Share

81

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 07:49:58

Persidangan dimulai, persidangan tentang pencemaran nama baik dan fitnah digelar dengan aku sebagai penggugat dan Mariana sebagai tergugat.

Tak kuragukan betapa ia menyewa tim pengacara yang terdiri dari empat orang, tim buzzer yang mencoba membela dia di sosial media juga blunder playing victim, tapi Itu semua tidak berhasil. Kedatangannya ke ruang sidang begitu dramatis, turun dari mobil dengan pintu yang dibukakan oleh stafnya, dia seperti berjalan di karpet merah dengan penampilan berlebihan, lebih seperti anak kucing yang sedang berdandan menjadi ratu singa. Mungkin harapannya, ia akan menjadi pusat perhatian tapi orang-orang malah mencibirnya.

Sejak kutahu sifat asli dan kejahatannya, nilai penghormatanku terhadap wanita itu berubah, pandanganku juga berubah. Dulu aku sangat segan padanya, tapi sekarang, ia tak lebih dari seorang wanita jahat yang rela melakukan apapun demi kenyamanan hidupnya.

*

Sedang dimulai,

Di tengah hiruk pikuk ruang persidangan, pengacaraku, Pak Har
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Etien Kurniarin
alur ceritanya bagus masuk nalar setiap tokoh nya diceritakan dg seimbang tidak ada yg terlalu jahat ataupun terlalu baik seperti cerita2 novel lainnya yg tidak masuk akal ....... bravo buat authornya ......
goodnovel comment avatar
sri ning
ditunggu keputusan Arham, apakah berakhir dgn perceraian ato....
goodnovel comment avatar
Ayue Sekartaji
bagus gk muter2,,bagian 2 jangan sedih2 za thor,,yg bahagia saja atau cerita anak2 nya,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    82 POV mariana

    POV MarianaSeminggu setelah persidangan. Kendati aku berusaha berontak tapi aparat hukum dan aturan yang memayungi mereka tetap menyeretku terlempar ke dalam sel busuk ini. Tempat yang tidak pernah kuimpikan seumur hidup, agar aku bisa berada dan terpuruk di sudutnya. Aku terbaring di ranjang sel yang dingin, hanya berupa beton tanpa alas, mataku menerawang menatap langit-langit dengan pikiran melayang ke masa lalu.Aku meringkuk lalu perlahan air mataku tumpah,dua belas tahun aku bersama suamiku, 12 tahun kuberikan dia kemewahan dan kekuasaan. Telah kupungut dia dari jalanan dan kuberikan tempat terbaik, kututupi dia dengan pakaian yang indah dan kuberi makanan yang layak, tapi dia sungguh tidak tahu berterima kasih. Harapan dan mimpi-mimpiku tentang masa depan kami, cinta dan kepercayaan yang kuberikan padanya hancur berkeping-keping oleh tangan Mas Arham sendiri. "Ini semua salahku karena aku terlalu mempercayai dan mencintainya!" Aku berbisik dengan suara yang serak sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    83

    Aroma kue-kue dan roti yang baru dikeluarkan dari oven menyapa setiap pengunjung yang melangkah masuk ke toko kue Delta. Dibalik meja kasir aku sibuk melayani pelanggan dengan senyum dan sapaan yang ramah sementara Mas Arham yang perlahan-lahan mulai terampil menata roti roti yang baru saja keluar dari open ke dalam etalase. Di dapur anak-anak sibuk dengan adonan dan dekorasi kue, bersama Kayla mereka menciptakan resep baru dan mencobanya. Senampan roti bagel hangat tersedia di loyang mengepulkan uapnya. Hujan rintik-rintik membasahi kota di akhir bulan Desember, menciptakan suasana syahdu yang semakin membuat toko kue ini terasa nyaman. Aroma kopi yang baru diseduh berpadu dengan aroma kue-kue lezat, vanilla dan coklat Nutella menciptakan harmoni sempurna yang menenangkan jiwa. Para pengunjung asyik mengobrol dengan teman temannya ditemani coklat panas dan kopi mereka, di sela-sela kesibukan itu kami berkumpul di meja sudut untuk beristirahat dan menikmati roti bagel yang baru di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    84

