***
Sarah menggeliatkan tubuhnya. Seluruh badannya terasa pegal dan capek karena beberapa hari terakhir ini ia terus saja diburu oleh para wartawan. Dimanapun Sarah berada, pasti ada jepretan kamera wartawan. Beruntung ada Sean yang selalu sigap melindunginya, pria itu bagaikan ayah yang melindungi putri kecilnya.
Sarah tertawa cekikikan. Mana bisa Sean yang masih muda menjadi ayah baginya? Harusnya menjadi kakak laki-laki lebih cocok.
Sarah menuju dapur dan meminum segelas air putih, lalu ia menuju balkon menghirup udara pagi. Saat ia merentangkan kedua tangannya, ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Sarah langsung tahu siapa orang itu hanya dari wangi parfum mahalnya.
"Kapan sampai sini?" tanya Sarah.
"Tadi jam tiga pagi," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Sarah tersenyum karena pria itu menghampirinya dan tangan lelaki itu melingkar di pinggangnya dengan erat.
"Aku sangat merindukanmu," bisik Kevin lembut.
***Zeline telah menyulap Sarah menjadi lebih anggun dan elegan. Kali ini ia merasa puas dengan hasilnya. Sarah mengenakan dress batik warna navy, selutut berbentuk kimono dari bahan Ikat Batik Catalina, dipadukan dengan wedges warna navy dan clutch warna senada serta jam tangan berwarna silver. Penampilan ini membuat Sarah semakin bersinar. Zeline memulas make-up natural, karena Sarah sudah cantik alami. Zeline juga membiarkan rambut Sarah tergerai, membuatnya benar-benar terlihat mempesona, berkelas, dan anggun."Perfect! Kamu memang paling cantik dan mempesona. Dress ini pasti laku keras saat nanti banyak wartawan datang dan memotretmu. Sepertinya nanti aku harus stok banyak dress ini," ucap Zeline percaya diri."Bisa jadi sebaliknya, malah nggak akan laku karena aku yang pakai," Sarah mencoba mengingatkan.Zeline menggelengkan kepalanya, lalu menghadapkan Sarah ke depan cermin. "Lihat dirimu, kamu sangat cantik dan berkelas. Kecantikanmu itu sangat me
***Setelah mengantarkan Sarah ke apartemen, Kevin langsung pulang ke rumahnya. Ada perasaan mengganjal di hatinya ketika melihat Sarah yang menangis dan menyiratkan kesedihan. Kevin tak percaya alasan Sarah menangis hanya karena takut membuatnya malu; Sarah bukan wanita secengeng itu."Sean, aku ingin tahu kenapa Sarah menangis tadi. Aku tak percaya dengan alasannya," perintah Kevin."Baik, Tuan. Saya akan mendapatkan informasinya paling lambat besok pagi," janji Sean.Setelah sampai di rumah, Kevin langsung masuk ke kamar anaknya, Shopia. Ia melihat Shopia yang sedang tertidur pulas sambil memeluk boneka beruangnya. Sayup-sayup terdengar Shopia menyebut nama Sarah meski sedang tertidur. Kevin tersenyum mendengarnya."Bahkan kamu juga sama dengan Papi, Nak. Dalam tidur pun masih mengingat dia," gumam Kevin."Sabar, Nak. Papi akan membuat mimpi kita jadi nyata menjadikannya ratu di rumah kita," Kevin mengatakan harapannya sambil mengecup ken
***Zeline terlihat gugup karena sebentar lagi keluarga Bastian akan datang. Padahal ini bukanlah acara lamaran resmi dan Zeline sudah sangat mengenal keluarga Bastian sejak kecil."Aku gugup," bisik Zeline pada Sarah."Tenang, mereka tidak akan menggigitmu. Kecuali Bastian, mungkin pengecualian," Sarah menggoda Zeline."Sarahhh," pekik Zeline, mencubit lengannya karena membuatnya makin gugup.Tak lama kemudian, keluarga Bastian tiba dan disambut hangat oleh Kevin."Kamu semakin tampan dan gagah saja, Nak," sapa Tante Mel pada Kevin."Tante juga, kenapa makin lama makin muda saja," puji Kevin."Kamu ini dari kecil mulutnya manis sekali," balas Tante Mel sambil tersenyum. Lalu ia menatap Zeline dan memeluknya."Sayangku, gadis kecilku sudah tumbuh jadi perempuan dewasa dan makin cantik," Tante Mel menatap penuh haru."Terima kasih, Tante. Zeline merindukan Om dan Tante," balas Zeline manja."Gadis cantik ini
***Pagi ini sangat gempar, video asusila seorang istri dari pengusaha tambang batu bara dan juga anak dari politikus terkenal tersebar di dunia maya. Tak tanggung-tanggung, ada beberapa video yang diduga perempuan itu dengan pria yang berbeda. Diduga pria-pria itu adalah gigolo yang disewa untuk memenuhi hasratnya. Menurut desas-desus yang beredar, istri pengusaha itu tak puas dengan aksi ranjang suaminya yang super sibuk sehingga melampiaskan hasratnya pada para gigolo, yang parahnya lagi, mereka adalah pria muda bau kencur yang umurnya di bawah dua puluh tahun.Identitas perempuan itu adalah Cecilia Siswoyo, istri pengusaha terkenal dan anak dari politikus ternama. Publik tidak menyangka bahwa image yang selama ini dibangun oleh Cecilia