Mike dan para pejantan lainnya sedang duduk santai di teras belakang dengan kopi yang masih mengepul bersama banyak cemilan yang dibuat oleh Nisa dan Haruna. Ada juga kue yang beli di toko. Para wanita sedang asik berbincang di ruang keluarga sambil menonton tv yang menayangkan film kartun agar anak-anak tenang, terutama Lissa yang sejak tadi sangat genit dan akhirnya bisa tenang setelah menonto tv. Dengan sabar, Aldo dan Dion menemani Lissa yang banyak ulah. Di tengah bincang keluarga, tiba-tiba Mbak Zulfa datang bersama seorang anak laki-laki yang membuntutinya.
“Kak Aldo, ada temannya, nih!” seru Mbak Zulfa yang baru melangkah ke ruang keluarga.
Sontak Mata Aldo menoleh ke arah datangnya suara dan tersenyum. Dia bangun dari duduknya dan menghampiri pada sosok yang ada di belakang Mbak Zulfa dan memamerkan gigi putihnya .
“Alex!” ucap Aldo yang melihat temannya datang. Benar, yang datang berkunjung adalah Alex. Dia mendapat undangan dar
“Ah ....”Terdengar desahan seorang wanita karena merasakan gerakan semakin kasar dan cepat dari pria yang terus bergerak di atasnya. Wanita itu sesekali menggigit bibirnya karena merasakan sakit sekaligus nikmat yang tengah dia rasakan pada daerah pangkal paha yang dia buka sejak sejam lalu. Pria itu terus bergerak dan sesekali mendongak merasakan nikmat yang sedang dia daki.“Ow, Beb!” geram pria itu tanpa menghentikan gerakan pinggulnya yang justru membuat sang wanita semakin meracau.Keringat telah membasahi tubuh keduanya. Penyatuan yang terjadi antara mereka sudah berlangsung sekitar satu jam. Nampak tubuh wanita mengejang karena mencapai klimaks dan disusul erangan pria itu dengan hentakan kasar serta menyemburkan benihnya di luar milik wanita yang nampak puas dalam wajah lelahnya.“Aaahh ...,” desahnya karena mencapai tepian yang begitu melelahkan.Tubuh besar pria itu ambruk di atas tubuh sang w
Di kediaman Bakkas, Ayumi tampak mondar-mandir sambil memanggil nama putra semata wayangnya yang belum terlihat batang hidung sejak sejam lalu. Awalnya, dia pikir putranya tidur setelah menghabiskan semangkuk bakso buatannya. Namun, ketika dia masuk ke kamar, tak ada sosoknya yang tengah tertidur.“Alex ... Alex ... di mana kamu, Nak!” teriak Ayumi sambil menuruni tangga. Tak berapa lama, Mariana yang tengah bersantai di ruang keluarga bersama Eyodor menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat Ayumi yang begitu panik menghampiri mereka.“Ada apa, Nak?” tanya Mariana penasaran.“Alex tak ada di kamarnya, Ma!” jawab Ayumi cepat.“Mungkin sedang belajar,” sahut Eyodor.“Tidak, Opa. Ayu sudah ke sana, tapi tetap tak ada. Tadi setelah makan bakso, Alex langsung masuk kamar dan Ayu pikir dia ingin tidur siang, tapi nyatanya kamar itu kosong,” terang Ayumi yang tak bisa menutupi kecemasannya.
