Share

Mas irfan Hilang Kesabaran

Aku masuk rumah kembali setelah Mbak Santi pergi, lekas kukunci pintu lalu aku beranjak menuju kamar. Setelah tiba di kamar aku mengambil cermin untuk melihat bekas tamparan Mbak Santi.

Rasa panas masih terasa di pipiku, bekas tamparannya pun terlihat jelas sekali, ditambah lagi pipiku terlihat sedikit bengkak.

Kuat juga Mbak Santi menamparku tadi, andai saja tadi aku siap, tentu tangan Mbak Santi tidak akan bisa menyentuh pipiku.

Untung saja aku masih bisa menahan amarahku, jika tidak sudah aku balas tamparan Mbak Santi tadi.

Hah, lebih baik aku tidur saja daripada terus merasa jengkel karena Mbak Santi. Siapa tahu nanti bengkaknya akan sedikit berkurang hingga nanti Mas Irfan tidak akan tahu kalau aku baru ditampar Mbak Santi.

Aku pun memejamkan mata mencoba untuk tidur walau sesaat. Setelah beberapa menit aku mulai merasakan kantuk dan akhirnya memasuki alam mimpi.

***

Aku mengerjapkan mata, mencoba membuka mata yang masih terasa berat. Aku bangkit dari pembaringan melihat jam di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status