Share

Bab 72 Penasaran

Penulis: Sunny Zylven
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-01 23:35:12
Menyadari mangsanya telah kabur, bak serigala kelaparan Rifian segera mengejar laju sang pendekar misterius. Selain gerakannya yang lincah, kecepatan kaki sang pendekar juga sangat mengagumkan. Pendekar itu melompat ke pagar istana, karena tidak ingin kehilangan jejak, Rifian pun melakukan hal yang sama.

Dengan hati-hati pendekar itu menyelinap ke dalam istana yang tengah ramai menyambut pesta yang akan berlangsung malam ini. Saat segerombolan prajurit melintas, pendekar itu menyembunyikan tubuh rampingnya di balik tiang istana yang besar.

"Mau lari ke mana?" kata Rifian mengejutkan pendekar bertopeng yang tengah bersembunyi.

Tanpa bersuara, lagi-lagi pendekar itu menghindar. Akan tetapi, kali ini Rifian bisa bergerak lebih cepat dan mendapatkan tangan pendekar itu.

"Kemarilah sebentar, ada patroli di depan sana. Kalau kamu bergerak sekarang, kamu bisa ketahuan."

Pendekar itu terdiam menyetujui ucapan Rifian. Diam-diam Rifian menarik napas dalam dan membaui aroma parfum pendekar i
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.šŸ˜šŸ˜šŸ˜ Thanks, I ā¤ļøu. Kalian ada di hati author Sunny.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 73 Menyembunyikan Luka

    Perlahan tapi pasti langkah Rifian semakin mendekati meja gadis berambut hitam. Sialnya gadis itu menutupkan kipas di depan wajahnya. Rifian kembali memperhatikan wajah orang-orang yang ada di dalam ruangan. Tiba-tiba gadis berambut hitam telah berdiri di depannya. Untuk sesaat Rifian beradu pandang dengan gadis itu. Wajahnya memang terlihat mirip dengan gadis yang menabraknya tahun lalu, matanya juga terlihat sama birunya . Hanya saja postur tubuh gadis itu sedikit lebih berisi dan alisnya lebih tipis. Selain itu warna bibirnya juga lebih mencolok. "Ada yang bisa kubantu, Tuan?" sapa gadis itu dengan ramah."Aku ingin ke kamar kecil. Apakah jauh dari sini?" dusta Rifian. Pangeran itu tidak mungkin mengatakan maksud yang sebenarnya."Tidak jauh, Tuan. Anda tinggal melangkah ke luar ruangan, kemudian belok ke arah kanan melalui taman. Di ujung jalan ada gambar prajurit berkuda yang terpahat di dinding. Kamar kecil ada di balik tembok itu." Gadis itu kembali berkata dengan ramah dan se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 74 Rahasia Putri Faina

    Betapa terkejutnya Orlin ketika mendapati seorang gadis berada dalam cengkeraman Rifian. Meski Orlin tidak dapat melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan. Yang pasti, pangeran itu menundukkan kepalanya, sedangkan gadis itu terhalang dari pandangan Orlin karena tubuh pria itu. 'Apa yang mereka lakukan? Apakah mereka berciuman?' Kedua tangan Orlin mengepal kuat. Tubuh sang putri seolah membeku dan jantungnya berhenti berdetak. Berkali-kali putri itu mengatur napas, untuk meyakinkan jantungnya masih berfungsi seperti semestinya. Akan tetapi, siapakah gadis itu? Benarkah itu Faina? Mungkinkah? Sejak dulu dia tidak pernah terlihat mempunyai minat untuk memperbincangkan para pangeran atau pria bangsawan. Entah, apa yang ada dalam pikirannya. Yang jelas, gadis itu menyebalkan di mata Orlin. Rambut merah dan juga postur tubuh pangeran mahkota itu tidak akan Orlin lupakan. Putri itu tidak akan salah dalam mengenali sosok pria itu. Bahkan belum lama ini mereka bercakap-cakap di dalam rua

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 75 Bunga Paling Indah

    "Benar-benar rumit," celetuk Rifian."Tentu saja. Untuk mendapatkan bunga yang indah memang diperlukan pengorbanan yang tidak sedikit.""Bagaimana menurutmu jika aku menikahi kedua putri raja itu?""Maksud Yang Mulia menikahi Putri Orlin dan Putri Faina sekaligus?" tanya dokter keheranan. Rifian mengangguk tanda membenarkan pertanyaan dokter itu."Kurasa Putri Orlin juga tidak terlihat buruk, meski tujuan utamaku sebenarnya adalah adiknya.""Di dalam budaya kerajaan kami, tidak dibenarkan mengumpulkan dua orang kakak-beradik dalam satu pernikahan. Yang Mulia hanya bisa memilih salah satunya. Lagi pula hubungan mereka berdua tidaklah baik. Yang Mulia bisa kerepotan di kemudian hari." Mendengar penjelasan dokter yang begitu detail justru membuat Rifian tertawa. "Terima kasih sudah mau menceritakan banyak hal tentang Faina." Tangan pangeran itu mengulurkan sekantong emas kepada dokter yang merawatnya."Tetntu saja, Yang Mulia." Dokter itu menyambut pemberian Rifian dengan senyum ramah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 76 Membereskan Barang Bukti