Seminggu sudah berlalu dan seminggu lagi, Mike akan mengucapkan janji suci serta menjadikan Pupe sebagai istrinya. Semua persiapan sudah matang di mana proses ijab qobul akan berlangsung di kediaman sederhana Pupe di Bogor. Menjelang hari bahagia yang segera tiba, wajah sumringah Mike terlihat jelas dan membuat Jovan ikut tersenyum ketika mendapatinya sedang bersenandung di ruangannya.Not sure if you know thisBut when we first metI got so nervous I couldn't speakIn that very momentI found the one andMy life had found its missing pieceSo as long as I live I love youWill have and hold youYou look so beautiful in whiteAnd from now 'til my very last breathThis day I'll cherishYou look so beautiful in whiteTonight”&n
Di Bogor, Pupe sudah mulai menjalankan proses pingitan, di mana sang calon pengantin tak dibolehkan keluar rumah, apalagi bertemu calon suaminya selama waktu yang ditentukan. Adat tersebut biasanya dilakukan bagi pasangan pengantin yang menggunakan tradisi adat Jawa. Biasanya, keduanya tidak boleh bertemu sampai acara pernikahan tiba. Tradisi ini wajib dilakukan oleh pengantin yang menikah dengan adat Jawa. Tetapi, banyak juga pengantin yang melakukan pingitan meski tidak menggunakan adat tersebut saat menikah.Selain itu, saudara kembar dari almarhum ayah Pupe sudah datang berkunjung untuk memastikan segala urusan yang berkaitan dengan kelengkapan pernikahan telah rampung. Dia sangat bahagia karena anak satu-satunya saudara kembar dia segera menikah dan sempat terkejut karena calon suami berasal dari kalangan orang kaya yang terdengar tak wajar memilih Pupe dari kalangan orang biasa.“Pe, kamu jangan ada keluar rumah selama dipingit,” ujar Farhat yang seda
Viona melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju ruang keluarga di mana Alice tengah menonton tv. Berjalan cepat Viona terus saja mengumpat tak jelas dan membuat seorang pembantu di rumahnya sembunyi guna menghindar karena tak ingin menjadi sasaran kemarahan Viona yang siap meledak. Alice yang melihat Viona berkata kasar mengerutkan kening karena bingung sekiranya berita apa yang dibawa Viona. Dia mendudukkan tubuhnya kasar ke sofa sambil meletakkan handphone miliknya ke meja. Alice menatap gerak-gerik Viona dan berujar."Kamu kenapa, sih, masih siang sudah marah-marah?" tanya Alice pada Viona yang kini menatapnya kesal."Aku kesal, Ma. Kesal banget malah!" sahutnya cepat, tapi tak jelas apa maksudnya dan membuat Alice semakin penasaran."Kesal kenapa lagi kamu, huh?" ucap Alice dengan suara terdengar tak tertarik."Barusan aku dapat kabar kalau Mike akan melangsungkan pernikahannya minggu depan!" jawab Viona geram dengan wajah teramat kesal."APAAA?" seru Alice
Haruna sedang duduk sambil menggerakkan jari-jari lentiknya di sebuah papan ketik laptop yang dia bawa ke teras belakang di kediamannya. Baru setengah jam yang lalu dia melakukan video call pada ayahnya, Reyhan. Saat ini dia berada di Jerman dan mengabarkan akan datang ke Jakarta pada hari kamis pagi bersama ibunya, Maureen, untuk menghadiri pernikahan Mike dan Pupe. Setelahnya, Haruna terpaksa melanjutkan pekerjaan kantor karena ada beberapa dokumen yang belum selesai dan harus dia kerjakan agar bisa diserahkan pada Aldy esok hari. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Haruna berencana akan ke grosir untuk membeli beberapa kebutuhan bulananya yang sudah habis seperti pembalut dan lotion. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 3 sore dan pekerjaan Haruna akhirnya selesai.“Akhirnyaaaaaa ... selesai juga!” gumamnya lega melihat pada layar sebuah lembar kerja yang sudah tersusun rapi hasil dari sepuluh jarinya yang menari-nari.Tangannya dengan cepat mematikan
