Beranda / CEO / Dalam Pelukan Sang CEO / 10. Cinta Pertama yang Terlepas

Share

10. Cinta Pertama yang Terlepas

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Jika memang aku hanya sejarah bagimu, izinkan aku memintamu untuk mengenangku sebagai bagian terindah dalam hidupmu, agar aku masih punya keberanian untuk melihatmu."

***

"Sayang, bisa jemput aku?" pinta Cyntia.

"Aku sibuk," jawab Andrew.

"Sebentar saja, aku enggak bawa mobil," Cyntia memohon dengan manja.

"Aku sibuk, banyak kerjaan di kantor. Nanti sopirku jemput kamu saja,” jawab Andrew dengan tegas.

"Aku maunya kamu, sayang," Cyntia memohon lagi.

"Sudahlah, jangan manja. Aku tutup teleponnya ya. Bye," Andrew mengakhiri pembicaraannya, membuat Cyntia kesal.

"Lagi-lagi kamu seperti ini. Aku kurang apa di matamu? Apa lebihnya perempuan itu dibandingkan dengan aku," ucap Cyntia dalam hati, berkelut dengan pikirannya tentang sikap Andrew padanya, tiba-tiba dia melihat sebuah nama di layar gadgetnya.

"Yes, jackpot," gumam Cyntia.

"Halo, Tante, apa kabar?" tanya Cyntia.

"Jangan panggil Tante, berulang kali Mama bilang kamu panggil Mama saja. Kan sebentar lagi kamu mau jadi anak mamah."

C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Pelukan Sang CEO   11. Yang T'lah Usai

    ***FLASHBACK… Andrew melarikan diri dengan tergesa-gesa, dikejar oleh tiga perempuan yang ingin mengajaknya kencan. Saat dia berlari, dia menemukan seorang perempuan duduk di bawah pohon rindang, sibuk mencatat dalam buku. Ketika mata mereka bertemu, jantung Andrew berdebar kencang. Mata perempuan itu memikatnya, membuatnya lupa akan keadaan sekitarnya.Tanpa bicara, perempuan itu membantu Andrew ketika dia meminta bantuan untuk bersembunyi dari para penguntitnya. Namun, kedamaian mereka terganggu ketika suara gadis berambut pendek mendekati."Andrew lari kemana? Dia sangat cepat," ucap gadis itu."Hey, aku kira kamu itu tadi makhluk jadi-jadian,” ucapnya kaget, “kamu tahu ada pria cantik, tinggi, berkulit putih lewat sini tidak?" tanya gadis itu pada Sarah."Tadi dia lari ke sana," jawab Sarah, dan mereka berdua pergi tanpa memperhatikan Sarah yang tersembunyi di atas pohon.Sarah merasa aneh saat dideskripsikan sebagai 'makhluk jadi-jadian' oleh gadis itu. Apakah kulitnya yang put

  • Dalam Pelukan Sang CEO   12. Jauhkan Hatiku darinya

    ***"Kenapa kaget, sayang?" tanya Kevin, memecahkan lamunan Sarah"Di mana Mbak Nancy?" tanya Sarah bingung."Dia sudah pulang, rindu anaknya," jawab Kevin sambil memesan sesuatu kepada pelayan."Tadi Mbak Nancy yang menyuruh saya menunggu di sini," kata Sarah, masih bingung."Saya yang minta menghubungimu karena ponsel saya mati," jawab Kevin.Sarah terdiam, mencoba memahami. Lelaki di depannya tiba-tiba membuat hatinya berdebar-debar."Kamu kaget, ya? Kenapa malah saya yang datang?" tanya Kevin, sambil memandang Sarah dengan penuh kelembutan.“Iya, saya masih bingung. Alasan Bapak malah datang ke sini, apa? Apa Pak Kevin mau ngecek pekerjaan saya?” Sarah bertanya balik."Karena saya merindukanmu," jawab Kevin seenaknya.Jawaban pria itu membuat Sarah terkejut dan ia hanya terdiam, bingung untuk menanggapinya."Besok saya mau ajak kamu jalan, kamu harus ikut," pinta Kevin, suaranya penuh dengan harapan."Besok masih ada kerjaan, Pak?" tanya Sarah, mencoba untuk menyelesaikan rasa mal

  • Dalam Pelukan Sang CEO   13. Bisa Cemburu

    ***Waktu menunjukkan jam dua siang, Sarah masih terbaring di atas kasurnya. Hari ini, dia sengaja ingin menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, bersantai sejenak.Sore ini, Sarah telah berjanji untuk menemani Nisa. Awalnya, Sarah menolak karena ingin benar-benar bersantai di kamarnya. Namun, Nisa berhasil meyakinkannya dengan segala daya upayanya.Sarah mendengus kesal mengingat rengekan sahabatnya. Mengapa harus dia yang dipaksa menemaninya, padahal Nisa memiliki banyak teman lain dan kenalan teman pria?Saat Sarah menunggu di depan gang kosannya, sebuah mobil berwarna pink datang menghampirinya. Sudah pasti itu adalah mobil Nisa."Sudah siap, girls," sapa Nisa saat Sarah masuk ke dalam mobil."Siap karena kepaksa," keluh Sarah, agak kesal, sementara Nisa hanya nyengir kuda, merasa tak bersalah.“So sweet, sahabatku,” kata Nisa."Kita mau ke mana?" tanya Sarah, penasaran."Kita mau pergi ke undangan Resto & Cafe The Moon," jawab Nisa.Sarah menggeleng, baru mengetahui tentang The

  • Dalam Pelukan Sang CEO   14. Apa Aku Jatuh Cinta?

