Share

Bab 48

Penulis: Melvii_SN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 04:00:38

Tiffany langsung mengangguk, "Ya. Tidak hanya satu, tapi semuanya. Ceritakan semuanya, semua rasa sakit dan luka di masa lalu. Aku ingin mendengar semua itu sekarang," jawabnya menunjukkan kepedulian tingkat tinggi, yang belum pernah diberikan kepada siapapun.

Damien menghembuskan napas berat, jemarinya saling bertaut, menggenggam kuat seolah berusaha meredam sesuatu yang bergolak di dalam dirinya.

Mata kelam pria itu menerawang, seakan menembus waktu, kembali ke malam di mana segalanya berubah.

"Setelah aku dikutuk dunia dan diusir dari Bloodstone, bahkan ibuku sendiri ... aku bukan siapa-siapa lagi. Aku hidup seperti anjing liar, melarikan diri dari pemburu bayangan, orang-orang yang ingin kepalaku di atas meja mereka. Aku kehilangan segalanya. Namaku hanya tinggal kutukan di bibir banyak orang. Dunia melihatku sebagai iblis yang keji. Dan aku…" ia terdiam sesaat, menelan gumpalan sesak di tenggorokannya, "Aku tidak punya alasan untuk tetap hidup."


Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 49

    "Ayahku?" Tiffany mengulang pertanyaannya dengan suara bergetar, seolah berharap ada kesalahan dalam ucapan Damien.Damien mengangguk, matanya tajam tapi lembut, penuh keyakinan. "Ya. Ayahmu. Pria yang menolongku, memberiku uang pensiunannya adalah ayahmu, Fany." Pernyataan tersebut seketika membuat jantung Tiffany serasa berhenti berdetak, hingga terasa menyakitkan di dadanya. Napasnya tersengal, pikirannya berputar seperti pusaran air yang siap menenggelamkan. "Tuan, aku tidak salah dengar, kan? Ta-tapi bagaimana bisa? Ayahku masih hidup? Itu tidak mungkin! Ayahku sudah tiada, Tuan. Aku yang melihatnya sendiri, aku melihat bagaimana ayahku terjatuh setelah ditembak di depan mataku sendiri, dan berita kematiannya tersebar dimana-mana, aku tidak mungkin salah lihat, Tuan!" cecarnya kurang percaya, antara senang dan sedih, tidak tahu harus bereaksi apa. Sementara itu, Damien tetap tenang. Perlahan, ia membuka laci kecil di meja kayu di samping t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 50

    Setelah Damien berangkat dalam perjalanan bisnisnya, mansion terasa begitu sepi. Tiffany menatap ke luar jendela, memperhatikan hujan gerimis yang membasahi halaman luas. Perasaan gelisah merayapi dadanya, seakan ada sesuatu yang belum selesai.Damien telah berjanji akan membawanya bertemu sang ayah suatu saat nanti, tetapi kapan? Berapa lama lagi ia harus menunggu?Dorongan kuat untuk mencari tahu muncul begitu saja. Tangannya refleks meraih ponsel dari atas meja, jemarinya gemetar saat membuka aplikasi Google Maps. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mulai mengetik:Gunung Evermore.Detik berikutnya, layar ponselnya menampilkan peta digital dengan jalur berliku yang membawa matanya ke satu titik terpencil di puncak gunung. Wilayah itu hampir tidak memiliki akses jalan yang layak. Hanya ada garis-garis tipis yang menandakan jalur pendakian terjal, ditutupi hutan lebat dan kabut tebal yang nyaris tidak bisa ditembus.Tiffany menggigit bibi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 51

