Share

Part 41

Author: D'naya
last update Last Updated: 2023-01-10 18:34:06

Part 41. Pov Alisha

Setelah dua hari di rawat, akhirnya pihak rumah sakit mengijinkanku untuk pulang. Siang itu seperti biasa kami dijemput oleh Doni yang setia.

Ketika baru separuh perjalanan, tiba-tiba Doni mengarahkan mobilnya keluar dari jalur biasanya.

"Eh, kita mau kemana ini? Bukankah seharusnya kita melewati jalan itu?" tanyaku penasaran sembari menunjuk ke arah jalan yang seharusnya kami lewati.

"Tenang saja Tuan Putri, nanti juga akan tahu sendiri!" kelakar Doni yang membuatku merasa geli.

Sementara Mas Rendi yang duduk di sebelahku, hanya diam sembari mengulum senyum. Pasti mereka mau mengerjaiku lagi, batinku.

Tak lama kemudian, mobil yang kami tumpangi tiba di sebuah salon kecantikan ternama di kota ini.

"Untuk apa kita ke sini Mas? Bukankah seharusnya kita pulang ke rumah?" tanyaku masih belum mengerti.

"Ikuti saja, nanti kamu akan tahu sendiri!" ujar Mas Rendi, sembari menarik lenganku untuk keluar dari mobil.

Namun aku enggan beranjak, karena masih penasaran unt
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 42

    Setelah itu, tak ada pembicaraan diantara kami. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya Mas Rendi melirik ke arahku. Perlahan tangannya menggenggam tanganku dengan lembut, sambil sesekali mengecup jemariku. Sementara Doni terlihat beberapa kali memandang ke arahku melalui kaca spion di depannya. "Dih, yang lagi bucin! Bener kan aku jadi obat nyamuk? Sabar dikit napa mesra-mesraannya. Apa kalian tak kasian melihat aku yang jomblo ini, hiks ... hiks!" ujar Doni pura-pura menangis, sembari memeluk kursi di sebelahnya, karena kebetulan sedang berhenti di lampu merah. Mobil terasa berjalan sangat lambat, seakan tak berpindah dari tempat. Mungkin juga akibat pengaruh rasa grogi akibat ulah dua sekawan itu. Jujur, baru kali ini aku naik mobil bersama Mas Rendi dengan suasana yang berbeda. Dia yang biasanya terkesan dingin dan jutek, kini berubah hangat dan manis, membuatku sedikit gugup dengan perubahannya.Mungkin kalau dilihat dari kaca, w

    Last Updated : 2023-01-11
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 43

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 43Adzan subuh berkumandang dengan merdu, memanggil hamba Allah untuk segera menunaikan kewajibannya. Aku menggeliat malas, apalagi cuaca pagi ini lumayan dingin. Rasanya sangat nyaman sekali untuk tetap bergelung di bawah selimut.Untunglah tamu bulanan sedang datang berkunjung, sehingga aku tak perlu buru-buru beranjak dari tempat tidur. Terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi, pastilah Mas Rendi yang ada di dalam sana. "Halo Sayang, sudah bangun rupanya! Aku ke Masjid dulu ya! Assalamu'alaikum," ujar Mas Rendi setelah berganti baju dan mengambil peci. "Iya, hati-hati Mas! Wa'alaikumussalam," jawabku kemudian. Aku sangat bersyukur, karena setelah kaki Mas Rendi pulih, kini dia sangat rajin shalat berjamaah di Masjid. Biasanya dia akan berjalan kaki bersama Mang Sukri, karena jarak dari rumah kami ke Masjid memang cukup dekat. Setelah Mas Rendi berangkat, awalnya aku berniat untuk kembali meneruskan tidur. Apalagi cuacanya memang sangat men

    Last Updated : 2023-01-12
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 44

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHSesaat suasana terasa hening dan canggung, barulah setelah itu Mas Rendi angkat bicara. "Dia Istriku Tante Widya!" Jawab Mas Rendi sembari menggandeng tanganku untuk berdiri di sebelahnya. "Kenalkan, ini Alisha, Istriku!" ujar Mas Rendi kepada pemilik rumah. "Oh," Hanya itu yang keluar dari mulut wanita itu, tanpa berniat menyambut uluran tanganku. Merasa tak mendapat sambutan, kembali kutarik uluran tanganku yang sudah menggantung di udara. Sementara suami wanita itu, terlihat kikuk melihat tingkah istrinya. "Maafkan kami ya, karena tak mengetahui kalau kamu sudah menikah lagi pasca kecelakaan itu." kata suami wanita itu kepada Mas Rendi. Menurut penuturan Mas Rendi, wanita itu masih ada hubungan keluarga dengan mendiang ayahnya Mas Rendi, Tante Widya namanya. Semenjak ayahnya Mas Rendi meninggal, mereka jarang bertemu karena baru beberapa hari yang lalu pulang ke kota ini, setelah sebelumnya menetap di Jakarta. Mereka sengaja mengundang keluarga

