Dinar yang tidak ingin mendengar alasan apapun itu dari mulut lunar langsung menarik lengan perempuan itu keluar dari kamar raccel
"segeralah tinggalkan tempat ini sebelum aku berubah fikiran dan membunuhmu disini" ujarnya, sania tidak bisa menerima perlakuan dinar yang menarik-narik lengan lunar langsung mulai kesal dan marah
"apa-apaan ini, kenapa kau tarik-tarik dia begitu, kami akan pergi sekarang juga" teriaknya
"plak..." suara tamparan sangat keras terdengar mendarat dipipi sania tiba-tiba dan langsung mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya
"hentikan...hentikan...aku akan pergi sekarang juga, asal kamu tau keluargamu yang membuatku seperti ini yang membuatku punya dendam, apapun itu raccel adalah anakku lambat laun aku akan menjemputnya kembali" ujar lunar yang telah habis kesabarannya dan berlari keluar dari rumah meninggalkan rumah itu
raccel dan dinar tertegun begitu lama, bergejolak dengan emosi masing-masing
"dinar maa
"Nona, sudahlah nona harus istirahat sekarang, jangan fikirkan kejadian hari ini, dan kita pasti akan mendapatkan nona raccel kembali" bujuk sania yang menatap iba pada lunar yang diam seribu bahasa, hanya tangisan yang terdengar, dia menyayangkan kejujurannya hari ini, seandainya dia tidak mengakui itu mungkin kejadian ini tidak akan terjadi, dia hanya perlu menjadi orang jahat yang memendam rahasia itu selamanya, seharusnya itulah yang dia lakukan.dirumahnya dinar sendiri menatap bulan purnama yang sangat indah berbeda dengan kejadian yang dialaminya hari ini, sebuah tamparan keras yang didapatnya kenyataan yang harus diterima, tapi tidak semudah itu, bahkan rasa cintanya sudah kandas sekarang semua hanya kebencian yang tersisa, dia tidak akan menyangka hatinya bahkan dipatah-patahkan seperti ini."bodohnya aku mencintai duyung itu, tidak akan terjadi lagi" ungkapnya dalam hati sambil mengepalkan tangannya erat, dia berpaling dan mencoba untuk tertidur dengan jendel
"ah syukurlah kami sudah bangun...mana yang sakit?" tanya dinar cemas sambil memperhatikan raccel, "aku sudah tidak apa-apa hanya sedikit pusing" ujarnya, tentu saja pusing karena banyak darah yang keluar tadi dari mulutnya, itu mungkin efek tubuhnya yang panas karena terbawa emosi yang membuat stress "dinar, maafkan aku atas perlakuan ibuku" ungkap raccel "sudahlah ini masalahku kamu jangan memikirkan itu, yang terpenting aku tidak membencimu" ucap dinar sambil tersenyum pada raccel, raccel hanya sedikit tertekan dan merasa bersalah tetapi ibunya memang salah terlalu memikirkan egonya, raccel berbalik menatap ekornya "aku belum terbiasa dengan ekor ini, tapi terlihat bagus juga" seru raccel tersenyum, membuat dinar menjadi lega karena raccel baik-baik saja "apa kamu sudah sedikit enakan? aku akan menggendongmu kembali ke tempat tidur" ucap dinar karena tidak ingin raccel berlama-lama berendam takutnya masuk angin karena dia belum
crip crip crip...suara burung dipagi hari yang sangat merdu seperti biasanya membuat hati para pendengar pasti tenang, raccel membuka selimutnya dan ternyata kakinya sudah kembali, dia bergegas turun dari tempat tidurnya untuk mandi dan berganti pakaian, karena semalaman dia tidur dengan pakaian basah, karena kulitnya sangat kering. hari ini jauh lebih baik dari biasanya, dia mandi dan berendam lama di bathup nyadikamarnya dinar sudah bangun lebih awal dan dia sudah sedikit melupakan kejadian semalam, dia berkemas dan pergi untuk menemui kakek, dia berjalan dan membuka pintu kamar kakek terlihat lelaki tua itu sedang minum teh diatas tempat tidurnya"kakek sudah bangun?" tanya dinar sambil mendekati kakek dan duduk disebelahnya"hm...ya aku sudah bangun dari tadi" ujarnya sambil tersenyum"apa kamu sudah sarapan, ayo sarapan sama-sama" lanjutnya lagi"iya kek aku belum lapar nanti saja" jawabnya karena benar-benar belum lapar sama sekali"b
