Share

Bagai Tersambar Petir

Author: Sity Mariah
last update Last Updated: 2025-01-13 13:53:23

"Mama kenapa, Pa? Mama sakit apa?" Aku langsung memburu Papa begitu tiba di rumah sakit. Menyusul duduk di kursi tunggu sebrang ruangan ICU.

Papa tampak mengusap wajahnya frustasi. Kemudian menengadahkan kepala menempel pada dinding di belakangnya. "Mama sehat-sehat aja sebenarnya, Had. Tapi ...."

"Tapi apa? Pa, jangan buat aku makin khawatir," pintaku cemas.

Papa meraup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu menatapku dengan netra berembun. "Had ... apa kamu tahu Rakana di mana selama ini?"

Keningku sontak mengernyit karena selama tiga tahun lamanya, baru kali ini Papa menanyakan Rakana kembali. Aku pun menggeleng. "Aku gak tahu, Pa. Aku juga gak peduli lagi dia di mana. Mungkin, dia sudah menikah dan hidup bersama Chia setelah membohongiku tiga tahun yang lalu," jawabku kemudian.

Papa menoleh dan menatapku dengan tatapan tak biasa. "Bagaimana bisa kamu menduga kalau mereka menikah?"

Aku mengangkat bahu malas. "Mereka masih saling saling mencintai, Pa. Sangat mungkin kalau mereka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rasmila
sukurin,,puas kamu fahad
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
rasakan farhat itu karma mu
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
thanks kk utk klimaksnya. puassss..!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Mempelai Pengganti

    "Raka! Rakana! Keluar kamu! Jangan sembunyi, atau kubakar pelaminan di depan sana!" Suara wanita yang amat kukenali terdengar menggema. Aku yang baru saja selesai dirias oleh make up artist terkejut bukan main. Brakkk! Aku makin terkesiap, kala pintu ruangan make up di gedung tempat pernikahanku akan berlangsung hari ini, didobrak amat kencang. "Faula?" gumamku pada sosok perempuan yang berhasil menggebrak pintu tadi. Dia adalah sahabatku sejak sekolah SMA. Dulu rumahnya tepat di depan rumahku, tapi sejak satu tahun lalu dia tinggal di luar kota karena mendapatkan pekerjaan di sana. Meski begitu, kami masih sering bertukar kabar melalui ponsel. "Kamu pulang juga akhirnya," ucapku merasa senang sekaligus tak percaya. Dua minggu sebelumnya, Faula mengabarkan tidak bisa datang untuk menjadi Bridesmaids di pernikahanku karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. "Kamu tidak bisa menikah dengan Raka!" ucapnya dengan tangan yang bersilang di depan dada. Matanya seolah memindai pena

    Last Updated : 2024-09-26
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Nahas

    "APA? Dinikahi Bang Fahad? Enggak! Gak bisa! Chiara ini calon istriku. Aku gak setuju Bang Fahad menggantikan posisiku hari ini!"PLAKKK!Satu tamparan keras mendarat mulus di pipi Rakana dari sang Papa. "Tutup mulutmu! Siapa yang minta pendapatmu? Belum puas mencoreng nama baik keluarga dengan kelakukan menjijikkanmu itu, hah? Lebih kamu diam! Karena tidak ada yang meminta pendapat kamu di sini!" teriak Om Hans di depan wajah putra bungsunya itu."Pokoknya aku tetap gak setuju! Chiara calon istriku, Bang Fahad tidak boleh menikahinya!""Diam kamu! Sudah benar seharusnya kamu memang diam! Kamu harusnya bertanggungjawab atas kehamilanku ini, Raka!" Faula bersuara dengan lantang.Terdengar Rakana mendecih. "Dengar, Fau. Kamu jangan merusak hari bahagiaku dengan Chia. Aku tahu kamu memang terobsesi padaku selama ini. Kamu coba menikung Chia dari belakang untuk mendapatkanku. Tapi aku tidak mungkin sampai membuat kamu hamil! Bayi yang ada dalam perut kamu itu bukan anakku!" bantah Rakana.