    Last Updated : 2023-01-13
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 45

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 45"Mas kerja dulu ya?" pamit Mas Rendi, pagi itu."Iya Mas, hati-hati di jalan!" Kulambaikan tangan ke arahnya sebelum mobil keluar dari halaman. Mas Rendi membalas lambaian tanganku sembari mengedipkan mata nakal, dan aku tahu apa arti kedipan matanya. Setelah Mas Rendi berangkat, aku dan Zahra kembali memasuki rumah. Sementara Oma, sejak tadi masih sibuk membaca koran di ruang tamu. Zahra kembali sibuk dengan mainannya, sementara aku memilih meneruskan menyusun baju yang sudah di setrika Bi Imah ke dalam lemari. Pekerjaan yang sempat tertunda, sejak semalam. Ya, semalam kami telah melakukan malam pertama setelah dua tahun pernikahan. Sangat menyedihkan bukan? Bagi pengantin lain, mungkin begitu ijab kabul akan langsung tancap gas melakukan ritual malam pertama. Berbeda denganku, bahkan untuk mendapatkan ketulusan hati suamiku saja, harus melalui perjuangan yang panjang, disertai banyak do'a, keringat dan air mata."Dek, udah dong nyusun bajun

    Last Updated : 2023-01-14
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 46

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH"Dek, laper lagi!" kata Mas Rendi kembali memelas.Aku dibuat mengerutkan kening demi mendengar permintaannya yang di luar kewajaran. Biasanya Mas Rendi akan sarapan ketika sudah mau berangkat kerja, tapi ini kan masih pagi. Apa dia tak salah bicara? Lah ini kan masih pagi, masa iya sudah lapar?" tanyaku spontan. "Bukan yang itu, tapi yang ini!" Jawab Mas Rendi sembari menunjuk ke arah tubuh bagian bawah. Tanpa sadar aku menepuk jidatku sendiri, merasa malu begitu tahu maksud dari ucapannya itu. Pagi itu, kami kembali mengulangi aktifitas semalam. Mendaki gunung dan mengarungi samudra, hingga mencapai indahnya surga dunia. Setelah itu, kami berebutan untuk masuk ke kamar mandi, karena hari sudah semakin siang. "Bunda ...." teriak Zahra dari luar kamar. "Iya Sayang, ada apa?" tanyaku ketika pintu sudah terbuka. "Zahra boleh masuk nggak?" Gadis kecil itu celingukan menatap ke semua penjuru kamar. Aku segera menoleh ke arah kamar mandi, kulihat Mas

    Last Updated : 2023-01-15
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 47

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHSiang berganti, malam pun berlalu. Tak terasa hampir tiga tahun sudah usia pernikahan kami. Suka duka telah kami lalui bersama. Namun, hal itu justru semakin mengeratkan hubungan kami, karena dengan begitu kami lebih bisa mendalami karakter masing-masing.Saat ini, aku merasa sangat beruntung karena berada di antara orang-orang yang mencintaiku. Terlebih karena kini, cinta Mas Rendi sudah bisa aku miliki.Benar yang Bi Imah katakan dulu, bahwa Mas Rendi adalah tipe suami yang setia dan romantis. Setiap pulang kerja, ada saja buah tangan yang dia bawa untuk kami yang menunggu di rumah. Sesekali dia juga membawakan sekuntum mawar putih untukku, dan sekotak coklat untuk Zahra. Kami menerimanya dengan hati berbunga-bunga. Perhatian-perhatian kecil seperti itulah, yang membuat hubungan kami semakin mesra. Meski jarang mendapatkan hadiah, namun Oma terlihat bahagia melihat kekompakan kami. Bukannya tak mau membelikan, namun Oma selalu menolak jika ditawari

    Last Updated : 2023-01-16
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 48

