Share

BAB 43

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 12:44:50

BAB 43 - POV  Sinta

Pak Hasan berjalan mendahuluiku dan Ami. Kalau kuperhatikan sepertinya usianya seumuran Bapak. Dia tiba di sebuah kontrakan yang membelakangi arah jalan. Di depannya terdapat tanah kosong berukuran kurang lebih dua ratus meteran lagi. Ada tiang tinggi dengan tali untuk menjemur pakaian di sana.

“Bu … lihat siapa yang datang!” teriaknya. Muncul dari dalam kontrakan itu seorang wanita yang usianya sepertinya terpaut tidak jauh darinya.

“Ami!” pekiknya sambil berhambur memeluk Ami.

“Bibi!” Ami memeluk balik perempuan itu.

“Ya Allah … Mi … Bibi kangen banget, udah lama kamu gak ke sini!” ucapnya setelah melepas pelukan pada Ami. Aku masih berdiri di belakangnya.

“Bibi … ini Non Sinta---istrinya Tuan Ashraf---majikan Ami! Non … ini Bibi Sanah---istrinya Paman Hasan,” ucapnya sambil menoleh padaku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Virafdylan S Saban
g seru sama skli,masa d sruh sembnyi smntra kok ikut ke pasar,gmm,klo gtu mending g usah keluar dri rumah suami sj,goblok,tolol gbth,bikin cerita kok kayak orng otak g waras sj
goodnovel comment avatar
Liez Pawarti
Sinta kok bego banget ya, disuruh bersembunyi malah keluyuran
goodnovel comment avatar
Abdul Aziz Al Anshor
kurang seru boss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 44

    BAB 44 - POV Amanda [Non, kami menemukan target! Apakah benar itu orangnya?] Sebuah pesan masuk kuterima bersamaan dengan photo tiga orang wanita yang sedang berdiri hendak menyebrang. Bibirku melengkung sempurna.[Benar, segera lenyapkan dia … wanita yang berkerudung tapi bukan yang lebih tua! Yang agak muda … ingat waktumu cuma beberapa hari lagi sebelum Kakak sepupuku pulang!] tulisku.[Baik, Non!] [Setelah wanita itu selesai … lenyapkan juga kohar!] [Siap, Non!] Aku melipat tangan di dada sambil melempar gawai begitu saja ke atas tempat tidur. Sudah beberapa hari aku pulang ke rumah utama. Begitupun dengan Mama Maisa. Bahkan semenjak pulang dari rumah sakit, dia sangat baik padaku. Bahkan dia mengijinkanku sesekali untuk tidur di kamar calon suamiku.Namun keberadaan Kohar yang sudah mulai berbalik menggigit membuatku khawatir. Set

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 45

    BAB 45 - POV Mama Maisa Hari itu adalah hari yang paling bahagia ketika kumendengar Amanda akan kembali berada di Indonesia. Setelah kepergiannya ke Singapura bersama adikku dan ayah barunya, sama sekali kami tidak pernah bertemu bahkan karena kesibukannya Manda jarang sekali menghubungiku.Aku tak henti bersyukur, kini seolah memiliki dua anak perempuan. Pertama kali Amanda bertemu dengan menantuku tampak semua baik-baik saja. Bahkan mendengar sendiri dari Manda jika dia sangat menyukai istri dari kakak sepupunya.Rasa syukur ini bukan hanya karena itu, tapi karena aku mengetahui jika dulu Amanda yang sudah kuanggap putriku sendiri sangat menyukai Ashraf. Sedikit takut dia akan berseteru dengan Sinta, tapi ternyata tidak.Hingga satu pagi dia benar-benar terlihat kesal ketika Ashraf tidak mengajaknya ke Jepang. Untuk menghiburnya aku menemaninya jalan-jalan. Tampak senyumnya kembali mengembang, ini yang membuat hatik

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 46

    BAB 46 - POV Mama Maisa “Ikuti mobil yang dikendari Amanda, Pak! Awasi dari jauh, jangan sampai kehilangan jejak!” tukasku padanya.“Baik, Nyonya!” ucapnya sambil memutar kemudi dan perlahan meninggalkan pekarangan. Berjarak cukup jauh tapi bisa tetap melihat mobil yang dikendarainya.Sepanjang jalan aku berdoa semoga tidak melihat hal-hal yang akan membuatku menyaksikan semua kebohongannya. Namun intuisi ini mengajakku begitu saja untuk mengikutinya. Jangan sampai Ashraf tahu jika aku melakukan ini atau dia akan merasa tidak tenang.Setelah melewati jalanan yang padat merayap, kulihat mobilnya masuk ke sebuah hotel. Betul hotel Serena seperti yang dia bicarakan sewaktu izin tadi. Namun siapakah teman yang akan ditemuinya. Mobil yang kutumpangi masuk ke parkiran depan yang bisa melihat orang yang berlalu Lalang masuk dan keluar hotel.Kulihat putri kesayanganku duduk di lobi depan dan mengotak