    Last Updated : 2024-09-26
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Buktikan Malam Ini

    Aku termenung. Kepala menunduk menatap sandal selop bulu yang membungkus kaki. Duduk sendirian di ujung tempat tidur entah sudah berapa lama.Pesta selesai pukul lima sore tadi, lepas itu keluarga lantas berunding, dan keputusan finalnya ialah Bang Fahad memboyongku ke rumah miliknya satu jam kemudian. Papa dan Mama tentu tidak bisa menolak atau menghalangi, karena sekarang aku sudah menjadi istri orang. Kewajiban keduanya sudah selesai.Setibanya di rumah Bang Fahad, ia langsung menunjukkan kamar utama yang akan menjadi kamar kami katanya. Kamar utama ini didominasi warna putih dengan barang-barang berwarna hitam.Hingga perlahan kepalaku mendongak, kemudian menoleh ke belakang dan menatap jam weker di atas nakas yang sudah menunjuk di angka tujuh.Aku masih tidak tahu harus berbuat apa. Andai pernikahanku dan Rakana tidak batal, sudah tentu aku akan serumah dengannya. Melayaninya sebagai suami, seperti yang selalu aku bayangkan sebelum-sebelumnya.Apalagi di luar sedang diguyur huja

    Last Updated : 2024-09-26
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Body Shaming

    "Si—siapa takut?!"Dia jual, aku borong lah!Entah seperti apa nantinya, yang jelas aku bisa membuktikan dan mematahkan tuduhan liarnya itu terhadapku.Bang Fahad tersenyum asimetris seraya menatapku tajam. Perlahan wajahnya kian diturunkan, aku bahkan bisa merasakan hembusan napasnya di wajahku. Bang Fahad makin menunduk, aku mulai merasakan sentuhan pada daun telingaku. Pun terpaan napas hangat yang membuatku merasa geli.Sialan.Dia benar-benar ingin membuktikannya malam ini juga?Detik berikutnya kulit pipiku yang merasakan sentuhan. Ujung hidungnya seolah mengabsen tiap inchi pipiku ini. Astaga, kenapa rasanya merinding?Aku tidak bisa mencegahnya. Kedua tanganku ditahan. Hingga saat ini, kepala Bang Fahad semakin turun seperti menyusup di cerukan leherku.Lagi dan lagi, napasnya terasa hangat menyentuh kulitku. Dan itu, berhasil membuat bulu kudukku meremang.Sebenarnya aku tidak siap dan ... tidak rela andai mahkotaku harus diserahkan malam ini. Apalagi dilakukan dengan orang y

    Last Updated : 2024-09-26
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Tak Berkutik

    "Raka! Apa-apaan kamu? Minggir atau aku akan teriak!" ancamku seketika.Rakana menatapku sayu. "Teriak yang kencang, Chi. Semua ruangan di rumah Abang ini kedap suara. Teriak sampai urat lehermu putus, gak akan ada yang denger," jelasnya dengan suara terdengar lemah."Mau apa kamu?!" Aku bertanya ketus. Tidak mempedulikan jika ancamanku gagal karena aku pun baru tahu kalau ruangan-ruangan di rumah ini kedap suara.Rakana merangsek maju. Refleks aku mundur sampai punggungku membentur dinginnya dinding kamar mandi. Jujur aku takut Rakana berbuat macam-macam terhadapku."Aku gak mau apa-apa, Chi," ucapnya bersama wajah memelas. "Aku cuma mau tanya, kenapa kamu mau saat Bang Fahad menggantikan aku menikahi kamu? Kenapa, Chi? Pesta hari ini adalah pesta untuk kita. Pesta yang kita berdua siapkan dan rancang bersama-sama. Kenapa kamu membiarkan justru Bang Fahad yang menjadi suami kamu?" cecarnya tanpa rasa berdosa.Mataku membola. Memandangnya diikuti gelengan kepala."Masih bisa kamu tany