    Malam merangkak dengan sisa aroma hujan yang telah berhenti menjelang petang tadi. Kenangan kenangan air masih tersisa di sebagian sudut jalan, aku dan suami serta anak-anakku berjalan beriringan menuju rumah mungil kami yang ada satu blok di belakang toko Delta. *Usai makan malam kami beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat, ku matikan lampu lalu masuk ke dalam kamarku. Mas Arham sudah berbaring sambil membaca buku sementara aku langsung mengganti baju ke gaun tidurku. "Apa kita akan baik-baik saja besok Mas?"aku merebahkan diri dan menyandar di bahunya, lelaki itu membeli wajahku dengan tangannya. "Semoga begitu, Iriana. Aku tahu ini akan terjadi tapi aku yakin kita bisa menghadapinya," ucap Mas Arham lirih."Bagaimana kalau terornya semakin menjadi?""Jika tidak begitu jahat, Mungkin kita bisa mengabaikannya, anggap saja dia orang gila. Tadi suatu saat dia akan bosan dan berhenti sendiri.""Aku takut, kalau anak-anak akan terkena imbasnya.""Aku yakin Mariana tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    85

    Matahari sore mengintip dari balik awan mendung, membayangi kota dengan seulas senyum semu. Udara terasa dingin dan lembab seakan menyimpan kegelisahan yang tak terucapkan. Menjelang pukul 04.00 sore anak-anak pulang dari tempat les mereka, kaulah keceriaannya dirampok seketika Mereka terlihat begitu murung dan sedih. "Gimana hari kalian.""Buruk bunda, kami kepikiran tentang kiriman paket tersebut.""Apa kau nak bertanya kepada penerima paketnya Siapa yang mengirimkan barang tersebut?""Itu dikirimkan dengan ojek online dan kurirnya juga tidak tahu pengirimnya, privasi pelanggan ditutupi oleh penyedia layanan.""Lalu kau apakan kiriman itu?""Tentu saja aku serahkan pada petugas keamanan sekolah dan aku suruh dia membuangnya.""Kenapa tidak diamankan saja atau diambil fotonya?" Tanya kaila dengan kesal, "siapa tahu itu bisa jadi barang bukti!""Sudah, Kak.""Baguslah, Kalian mau makan apa?" tawar kaila."Ga selera makan kak, bayangan pakai tadi bikin mual.""Jangan terlalu dipikir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    86

    Ku hentikan mobilku tepat di depan pintu utama lobi, begitu melihatku datang para staf keamanan langsung berdiri di tegap dan membungkukkan badan dengan hormat. Aku tidak memperdulikan mereka, aku merangsek masuk dan langsung menuju lantai tiga. Kucari dia di ruang pribadinya tapi tidak ada, berarti dia sudah melakukan rapat dengan para karyawan dan bawahannya. Aku menggebrak pintu dan masuk ke sana sambil membuat semua orang menoleh kepadaku. "Aku tidak percaya kau melakukan ini!" Mariana yang duduk di kursi pemimpin rapat langsung berdiri dan melotot ke arahku. "Apa yang kau lakukan di sini!""Apa yang kau lakukan pada Iriana. Kenapa kau begitu tega menyewa penjahat untuk mengikuti dan menghajarnya!" Suara staf Mariana terkejut dan melirik kepada wanita itu. Dia yang merasa dipermalukan oleh perkataanku langsung meminta mereka untuk meninggalkan ruang rapat. "Tinggalkan kami!""Siap Bu." Para karyawan dan asisten pribadinya keluar hingga menyisakan aku dan dia saja."Aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    87

    Udara pagi seperti kulkas yang terus menghembuskan hawa sejuk, gerimis turun membasahi kelopak bunga sedang mentari terlihat malu-malu di balik awan timur, sementara aku masih duduk di kursi rotan dan sibuk dengan ponselku. Kuhubungi Tuan Hardy pengacara kami, memintanya untuk segera menghubungi kantor pengadilan agama agar proses perjalanan kami dipercepat. Aku tidak akan menghadiri sidang mediasi karena itu akan membuang waktu, tidak ada yang akan berhasil dalam hubungan kami kecuali perceraian itu sendiri. "Ya, Pak, Saya mau semuanya berjalan dengan cepat dan tuntas.""Anda sudah memikirkannya dengan baik.""Sudah, dan saya yakin." "Baik Tuan akan kami proses secepatnya.""Saya yakin mantan istri saya tidak akan menuntut banyak hal sebab dia sudah merampas segalanya jadi, saya yakin gugatan saya akan dikabulkan dengan cepat.""Baik Tuan, saya mengerti." Tak lama kemudian Iriana datang dengan senampan sarapan yang di tata estetik seperti sarapan ala Eropa, empat potong roti g