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 47

    BAB 47Kepalaku masih berdenyut ketika membuka mata. Aku tengah terbaring di sebuah ruangan serba putih. Kucoba merangkai kejadian yang membuatku hingga berada di sini. Kilatan bayangan pagi tadi terulang dengan jelas, bagaimana kulihat Bibi Sanah terpental dan aku tersungkur akibat dorongannya. Ya, Bibi Sanah lah yang sudah menyelamatkanku.Kuelus perutku yang terasa ada getaran kecil pertanda bayi dalam rahimku baik-baik saja. Berdzikir dan mengucap syukur berulang-ulang. Kusingkapkan selimut yang menutupi kakiku dan beringsut turun dari ranjang ini. Tidak ada siapa-siapa di sini.Aku berjalan dan mendorong pintu ruangan perlahan. Kulihat sekitar ada beberapa orang yang tengah duduk mengantri. Ternyata ini sebuah klinik.“Non, sudah siuman?” Kudengar suara yang familiar menyapaku. Ternyata Ami yang baru saja berjalan dari arah toilet.“Alhamdulilah, Mi! Kamu di sini? Bibi Sanah di mana? Dia baik-ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 48

    BAB 48Matahari pagi ini menghangatkan tubuhku. Atas permintaanku, akhirnya Mas Ashraf mengabulkan untuk sarapan pagi bubur ayam di lapak pedagang yang di pinggir jalan. Ami duduk terpisah dengan Farrel. Sementara Pak Hasan hari ini libur berjualan karena akan menengok Bibi Sanah di rumah sakit.Gawai suamiku berdering. Mas Ashraf meliriknya sekilas. Dia menunda suapan bubur ayamnya yang baru habis separuh. Kemudian mengangkat panggilan dan menjauh dariku. Air mukanya terlihat berubah. Hanya beberapa menit dia sudah kembali menghampiriku.“Siapa, Mas?” tanyaku sambil mengaduk pinggiran mangkuk yang mana buburnya terasa sedikit asin.“Tante Maida,” jawabnya singkat sambil kembali melanjutkan makan.“Tante Maida siapa?” tanyaku penasaran.“Adik mama---ibu kandungnya Manda,” jawabnya tampak tidak bersemangat.“Bukannya mereka di Singapur?” tanyaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 49

    BAB 49Mobil yang kami tumpangi menepi. Pak Agus menyalakan sein dan berbelok kea rah parkiran rumah sakit tempat Amanda dirawat.Berulangkali aku menarik napas panjang. Hatiku saat ini benar-benar harus dikuatkan.“Bismillah Ya Allah,” batinku.Aku menggandeng tangan Mas Ashraf ketika memasuki loby rumah sakit. Mama sudah mengirimkan nomor kamar di mana Manda dirawat. Aku berjalan dengan hati berdzikir tanpa henti.Kami melewati beberapa lorong yang kemudian menghubungkan pada lift yang membawa kami ke lantai dua di mana Amanda dirawat.Jemari kami masih saling menggamit, menuju ruang vip tempat wanita itu berada. Aku menghela napas berkali-kali, terasa berat sekali detik-detik ini seolah hendak ujian kelulusan saat sekolah.Mas Ashraf mengeratkan genggamannya ketika mendorong pintu ruang rawat. Tampak wanita itu tengah duduk bersandar pada beberapa tumpukan bantal. Ada Ibu Mertuaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 50

    BAB 50“Satu hal lagi yang perlu Tante tahu, Manda sudah menyuruh orang bayaran untuk menabrak istri dan calon anakku, beruntung Tuhan masih melindungi mereka … dan setelah anak buahku melakukan pelacakan pada cctv di depan serena hotel … orang yang menabrak Manda adalah orang bayarannya sendiri!” ucap Mas Ashraf. Pelan namun penuh penekanan.“Astraghfirulloh … gak mungkin, Ash … gak mungkin Manda berbuat sekeji itu … Astaghfirulloh … Astaghfirulloh … gak mungkin, Ash … gak, mungkin ….” Wanita paruh baya itu tampak terkejut luar biasa. Dia menggeleng-geleng kepala sambil beristighfar berulang-ulang.“Kenytaannya itu yang terjadi, Tante … tadinya kami tidak ingin memberitahumu tentang hal ini … biarkan kami memendam sendiri semuanya … kami tidak ingin melukai hatimu … tapi Tante sendiri yang membuat keadaan sepert

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • DINIKAHI KONGLOMERAT   BAB 51