Tenggorokkan Franda tercekat, Nafasnya memburu dengan degup jantung yang berdetak kencang dan susah dikendalikan olehnya. Sangat jelas, kepala Franda menggeleng pertanda dia mengerti dan menolak keras ucapan Wiwik barusan.“Kaubicara apa, huh?” kata Franda seolah tak paham dengan kalimat Wiwik barusan.“Kurasa semua sudah jelas, Mas. Tak usah dipaksakan. Aku tak akan menjadi duri dalam daging antara kau dan Via. Kalian saling mencintai dan sudah lama bersama. Aku hanya orang baru bagimu. Semua juga terjadi hanya karena perjodohan keluarga kita, bukan karena cinta,” tutur Wiwik panjang lebar dan tak ingin menutupi apa yang dia rasakan kini serta menjadi bebannya.“Tidak semudah itu kita membatalkannya, Wik!” sungut Franda.“Tentu mudah. Kita akan katakan pada keluarga jika tak saling cinta. Kalau perlu biar aku saja yang akan mengatakannya pada Ayah dan Ibu. Bagaimana?” ucap Wiwik yakin tanpa senyum terukir d
Haruna tersenyum menatap wajah Sopian yang dia yakini tengah berpura-pura tidur. Tangan Haruna mengelus kembali rahangnya sambil sesekali usil mencabut bulu di rahang tersebut. Nampak Sopian kaget karena merasakan sakit akibat bulu yang dicabut, tapi matanya enggan terbuka. Perlahan tangan Haruna bergerak menuju mata dan membukanya seketika dengan jempol dan telunjuknya.“Mimisan atau bau jengkol, kambing?” oceh Haruna ketika bola mata Sopian menatap matanya yang begitu dekat.Namun, bukannya merasa terciduk, tangan kanan Sopian dengan cepat menarik kepala Haruna semakin dekat, hingga bibir mereka bersentuhan satu sama lain. Hening sesaat, mata Haruna membulat ketika merasakan bibirnya berlabuh pada sesuatu yang empuk dan bergerak perlahan. Haruna sadar jika itu adalah bibir Sopian dan matanya justru terpejam menikmati sentuhan Sopian yang baru pertama kali dia rasakan.Perlahan tapi pasti, Sopian melumat bibir Haruna dan ketika mendapatkan balasan,
Enam bulan sudah berlalu. Rumah tangga Mike dan Sopian terlihat bahagia dan harmonis. Tiap akhir pekan, mereka masih melanjutkan kebiasaan lama untuk berkumpul dan berhubung semua sudah menikah, maka acara kumpul saat akhir pekan dilakukan bergantian dari rumah ke rumah. Kondisi perusahaan juga berjalan lancar dan terdengar kabar jika tangan kanan Mike, Jovan, sedang jatuh cinta pada seorang gadis dengan kondisi ekonomi tak jauh berbeda dengan Pupe. Mengetahui hal itu, Mike tentu sangat mendukung Jovan untuk mendepatkan pujaan hatinya dan tak memperdulikan status sosial gadis tersebut. Mendapat dukungan penuh dari Mike yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri, tentu membuat hati Jovan menjadi lebih semangat untuk mendapatkannya.“Namanya siapa, Jo?” tanya Mike sambil menutup koran yang baru saja dibaca. Matanya menatap wajah Jovan yang tengah mengulas senyum. Senyum pria yang sedang kasmaran dan mengingatkan akan dirinya saat baru mengenal Pupe.“
“SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA, HARUNA SETIAWAN BINTI REYHAN SETIAWAN DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI.”“Bagaimana para saksi?” tanya penghulu sambil menoleh ke kiri dan ke kanan.“SAH!” jawab semua yang hadir.“Alhamdulillah,” ucap lega semua yang hadir.Penghulu membaca untaian doa bagi kedua pengantin dan diaminkan oleh semua yang hadir. Proses ijab qobul berjalan penuh hikmat dihadiri oleh keluarga besar Setiawan dan Sopian serta kerabat juga kolega. Acara diselenggarakan di salah satu hotel milik Setiawan yang ada di Bandung dan berbeda dengan hotel tempat Mike saat menikah. Namun, resepsi tetap mengusung Garden Party seperti biasanya dan didominasi warna putih. Senyum kelegaan terlihat begitu jelas di wajah kedua mempelai. Tanpa ragu, Haruna mencium punggung tangan kanan Sopian dan dibalas kecupan di kening diiringi doa yang Sopian lafalkan dalam hati. Setelah itu, kedu