    Tiffany tersentak, napasnya tercekat di tenggorokan merasakan sensasi dingin menjalari tulang punggung saat menyadari keberadaan seseorang di belakangnya. Perlahan, dengan jantung berdegup kencang, dia berbalik dan detik itu nyaris terjungkal. "T-Tuan...?" suaranya bergetar, entah karena keterkejutan atau karena ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Damien kali ini. Namun sebelum satu kata pun bisa terucap dari bibir lelaki itu, tiba-tiba—DUARR!Dentuman keras menggema, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka. Seolah bumi baru saja menggelegak dalam amarahnya. Tiffany menjerit tertahan, tapi sebelum tubuhnya bisa bereaksi lebih jauh, sepasang lengan kokoh sudah menariknya dalam dekapan erat.Damien memeluknya, melindunginya seakan dia adalah satu-satunya hal yang tidak boleh hancur di dunia ini. "Diam. Jangan bergerak," bisiknya tepat di telinganya, suaranya serak namun tegas.Tiffany merasakan bagaimana dada bidang lelaki it

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 52

    Damien menatap Tiffany dalam-dalam, matanya menggelap, bukan karena marah, tetapi karena dilema yang kini menguasai pikirannya. "Aku tidak bisa menghubunginya," katanya dengan suara dalam, nyaris berbisik.Tiffany menegang. “Apa maksud Tuan?"Di antara cahaya bulan yang menyelinap masuk ke dalam goa, ekspresi Damien tampak lebih dingin dari biasanya.“Di puncak sana, tidak ada sinyal. Satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengannya adalah dengan mendaki sendiri ke tempat itu. Dan itu bukan perjalanan yang mudah, Tiffany.”Tiffany merasakan dadanya semakin sesak. Harapannya yang tadi melonjak, kini seakan dihantam keras ke tanah. “Berapa lama?” tanyanya, suaranya gemetar.“Butuh waktu setidaknya tiga hari untuk mencapai puncak,” kata Damien, ekspresinya tetap tenang, seolah sedang menjelaskan sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat.“Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang.”Damien menatapnya, lalu menggeleng pelan. “Tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 53

    Pagi itu langit tampak kelabu, seolah ikut merasakan kelelahan yang masih menggelayuti tubuh Tiffany. Sinar matahari yang menembus jendela hanya redup, tak mampu sepenuhnya mengusir hawa dingin yang menyelimuti kamarnya.Tiffany duduk di ranjang dengan punggung bersandar pada kepala ranjang, selimut tebal membungkus tubuhnya yang masih terasa menggigil. Kepalanya sedikit berat, tenggorokannya kering, dan kulitnya terasa lebih panas dari biasanya. Demam. Dia benar-benar jatuh sakit.Dia menghela napas pelan, menatap ke luar jendela dengan tatapan penuh kekecewaan. Seharusnya hari ini dia sudah bersiap untuk mendaki, mencari ayahnya, memastikan kebenaran kata-kata Damien. Tapi sekarang, tubuhnya sendiri malah mengkhianatinya.Suara langkah kaki di luar pintu membuyarkan lamunannya. Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan muncullah sosok Damien dengan setelan yang lebih santai dari biasanya. Tak ada jas mahal atau sepatu kulit berkilau. Hanya kaus hitam po

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 54

    Angin pagi berembus kencang saat Damien melangkah keluar dari mansion. Begitu pintu besar terbuka, pemandangan di depannya segera memenuhi pandangan, halaman luasnya kini dipenuhi oleh ratusan orang bersenjata, berdiri tegap dalam formasi yang mengancam.Di garis depan, berdiri dua sosok yang tak asing.Lucian Amato, pria bertubuh tegap dengan mata gelap yang kini menyala oleh amarah. Di sampingnya, Jasper, tangan kanannya yang setia, memegang pistol dengan santai, namun ancaman jelas terasa di udara.Damien tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Ia tetap berdiri tegak di depan pintu mansionnya, mengenakan setelan hitamnya yang sempurna, tangan dimasukkan ke dalam saku jas seolah ini bukan apa-apa.Lucian mengangkat sebuah dokumen yang diremas di tangan. Kertas itu kusut, menunjukkan betapa marahnya ia sebelum datang ke sini.“Dokumen ini, kau pikir aku tidak akan tahu kalau ini palsu?”ucap Lucian dengan lantang dan penuh amarah. B