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH "Kami ijin masuk dulu ya?" Mas Rendi menarik tanganku memasuki kamar. Sepertinya Mas Rendi sengaja mengajakku pergi, agar tak semakin tertekan dengan ucapan tantenya."Maafin tanteku ya, orangnya memang begitu. Suka ceplas-ceplos kalau ngomong." Mas Rendi berusaha menenangkanku, setelah kami berada di dalam kamar. "Nggak papa Mas, semua yang dikatakan tante memang benar adanya. Buktinya hingga sekarang aku belum juga hamil." jawabku pasrah, berusaha menahan sesak yang menghimpit dada. Ya Allah, berilah kekuatan untuk menghadapi semua ini.Setelah kejadian itu, Tante Widya tak pernah lagi datang ke rumah ini. Mungkin marah atas kejadian waktu itu, atau memang sibuk dengan urusannya sendiri, entahlah. Hingga suatu hari, ketika aku sedang bermain dengan Zahra, datang seorang gadis berambut pirang ke rumah kami. Entah dari mana datangnya gadis itu, tiba-tiba saja sudah berada di halaman rumah. Kebetulan waktu itu Mas Rendi sedang bekerja, sedangkan Oma meng

    Last Updated : 2023-01-17
  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 49

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH"Selamat pagi Oma?" Sapa gadis itu ketika melihat Oma menuju ke meja makan. "Selamat pagi juga Sayang, gimana tidurmu semalam? Nyenyak?""Nyenyak sekali Oma. Lihatlah, tubuhku sudah kembali segar," jawab gadis itu, kemudian mengibas-ngibaskan rambutnya di depan Oma.Kami yang baru saja keluar dari kamar, hanya menyimak saja obrolan mereka. Ketika jarak kami sudah semakin dekat, kutarik kursi yang biasa ditempati Mas Rendi. Melihat suamiku sudah duduk, Jessika segera menggeser posisi duduknya untuk berada di sebelah Mas Rendi. Namun rupanya hal itu tak luput dari perhatian Oma."Jessika, tolong kamu pindah ke sebelah Oma saja ya, kursi itu khusus untuk Alisha!" tegur Oma, ketika melihat gadis itu menempati kursiku. "Ish, Oma nih. Cuma duduk aja pake dipermasalahkan sih! Bukannya di situ juga masih ada kursi yang kosong! Kenapa aku harus pindah?" Gadis itu masih menggerutu, tak terima dengan teguran Oma. "Jessika, tolong!" Kali ini Mas Rendi yang berbicar

    Last Updated : 2023-01-18

Latest chapter

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 89

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHTujuh belas tahun kemudian"Selamat Sayang, sebentar lagi kamu akan resmi menjadi seorang istri. Jadilah istri yang baik, baktikan seluruh hidupmu untuk suami dan anak-anakmu nanti." Kukecup pipi Zahra dengan lembut, kemudian memasangkan kalung warisan Merry di leher Zahra. Namun, calon pengantin itu justru menangis terisak-isak.Seminggu yang lalu, kami telah sepakat memberitahukan tentang Merry, ibu kandungnya yang telah tiada. Gadis itu sangat syok mengetahui bahwa aku bukanlah ibu kandungnya. Awalnya memang dia tak terima, ada ibu selain aku. Namun berkat pengertian yang kami berikan, akhirnya dia bisa menerimanya. Apalagi umurnya juga sudah dewasa, jadi lebih mudah untuk menerima nasihat yang kami berikan. Tak lupa, kami juga mengajaknya berdoa dan berziarah ke makam ibunya.Mas Rendi memang memutuskan untuk memberitahukan tentang Merry setelah dia dewasa."Terimakasih Bunda, telah sabar merawat dan mendidikku selama ini. Bagiku, Bunda yang terbaik

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 88

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 88"Mas, ini ada titipan untukmu!" ujarku pada Mas Rendi malam itu, setelah kami selesai menidurkan Zahra dan Dio."Apa itu, dari siapa?" Mas Rendi mengernyitkan keningnya, sambil memandangi amplop tersebut."Terimalah, ini titipan dari Merry. Tadi ibunya datang kemari, dan memberikan ini untukmu.""Untuk apa lagi dia mengirim amplop ini? Apa belum cukup dia membuat kekacauan di keluarga kita?""Jangan begitu Mas, bagaimanapun juga, dia ibunya Zahra. Apalagi dia sudah meninggal, jadi sebaiknya kita bisa memaafkannya." Mendengar jawabanku, seketika Mas Rendi membenahi tempat duduknya dan menoleh ke arahku."Apa? Meninggal?" tanya Mas Rendi seolah tak percaya atas apa yang baru saja di dengarnya."Iya Mas, ibunya sendiri yang mengatakan itu padaku. Daripada penasaran, lebih baik Mas buka saja isinya. Aku permisi dulu, mau melihat anak-anak sebentar." Aku baru saja ingin beranjak dari tempat duduk, ketika Mas Rendi menarik tanganku."Tetaplah di sini be