Dua minggu sudah berlalu, Mike dan Pupe sudah kembali dari Bali. Rencanan bulan madu ke Eropa terpaksa diurungkan untuk sementara karena Pupe yang ingin ke negara bersalju, sedangkan saat ini Eropa sedang musim panas dan pasti sangat terik. Lusiana memutuskna untuk tinggal bersama Pupe di kediaman Mike dan tak mungkin juga Pupe tega meninggalkan ibunya sendiri di rumah sederhana, sedangkan dia hidup di rumah mewah. Keputusan Lusi membuat Mike sangat bahagia karena bisa berkumpul dan tak cemas.Berita Haruna dan Sopian yang sudah mengutarakan perasaan masing-masing mendapat sambutan heboh di keluarga, terutama Nisa yang langsung menyiram air bekas cucian mobil ke tubuh Sopian yang baru datang sebagai luapan rasa bahagia, agar membuang sial yang selama ini melekat pada Sopian.“Merasa kotor aku, Dek!” oech Sopian yang sudah basah kuyup dan ditertawakan oleh Lissa dan Aldo yang ikut menyiram dengan kran yang menyala.Tak ayal, Sopian beserta dua tuyul m
Viona tengah bersiap untuk pulang karena jam dinding sebentar lagi menunjukkan pukul 4 sore. Semua berkas telah dia selesaikan tepat waktu dan tersusun rapi di rak susun yang ada di sebelah kiri komputer serta telah mati. Dia memeriksa semua kelengkapan barang dan memasukkannya ke dalam tas berwarna hitam hingga tak lama berselang terdengar bunyi bel. Saat dia akan beranjak dari duduknya, tiba-tiba terdengar sebuah notif pesan dan terpaksa duduk kembali untuk mengecek siapa gerangan yang mengirimkan pesan. Diraihnya handphone berwarna pink miliknya dan terperangah mendapati siapa yang mengirimkan pesan.“Idrus?” gumamnya pelan dengan kening berkerut.Dia membaca isi pesan dengan saksama serta berulang untuk memastikan jika dia tak salah membaca. Kedua alisnya mengkerut seolah tak percaya setelah membaca pesan itu yang tentu tak diduganya.“Untuk apa dia ingin bertemu denganku? Apa karena Mama yang pinta?” tebak Viona menduga motif Idrus y
Di sebuah kamar nan luas, sepasang pengantin baru terlihat selesai mandi siang bersama karena kegiatannya mencicil projek Eduro yang sudah dirancang agar tercapai dalam waktu tiga bulan sesuai kesepakatan keduanya. Tidak, lebih tepatnya pihak pria yang ingin penerus Eduro segera lahir. Demi tercapainya projek tersebut, pria yang tak lain adalah Mike selalu meminta pada Pupe untuk mencicil hampir tiap hari dan membuatnya kelelahan karena menuruti keinginannya tersebut. Seperti sekarang ini, setelah selesai mandi siang, Mike membiarkan Pupe untuk kembali tidur setelah menyantap makan siangnya. Tubuhnya terasa letih karena hampir setiap hari, Mike mengajaknya untuk menjalankan ritual patungan. Melihat Pupe yang dengan cepat terlelap, Mike hanya tersenyum dan tak mengganggunya.Langkahnya pelan menuju kolam renang yang menyatu dengan kamar tidur dan hanya tersekat oleh kaca jendela besar. Dari luar, Mike tetap bisa melihat Pupe yang tengah tertidur dengan selimut yang menut
