Share

Part 62

Penulis: D'naya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-31 10:57:44

DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH

Part 62

"Alisha mengalami keguguran Oma, dan ini semua akibat kecerobohanku!" Tiba-tiba Mas Rendi menjawab pertanyaan Oma dengan wajah yang masih tertunduk.

"Maksud kamu?" tanya Oma semakin penasaran.

"Iya Oma, Alisha mengalami keguguran pada kehamilan usia enam minggu." jawab Mas Rendi lagi.

"Kamu ini ya, baru Oma tinggal beberapa hari saja sudah bikin cicitku celaka! Keterlaluan kamu!"

Tanpa kusangka, Oma langsung berdiri dan memukuli Mas Rendi dengan tas yang dibawanya, layaknya seorang ibu yang sedang menghajar anaknya karena bandel.

"Ampun Oma, ampun!" Mas Rendi melindungi kepalanya dari serangan Oma yang bertubi-tubi. Sejenak aku bisa melupakan kesedihanku melihat ulah nenek dan cucunya itu, layaknya sedang menonton kartun Tom & Jerry.

Setelah tiga hari dirawat, kondisiku semakin membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang.

Hari-hari kulalui dengan penuh kesedihan dan air mata. Setiap kali mengingat peristiwa itu, hatiku hancur tak terkira.

Buah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 63

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 63Sepulang dari panti asuhan waktu itu, kini aku lebih semangat dalam menjalani hidup. Bukan karena bebanku berkurang, namun aku belajar selalu optimis dan mensyukuri nikmat yang Allah beri. Hari-hari berlalu seperti biasa, aku masih rutin mengantarkan Zahra ke sekolah. Kebanyakan siswa di sekolah itu ditunggui oleh orang tuanya, termasuk Zahra.Meski sudah terbiasa bertemu dengan para wali murid setiap harinya, namun masih ada saja yang menganggapku hanya pengasuhnya Zahra. Baru sebagian saja yang tahu kalau aku istrinya Mas Rendi. Mungkin mereka masih mengira kalau Merry belum bercerai dari Mas Rendi. Biarlah mereka mau menganggapku apa, yang penting mereka tidak menggangguku ataupun Zahra. Hingga suatu sore ketika kami sedang bermain bersama, Zahra menanyakan sesuatu di luar dugaan. "Bunda, ibu tiri itu apa sih?" Sejenak aku bingung hendak menjawab apa. Aku belum siap dengan pertanyaan yang Zahra berikan."Memangnya kenapa Sayang? Tumben Zahr

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 64

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 64Sesampainya di kamar, kulihat Zahra sedang asyik menggambar. Ketika kami mendekat, wajahnya seperti tak suka melihat kedatangan kami. "Sepertinya asyik sekali! Zahra sedang menggambar apa?" tanya Mas Rendi sembari duduk di sebelah Zahra. Zahra hanya diam, namun tangannya menunjukkan sebuah gambar yang membuat kami terkejut. Pada gambar itu, terlihat sepasang orang tua yang sedang menggandeng gadis kecil. Sementara di belakangnya, tampak gambar seorang wanita yang wajahnya terlihat lebih buruk dengan memegang tongkat ditangannya. "Ini gambar siapa Sayang?" tanyaku kemudian. "Ini gambar Ayah sama Bunda, dan yang di belakang itu gambar ibu tiri!" "DEG"Ada yang berdenyut nyeri ketika mendengar penuturan Zahra. Meski aku tahu Zahra tak berniat menyakitiku, namun ucapannya sukses membuat air mataku menetes, mengingatkanku dengan Bu Rosma, ibu tiriku. "Ayah, aku tak mau punya ibu tiri. Aku hanya ingin terus bersama Bunda!" rengek Zahra lirih. Se

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 65

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 65Setelah mendapat ijin dan menjelaskan duduk perkaranya, kami bersama pihak sekolah segera memeriksa rekaman CCTV kemarin siang. Awalnya semuanya berjalan normal, tak ada yang mencurigakan dari rekaman tersebut. Hingga saat jam istirahat tiba, tampak seorang gadis mendekati Zahra dan Jihan yang sedang asyik bermain di halaman. Aku terkejut, karena gadis itu sangat aku kenal. Rasanya tak percaya kalau dialah dalang di balik semua itu. "Jessika?"Aku dan Mas Rendi hanya melongo, rasanya tak percaya kalau Jessika pelakunya. Ada tujuan apa lagi dia mengganggu hidup kami? Bukankah kemarin dia sudah berjanji untuk tidak merecoki rumah tangga kami lagi? Setelah selesai memeriksa CCTV, Mas Rendi mengajakku pergi ke rumah Tante Widya untuk menyelesaikan masalah ini. Sepanjang perjalanan kami hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Sepertinya Jessika memang harus diberi pelajaran. Sesampainya di rumah Tante Widya, kebetulan formasinya masih le