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 87

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 87Tiga Tahun Kemudian"Bunda, ada tamu di depan! Katanya pengen ketemu sama Bunda." kata Zahra, siang itu. "Siapa tamunya?" tanyaku penasaran. "Zahra nggak tahu Bund, tapi sepertinya orang asing." jawab Zahra lagi. "Baiklah, Bunda temuin tamunya dulu ya. Tolong ajak dedek Dio main dulu ya!" kataku sembari berlalu meninggalkan kedua anakku di dalam kamar. "Siap Bunda," sahut Zahra semangat, kemudian mengacungkan kedua jempolnya ke arahku.Zahra kini sudah berumur delapan tahun, sehingga sudah bisa menemani adiknya bermain.Aku berjalan perlahan menuju ruang tamu, merasa penasaran, siapa tamu yang dimaksud oleh Zahra. Sesampainya di ruang tamu, aku melihat seorang nenek, sedang duduk dengan wajah menunduk. Siapa dia, sepertinya aku belum pernah melihat wanita itu sebelumnya?"Assalamu'alaikum?" sapaku kepada nenek itu, yang langsung berusaha bangkit ketika melihat kedatanganku. "Wa'alaikumussalam, dengan Nak Alisha?" tanya nenek itu yang membuatk

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 86

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 86Pagi menjelang, mentari mulai keluar dari peraduannya. Harum semerbak bunga mawar dari samping kamar, menebarkan semangat tersendiri bagiku. Cicit burung-burung kecil, menambah semarak pagi itu. "Mas, kita berangkat sekarang saja ya!" kataku pada Mas Rendi, yang sudah selesai memasukkan barang-barang bawaan kami ke dalam mobil. Ya, pagi ini kami akan berangkat ke rumah sakit. Aku sudah siap dengan segala resikonya, yang penting anakku bisa lahir dengan sehat dan selamat. Setelah berpamitan kepada Bi Imah dan Zahra, kamipun berangkat ke rumah sakit. Hatiku tak tenang, harap-harap cemas memikirkan persalinanku nanti.Tak perpikirkan olehku, akan melahirkan secara caesar. Sanggupkah aku menjalaninya?Tak ingin terus dilanda kecemasan, aku memilih berzikir dan berdoa selama dalam perjalanan. Entah apa yang ada di pikiranku, namun bagiku meja operasi itu menakutkan. Namun demi lahirnya sang buah hati, aku akan berusaha kuat untuk melawan ketakutanku

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 85

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 85Lamunanku terhenti ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar."Masuk!" Jawabku kemudian. Ketika pintu terbuka, aku terkejut melihat siapa yang datang. Tampak Zahra sudah berdiri dengan senyum manisnya. Gadis kecil itu terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Sementara Mas Rendi, berdiri di belakang Zahra dengan membawa buqet bunga mawar kesukaanku. "Selamat ulang tahun Bunda! Ini kado dari Zahra! " seru Zahra seraya berlari memelukku, kemudian menyerahkan sebungkus coklat yang dia bawa. "Selamat ulang tahun Sayang!" seru Mas Rendi seraya menyusul Zahra, yang sudah lebih dulu memelukku. Kami saling berpelukan, mencurahkan kasih sayang satu sama lain. Mungkin karena akhir-akhir ini terlalu sibuk mengurus segala sesuatu, sampai aku lupa akan hari ulang tahunku sendiri. "Terimakasih banyak kesayangan-kesayanganku, kalian semua luar biasa!" kataku seraya mencium pipi Zahra dan Mas Rendi bergantian. Aku tak menyangka mereka akan m