    Last Updated : 2024-10-11
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bukan Barang

    "Aku diusir Papa, Chi. Makanya aku ke sini. Mobilku juga disita Papa karena itu memang masih miliknya. Aku hanya mendapat motor butut untuk bisa datang ke sini. Rumah impian kita, sudah Papamu over kredit pada orang lain. Uang muka yang sudah masuk, dibayarkan sepenuhnya, tapi semuanya diambil Papamu, Chi. Aku tidak kebagian sepeserpun. Padahal kamu ingat 'kan, DP rumah itu tujuh puluh lima persennya adalah uangku. Tapi aku hanya gigit jari. Aku kehilangan semuanya, termasuk kamu. Cintaku ...." Rakana berucap dengan lirih. Dagunya terasa bersarang di bahuku. Bohong jika aku merasa biasa saja. Bohong jika aku baik-baik saja. Rakana membuatku kesulitan menentukan sikap.Aku masih mematung. Aku pun baru tahu, kalau rumah di salah satu cluster itu sudah Papa urus. Enam bulan yang lalu, aku dan Rakana memang menandai satu rumah dengan uang muka sebagai tanda jadi. Rumah itu akan kami cicil setelah kami menikah dan langsung menempatinya. Namun rencana tinggalah rencana. Kenyataan tak seinda

    Last Updated : 2024-10-11
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Kita Bercerai Saja

    "Kenapa kamu diam? Tidak mau? Tidak berani 'kan membuktikannya? Kamu takut kalau apa yang saya katakan adalah kebenaran? Artinya, kamu memang sudah tidak pe ra wan!" tegasnya menekan kata yang terakhir karena aku tidak menjawab tantangannya. Jika semula aku marah dan kesal, kali ini aku bertekad akan melawan ucapannya yang hanya tuduhan. "Anda ingin dilayani malam ini?" tanyaku tak gentar seraya menatap sepasang matanya. Bang Fahad mengangguk. "Huum." "Di mana otak Anda? Setelah menghina-hina, merendahkan dan menyudutkan, sekarang Anda meminta untuk dilayani? Ck," aku mendecak. "Jangan harap!" Kurasakan kedua tangan Bang Fahad di sisi tubuhku itu berubah mengepal. Bodo amat kalau dia kesal dengan ucapanku barusan. "Sudah saya duga. Kamu memang sudah tidak perawan! Benar-benar merugikan. Pesta mewah, uang untuk mahar, dan terikat dalam pernikahan, tapi hanya dapat bekas orang. Benar-benar nasib buruk!" cibirnya dengan wajah meledek. Aku tersenyum miring. "Terserah! Terserah

    Last Updated : 2024-10-11
  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Rasa Itu Masih Sama

    Jari telunjukku masih berada di dalam mulut Bang Fahad, sampai pelan-pelan dikeluarkan dan cairan merah yang mengucur memang telah berkurang.Bang Fahad berlalu dan aku lagi-lagi mengibaskan jariku yang terasa perih sekarang.Bruk!Tak lama Bang Fahad datang, menghempas kotak P3K di atas kitchen set dan kembali mengambil tanganku."Nasib ... nasib kawin sama bocah ingusan!" gerutu Bang Fahad sambil berlalu membawa kotak P3K usai mengobati jariku. Kini, telunjuk tangan kiriku sudah dibalut kassa tipis.Entah obat apa saja yang tadi Bang Fahad gunakan, tapi memang mampu meredakan rasa perih yang biasanya terasa karena luka sayatan."Buruan dibikin sarapannya! Kalau cuma bengong, bisa pingsan saya!" Bang Fahad bicara sambil menyusulku di ruang dapur ini.Aku hanya mengangguk. Melanjutkan apa yang harus kukerjakan sesuai instruksi. Sampai wajan penggorengan sudah diisi nasi putih dan telur orak-arik. Bang Fahad menambahkan bumbu yang dia mau.Setelah selesai, aku coba mengaduknya. Tapi se