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 66

    66🌺 DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH 🌺Tante Widya terduduk lemas pada kursi di sebelahnya. Sepertinya wanita itu sangat shock mengetahui putri semata wayangnya hamil di luar nikah. Begitupun dengan aku, tak menyangka Jessika akan mengalami kejadian seperti ini. Pasti dia sangat tertekan dengan keadaan ini. Tunggu! Kalau Jessika memang habis melahirkan, lalu di mana anak yang dilahirkannya?' batinku dalam hati. Mungkinkah Jessika telah membuang darah dagingnya sendiri? Lalu kalau memang berita itu benar, bagaimana bisa Tante Widya sampai tidak tahu kalau putrinya sedang berbadan dua? Entahlah, aku sendiri pusing memikirkannya. Aku yang bertahun-tahun menikah, justru belum diberi keturunan. Sementara Jessika yang belum menikah, justru hamil dan melahirkan meski tanpa suami. Tuhan memang Maha Kuasa atas segalanya.Untuk sementara waktu, kami terpaksa menunda menginterogasi Jessika mengenai kejadian di sekolah. Sepertinya Jessika masih sangat tertekan, sehingga belum memungkinkan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 67

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 67Setelah berbasa-basi sebentar, kami berpamitan kepada gurunya Zahra. Mas Rendi terlihat sangat marah mengetahui kalau Merry kembali membuat ulah. Rupanya jeruji besi waktu itu, tak cukup membuatnya jera untuk terus merecoki rumah tangga kami. Merry, tunggulah apa yang akan kami lakukan. Tak kan kubiarkan seorangpun merusak kebahagiaan kami. Sesampainya di rumah, Mas Rendi langsung mengutarakan kepada Oma tentang niatnya untuk mengunjungi panti asuhan waktu itu. Tak lupa, Mas Rendi juga menceritakan tentang Jessika yang sudah melahirkan tanpa sepengetahuan keluarganya. Oma tentu saja shock mengetahui kabar tersebut. Meski bukan cucu kandung, namun Oma juga menyayangi Jessika layaknya cucu sendiri. Oleh karena itu, beliau menyetujui usulan kami untuk mengunjungi panti asuhan tersebut. Setelah beristirahat sebentar dan mempersiapkan bekal yang akan dibawa, kami berempat berangkat menuju panti asuhan. Seperti biasa, kami membawa banyak oleh-oleh un

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 68

    Part 68"Memangnya apa tujuannya Oma?" tanyaku kemudian. Aku merasa penasaran, apa lagi yang akan diperbuat oleh perempuan itu.Dia ingin mengadopsi bayi mungil itu! Untungnya pemilik panti tak mengijinkan, karena ibu dari bayi itu berjanji akan mengambilnya lagi suatu saat nanti,dan kuharap itu adalah Jessika." terang Oma panjang lebar. "Oh, syukurlah. Jadi aku masih bisa melihat bayi itu kapanpun." sahutku kemudian. Entah kenapa aku merasa tak rela bila bayi itu diasuh oleh Merry. Bukan tanpa alasan aku tak menyukainya, karena dia sendiri rela meninggalkan anak kandungnya sendiri. Namun kini, dia justru berniat mengadopsi bayi orang lain. Bisakah dia menyayangi anak angkatnya nanti? Tak terasa, mobil yang kami tumpangi telah sampai dihalaman rumah. Kepulangan kami disambut guyuran hujan yang sangat deras. Untunglah kami sudah sampai di rumah, jadi tak perlu berjuang menerjang banjir di jalanan. "Ada apa Mas? Sepertinya gelisah sekali?" tanyaku setelah kami selesai membersihkan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 69