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    88

    Dengan tatapan mata yang melotot dan surat yang dipenuhi dengan amarah yang terpendam Mariana mengedarkan pandangannya. Dia terus menangis dan berteriak menyanggah."Itu tidak benar yang mulia. Andaipun saya membuat kesalahan itu adalah bagian dari cara saya untuk mempertahankan dia sebagai suami dan ayah anak-anak saya. Saya ingin bertahan sebagai satu keluarga dan menjamin masa depan anak-anak kami dalam keluarga yang harmonis."Tuan Hakim tercengang mendengar perkataan Mariana."Meri tolong hentikannya ini, biarkan aku dan kamu berpisah dengan cara baik-baik!""Kau mempermalukanku dan sengaja membesar-besarkan semua ini demi membuatku tersudut di ruang sidang, kau hanya ingin mencari alasan untuk menyingkirkanku!" Mariana berteriak sambil menunjuk ke arahku, kebiasaannya yang sering tantrum di ruang sidang akan membuat dia kesulitan, karena Hakim dan para anggotanya, tidak akan menerima perbuatan arogan semacam itu. "Sejak awal saya tidak pernah ingin menyingkirkan kamu. Tapi saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    89

    Aroma roti hangat yang kukembangkan dari kultur terbaik mulai mekar sempurna dan menciptakan aroma yang mengundang selera. Loyang cake pisang dan roti keju tertata rapi di dalam oven, dipanggang dalam suhu sempurna yang akan tandas begitu toko dibuka dan orang-orang menyerbunya untuk sarapan. Sembari menunggu roti matang dengan sempurna, aku menata kue-kue di etalase dan membersihkan bagian yang berdebu. Mas Arham sendiri, dengan cekatan membantuku membersihkan meja dan lantai, sementara Kayla mendekorasi cake pesanan pelanggan. Suasana toko hening dan menenangkan, hanya ada alunan musik yang disetel dengan volume rendah di latar belakang. Jujur saja, kami sedang menikmati fase menenangkan setelah konflik berkepanjangan dengan Mariana dan drama perceraian antara dia dan Mas Arham. Aku ingin membuka lembaran baru dan menutup kenangan pahit di hari kemarin, Aku ingin saling bergenangan tangan dengan suamiku dan menata kehidupan kami menjadi lebih baik menuju kesuksesan yang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    117

    Melihat mereka saling menerima kembali, ada keharuan yang membasahi sudut mata ini, aku ikhlas dan bahagia untuk mereka. Bahagia melihat mereka bahagia. "Alhamdulillah, kalian sudah saling menerima kembali, Kalau begitu akan kubiarkan keadaan bicara dan aku berpamitan.""Mau ke mana Mbak?" Tanya Mariana."Aku harus kembali ke toko," jawabku sambil mengangguk tulus padanya. "Tapi, mbak ga bisa pulang sendirian, kami harus mengantar mba," ujar Mariana."Tidak usah." Aku menggeleng sambil mengisyaratkan kedua tanganku agar mereka tetap bersama di tempat itu."Tapi Mbak mau pulang dengan siapa?""Denganku!" Suara berat di belakangku menyadarkan bahwa yang datang adalah Mas Arkan. Pria tampan dengan jas marun dan sapu tangan biru yang terselip indah di dada kirinya membuat pria itu terlihat tampan dan keren.Ya, langkahnya, gestur kedatangannya, dan cara dia membuka kacamata hitamnya itu membuat semua orang terpana. "Pak Arkan," ujar Mas arham menyapa lelaki itu dengan senyum hangat da

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    116

    Aku ceritakan pada anak-anak bahwa semalam aku bicara pada ayah mereka, di meja makan saat kami sarapan pagi, kedua putriku terdengar menyimak semua cerita yang kuutarakan. "Apa Ayah bisa menerima dengan baik semua perkataan Bunda?""Iya, sepertinya pikirannya sedang jernih, jadi aku bisa masuk ke alam bawah sadar dan memberinya afirmasi bahwa dia harus kembali pada keluarganya." "Apa Bunda berhasil?""Bunda rasa Ayahmu mulai terpengaruh dan mau tergerak untuk menemui istrinya.""Sebenarnya ini bukan tugas kita untuk bersikap sejauh itu, tapi kita melakukannya karena kepedulian. Apa kalian setuju?" tanyaku pada anak-anak. "Ya, kami setuju Bunda."*Anak-anak telah berangkat ke kampus dan sekolahnya saat masa Arham tiba-tiba mengirimkan pesan padaku dan memintaku untuk menemaninya menemui Mariana. (Aku tahu ini canggung tapi hanya kau yang bisa kuandalkan untuk menengahi kami.)Aku terdiam sambil membaca pesan tersebut, agak ragu perasaanku karena aku tidak ingin mengambil langkah