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 55

    Angin segar berembus dingin, tetapi terasa menyesakkan, bercampur dengan hawa kematian yang menggantung di udara. Damien berdiri tegak di depan mansionnya, berhadapan langsung dengan Lucian Amato yang kini menatapnya dengan mata berkilat penuh kebencian. Di sampingnya, ada Jasper yang berdiri sambil menyeringai licik menunggu perintah.Belum sempat mereka buka suara, tiba-tiba Dor!Suara tembakan pertama meledak, memecah kesunyian.Peluru menembus udara, nyaris menghantam kaki Damien. Refleksnya bekerja cepat. Dengan gerakan sigap, ia melompat mundur dan berlindung di balik salah satu pilar besar di depan mansionnya. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena takut, tetapi karena amarahnya yang mulai mendidih."Manusia gila!" umpat Damien..Melalui celah perlindungan, Damien melirik sekilas ke arah lawannya. Alih-alih mundur atau gentar dengan ancamannya tadi, Lucian justru berdiri gagah, seolah mengejeknya. Lalu, denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 56

    "Tapi apa? Cepat jawab! Jangan bertele-tele!" tegas Lucian marah, namun segera menurunkan nada bicara agar tak kedengaran Damien. Jasper mengangkat kepalanya, menatap Lucian dengan wajah tanpa ekspresi. "Aku tidak menemukannya, Tuan." Seketika atmosfer di halaman mansion berubah. Semua orang saling berpandangan, mencoba mencari kepastian dari wajah satu sama lain. Anak buah Lucian mulai gelisah, beberapa menggenggam senjata lebih erat, sementara anak buah Damien tetap dalam posisi siaga, meski kebingungan mulai merayap di benak mereka.Damien menajamkan pandangannya, napasnya tertahan di tenggorokan karena pembicaraan Bloodstone tidak terdengar. Matanya beralih ke arah Rico, berharap mendapatkan jawaban dari tangan kanannya itu. Namun, Rico hanya menggeleng perlahan, ekspresinya tetap tegas tanpa keraguan."Lelucon macam apa ini?" Lucian akhirnya angkat bicara, suaranya terdengar berbahaya, seperti bara api yang siap membakar habis apa pun di ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13

Bab terbaru

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 58

    Malam ketiga tanpa Tiffany.Damien terduduk di sofa ruang kerjanya, menatap kosong segelas bourbon yang belum sempat ia sentuh. Matanya sayu, ada lingkaran hitam samar yang mulai terbentuk di bawahnya. Kemeja hitam yang biasanya rapi kini kusut, beberapa kancingnya terbuka, memperlihatkan lehernya yang tegang karena kurang tidur.Rico, yang berdiri di sudut ruangan, menghela napas pelan. Sudah tiga hari ini bosnya berubah. Tidak ada umpatan, tidak ada perintah keras, bahkan tidak ada baku hantam dengan siapa pun. Hanya tatapan kosong dan sikap melankolis yang bikin bulu kuduknya merinding.“Bos,” panggil Rico hati-hati.Damien tidak menoleh. Rico mendekat, menunggu respon yang tak kunjung datang. Ia pun memberanikan diri duduk di hadapan bosnya, menatapnya seakan sedang menghadapi pasien patah hati. “Tuan, maaf sebelumnya … tapi Anda ini Damien Rael, bos mafia paling ditakuti seantero Italia. Masa akhir-akhir ini galau karena ditinggal a

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 57

    Damien masih menatap Rico dengan tajam, sorot matanya menuntut jawaban lebih dari sekadar omong kosong. Nafasnya memburu, pikirannya penuh tanda tanya yang kian menyesakkan dada. "Cepat ceritakan atau kepalamu akan kupenggal?!" Glek! Susah payah Rico menelan ludah sebelum akhirnya mulai berbicara, suaranya berat dan tegang."Sebenarnya, saat tuan menyuruhku mengamankan Tiffany, aku langsung berlari ke kamarnya. Aku tahu dia masih di sana, jadi aku tidak membuang waktu. Tapi..." Rico menghentikan ucapannya sesaat, ekspresinya semakin serius. "Saat aku hampir sampai, aku melihat Jasper keluar dari kamar itu lebih dulu."Damien menyipitkan mata, dahinya mengernyit. "Jasper?"Rico mengangguk cepat. "Ya. Dia berjalan keluar dengan ekspresi tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Aku langsung curiga, tapi aku juga tak bisa langsung menahannya. Jadi aku mempercepat langkah, masuk ke kamar..."Napas Rico sedikit tercekat saat m