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 84

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 84Tak ingin terus menduga-duga, aku segera mencari nomor Ulfa, sahabatku yang juga tetanggaku di sana. Tak perlu waktu lama, panggilanku terhubung, memperdengarkan suara indah sahabatku yang sudah lama tak bertemu. Saat ini Ulfa sudah menikah, bahkan sudah dikaruniai seorang gadis cantik. Aku sangat senang mendengar kabar tersebut, karena dulu kami sama-sama ditinggal pergi oleh calon suami. Aku sangat tahu apa yang dia rasakan waktu itu, karena akupun mengalaminya. Untuk sesaat, aku lupa dengan tujuanku meneleponnya, malah justru asyik saling bertukar kabar. Hingga Ulfa menanyakan tujuanku meneleponnya. ["Oh ya Sha, tumben kamu nelpon siang-siang gini. Ada apa?"] Tanya Ulfa, dari seberang sana. Sha, adalah nama panggilan untukku ketika sedang bersamanya. Katanya dia malas menyebut nama Alisha, kepanjangan. ["Iya nih. Barusan aku lihat berita kalau rumahku yang di sana kebakaran. Apakah itu benar?"] Tanyaku penasaran. Ulfa terdengar menghela n

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 83

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH Part 83Tepat pukul lima sore, rombongan mobil yang menjemput Bi Imah telah sampai di halaman. Keharuan dan kesedihan, seketika begitu terasa saat Bi Imah turun dari mobil itu. Aku berharap bahwa kabar tentang kematian Oma hanyalah mimpi belaka, namun semua itu kian terasa nyata saat Bi Imah turun dari mobil itu seorang diri, tanpa Oma di sisinya. Aku tak kuasa membendung air mata, ketika Bi Imah menyerahkan oleh-oleh yang sengaja dibelikan Oma untuk kami. Zahra yang belum mengerti apa-apa, langsung menanyakan tentang Oma kepada Bi Imah. "Oma uyut di mana Nek, kenapa tak pulang bareng Nenek? tanya Zahra kepada Bi Imah. Sesaat kami terdiam, bingung harus memberikan jawaban seperti apa kepada Zahra. Dia masih terlalu kecil untuk memahami apa itu arti kematian. "Oma sudah pergi ke Surga, Sayang. Oleh karena itu, Nenek pulang sendiri." jawabku kemudian, berusaha menenangkannya. "Surga itu apa Bunda?" tanya Zahra lagi. "Surga, adalah rumah bagi orang-

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 82

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 82Bukannya menjawab, Mas Rendi justru memelukku dengan erat. Dapat kurasakan tubuhnya mulai berguncang. Dia menangis lagi, ada apa ini?"Mas, menangislah kalau memang itu bisa mengurangi bebanmu. Setelah itu, berbagilah denganku agar aku tahu yang sedang Mas pikirkan!" bujukku sembari mengusap punggungnya lembut. "Maafkan aku, kalau terlihat lemah di matamu." Jawab Mas Rendi kemudian. "Tidak Mas. Justru tangisanmu itu menunjunjukkan bahwa Mas memiliki jiwa yang lembut dan penyayang. Tak ada larangan seorang pria untuk menangis. Namun, yang terpenting dari itu semua, setelah tangisanmu reda, bangkitlah. Jangan terus terpuruk dengan masalahmu, karena jalan kita masih panjang. Masih ada aku, dan Zahra yang butuh perhatian darimu. Juga, calon buah hati kita yang masih dalam kandunganku." Aku terus berusaha memberi semangat untuk suamiku, padahal aku sendiri belum tahu masalah apa yang sedang menimpanya. "Katakan Mas, aku siap mendengarkannya!" ujar

  • DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUH   Part 81

    DIPAKSA MENIKAHI PRIA LUMPUHPart 81Setelah bercengkerama sebentar, malam itu kami terbuai ke dalam mimpi masing-masing. "Oma pergi ya Sayang, jaga diri kalian baik-baik!" seru Oma, seraya melambaikan tangan meninggalkanku. "Oma mau kemana?" teriakku berusaha menghentikan langkah Oma. Namun sayang, Oma terus berjalan menjauh, semakin lama semakin menghilang dari pandangan. "Oma!" Seketika aku terbangun, keringat dingin bercucuran membasahi seluruh tubuhku. Saat ini aku benar-benar merasa takut. Entah mengapa, mimpi itu terasa sangat nyata bagiku. Mimpi itu datang lagi, setelah sebelumnya juga pernah memimpikan hal yang sama. Kuambil air putih di atas nakas, kemudian meneguknya hingga tandas. Ketika menoleh ke sebelah, aku baru sadar kalau Mas Rendi tak ada di sebelahku. Kemana perginya? Aku turun dari tempat tidur, untuk mencari keberadaan suamiku. Dari kamar mandi hingga kamar Zahra, tak kutemukan Mas Rendi di sana. Lalu kemana dia malam-malam begini? Aku terus berjalan meny

DMCA.com Protection Status