    Myran memandang gadis berambut hitam itu dengan seksama. Dari sekian banyak gadis bangsawan yang ada di deretan paling depan hanya gadis itu yang terlihat paling mencolok. Akan tetapi, entah kenapa Myran tidak yakin jika gadis itu adalah sang pengirim surat. "Menurutmu, apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita menemui putri itu malam ini?" tanya Alisya."Entah kenapa aku merasa tidak yakin dengan wanita bergaun merah muda itu. Di dalam surat ini, Putri Faina telah berjanji akan membawa kita menemui kakak besok pagi. Sebaiknya kita turuti saja permintaannya." Alisya menyetujui pendapat Myran. Setelah acara perjamuan usai, Alisya dan Myran segera menuju ke kamar yang telah kerajaan sediakan bagi para tamu undangan. Alisya memasuki kamarnya seorang diri, sedangkan Myran tinggal dalam kamar yang sama dengan Rifian. Meski acara perjamuan telah usai, perasaan Orlin masih saja gelisah. Putri itu masih penasaran dengan keberadaan Rifian karena sampai akhir acara pangeran itu tidak tampak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 77 Tuduhan Tidak Terbukti

    Faina segera memberi isyarat pada Rifian untuk bersembunyi. Dengan hati-hati pria itu berbaring di bawah ranjang yang tertutup kain seprai. Dengan cepat Faina meneliti keadaan kamarnya. Untung saja mata Faina segera menemukan sepatu Rifian yang masih ada di sisi ranjang. Tanpa membuang waktu, sang putri segera menendang sepatu itu ke bagian bawah ranjang bersama Rifian. "Biarkan dia masuk!" perintah Faina. Tidak lama kemudian Orlin memasuki kamar adik tirinya. Pandangan matanya menyapu ruangan seolah mencari sesuatu. Meski Myran telah mengatakan Rifian sedang tidak enak badan, nyatanya firasat Orlin berkata sebaliknya. Apa lagi sikap Myran yang berkesan menghalangi Orlin untuk mengundang dokter kerajaan ke kamarnya. Itu sangat mencurigakan. "Ada perlu apa kakak datang ke mari?" tanya Faina ketus."Tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit merasa heran, dan merasa jawabanku ada di tempat ini." Tanpa meminta persetujuan Faina, putri itu duduk di atas ranjang."Apa yang membuat kakak merasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 78 Kembali Ke Kerajaan

    "Jangan bicara omong kosong! Aku sangat mengantuk dan lelah hari ini." Faina tidak memperdulikan ocehan Rifian. Hari ini memang sangat melelahkan baginya. Selain karena pertarungan yang dia lakukan di turnamen kerajaan, kejadian yang menimpa dirinya dan Rifian juga cukup menguras kesabaran. Putri itu sudah tidak sabar untuk memejamkan mata, mengistirahatkan tubuhnya untuk kembali terbangun esok pagi. Pagi harinya saat terbangun, Faina mendapati sebuah selimut terbentang di atas tubuhnya. Sudah pasti ini perbuatan Rifian. Tidak sampai di situ, saat Faina bangkit dari sofa dikejutkan dengan pemandangan Rifian yang tengah duduk menikmati secangkir teh hangat di meja bersama dengan semangkuk bubur hangat. "Selamat pagi." Rifian menyapa Faina dengan senyuman nakal."Selamat pagi." Faina dengan malas menjawab sapaan Rifian."Siapa yang menyediakan teh hangat ini untukmu?""Pelayan pribadimu." Faina menghela napas lega. Dia baru ingat pelayan itu memang sudah tahu perihal keberadaan Rifia

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 79 Keresahan Raja Faridzy

    "Memfitnah pangeran mahkota?" tanya raja keheranan."Dokter itu bahkan menduga Putri Alisya melakukan perbuatan zina dengan pangeran mahkota," jawab Dafandra apa adanya."Omong kosong! Meski aku sangat mencintainya, tetapi aku tidak pernah melakukan hal itu!" Tiba-tiba Fasya berteriak mengejutkan semua orang."Tenangkan dirimu, Kakak. Aku mengenalmu dengan baik. Aku juga percaya kepada istriku." Seulas senyum mengembang di bibir Dafandra, "Rupanya kakak masih sangat mencintainya." Suasana di dalam ruangan itu kembali hening. Alisya yang sudah berjanji untuk mengikuti sandiwara Dafandra tidak berani mengangkat wajahnya untuk menatap Fasya. Bahkan raja dan ratu pun ikut terdiam. "Aku ..." kata-kata Fasya terputus."Tidak apa-apa, Kakak. Aku tahu hubungan kalian memang sudah lama terjalin. Aku juga tahu, tidak mudah untuk memutuskan hubungan secara tiba-tiba. Akan tetapi, aku peringatkan dirimu untuk berhati-hati dengan perasaanmu sendiri.""Apa maksud ucapanmu, Adik? Apakah kamu mencu

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 80 Insting

    Dengan terkejut Fasya menatap wajah raja."Seorang calon istri?" "Benar, Anakku.""Siapakah calon istri yang ayah usulkan untukku?""Putri Selena dari kerajaan Samargdyzh. Kudengar dia gadis yang cantik. Dia memang bukan ahli pengobatan seperti Alisya, tetapi dia seorang ahli beladiri. Setidaknya kamu tidak perlu mengkhawatirkan keselamatannya." Fasya mendengkus seolah mencela dirinya sendiri. Wanita kuat memang tidak merepotkan. Akan tetapi, jiwa lelakinya meronta. Jangankan melindungi istri, untuk memindahkan tubuhnya sendiri Fasya harus bersusah payah. "Ayahanda, tolong berikan waktu untukku berpikir.""Baiklah, aku akan memberikanmu waktu satu bulan untuk berpikir. Jika kamu tidak setuju dengan calon yang aku ajukan, kamu harus sudah mempunyai gadis pilihanmu sendiri." Keputusan Raja sudah bulat. Raja hanya ingin Fasya tidak larut dalam cintanya kepada Alisya. Karena sekali saja seseorang terhanyut dalam deras aliran cinta buta, dia akan mudah kehilangan akal sehatnya. "Hamba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status