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 56

    "Tapi apa? Cepat jawab! Jangan bertele-tele!" tegas Lucian marah, namun segera menurunkan nada bicara agar tak kedengaran Damien. Jasper mengangkat kepalanya, menatap Lucian dengan wajah tanpa ekspresi. "Aku tidak menemukannya, Tuan." Seketika atmosfer di halaman mansion berubah. Semua orang saling berpandangan, mencoba mencari kepastian dari wajah satu sama lain. Anak buah Lucian mulai gelisah, beberapa menggenggam senjata lebih erat, sementara anak buah Damien tetap dalam posisi siaga, meski kebingungan mulai merayap di benak mereka.Damien menajamkan pandangannya, napasnya tertahan di tenggorokan karena pembicaraan Bloodstone tidak terdengar. Matanya beralih ke arah Rico, berharap mendapatkan jawaban dari tangan kanannya itu. Namun, Rico hanya menggeleng perlahan, ekspresinya tetap tegas tanpa keraguan."Lelucon macam apa ini?" Lucian akhirnya angkat bicara, suaranya terdengar berbahaya, seperti bara api yang siap membakar habis apa pun di ha

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 55

    Angin segar berembus dingin, tetapi terasa menyesakkan, bercampur dengan hawa kematian yang menggantung di udara. Damien berdiri tegak di depan mansionnya, berhadapan langsung dengan Lucian Amato yang kini menatapnya dengan mata berkilat penuh kebencian. Di sampingnya, ada Jasper yang berdiri sambil menyeringai licik menunggu perintah.Belum sempat mereka buka suara, tiba-tiba Dor!Suara tembakan pertama meledak, memecah kesunyian.Peluru menembus udara, nyaris menghantam kaki Damien. Refleksnya bekerja cepat. Dengan gerakan sigap, ia melompat mundur dan berlindung di balik salah satu pilar besar di depan mansionnya. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena takut, tetapi karena amarahnya yang mulai mendidih."Manusia gila!" umpat Damien..Melalui celah perlindungan, Damien melirik sekilas ke arah lawannya. Alih-alih mundur atau gentar dengan ancamannya tadi, Lucian justru berdiri gagah, seolah mengejeknya. Lalu, denga

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 54

    Angin pagi berembus kencang saat Damien melangkah keluar dari mansion. Begitu pintu besar terbuka, pemandangan di depannya segera memenuhi pandangan, halaman luasnya kini dipenuhi oleh ratusan orang bersenjata, berdiri tegap dalam formasi yang mengancam.Di garis depan, berdiri dua sosok yang tak asing.Lucian Amato, pria bertubuh tegap dengan mata gelap yang kini menyala oleh amarah. Di sampingnya, Jasper, tangan kanannya yang setia, memegang pistol dengan santai, namun ancaman jelas terasa di udara.Damien tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Ia tetap berdiri tegak di depan pintu mansionnya, mengenakan setelan hitamnya yang sempurna, tangan dimasukkan ke dalam saku jas seolah ini bukan apa-apa.Lucian mengangkat sebuah dokumen yang diremas di tangan. Kertas itu kusut, menunjukkan betapa marahnya ia sebelum datang ke sini.“Dokumen ini, kau pikir aku tidak akan tahu kalau ini palsu?”ucap Lucian dengan lantang dan penuh amarah. B

