Home / CEO / DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR / 18. Sampai di Ibu Kota

Share

18. Sampai di Ibu Kota

last update Last Updated: 2024-05-28 18:27:57
‘Assalamualaikum, Dek. Lagi di mana?’

“Waalaikumsalam, Bang. Aku lagi sama Khanza di Surabaya.”

‘Hah? Ngapain?’

“Healing lah ....”

‘Ceile ... gaya bener.’

Adiba terkekeh saat mendengar suara abangnya di seberang telepon.

“Ada apa, Bang?”

‘Abang mau pulang.’

“Kangen sama Diba, ya?”

‘Idih, enggak, tuh! Kangen sama ponakan.’

Adiba mengernyit, tetapi beberapa detik langsung tersadar jika yang dimaksud adalah Cantika, putri Ramdan dan Nisa.

Adnan dan sang istri–Aisyah–memang sudah lama menikah. Namun, anak belum hadir di antara mereka sampai tahun kelima. Namun, cinta keduanya masih sangat amat harmonis.

Segala macam ikhtiar sudah mereka lakukan. Mulai dari yang herbal sampai program bayi tabung ke negara maju sekalipun. Namun, hasil akhir tetap menjadi hak prerogatif Allah.

“Sama Bang Dito?”

‘Enggak. Justru karena ada dia makanya Abang bisa tinggal pulang bentar sama kakakmu.’

“Bilang aja aji mumpung!” cibir Adiba.

Adnan tergelak. ‘Ini udah malem, lho, Dek. Kamu ngapain masih online? Punya
Wildatuz Zaqiyyah

Assalamualaikum, kk kk😍😍😍 Yang sudah baca sampai part ini minta komennya, dong. Biar Kang Halu-nya tahu siapa aja yang sudah baca. Hihi😁 Jangan lupa dukung cerita ini dengan GEM 💎 dari kalian, ya. Terima kasih😍🙏

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abi Sarah
waalaikum salam kk aq suka ceritany kk seru lnjt kk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   19. Bertemu Lagi

    Sekitar bakda Zuhur, Adnan dan sang istri tiba di mansion orang tuanya. Senyum renyah tak henti-hentinya terulas dari bibir Aisyah. Adnan tahu, anak Ramdan dan Nisa sudah mulai menyita perhatian. Kini anak cantik dengan nama yang sangat ayu itu pun sudah pandai berceloteh di usia dua tahun.Suara salam dan pekikan girang langsung menghiasi kediaman Daud dan Fatimah. Aisyah langsung menyongsong putri Nisa setelah menyalami kedua mertuanya.“Ya ampun ... ini pipi dikasih apa, sih, Nis? Bisa kayak bakpau gitu. Ih, gemes, deh!” Aisyah menciumi pipi gembil Cantika.Walau raut sang istri terlihat cerah dan bahagia, tapi tetap saja ada perih yang menggores hati Adnan sebagai suami. Ia segera mengalihkan pandangan agar tak melow.“Bi, Ramdan mana?” tanya Adnan pada ayahnya.“Lagi di paviliun.”“Mau nginep di paviliun? Kamar tamu, kan, banyak, Bi.”“Bukan. Itu lho, lagi nganterin sopir baru yang mau tinggal di sini,” jawab Fatimah, sang ummi.Kening Adnan berkerut. “Sopir baru? Siapa, Bi?”“Te

    Last Updated : 2024-05-29
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   20. Sebuah Kabar Buruk

    Waktu bergulir dengan semestinya. Siang dan malam pun silih berganti tunduk pada aturan Sang Maha Kuasa. Tak peduli dengan huru-hara yang selalu mewarnai panggung sendratari dunia. Apa pun masalah kita, hidup akan terus berlanjut. Itu yang semua orang yakini, termasuk dengan Wildan Rabbani.Tak terasa dua belas bulan telah berlalu semenjak Wildan bekerja sebagai sopir pribadi keluarga Daud. Tempat tinggal dan urusan perut tak lagi ia pikirkan, sebab semua sudah disediakan. Merokok pun ia tak suka. Bonusnya, Wildan bisa menabung dari hasil jerih payahnya selama ini.Ia ingin melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah. Namun, karena terikat pada pekerjaan yang sewaktu-waktu selalu membutuhkannya, akhirnya pria yang terlihat makin segar dari hari ke hari itu memilih kuliah secara online.“Kamu serius bisa kuliah online, Dan? Bisa fokus?” tanya Daud.Wildan hanya tersenyum. “Insya Allah bisa, Pak.”Daud pun memintanya mengganti panggilan dari Tuan ke Bapak saja. Biar lebih akrab dan tak t