    ***Ketika pagi datang, Sarah tetap tidak bisa tidur nyenyak untuk beberapa hari ini. Lamunan selalu menemaninya akhir-akhir ini. Sarah terus memikirkan kejadian Sabtu kemarin.Pikirannya tak bisa ia kendalikan, sekuat tenaga ia ingin melupakan, tapi semuanya sia-sia. Lelaki itu pelakunya, siapa lagi kalau bukan Kevin. Bossnya yang selalu membuat hatinya berdebar tak karuan. Pria yang ia beri gelar pria dari kutub es yang ternyata tanpa ia sadari mampu menghangatkan hatinya.Sarah tak memiliki kuasa untuk memilih dan kepada siapa ia harus jatuh cinta, jika ingin menawar Sarah pun tak ingin jatuh cinta pada lelaki itu. Lelaki yang baginya bagai langit dan bumi, baginya Kevin mempunyai tembok yang tinggi dan dingding yang tak bisa ia robohkan.Tunggu, apakah benar ia sedang jatuh cinta? Apakah ini hanya perasaan yang seolah hatinya yang telah kosong diisi kembali dengan hadirnya lelaki itu?Entahlah, Sarah tak mengerti. Bagaimana ia harus bersikap da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   15. Kamu Rindu?

    ***Setelah weekend kemarin, Sarah menghabiskan waktu dengan Sophia. Sarah masuk kerja dengan kaki yang masih pegal karena Sophia sangat semangat dan aktif, hingga Sarah harus mengimbanginya. Seharian terus saja mereka menghabiskan waktu bersama. Sampai tak terasa ada beberapa keranjang yang terisi dengan boneka dan hadiah lainnya saat mereka bermain di tempat bermain.Senyuman selalu saja ada jika Sarah sedang mengingat gadis kecil itu, Sophia.Gadis kecil itu terus memberikan pelukan dan ciuman. Sarah merasa ia dibutuhkan dan disayangi.Sarah merasa bahagia bertemu gadis kecil itu.Di kantor, Sarah tak berhenti menceritakan kegemasannya pada Sophia kepada Nancy. Akhirnya Nancy pun bercerita hal yang sama tentang anaknya.Ah, aku merasa seperti mempunyai anak. Pikiran Sarah sampai sejauh itu.Ada pesan masuk di gadget Sarah, ia terkejut dan tak percaya dengan apa yang ia baca saat ini. Kevin, lelaki yang akhir-akhir ini sukses membua

  • Dalam Pelukan Sang CEO   16. Pelukan ini...

    ***Pagi ini Sarah meminta izin pada Nancy untuk izin sebentar keluar untuk mengurus KTP nya yang hilang.Kevin masuk kantor lebih awal hari ini, ia sengaja masuk lebih pagi tanpa memberitahu Sarah karena Kevin ingin ia datang lebih awal dari gadis itu.Waktu menunjukkan jam delapan pagi, Kevin gelisah menunggu gadis itu. Kevin heran kenapa sudah jam segini Sarah belum juga terlihat.Kevin menjadi khawatir, dia takut kalau Sarah sedang sakit. Diraih gadgetnya dan tak ada jawabannya. Pria itu akhirnya memutuskan untuk

  • Dalam Pelukan Sang CEO   17. Melepaskannya

    ***Clara sangat bersukacita saat Andrew menerima dan menyerahkan semua urusan pernikahannya dengan Cynthia. Kesempatan itu digunakan oleh Clara untuk mempercepat tanggal pernikahan Andrew dan Cynthia sebelum terlambat. Clara khawatir hati anaknya akan mudah berubah, terutama jika menyangkut gadis yang tidak pantas itu, Sarah. Clara tidak sudi jika harus mempunyai menantu yang asal-usulnya tidak jelas, mau tarih dimana wajahnya jika teman-teman sosialitanya bertanya?Dan bagi Andrew, setelah insiden di mana Andrew melihat Sarah dan Kevin bersama, hatinya sangat terluka. Hidupnya terasa hancur, dan ia bingung bagaimana cara menata hidupnya kembali.Bagi Andrew, hidup bersama Sarah adalah impian utamanya, tetapi setelah melihat kemesraan gadis itu, hatinya hancur berkeping-keping. Bagaimana ia bisa berharap pada Sarah, atau bahkan memohon padanya untuk menunggu? Seberapa keras pun ia berusaha, seberapa jauh pun ia melangkah, gadis itu tidak akan pernah kembali padanya.Andrew merasa meny

  • Dalam Pelukan Sang CEO   18. Selalu Bisa Menemukanmu

    ***Sabtu ini, Sarah tidak berjanji bertemu dengan Sophia karena gadis kecil itu sedang pergi bersama keluarganya. Sabtu ini adalah hari yang suram baginya, hanya sendirian dan tidak melakukan apa-apa.Nisa sibuk dengan Sebastian, seperti sahabatnya itu menemukan mainan baru yang menyenangkan. Sedangkan Dinda pasti sibuk mempersiapkan pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi.Sarah merasa ingin pergi keluar, ia bosan berada di kamar sepanjang hari. Biasanya, ia tidak pernah merasa begitu bosan."Ah, aku akan makan ramen sendiri saja. Sudah lama sekali aku tidak menikmati makanan untuk diri sendiri," pikirnya, lalu Sarah bergegas keluar dan menunggu pengemudi ojek online.Sepanjang perjalanan, Sarah memikirkan perasaannya terhadap Kevin. Apakah benar apa yang dikatakan Dinda dan Mbak Nancy bahwa ia berhak bahagia dan tidak perlu ragu mengambil keputusan sesuai hatinya.Mengapa di tengah situasi seperti ini, ia masih teringat akan Kevin? Sulit baginya melepaskan segala pikiran tent

Bab terbaru

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status