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 53

    Pagi itu langit tampak kelabu, seolah ikut merasakan kelelahan yang masih menggelayuti tubuh Tiffany. Sinar matahari yang menembus jendela hanya redup, tak mampu sepenuhnya mengusir hawa dingin yang menyelimuti kamarnya.Tiffany duduk di ranjang dengan punggung bersandar pada kepala ranjang, selimut tebal membungkus tubuhnya yang masih terasa menggigil. Kepalanya sedikit berat, tenggorokannya kering, dan kulitnya terasa lebih panas dari biasanya. Demam. Dia benar-benar jatuh sakit.Dia menghela napas pelan, menatap ke luar jendela dengan tatapan penuh kekecewaan. Seharusnya hari ini dia sudah bersiap untuk mendaki, mencari ayahnya, memastikan kebenaran kata-kata Damien. Tapi sekarang, tubuhnya sendiri malah mengkhianatinya.Suara langkah kaki di luar pintu membuyarkan lamunannya. Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka dan muncullah sosok Damien dengan setelan yang lebih santai dari biasanya. Tak ada jas mahal atau sepatu kulit berkilau. Hanya kaus hitam po

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 52

    Damien menatap Tiffany dalam-dalam, matanya menggelap, bukan karena marah, tetapi karena dilema yang kini menguasai pikirannya. "Aku tidak bisa menghubunginya," katanya dengan suara dalam, nyaris berbisik.Tiffany menegang. “Apa maksud Tuan?"Di antara cahaya bulan yang menyelinap masuk ke dalam goa, ekspresi Damien tampak lebih dingin dari biasanya.“Di puncak sana, tidak ada sinyal. Satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengannya adalah dengan mendaki sendiri ke tempat itu. Dan itu bukan perjalanan yang mudah, Tiffany.”Tiffany merasakan dadanya semakin sesak. Harapannya yang tadi melonjak, kini seakan dihantam keras ke tanah. “Berapa lama?” tanyanya, suaranya gemetar.“Butuh waktu setidaknya tiga hari untuk mencapai puncak,” kata Damien, ekspresinya tetap tenang, seolah sedang menjelaskan sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat.“Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang.”Damien menatapnya, lalu menggeleng pelan. “Tidak m

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 51

    Tiffany tersentak, napasnya tercekat di tenggorokan merasakan sensasi dingin menjalari tulang punggung saat menyadari keberadaan seseorang di belakangnya. Perlahan, dengan jantung berdegup kencang, dia berbalik dan detik itu nyaris terjungkal. "T-Tuan...?" suaranya bergetar, entah karena keterkejutan atau karena ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Damien kali ini. Namun sebelum satu kata pun bisa terucap dari bibir lelaki itu, tiba-tiba—DUARR!Dentuman keras menggema, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka. Seolah bumi baru saja menggelegak dalam amarahnya. Tiffany menjerit tertahan, tapi sebelum tubuhnya bisa bereaksi lebih jauh, sepasang lengan kokoh sudah menariknya dalam dekapan erat.Damien memeluknya, melindunginya seakan dia adalah satu-satunya hal yang tidak boleh hancur di dunia ini. "Diam. Jangan bergerak," bisiknya tepat di telinganya, suaranya serak namun tegas.Tiffany merasakan bagaimana dada bidang lelaki it

  • Dalam Penjara Bos Mafia    Bab 50

    Setelah Damien berangkat dalam perjalanan bisnisnya, mansion terasa begitu sepi. Tiffany menatap ke luar jendela, memperhatikan hujan gerimis yang membasahi halaman luas. Perasaan gelisah merayapi dadanya, seakan ada sesuatu yang belum selesai.Damien telah berjanji akan membawanya bertemu sang ayah suatu saat nanti, tetapi kapan? Berapa lama lagi ia harus menunggu?Dorongan kuat untuk mencari tahu muncul begitu saja. Tangannya refleks meraih ponsel dari atas meja, jemarinya gemetar saat membuka aplikasi Google Maps. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mulai mengetik:Gunung Evermore.Detik berikutnya, layar ponselnya menampilkan peta digital dengan jalur berliku yang membawa matanya ke satu titik terpencil di puncak gunung. Wilayah itu hampir tidak memiliki akses jalan yang layak. Hanya ada garis-garis tipis yang menandakan jalur pendakian terjal, ditutupi hutan lebat dan kabut tebal yang nyaris tidak bisa ditembus.Tiffany menggigit bibi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status