    Last Updated : 2024-05-30
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   21. Pertengkaran di Toko Buku

    Wildan segera mengakhiri percakapannya dengan Murti. Ia berusaha membesarkan hati wanita yang masih dipanggilnya bulik itu, bahwa Allah pasti akan selalu memberikan yang terbaik untuk tiap hamba-Nya.Setelah itu, Wildan pun menaruh bukunya dan membuka pintu mobil. Mengaktifkan tombol kunci dan segera menyusul Adiba di dalam. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Dito dengan wanita muda yang pinggangnya dipeluk dengan mesra itu. Tak lupa mantan suami Ratih Purnami tersebut memakai masker.“Kamu beneran enggak apa-apa nemenin aku dulu ke toko buku, Mas?”“Enggak pa-pa, Sayang. Kan, demi pendidikanmu juga,” jawab Dito renyah.Sungguh, ucapan kadal buntung macam Dito sangat membuat telinga Wildan gatal. Ia berdiri sekitar tiga meter dari dua sejoli yang terlihat memiliki hubungan tersebut.Dito memang sedang ada meeting di kantor Daud siang nanti, makanya dia datang ke Jakarta. Namun, sambil menyelam minum air. Entah diturunkan dari siapa sifat suka membual dan gonta-ganti wanita. Padahal Wild

    Last Updated : 2024-05-31
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   22. Semakin Akrab

    Tak mau berdebat dengan putri sang majikan, Wildan pun menurut saja saat pagi ini Adiba yang menyetir mobil dan ia duduk di sampingnya. Tak mau membuat Adiba berspekulasi aneh-aneh, tanpa dipaksa, Wildan pun mulai bercerita tentang kenapa ia dan Dito terlibat cekcok. Beberapa kali Adiba harus mengembuskan napas panjang dengan mengucap istigfar kala mendengarkan cerita dari mulut Wildan.“Jujur saja, Mas Bani ... aku tidak pernah mau kepo sama urusan orang lain. Tapi, lihat Mas Bani dan Dito terlibat adu mulut tadi, aku merasa ada sesuatu di antara kalian.”“Iya, Non. Benar. Memang ada yang belum beres di antara kami,” jawab Wildan dengan pandangan lurus ke depan dan sesekali menempelkan botol dingin berisi es batu ke sebelah pipinya. “Mungkin Dito menganggapnya beres dan selesai, tapi tidak dengan saya sendiri.”“Mm ... maaf, apa Mas Bani masih mencintai mantan istri?” tanya Adiba hati-hati.Wildan menggeleng lemah. “Cinta saya bahkan sudah musnah ketika mendengar pengakuan langsung d

    Last Updated : 2024-06-01
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   23. Bukan Suara Murotal

    Wildan sedang mengaji. Melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan bacaan yang fasih juga tartil yang indah. Sampai-sampai si Roni yang mulai terbiasa mendengar Wildan mengaji tiap sebelum tidur dan pagi setelah salat Subuh jadi curiga.“Kang, kayaknya sopir Pak Daud ini bukan orang sembarangan, deh!” celetuk si Roni–tukang kebun–suatu hari.“Maksud kamu dia manusia setengah dewa?” timpal si Rian, Pak Satpam.“Bisa jadi, Kang. Dia makhluk kayangan yang lagi ditugaskan di bumi buat mantau manusia-manusia yang ngakunya Islam, tapi cuma di KTP doang.”“Kayak lu maksudnya?”“Ih, si Akang mah suka nembak di tempat. Saya salat 'mah alhamdulillah udah jarang bolong, Kang.”Pak satpam hanya nyengir. Si Roni memang asli orang Bandung. Makanya siapa-siapa saja yang usianya jauh di atasnya akan ia panggil Akang.“Lihat aja, Kang. Postur tubuhnya kayak atlet. Wajahnya ganteng. Mana ngajinya fasih, salatnya selalu khusyuk. Si Wildan, mah, cocoknya jadi artis minimal, atau jadi ustaz-ustaz keren yan