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 69"Nduk, tolong kemari sebentar! Oma mau bicara!" kata Oma yang tiba-tiba sudah berada di depan pintu. "Iya Oma!" jawabku kemudian. "Bentar ya Sayang, Bunda mau bicara dulu sama Oma!" ujarku pada Zahra yang sedang asyik dengan bonekanya. Aku merasa penasaran, untuk apa Oma memanggilku? Sepertinya penting sekali. Apakah ini ada kaitannya dengan Merry lagi?Akupun keluar dari kamar Zahra, kemudian berjalan mengekori Oma, masuk ke dalam kamarnya. "Duduk di sini Nduk!" kata Oma sembari menepuk kasur di sebelahnya. Akupun mengangguk patuh, menuruti permintaan Oma untuk duduk di sebelahnya."Nduk, tolong dengarkan Oma baik-baik!" Oma menjeda kalimatnya, menghela napas sejenak, kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Iya Oma!" jawabku khusyuk."Apapun yang terjadi dalam rumah tanggamu nanti, tolong tetaplah bersama Rendi. Semenjak kepergian Merry waktu itu, kondisi psikis Rendi belum begitu stabil. Traumanya terhadap lawan jenis kadang masih suka k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 70

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 70Malam itu, aku bermimpi sangat aneh. Oma tampak mengenakan baju serba putih, berjalan bersama sepasang suami istri di sampingnya. Awalnya Oma memintaku untuk mengantarnya ke suatu tempat. Namun, sesampainya di tengah jalan, Oma diajak pergi oleh sepasang suami istri tadi, meninggalkanku seorang diri. Melihat Oma pergi, aku berteriak sekuat tenaga untuk memanggilnya. Sayangnya, Oma seperti tak mendengar panggilanku, dan justru berjalan semakin jauh meninggalkaku. Aku berusaha mengejarnya, namun nahas. Kakiku tersandung sebuah batu, membuat tubuhku hilang keseimbangan dan terjatuh."Aduh!" Kepalaku terasa sakit, rupanya aku terjatuh dari tempat tidur. Barulah aku menyadari kalau semua hanya mimpi. Syukurlah, semoga mimpiku hanya bunga tidur saja. Namun, mimpi itu masih terus terbayang-bayang di benakku, seakan tampak sangat nyata terjadi.Rupanya aku kesiangan, karena jam dinding sudah menunjuk angka lima pagi. Kalau saja tadi tidak terjatuh, mun

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08

Bab terbaru

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 89

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHTujuh belas tahun kemudian"Selamat Sayang, sebentar lagi kamu akan resmi menjadi seorang istri. Jadilah istri yang baik, baktikan seluruh hidupmu untuk suami dan anak-anakmu nanti." Kukecup pipi Zahra dengan lembut, kemudian memasangkan kalung warisan Merry di leher Zahra. Namun, calon pengantin itu justru menangis terisak-isak.Seminggu yang lalu, kami telah sepakat memberitahukan tentang Merry, ibu kandungnya yang telah tiada. Gadis itu sangat syok mengetahui bahwa aku bukanlah ibu kandungnya. Awalnya memang dia tak terima, ada ibu selain aku. Namun berkat pengertian yang kami berikan, akhirnya dia bisa menerimanya. Apalagi umurnya juga sudah dewasa, jadi lebih mudah untuk menerima nasihat yang kami berikan. Tak lupa, kami juga mengajaknya berdoa dan berziarah ke makam ibunya.Mas Rendi memang memutuskan untuk memberitahukan tentang Merry setelah dia dewasa."Terimakasih Bunda, telah sabar merawat dan mendidikku selama ini. Bagiku, Bunda yang terbaik

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 88

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 88"Mas, ini ada titipan untukmu!" ujarku pada Mas Rendi malam itu, setelah kami selesai menidurkan Zahra dan Dio."Apa itu, dari siapa?" Mas Rendi mengernyitkan keningnya, sambil memandangi amplop tersebut."Terimalah, ini titipan dari Merry. Tadi ibunya datang kemari, dan memberikan ini untukmu.""Untuk apa lagi dia mengirim amplop ini? Apa belum cukup dia membuat kekacauan di keluarga kita?""Jangan begitu Mas, bagaimanapun juga, dia ibunya Zahra. Apalagi dia sudah meninggal, jadi sebaiknya kita bisa memaafkannya." Mendengar jawabanku, seketika Mas Rendi membenahi tempat duduknya dan menoleh ke arahku."Apa? Meninggal?" tanya Mas Rendi seolah tak percaya atas apa yang baru saja di dengarnya."Iya Mas, ibunya sendiri yang mengatakan itu padaku. Daripada penasaran, lebih baik Mas buka saja isinya. Aku permisi dulu, mau melihat anak-anak sebentar." Aku baru saja ingin beranjak dari tempat duduk, ketika Mas Rendi menarik tanganku."Tetaplah di sini be