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    115

    Senja menyapa kota ini dengan langit jingga yang memudar meninggalkan jejak warna jingga di cakrawala. Aku terduduk di teras rumahku sambil menatap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dari kejauhan. Di antara semua gedung itu ada gedung Mariana dan tempat yang dulu dikelola Mas Arham dengan begitu bangganya. Karirnya bagus sebagai direktur, hubungan dengan keluarga istrinya juga baik karena secara teknis ia suami yang sempurna. Beberapa bulan lalu ia sangat bangga berada di sana, menghabiskan sebagian besar waktu untuk mencurahkan pikiran dan ide-ide dalam bisnis, tapi kini semuanya tertinggal dalam kesunyian.Pikiranku tenggelam membayangkan apa yang terjadi antara Mariana dan Mas Arham, dia yang selalu terobsesi untuk kembali padaku dan kecemburuan Mariana telah memicu pertengkaran hebat dan perpisahan di antara mereka. Mungkin Mas arham merasa seperti terdampar di Pulau terpencil, sendirian tak memiliki siapapun. Tak ada kawan atau keluarga yang bisa diajak untuk mencura

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    114

    Angin berhembus dengan sejuk di antara siang menjelang sore. Berbincang dengan Mas Arkan sampai 3 jam lamanya sama sekali tidak terasa seakan baru lima menit berlalu. Karena aku harus menutup toko, maka aku mau minta beliau untuk mengantarku kembali ke cafe delta. Kami meluncur dengan mobil BMW milik Mas Arkan. Menyusuri jalanan kota yang terasa mulai sesak di sore hari, juga terik matahari yang langsung jatuh ke kaca depan mobil. Begitu berhenti di lampu merah yang di sebelah kirinya ada toko ritel aku terkejut dengan seseorang yang sedang duduk di bangku depan toko tersebut. Aku berusaha menajamkan pandangan mata padahal lelaki yang menggunakan celana jeans sobek di bagian lutut, baju kaos hitam dan topi., cambangnya nampak lebat, mungkin lebih bagus disebut jenggot. Dia duduk dengan sebotol kopi kemasan. Dia Mas Arham.Tatapannya kosong, duduk sambil menatap lalu lalang orang di jalanan, Dia terlihat sedih dan sesekali meneguk kopi dari botol tersebut. Melihatku ada di dalam semu

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    113

    Jadi apa yang kudapatkan dalam dua belas tahun penantianku? Mungkin aku tidak cukup beruntung dengan cinta, tapi aku mendapatkan modal dan toko baru. Aku telah mengamankan masa depan anak anak dan memastikan mereka kuliah di tempat terbaik yang mereka inginkan. Dan ya, untung saja aku berkonflik dengan Mas Arham, andai kami tidak bertengkar di showroom mungkin aku tak akan bertemu dengan Mas Arkan yang istimewa, lelaki yang telah memberiku alasan baru untuk tersenyum dan lebih kuat menjalani segalanya. Karena perannya juga, aku berani mengambil keputusan untuk membuka cabang dan berspekulasi dengan keberuntunganku. Nyatanya, aku hanya butuh dorongan karena keraguan terbesarku selama ini hanya takut merugi.Cabang baru berkembang dengan pesat, Kaila mengelolanya dengan baik, sedang aku dan anak anak fokus pada toko delta di saint Maria. Popularitas toko dan testimoni kelezatan melejit membuat pesanan menumpuk dan pelanggan yang tak pernah sepi. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    112