    Last Updated : 2024-06-02
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   24. Jati Diri Wildan

    “Jujur, Bu. Aku masih enggak nyangka kalau pria sebaik Wildan masih dicurangi sama perempuan. Mana sama istrinya. Ya Allah ... kasihan sekali anak itu,” ucap Farhah sembari memijat kaki sang ibu, Mentari.Ya, Mentari pun merasakan hal yang sama.“Apa coba kurangnya Wildan? Tampan, iya. Saleh, iya. Bertanggung jawab juga iya. Si Ratihnya aja yang kurang bersyukur.” Farhah masih tampak bersungut-sungut.Mentari hanya mengulas senyum tipis dengan pandangan menerawang.“Andai saja cucumu perempuan, Bu. Pasti sudah kulamarkan Wildan untuk anakku.”Kali ini Mentari terkekeh. “Yo gaweo anak eneh to, Far.”“Ish, Ibu ngelawak. Farhah udah tua, Bu.”“Masih tua ibumu ini.”Farhah menggeleng. “Ras terkuat enggak ada lawan.”Lagi-lagi Mentari hanya terkekeh dan menarik hidung putri keduanya yang tak mancung-mancung amat itu.“Kamu pernah denger ucapan orang bijak, Far? Katanya ... bisa jadi kita akan bertemu dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Ibu ngerasa jika Wildan m

    Last Updated : 2024-06-03
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   25. Adiba Bad Mood

    Sudah sebulan berlalu semenjak Kiya dan Ibrahim berkunjung ke kediaman Daud. Namun, anak gadis Ibrahim itu sering meminta pada sang sopir keluarga untuk mengantarkannya ke rumah Adiba usai salat Isya.Awalnya Ibrahim mengizinkan karena memang putrinya sangat akrab dengan putri bungsu Daud. Lagi pula ... Adiba seorang muslimah yang baik. Pasti akan menambah ilmu dan wawasan Kiya jika sering bergaul dengan gadis bercadar itu.“Pa, aku boleh ngundang guru ngaji ke rumah enggak?”“Guru ngaji?”Kiya mengangguk antusias.“Boleh enggak, Pa?”“Kak Adiba?” tanya Ibrahim memastikan.“Bukan, Pa. Tapi sopirnya.”“Hah? Sopir?”“Hm, hm.” Kiya mengangguk-angguk lucu.“Sopirnya Kak Adiba guru ngaji?”“Bukan, sih. Cuma ... dia ngajinya jago banget, Pa. Kiya kalau ke sana pasti minta ajarin Mas Wildan ngaji.”“Mas Wildan? Nama sopirnya Om Daud itu Wildan?”Ibrahim tampak serius menginterogasi putrinya.“Iya, Pa. Masih muda, mana ganteng lagi.”“Eh?”Ibrahim terkejut dengan ekspresi centil sang putri, s

    Last Updated : 2024-06-04
  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   26. Efek Cemburu

    Wildan menatap takut-takut pada Adiba yang tadi sempat menutup pintu mobil dengan sedikit bantingan.‘Non Diba kenapa, ya? Serem banget lirikannya,’ gumam hati Wildan.“Jalan sekarang, Non?”“Minggu depan juga enggak apa-apa!”Nadanya memang terucap datar, tetapi kalimatnya cukup menyentil. Sedikit ketus malah. Wildan semakin merasa bersalah. Namun, apa salahnya?Pria yang terlihat segar karena sudah mencukur bulu-bulu halus di wajahnya itu segera melajukan mobil. Namun, sialnya, kondisi tidak kondusif di dalam mobil bertepatan dengan jalanan yang macet. Biasanya Adiba akan keluar dari kampus sekitar jam setengah enam. Dan kali ini lebih cepat dari biasanya, bersamaan dengan jam pulang kantor.Wildan melirik putri sang majikan dari kaca tengah di atas dasbor. Terlihat Adiba menatap kaca sampingnya. Kendaraan hanya berjalan pelan-pelan, tak terkecuali roda empat yang akan membawa keduanya pulang.Merasa mood Adiba sedang tidak baik, mata Wildan melirik pada minuman botol yang tadi semp