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 87

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 87Tiga Tahun Kemudian"Bunda, ada tamu di depan! Katanya pengen ketemu sama Bunda." kata Zahra, siang itu. "Siapa tamunya?" tanyaku penasaran. "Zahra nggak tahu Bund, tapi sepertinya orang asing." jawab Zahra lagi. "Baiklah, Bunda temuin tamunya dulu ya. Tolong ajak dedek Dio main dulu ya!" kataku sembari berlalu meninggalkan kedua anakku di dalam kamar. "Siap Bunda," sahut Zahra semangat, kemudian mengacungkan kedua jempolnya ke arahku.Zahra kini sudah berumur delapan tahun, sehingga sudah bisa menemani adiknya bermain.Aku berjalan perlahan menuju ruang tamu, merasa penasaran, siapa tamu yang dimaksud oleh Zahra. Sesampainya di ruang tamu, aku melihat seorang nenek, sedang duduk dengan wajah menunduk. Siapa dia, sepertinya aku belum pernah melihat wanita itu sebelumnya?"Assalamu'alaikum?" sapaku kepada nenek itu, yang langsung berusaha bangkit ketika melihat kedatanganku. "Wa'alaikumussalam, dengan Nak Alisha?" tanya nenek itu yang membuatk

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 86

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 86Pagi menjelang, mentari mulai keluar dari peraduannya. Harum semerbak bunga mawar dari samping kamar, menebarkan semangat tersendiri bagiku. Cicit burung-burung kecil, menambah semarak pagi itu. "Mas, kita berangkat sekarang saja ya!" kataku pada Mas Rendi, yang sudah selesai memasukkan barang-barang bawaan kami ke dalam mobil. Ya, pagi ini kami akan berangkat ke rumah sakit. Aku sudah siap dengan segala resikonya, yang penting anakku bisa lahir dengan sehat dan selamat. Setelah berpamitan kepada Bi Imah dan Zahra, kamipun berangkat ke rumah sakit. Hatiku tak tenang, harap-harap cemas memikirkan persalinanku nanti.Tak perpikirkan olehku, akan melahirkan secara caesar. Sanggupkah aku menjalaninya?Tak ingin terus dilanda kecemasan, aku memilih berzikir dan berdoa selama dalam perjalanan. Entah apa yang ada di pikiranku, namun bagiku meja operasi itu menakutkan. Namun demi lahirnya sang buah hati, aku akan berusaha kuat untuk melawan ketakutanku

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 85

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 85Lamunanku terhenti ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar."Masuk!" Jawabku kemudian. Ketika pintu terbuka, aku terkejut melihat siapa yang datang. Tampak Zahra sudah berdiri dengan senyum manisnya. Gadis kecil itu terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Sementara Mas Rendi, berdiri di belakang Zahra dengan membawa buqet bunga mawar kesukaanku. "Selamat ulang tahun Bunda! Ini kado dari Zahra! " seru Zahra seraya berlari memelukku, kemudian menyerahkan sebungkus coklat yang dia bawa. "Selamat ulang tahun Sayang!" seru Mas Rendi seraya menyusul Zahra, yang sudah lebih dulu memelukku. Kami saling berpelukan, mencurahkan kasih sayang satu sama lain. Mungkin karena akhir-akhir ini terlalu sibuk mengurus segala sesuatu, sampai aku lupa akan hari ulang tahunku sendiri. "Terimakasih banyak kesayangan-kesayanganku, kalian semua luar biasa!" kataku seraya mencium pipi Zahra dan Mas Rendi bergantian. Aku tak menyangka mereka akan m