    Jadi apa yang kudapatkan dalam dua belas tahun penantianku? Mungkin aku tidak cukup beruntung dengan cinta, tapi aku mendapatkan modal dan toko baru. Aku telah mengamankan masa depan anak anak dan memastikan mereka kuliah di tempat terbaik yang mereka inginkan. Dan ya, untung saja aku berkonflik dengan Mas Arham, andai kami tidak bertengkar di showroom mungkin aku tak akan bertemu dengan Mas Arkan yang istimewa, lelaki yang telah memberiku alasan baru untuk tersenyum dan lebih kuat menjalani segalanya. Karena perannya juga, aku berani mengambil keputusan untuk membuka cabang dan berspekulasi dengan keberuntunganku. Nyatanya, aku hanya butuh dorongan karena keraguan terbesarku selama ini hanya takut merugi.Cabang baru berkembang dengan pesat, Kaila mengelolanya dengan baik, sedang aku dan anak anak fokus pada toko delta di saint Maria. Popularitas toko dan testimoni kelezatan melejit membuat pesanan menumpuk dan pelanggan yang tak pernah sepi. Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    111

    Mustahil dia adalah inspirasiku, inspirasi sesungguhnya adalah dendam dan luka di hatiku. Aku tidak mau kemurungan menghancurkan hidupku jadi kepedihan yang ada akan kuubah sebagai cambuk yang akan membuatku melejit jauh ke atas dan membuatnya menyesal menyakitiku. Aku tidak membalas pesannya, sekalipun dia mengirimkan spam chat sampai puluhan jumlahnya. Dia bilang dia mencintaiku, dia mohon agar aku memaafkannya. Juga dia bilang bahwa hubunganku dan Mas Arkan tidak ada pengaruhnya untuk dia, dia mau bersaing dengan sehat pada lelaki itu. Konyol sekali. Idiot!"Aku yakin kau belum tidur karena centangnya sudah biru." "Aku terbangun karena denting ponselku. Kau telah mengganggu tidurku," balasku."Dengar sayangku, aku akan memaafkan perbuatan Tuan Arkan dan bagaimana sikap kau dan anak-anak. Aku mau berlapang dada dan bersabar. semoga itu membuatmu paham bahwa aku benar-benar masih menyayangi kalian.""Omong kosong itu... Sudah ratusan kali aku mendengarnya dan aku tidak tertarik me

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    110

    Mas Arham bergeming begitu kening yang mendapatkan tinjuan yang sangat keras. Dia terkapar di paving lokasi parkir depan toko Delta. Orang-orang memandang kejadian diantara kami dengan decak terkejut dan komentar mereka mulai riuh.Anak-anak dan Kayla yang tadinya sibuk melayani pelanggan akhirnya juga ikut keluar dan menyaksikan semua itu."Anak-anak maafkan kami, maaf karena kalian harus melihat ini semua," ucap Mas Arkan pada Delia."Nggak apa-apa Om beliau memang harus diberikan pengertian," jawab Delia sambil memeluk nampan di tangannya.Mas Arkan terkulai dan berusaha bangkit tapi kurasa kepalanya sakit, kondangannya berkunang-kunang dan pukulan telak itu mungkin nyaris mengambil kesadaran dan membuatnya hampir pingsan."Apa yang terjadi sebenarnya?" ucap seorang wanita yang sudah lama kenal denganku dia nyonya Telia, pemilik toko pakan kucing di seberang jalan."Tidak ada, Bu. Lelaki yang sudah bercerai denganku kini terus datang dan memberikan terornya.""Astaga, kuharap sekar

  • DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU    109

    Matahari menjulang di langit dengan terik yang terasa nyata di kulit. Aku berjalan perlahan menuruni puluhan anak tangga dari gedung pengadilan agama. Akta perceraian yang kugenggam di tangan menjadi bukti dan titik balik bahwa sekarang aku telah menyandang status sendirian. Aku janda dan aku harus melawan stigma.Mulai sekarang aku akan berjuang sendirian tanpa keyakinan dan penegak jiwa bahwa aku memiliki suami. Orang yang kucintai dan kutunggu selalu bertahun-tahun ternyata bukan jodohku, bukan sama sekali.Sekarang langkah kaki terasa ringan meski hati sedikit sedih. Kutegarkan perasaanku sambil berdoa dan bertekad pada diri sendiri bahwa aku akan kuat menjalani hidupku. P*"Apa semuanya lancar Bu?""Akta cerai mana!""Di tasku.""Ibu tidak ketemu Pak Arham kan?""Dia bisa ambil akta cerainya sendiri.""Oh, syukurlah semuanya sudah selesai.""Ya, dan hakim juga memutuskan perintah untuk menjaga jarak. Mas Arham tidak akan mendekati Kita selamanya.""Syukurlah Bu, tinggal jalani s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status