaskan masa lajangnya apalagi gadis yang menjadi menantunya ternyata adalah anak salah satu sahabat mendiang istrinya sendiri.Ya Kartika gadis Jogjakarta yang begitu tampak anggun tak kalah anggunnya dengan Airin. Baik Bramantyo maupun Alex sungguh puas ketika kedua putra mereka memiliki pasangan yang tepat.“Sini aku yang bawa Oliv mbak, biar mbak Airin bisa segera bersiap – siap.” Kartika menawarkan diri untuk membawa balita cantik itu ke dalam gendongannya, suster Hesty sedang berada di kamar mandi saat ini.“Kamu mending urus suami kamu dulu sana Tika, nanti dia bisa berulah jika tidak kamu urus.”“Halah mas Bima sudah dewasa tuh lagi duduk bersama mas Rafael, tumben mereka akur kali ini mbak.”