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 84

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 84Tak ingin terus menduga-duga, aku segera mencari nomor Ulfa, sahabatku yang juga tetanggaku di sana. Tak perlu waktu lama, panggilanku terhubung, memperdengarkan suara indah sahabatku yang sudah lama tak bertemu. Saat ini Ulfa sudah menikah, bahkan sudah dikaruniai seorang gadis cantik. Aku sangat senang mendengar kabar tersebut, karena dulu kami sama-sama ditinggal pergi oleh calon suami. Aku sangat tahu apa yang dia rasakan waktu itu, karena akupun mengalaminya. Untuk sesaat, aku lupa dengan tujuanku meneleponnya, malah justru asyik saling bertukar kabar. Hingga Ulfa menanyakan tujuanku meneleponnya. ["Oh ya Sha, tumben kamu nelpon siang-siang gini. Ada apa?"] Tanya Ulfa, dari seberang sana. Sha, adalah nama panggilan untukku ketika sedang bersamanya. Katanya dia malas menyebut nama Alisha, kepanjangan. ["Iya nih. Barusan aku lihat berita kalau rumahku yang di sana kebakaran. Apakah itu benar?"] Tanyaku penasaran. Ulfa terdengar menghela n

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 83

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 83Tepat pukul lima sore, rombongan mobil yang menjemput Bi Imah telah sampai di halaman. Keharuan dan kesedihan, seketika begitu terasa saat Bi Imah turun dari mobil itu. Aku berharap bahwa kabar tentang kematian Oma hanyalah mimpi belaka, namun semua itu kian terasa nyata saat Bi Imah turun dari mobil itu seorang diri, tanpa Oma di sisinya. Aku tak kuasa membendung air mata, ketika Bi Imah menyerahkan oleh-oleh yang sengaja dibelikan Oma untuk kami. Zahra yang belum mengerti apa-apa, langsung menanyakan tentang Oma kepada Bi Imah. "Oma uyut di mana Nek, kenapa tak pulang bareng Nenek? tanya Zahra kepada Bi Imah. Sesaat kami terdiam, bingung harus memberikan jawaban seperti apa kepada Zahra. Dia masih terlalu kecil untuk memahami apa itu arti kematian. "Oma sudah pergi ke Surga, Sayang. Oleh karena itu, Nenek pulang sendiri." jawabku kemudian, berusaha menenangkannya. "Surga itu apa Bunda?" tanya Zahra lagi. "Surga, adalah rumah bagi orang-

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 82

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 82Bukannya menjawab, Mas Rendi justru memelukku dengan erat. Dapat kurasakan tubuhnya mulai berguncang. Dia menangis lagi, ada apa ini?"Mas, menangislah kalau memang itu bisa mengurangi bebanmu. Setelah itu, berbagilah denganku agar aku tahu yang sedang Mas pikirkan!" bujukku sembari mengusap punggungnya lembut. "Maafkan aku, kalau terlihat lemah di matamu." Jawab Mas Rendi kemudian. "Tidak Mas. Justru tangisanmu itu menunjunjukkan bahwa Mas memiliki jiwa yang lembut dan penyayang. Tak ada larangan seorang pria untuk menangis. Namun, yang terpenting dari itu semua, setelah tangisanmu reda, bangkitlah. Jangan terus terpuruk dengan masalahmu, karena jalan kita masih panjang. Masih ada aku, dan Zahra yang butuh perhatian darimu. Juga, calon buah hati kita yang masih dalam kandunganku." Aku terus berusaha memberi semangat untuk suamiku, padahal aku sendiri belum tahu masalah apa yang sedang menimpanya. "Katakan Mas, aku siap mendengarkannya!" ujar

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 81

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 81Setelah bercengkerama sebentar, malam itu kami terbuai ke dalam mimpi masing-masing. "Oma pergi ya Sayang, jaga diri kalian baik-baik!" seru Oma, seraya melambaikan tangan meninggalkanku. "Oma mau kemana?" teriakku berusaha menghentikan langkah Oma. Namun sayang, Oma terus berjalan menjauh, semakin lama semakin menghilang dari pandangan. "Oma!" Seketika aku terbangun, keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Saat ini aku benar-benar merasa takut. Entah mengapa, mimpi itu terasa sangat nyata bagiku. Mimpi itu datang lagi, setelah sebelumnya juga pernah memimpikan hal yang sama. Kuambil air putih di atas nakas, kemudian meneguknya hingga tandas. Ketika menoleh ke sebelah, aku baru sadar kalau Mas Rendi tak ada di sebelahku. Kemana perginya? Aku turun dari tempat tidur, untuk mencari keberadaan suamiku. Dari kamar mandi hingga kamar Zahra, tak kutemukan Mas Rendi di sana. Lalu kemana dia malam-malam begini? Aku terus berjalan meny

DMCA.com Protection Status