    BAB 51Mas Ashraf membantu Amanda untuk duduk pada kursi rodanya sementara aku menghadang Kang Hafiz yang hendak memburu Mas Ashraf kembali.“Saya tidak peduli kamu siapa! Kalau mau menyakiti Sinta, kamu berhadapan dengan saya!” pekiknyha berapi-api.Mas Ashraf berjalan menghampiriku. Dia menatap tajam kepada lelaki yang tengah berapi-api itu.“Kenapa kamu memukulku?” tanya Mas Ashraf sambil mengusap pelipis dan sudut bibirnya yang tampak bengkak.“Aku hanya meluapkan semua kebencianku … kau telah mengambil Sinta dariku tapi kini kau menyakitinya dengan hendak menikahi wanita itu!” Kang Hafiz memekik sambil menunjuk Amanda yang tengah duduk pada kursi rodanya. Tatapan wanita itu tampak kosong.“Ck … bukankah dalam islam boleh memiliki istri lebih dari satu?” Aku melongo mendengar ucapan Mas Ashraf yang seolah memprovokasi.“Dalam islam b

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02

Bab terbaru

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 127_SDK2_38

    Pov Author Selamat Membaca! Maafkan kalau kurang maksimal. Masih oleng Mak Othornya 😁 Rumah Madina dan Alka sudah ramai sejak pagi. Beberapa tetangga turut rewang karena untuk pertama kalinya Madina dan Alka akan menyelenggarakan acara empat bulanan kehamilan untuk cucu pertamanya. Awalnya Nyonya Sinta bersikeras agar semua perayaan dilaksanakan di rumahnya. Namun Madina menolak, karena ingin terlibat langsung dalam syukuran calon cucu pertamanya itu. Meskipun demikian, Tuan Ashraf tidak kalah antusias dalam menyambut kehadiran cucu-cucunya. Lelaki yang masih terlihat jelas garis ketampanannya itu tidak mau tinggal diam. Sejak pagi, semua orang dibuat berdecak kagum dengan kiriman beragam makanan dengan kualitas premium ke kediaman besannya. Beragam makanan itu untuk

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 126_SDK32_37

    Pov Author Selamat Membaca! Alma menelan saliva. Benar-benar gugup dan takut. Khawatir jika dirinya memang belum hamil. Tidak kuasa melihat wajah Arya kecewa nanti. “Bismillah, semoga Engkau memudahkan segalanya,” batinnya. Arya menuju ke bagian pendaftaran. Beberapa pasang mata tampak mencuri-curi pandang pada lelaki yang menggamit jemarinya itu. Tampak mereka mengusap perutnya, mungkin berharap memiliki anak rupawan seperti lelaki gagah yang membersamai Alma. Usai daftar. Mereka duduk berjejeran dengan beberapa wanita hamil. Namanya juga poli kandungan, isinya kebanyakan wanita-wanita hamil pastinya. Tampak mereka bersama masing-masing pasangan. Hanya ada satu orang yang tampak sendirian, hamilnya sudah kentara mungkin sudah tujuh bulanan. “Hamil

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 125_SDK2_36

    Pov Alma (bulan madu) Extra part Gaess! Selamat Membaca! Coba komen yang masih hadir di sini! 😁 Hari ini kami sudah berada di salah satu tempat yang jauh dari keramaian. Kata Bang Arya kami ini sedang bulan madu. Di sini hanya ada kami berdua. Entah seberapa kaya suamiku ini. Satu area pulau ini katanya hanya di sewa oleh kami selama seminggu. Selain para pekerja yang memang ada, tidak ada lagi pengunjung lainnya. Bang Arya melingkarkan lengan kekarnya pada pinggangku. Aku menyandarkan kepalaku yang tak terbalut kerudung ini pada dada bidangnya. Kami duduk bersisian tanpa cela. Sesiang ini masih betah menikmati suasana cottage terbuka yang kami tempati. Dari sini, kami bisa langsung menatap indahnya riak gelombang lautan. Hembusan angin sepoi yang mendamaikan.&n

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 124_SDK2_35

    Pov Author “Bang, ini aku Alma---istrimu. Sadarlah, Bang! Maafkan aku yang bodoh ini! Kalau kamu sadar, aku berjanji akan mengabulkan apapun keinginanmu, Bang! Sadarlah, Bang!” ucapnya sambil terisak. Alma duduk pada kursi di tepi ranjang tempatnya berbaring. Detak jam dinding terdengar. Entah sudah berapa lama dia berbicara sendiri hingga akhirnya terlelap. Tiba-tiba dia menatap sosok berpakaian putih itu datang mendekat. Dia mengusap pucuk kepalanya dan berbisik. “Terima kasih, Dek … terima kasih sudah menjagaku,” lirihnya lembut. Wajahnya tampak. Gerak jemari yang digenggamnya membuat Alma mengerjap. Rupanya dia kembali tertidur dan bermimpi bertemu dengan Arya. “Bang, kamu sudah sadar?” Alma menata