sebagai perempuan cerdas dan berwibawa dengan karirnya sebagai dokter spesialis anak ternyata menyembunyikan sisi lain yang sangat berbeda.Padahal Cecilia terkenal sangat vokal dalam menyuarakan perlindungan pada anak-anak, a
***Di sudut kamar, hati Hansen terbakar cemburu. Berbagai media cetak maupun elektronik terus saja membahas pasangan fenomenal, Kevin dan Sarah. Wajah Sarah sering muncul di layar televisi, kecantikannya selalu membuat decak kagum.Saat ini, Sarah memang tengah hangat diperbincangkan. Mulai dari kecantikan hingga gaya busananya yang sederhana namun elegan menjadi tren baru atau inspirasi bagi banyak perempuan. Meski ada yang mencibirnya, mengatakan bahwa hanya wajah cantiknya saja yang dimanfaatkan untuk menggaet para pria kaya, Sarah tetap populer.Melihat Sarah tersenyum sambil memegang erat tangan Kevin di layar televisi, Hansen merasa jengah. Dengan marah, ia melemparkan gelas wine di tangannya ke arah layar."Lepaskan tanganmu darinya!" geram Hansen pada layar televisi, seolah berbicara langsung pada Kevin."Aku pastikan, kamu tak akan lama bisa tersenyum dengan bahagia seperti itu! Dia milikku, bukan milikmu!" Hansen terus meracau."S
***Sean terus menatap ke arah Sarah yang terdiam sejak tadi. Wanita itu hanya menatap dengan tatapan kosong, wajahnya masih sangat syok."Sean, aku tak mau pulang ataupun kembali ke butik," lirih Sarah, memulai berbicara tanpa melihat ke arahnya."Lalu mau pergi kemana?" tanya Sean."Terserah kamu, aku hanya ingin tempat yang tenang," jawab Sarah.Sean berpikir sejenak, lalu ia tahu tempat apa yang bisa membuat pikiran Sarah jadi rileks.Mobil Sean parkir di bahu jalan, Sarah tak mengerti kenapa Sean berhenti di pinggir jalan."Kenapa berhenti di sini?" tanya Sarah."Aku akan mengajakmu ke tempat yang bisa membuatmu santai sejenak," balas Sean, kali ini ia tak berbicara dengan menggunakan bahasa formal lagi.Sean turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Sarah."Kita jalan?" tanya Sarah penasaran, dan Sean mengangguk sambil tersenyum tipis.Sarah mengikuti Sean dari belakang, mereka melewati gang s
***Pikiran Sarah sangat kalut dan tidak bersemangat beberapa hari terakhir ini. Dunianya terasa hambar dan tidak berwarna. Sudah Minggu kedua Kevin tidak datang ke Indonesia, proyek pria itu sangat menyita waktunya.Sarah sangat merindukan Kevin. Pria itu memang mengambil alih warna dalam hidupnya. Sarah rindu omelan, candaan, dan juga rasa cemburu Kevin.Sarah tersenyum mengingatnya. Ia ingin memeluk dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Kevin, pasti terasa nyaman."Apa aku harus menyusulmu ke sana?" gumam Sarah berbicara pada dirinya sendiri.Tak lama, Zeline datang membawa makan siang untuknya."Kamu tak membuka pesan dariku?" tanya Zeline."Iya, aku jarang memegang ponselku. Tidak bersemangat," jawab Sarah dengan suara pelan."Kamu merindukan dia, kan?" tanya Zeline. Sarah langsung mengangguk dengan lemah."Sudah mau tiga minggu. Hari ini hari Selasa. Entah Sabtu ini dia ke sini atau masih stay di sana, hariku t
***Kevin pulang ke penthouse sangat malam,ia sedikit terlambat. Hari ini sangat menyita waktu dan tenaganya. Awalnya, ia berencana bermalam di lokasi proyek, tetapi ada data yang tertinggal di penthouse dan ia juga ingin merebahkan tubuhnya di atas kasur.Kevin berjalan dengan langkah gontai, menaikkan kedua alisnya saat melihat lampu masih menyala. 'Apa Patricia lupa mematikannya,' ucapnya dalam hati.Kevin meletakkan jasnya sembarangan, lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia tertegun ketika melihat seseorang sedang tertidur lelap di ranjangnya.Kevin masih mematung di ujung pintu kamarnya, menepuk kepalanya berulang-ulang. "Apa aku sudah berhalusinasi? Aku sampai melihatnya seperti nyata. Aku memang gila karena sangat merindukannya," gumamnya sambil tertawa ringan.Kevin menghampiri sosok itu yang sedang tertidur. Wajahnya sangat nyata, seperti bukan mimpi. Lalu ia memegang wajah itu dengan lembut dan tersentak karena merasakan kulitnya secar
***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena
***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu
***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai
***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo
***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar
***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da
***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah
***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean
***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In