    Last Updated : 2024-10-11

Latest chapter

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Bagai Tersambar Petir

    "Mama kenapa, Pa? Mama sakit apa?" Aku langsung memburu Papa begitu tiba di rumah sakit. Menyusul duduk di kursi tunggu sebrang ruangan ICU.Papa tampak mengusap wajahnya frustasi. Kemudian menengadahkan kepala menempel pada dinding di belakangnya. "Mama sehat-sehat aja sebenarnya, Had. Tapi ....""Tapi apa? Pa, jangan buat aku makin khawatir," pintaku cemas.Papa meraup wajah dengan kedua telapak tangannya, lalu menatapku dengan netra berembun. "Had ... apa kamu tahu Rakana di mana selama ini?"Keningku sontak mengernyit karena selama tiga tahun lamanya, baru kali ini Papa menanyakan Rakana kembali. Aku pun menggeleng. "Aku gak tahu, Pa. Aku juga gak peduli lagi dia di mana. Mungkin, dia sudah menikah dan hidup bersama Chia setelah membohongiku tiga tahun yang lalu," jawabku kemudian.Papa menoleh dan menatapku dengan tatapan tak biasa. "Bagaimana bisa kamu menduga kalau mereka menikah?"Aku mengangkat bahu malas. "Mereka masih saling saling mencintai, Pa. Sangat mungkin kalau mereka

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Pov FAHAD

    **************TIGA TAHUN KEMUDIAN ....Drrrt Drrrt Drrrt.Aku membuka mata saat ponsel bergetar, menyala karena alarm yang disetel sebelumnya. Setelah bangun, aku segera mematikannya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Cepat aku membuka resleting dari tenda yang menjadi tempatku tidur.Lapangan luas membentang. Bau tanah kering menyeruak. Beberapa tenda lain terpasang dengan jarak cukup jauh dari tempatku, menjadi pemandangan pagi ini.Satu tahun ke belakang, aku senang mendaki gunung. Apalagi saat berhasil summit di puncaknya. Rasanya hanya ada aku dan alam, menyatu dan menenangkan.Aku enggan beranjak dari dalam tenda. Aku duduk dengan kedua kaki menekuk sambil memeluk lutut. Memandangi hamparan tanah yang begitu luas di alun-alun Suryakencana saat ini.Saat sendiri seperti sekarang, aku selalu diingatkan akan sosok Chiara. Perempuan manis yang berhasil membuatku jatuh cinta begitu dalam, tapi juga mampu menjatuhkanku tanpa ampun bersama luka yang tak berperi.Dia berselingkuh d

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Selamat Tinggal

    Jam tujuh pagi, mobil Papa sudah meninggalkan rumah. Kami akan pergi ke Malang dan pastinya akan memakan waktu belasan jam berkendara. Di kursi depan, diisi Papa juga Mama. Sedangkan aku duduk di kursi belakang bersama pembantu. Rumah yang ditinggalkan, benar-benar kosong tanpa penghuni. Tetapi, tidak ada satu perabotan pun yang diangkut selain pakaian. Aku sendiri belum pernah mendatangi rumah kebun yang semalam Mama katakan. Kemungkinan, furniture di sana pun sudah lengkap.TINNNN!"Astaga! Itu orang udah gila kali, ya!"Mobil yang Papa kendarai tiba-tiba mengerem mendadak. Satu unit mobil jenis sedan berwarna putih berhenti di depannya setelah berhasil menyalip.Papa dengan cepat turun dari dalam mobil, kemudian disusul Mama. Sedangkan aku memilih tetap di dalam bersama bibi."Raka?!" seruku tidak percaya saat melihat Rakana yang keluar dari mobil sedan itu. Tampak ia berdebat dengan Mama dan juga Papa. Apalagi Papa yang terlihat sudah geram karena Rakana menghadang mobilnya.Tok T