Sejam sudah berlalu dan sesi curhat Sopian pada Aldy sudah selesai serta tinggallah dia sendiri karena Aldy ada jadwal meeting. Wajahnya terlihat sumringah karena setelah menjelaskan panjang lebar dan sempat debat alot, akhirnya Aldy percaya dengan ucapannya mengenai kehamilan Wiwik. Tak lupa pula, Sopian menujukkan pada Aldy bukti chat antara dia dan Wiwik yang tentu membuat hati Aldy lega karena kebenaran telah terungkap serta hati Haruna yang terluka akan segera terobati jika tahu kebenarannya. Mengantongi restu dari Aldy tentu membuat Sopian tak sabar bertemu Haruna dan harus menunggu sejam lagi menuju jam pulang.Di dalam ruangan, Sopian menghilangkan rasa jenuhnya melihat jajaran buku yang tersusun rapi dan berkaitan dengan buku bisnis yang tentu sedikit diketahui oleh Sopian yang berprofesi sebagai dokter gigi. Sambil membaca sekilas, tiba-tiba terdengar pintu yang dibuka dan sontak membuat Sopian menoleh dan mendapati jika Haruna yang membuka pintu.&l
Sopian menghentikan laju langkahnya. Sosok Aldy tiba-tiba muncul tak diundang dan entah dari mana datangnya. Aldy menatap penuh selidik pada Sopian yang cengengesan seperti orang gila.“Eh, ada Kak Aldy!” ucap Sopian berbasa basi.“Mau ke mana lo?” tanya Aldy mengulangi pertanyaannya.“Mau ke situ, Kak!” jawab Sopian cepat.Kepala Aldy menatap arah telunjuk Sopian dan mengarah pada pintu ruangan Haruna yang tertutup. Tatapan Aldy kembali pada Sopian yang tengah tersenyum dan memamerkan giginya yang putih.“Ada urusan apa?” tembak Aldy tak mau basa-basi.“Ngapel, Kak. Kangen aku sama Haruna,” sahut Sopian tak tahu malu dan membuat Aldy melotot.‘Plak’Sebuah pukulan mendarat dengan sempurna di kepala Sopian yang membuatnya kaget. Aldy langsung meraih kerah kemeja Sopian dan menyeretnya masuk ke ruangan yang bersebelahan dengan Haruna karena menjabat
Seminggu sudah berlalu sejak pernikahan Mike dan Pupe diselenggarakan. Sebagai pemilik Eduro Group, Mike sesuka hati meliburkan diri dan tak datang ke kantor serta menyerahkan bebannya pada Jovan. Kondisi di perusahaan bejalan sebagaimana mestinya, kecuali Viona yang terlihat malas dan tak bergairah. Selain itu, Mike juga meminta Jovan untuk mengawasi gerak-gerik Viona selama di perusahaan yang tentu dituruti olehnya.Saat ini, Viona sedang sibuk dengan berkas yang menumpuk di mejanya. Sejak pernikahan Mike, pikiran dia menjadi tak fokus dan memikirkan ucapan ibunya pula untuk kembali pada mantan suami. Hal itu terus terngiang di pikirannya berulang-ulang.“Bisa saja aku kembali pada Idrus, tapi aku masih penasaran dengan Mike dan aku ingin memilikinya. Sial!” gumam Viona sambil memijat pelipisnya yang sakit sejak beberapa hari lalu dan tak kunjung reda.Di tengah kegundahannya, sebuah ketukan di pintu terdengar, hingga tak berapa lama Fina muncul sa
Wiwik sedang duduk di ruang tengah sambil menonton tv. Sesekali tangannya meraih kacang goreng dan memasukkannya ke mulut. Di meja tergeletak handphone miliknya yang sudah beberapa kali berdering dan dia abaikan. Dari arah dapur, Mbak Ijah datang sambil membawa nampan berisi segelas susu hangat yang tak lain adalah susu hamil. Ya, Mbak Ijah sudah tahu jika majikannya tersebut tengah hamil muda. Diletakkannya gelas itu ke meja yang hanya dilirik oleh Wiwik karena begitu fokus menatap layar tv dan menayangkan film “Azab”.“Judul itu bukannya sudah pernah diputar, Neng?” tanya Mbak Ijah yang duduk di samping Wiwik.“Mbak sudah nonton?” kata Wiwik balik bertanya.“Sudah. Nanti suaminya mati itu kesamber gledek dan nyungseb di sawah!” sahut Mbak Ijeh yang masih mengingat jalan cerita.“Hafal mati, ya, Mbak?” timpal Wiwik.“Hahaha ... hafal dong. Apalagi yang tayang sore hari dan lagunya d