Tibalah waktunya untuk pergi kepertemuan sore ini, acara akan diadakan tepat jam 6 sore dinar sudah siap dengan stelan jas navy nya sedangkan raccel juga memakai dress senada dengan dinar, mereka sangat cocok tapi sayangnya mereka bersaudara, kakek sangat senang melihat cucunya itu dan mengantarnya sampai kepintu depan"selamat sore nona" ujar suara yang sangat familiar membuat raccel bersemangat"edward, kapan kamu datang, wah jangan lama-lama lagi cutinya aku kangen jalan-jalan denganmu" ujar raccel dengan gayanya seperti biasa membuat edward malu-malu dan pipinya semerah tomat"aku baru datang siang ini nona, setelah ini aku pasti akan mengantar nona kemanapun nona mau" ucapnya sambil tersenyum lebar, karena sejujurnya dia senang sekali bertemu dengan pujaan hatinya itu, dia sangat senang dan tidak sabar untuk berjalan-jalan dengannya."ayo tuan dan nona kita akan berangkat" ujar edward sambil membukakan pintu mobil untuk dua orang itu dan berpam
"kita sudah sampai" ucap edward memandang keduanya "sepertinya kamu harus ikut masuk menemani kami edward, kita parkirkan saja dulu mobilnya" ucap dinar menunjuk parkiran kosong disamping villa mereka keluar dengan anggun, raccel dan dinar berjalan didepan dan edward mengikuti dibelakang, ingin rasanya dia memeluk raccel karena saking rindunya dengan gadis itu, "tuan, diruangan manakah pertemuan hari ini?" tanya edward kepada receptionis divilla "oh ditaman sebelah ujung sana tuan, tuan lurus saja nanti belok kanan" terang receptionis itu "baik, terimakasih" ucap edward sambil pergi kembali mendekati raccell dan dinar "dimana pertemuannya edward?" tanya dinar "ditaman samping tuan" "ayo kita jalan" ucap dinar mereka berjalan sesuai petunjuk dari receptionis tadi dan ternyata sebuah taman dengan air mancur ditengahnya, rasanya benar-benar seperti ditengah hutan, suasana alam sangat terasa ditempat itu dan disampi
Pertemuan berjalan dengan baik dan semuanya bubar, saat mereka akan memasuki mobil wakil dion menghampiri mereka"nona, nona pintat sekali memilih model yang bagus dan semua ide-ide nona sangat keren" ucap dion yang menghampiri mereka yang sedang menuju mobil"ah, anda berlebihan wakil dion, ide anda lebih bagus, aku tidak sabar untuk melihatnya selesai" ujar raccel menanggapi"oh ya nona apa mau pergi bersama-sama saat pembangunan awal nanti" tanya dion mlu-malu"Ehem...ehem..." suara dinar mendehem melihat dua orang itu asik berbincang"ah tentu saja kita harus bersama-sama juga tuan dinar"ucapnya sambil memandangi dinar yang kaku"tentu saja wakil dion, kami akan dengan senang hato ikut bersamamu" jawab raccel ceat memecah kecanggungan dan dinar menganguk tanda setuju,"sebaiknya kita berangkat raccel ini sudah malam" ucap dinar tidak ingin raccel bicara lama-lama dengan laki-laki itu"iya ...ayo wakil dion anda
"uh...sungguh lelah hari ini" ujar sambil melempar bajunya keatas tempat tidur, dia akan mandi terlebih dahulu dan inginn berendam air hangat untuk merelaxkan otot-otot yang kaku, dia melangkah kekamar mandi yang menghadap kelaut itu, dengan kaca besar disamping membuat mata segar memandang kelutan, dinar menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata sejenak menenangkan fikirannya, entah kenapa ada rasa kesal dihatinya saat tadi wakil dion berbicara banyak dengan raccel, dia merasakan sesuatu yang tidak baik dalam diri dion dari caranya memandang raccel dia tampak ingin memilikinya.paginya, semua sudah berlkumpul dimeja makan untuk sarapan, kakek sudah jauh lebih sehat hari ini, wajahnya juga sudah nampak berseri-seri karena semua gembira seperti biasanya dulu"bagaimana pertemuan kemarin? apa sudah dapat model villa yang bagus?" tanya kakek"ya kek, semuanya bagus dan aku memilih yang paling unik dan indah untuk kita tinggali" ujar raccel bersemangat"haha
seminggu berlalu begitu cepat, siang ini mereka akan berangkat ke selatan, kakek tampak jauh lebih sehat hari ini, mereka akan tinggal beberapa hari diselatan dan sudah menyewa villa disana, wakil dion juga ikut dengan mereka tapi memakai mobil yang berbeda, mereka beriringan melewati jalan yang dipenuhi dengan kebun anggur yang luas, raccel sangat menikmati perjalanannya berbeda dengan dinar yang sedari tadi hanya tidur saja disampingnya, sedangkan kakek duduk didepan berbincang-bincang dengan edward yang sedang menyetiredward sangat tau tempat itu dan tidak sabar ingin pulang kerumahnya juga untuk sekedar menjenguk ibunya, setelah beberapa jam berjalan mereka sampai ke villa yang dimaksud, villa nyaman tepi pantai dan tidak terlalu jauh dari tempat villa mereka akan dibangun."dinar ayo bangun, tidak saja daritadi" ujar raccel menggoyangkan tubuh dinar"dasar tukang tidur" lanjut raccel lagi membuat kakek geleng-geleng melihat tingkah cucunya itudinar