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hanya Kita

    Dokter Althaf meletakkan kertas hasil tes DNA di meja, kemudian menatapku dengan senyuman lebar. "Hasilnya akurat. Anak yang sedang Anda kandung memiliki kecocokan menyentuh angka hampir seratus persen. Bayi itu adalah anak dari sampel bernama Fahad Anggara Kusuma, tidak ada keraguan dalam hasil ini."Aku mengatupkan mulut. Hatiku terasa campur aduk. Ada rasa lega karena janin ini memang darah daging Bang Fahad, tapi juga ada kepedihan yang menyelimuti. Karena kenyataannya, Bang Fahad lebih memilih untuk bercerai dan tidak mempercayai bayi ini. Aku pun sudah sampai di titik lelah untuk meyakinkannya. Mama yang duduk di sebelahku menggenggam tanganku erat. Papa yang berdiri di belakang terasa mengusap rambutku."Hasil ini valid 'kan, Dok?" tanya Mama dengan raut wajah seolah tak percaya."Valid, Bu. Walaupun test ini dilakukan dengan prosedur ilegal, karena Pak Ruslan bilang ada masalah internal antara Chiara dan suaminya, sehingga pengambilan sampel diambil tanpa persetujuan. Tapi m

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Hasilnya ....

    ************Dua Minggu kemudian.Hasil test yang ditunggu-tunggu sudah keluar. Dokter Althaf mengabarkan pada Papa untuk menemuinya di rumah sakit tempat ia bekerja, sekaligus melakukan check up terhadap kandunganku.Aku dan papa sudah siap. Tinggal menunggu mama yang masih di dalam kamar. Kami menunggunya di teras depan, hingga pembantu rumah datang bersama seseorang."Perkenalkan saya Wisnu, pengacara yang diutus Pak Fahad untuk mengurus perceraiannya dengan Ibu Chiara," ucap lelaki berkemeja navy sambil mengulurkan tangannya.Aku dan Papa saling pandang, lalu menatap kembali pada lelaki yang mengaku sebagai pengacara ini. Papa lantas menerima uluran tangannya dan bersalaman sambil mengenalkan diri juga. Kemudian kami semua masuk, menunda keberangkatan dan duduk di sofa ruangan tamu.Pengacara bernama Wisnu itu mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya lalu menyimpan di atas meja. "Ini surat dari pengadilan agama untuk pengadilan mediasi yang harus dihadiri Bu Chiara satu minggu

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Harapan yang Samar-samar

    "Kalau kami tahu Fahad akan menyakiti kamu juga seperti ini, mama dan Papa pasti gak akan menyetujui pernikahan kalian hari itu. Mama dan Papa benar-benar menyesal karena kamu dinikahi Fahad, Chi," ucap Mama lagi sambil mengelus rambutku. Suaranya pelan dan berat, aku paham perasaannya. Ia pasti lebih merasa sakit melihat rumah tangga putrinya berakhir seperti ini.Perlahan aku menarik diri dari dekapan Mama lalu menatapnya."Tidak ada yang perlu disesali, Ma. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, saatnya membuat bubur itu menjadi lebih enak untuk dinikmati. Menyesal sudah tidak ada gunanya, bukan? Aku minta, Mama doakan agar hidupku bisa lebih baik setelah ini. Aku minta doa dari mama, agar kandunganku sehat dan selamat sampai lahiran nanti," ujarku kemudian.Tangan Mama membelai lembut wajahku dan tersenyum. "Mama bangga, kamu ternyata bisa setegar ini. Tanpa kamu minta, doa mama pasti akan selalu menyertai kamu, Chi. Ya sudah, sekarang kamu tidur, ya. Istirahat. Ibu hamil tidak baik