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 123_SDK2_34

    Pov Alma Selamat Membaca! “Alma! Maafkan aku. Rumah tangga ini tidak bisa kita lanjutkan! Terima kasih sudah memberiku kebebasan! Aku bisa leluasa memilih hidupku ke depannya! Aku pergi … jaga diri baik-baik!” “B—Bang, B—Bang Arya!” Satu sentuhan mengguncang bahuku. Aku mengerjap ditengah isak. Rupanya aku tertidur selepas shalat isya tadi di kamar belakang. “Ma, kamu kenapa? Mimpi?” Anggrainin tengah menatapku. “Astagfirulloh ....” Aku menyeka sudut mata yang hangat. Aku menangis. Isaknya terbawa ke alam nyata. Barusan aku bermimpi, Bang Arya benar-benar terasa nyata. Dia memakai pakaian

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 122_SDK2_33

    Pov Author Selamat Membaca! Pikiran Arya berkecamuk. Semua campur aduk menjadi satu. Kalimat demi kalimat yang Azka ucapkan membuat dirinya benar-benar tidak bisa berpikir dengan baik. Ya, memang foto itu benar, dirinya dan Naila pernah mengikat janji untuk menua bersama. Semua yang Azka ucapkan itu benar, dia menikahi Alma karena pernah berjanji jika dia akan membalas hutang nyawa pada Azka dengan cara apapun juga. Menikahi Alma tanpa cinta, itu juga benar. Awalnya dia memperlakukan dengan baik karena rasa tanggung jawab akan amanah dari sahabatnya itu. Harusnya Arya senang ketika lelaki itu tidak lagi menuntutnya untuknya terkungkung dalam hutang budi. Dia sudah bisa bebas kembali ke dalam kehidupannya tanpa terikat janji pada Azka untuk memperla

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 121_SDK2_32

    Pov Author Selamat membaca! Azka menatap punggung Alma yang sudah menghilang dibalik angkutan. Azka tahu, Alma akan baik-baik saja di sana. Azka juga tahu jika sudah ada pancaran rasa dari setiap tatapan adiknya pada Arya. Namun dia tidak berpikir jika di hati Arya---sahabatnya masih ada Naila. Azka memutar sepeda motornya. Dia menuju sebuah café. Alamat itu didapatkannya dari Riani yang mengirimkan foto pada Alma beberapa waktu tadi. Azka berjalan memasuki café tersebut dan mengedarkan pandangan matanya ke seluruh ruangan. Benar saja, sosok yang dicarinya ada di sana. Arya tampak tengah duduk berhadap-hadapan dengan Naila. Tidak ada kesan resmi terkait pekerjaan. Bahkan tidak ada berkas dan laptop juga di antara mereka.

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 120_SDK2_31

    Pov Alma “Bismillahirrohmanirrohim!” Aku memejamkan mata sambil membuka amplop tersebut. Jujur hatiku bercampur antara was-was dan penasaran atas isi dalam amplop milik suamiku ini. Perlahan lembaran yang ada didalam itu kutarik keluar. Netraku menyipit, mengintip apa sebetulnya yang ada di dalam amplop ini. Tiba-tiba ada yang bergemuruh dalam dada. Ada dua lembar foto di sana. Tampak dalam gambar itu, suamiku sedang menyematkan cincin pada jemari seorang perempuan yang tidak lain ialah Naila. Begitupun pada foto yang satunya. Tampak dengan wajah sumringah, Naila menyematkan cincin pada jemari Bang Arya. "Ya Tuhaaan? Sejauh apa sebetulnya hubungan mereka dulu? Apakah mereka sudah bertunangan?" Hatiku rasanya tercubit. Meski itu masa l

  • DINIKAHI KONGLOMERAT   Bab 119_SDK2_30

    Pov Author Selamat Membaca! Teriakan dari kamar Mina membuat semuanya terbangun. Mina berlari keluar setelah berhasil mendorong tubuh Mang Pian yang seperti kerasukan. Lelaki itu berusaha mengendalikan dirinya dan berlari ke kamar mandi. Mengguyur tubuhnya malam-malam. Nyonya Sinta, Arya dan Alma turun dari lantai atas. Karena Mina berteriak sekuatnya di luar kamar. Mereka melihat wajah Mina yang panik ketakutan. Entin yang tengah terlelap pun terbangun. Sambil menggisik-gisik mata dia keluar. “Ada apa sih, Min?” tanya Entin sambil sesekali menguap. Matanya mengerjap-ngerjap. Arya, Alma dan Nyonya Sinta menuruni tangga dan mendekat ke arah di mana Mina berada. “

DMCA.com Protection Status