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Menutup Hati

    "Ngapain lagi kamu ke sini? Ngapain kamu masih nemuin Chiara? Hidupnya kacau gara-gara bajingan kayak kamu!" Papa yang baru saja datang dan turun dari mobil, langsung mencecar Rakana setelah melayangkan tinju di wajah dan perutnya. Mama coba melerai, tapi Papa tak menggubris.Papa makin mendesak tubuh Rakana sampai mentok di besi pagar. Tangannya terlihat begitu kuat mencengkram kerah kemeja Rakana. "Apa mama dan papamu belum bilang juga? Kalau kamu masih terus mengganggu putriku, tanganku sendiri yang akan menyeret kamu ke dalam penjara. Apa orang tuamu tidak juga memperingatkan kamu, hah?!" Suara Papa meninggi."Pa, udah, Pa. Malu dilihat orang nanti," sergah Mama."Papa gak malu, Ma. Papa hanya sedang berusaha menyadarkan laki-laki bajingan ini untuk berhenti mengganggu hidup Chiara. Dia sudah mengecewakan Chiara berkali-kali. Dia harus jera dan berhenti terus mengganggu putri kita," jawab Papa menggebu."Mau apa lagi kamu ke sini, heh?!" Papa kembali mencecar Rakana.Terdengar Rak

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Everything between us

    "Papa sudah bicara sama dokter Althaf. Kita bisa melakukan test DNA setelah usia kehamilan kamu masuk tujuh Minggu. Dia juga siap membantu kita. Nanti, setelah hasilnya ke luar, papa mau hanya kita bertiga yang tahu. Jangan beri tahu siapapun, apalagi Fahad dan Raka. Mengerti 'kan?" Papa berujar setelah melepaskan dekapannya.Aku pun hanya mengangguk. Tidak ingin membantah apapun."Tapi, Pa. Kita dapat sampel darah atau bagian tubuh Fahad dari mana?" tanya Mama."Masalah itu biar papa yang urus. Mama dan Chia gak perlu pusing memikirkannya. Yang penting nanti setelah usia kehamilan Chia tujuh Minggu, test itu kita lakukan secepatnya," jawab Papa."Emm, apa nanti gak ilegal, Pa? Test DNA juga kan harus atas persetujuan orangnya," protes Mama.Terdengar Papa menghela napas berat. "Mama jangan memikirkan apapun. Dokter Althaf akan membantu kita dan semua prosesnya biar papa yang mengurus. Tapi setelah hasilnya nanti ke luar, cukup kita dan Dokter Althaf yang tahu. Mama mengerti 'kan?" Pa

  • DINIKAHI CALON KAKAK IPARKU   Lelah Tetap Menggenggamnya

    Setelah kepergian Bang Fahad, aku memutuskan untuk memusatkan seluruh energiku untuk menghadapi hidup tanpa dirinya. Meski hati remuk, aku tahu aku tidak bisa menyerah. Hidupku kini bukan hanya tentang diriku sendiri. Bayi ini adalah alasan terbesarku untuk bertahan.Mataku rasanya panas, bahkan mulai berair. Namun aku memberi sugesti pada diriku hingga bibirku mengukir senyum kecil. Aku harus kuat. Aku akan tetap bahagia, meski tanpa Bang Fahad lagi.Aku memejamkan mata lalu mengembus napas pelan. Mencoba lebih menenangkan diri agar tidak terus-terusan stress.Pelan-pelan aku bangun sampai akhirnya bisa duduk bersandar. Mengambil gelas berisi air di atas meja lalu meneguknya. Memberikan rasa sejuk di tenggorokan dan setitik ketenangan yang aku butuhkan.Masih dalam posisi duduk bersandar, aku menyentuh perut kembali. Mengusapnya lembut meski perutku masih sangat rata."Kita pasti bisa lewati semua ini sama-sama ya, Nak? Kita gak boleh sakit-sakit lagi. Kita harus happy. Baik-baik di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status