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   46. Plot Twist di Ujung Keridhoan

    Rabbani menepuk-nepuk pipi istrinya, tetapi Adiba tak merespons. Bani langsung keluar dari kamarnya dan memberitahu papa mamanya. Sarah langsung datang ke kamar Bani dan mengecek kondisi menantunya, sementara Ibrahim langsung mengeluarkan mobil untuk membawa Adiba ke rumah sakit. “Ada apa, Bani? Istrimu kenapa?” Sarah pun tak kalah panik. “Enggak tahu, Ma. Tiba-tiba aja Diba menggigil. Bani minta tolong bawakan ponsel dan dompet Bani, ya, Ma.” Bani langsung membopong Adiba ke mobil. Kondisi istrinya benar-benar mendadak. Membuat Bani benar-benar diserang panik dan mulai tak tenang. Begitu sampai di rumah sakit, Adiba langsung dilarikan ke ruang IGD untuk dilakukan pemeriksaan awal. Kebetulan di koridor depan bertemu dengan istri dari dokter Malik, dokter senior yang merupakan teman baik Ibrahim. “Loh? Pak Ibra? Bu Sarah? Siapa yang sakit?" "Menantu saya, Dok?" "Adiba? Sakit apa?” “Entah, Dok. Tiba-tiba badannya panas dingin dan menggigil.” Dokter dengan name tag Khadijah i

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   45. Bani Baper

    Kumandang azan Subuh terdengar samar-samar hingga akhirnya jelas menyapa telinga. Adiba menggeliat, lalu sedikit terkejut melihat seorang pria di sebelahnya. Namun, beberapa detik senyumnya terbit. Ia kembali menenggelamkan kepalanya di balik selimut putih tebal. Aksi semalam kembali terbayang. Membuat Adiba malu sekaligus bahagia. Ia tak menyangka bahwa malam pertamanya benar-benar dilakukan di hari yang sama lepas akad dan resepsi dilaksanakan. Adiba yang sudah sangat menginginkan atau Bani yang memang tak sabaran? Ah, sepertinya sama saja. Rasa ingin sudah menjadi pahala yang sangat besar nilainya. Bahkan Bani tak henti membuat istrinya berteriak menyebut namanya saat pelepasan. Benar-benar malam yang sangat dahsyat. Kepala Adiba menyembul dari selimut. Ia tersenyum. Rasanya seperti mimpi bisa bersama dan menyatukan cinta dengan orang yang kita pinta dalam doa. “Kenapa senyum-senyum?”“Eh?”Adiba terkejut melihat wajah bantal Bani yang tetap terlihat tampan dan akan selalu tamp

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   44. Penyatuan Cinta

    “Saya terima nikah dan kawinnya Adiba Khumairo binti Daud Abdullah dengan mas kawin tersebut, tunai!”“Bagaimana para saksi?”“Sah!”Rabbani memejam dengan lirih bibirnya mengucap hamdalah. Diusapkannya kedua telapak tangan ke wajah dan ia pun sibuk mengamini doa barakah yang dibacakan seorang penghulu. Tak hanya Bani, para undangan yang ikut menjadi saksi pernikahan sepasang anak Adam dan Hawa itu pun juga ikut melangitkan pinta atas doa yang dipimpin. Di ruangan lain, Adiba menahan air mata harunya. Pernikahan yang ia impikan telah terhelat dengan cukup sempurna. Pria yang diinginkan, kini telah sah berstatus suami. Hatinya sedikit gerimis mengingat Salman. Namun, jodoh dan maut memang rahasia Sang Pemilik Kehidupan. Doa selesai.Sarah tak bisa membendung air mata bahagianya. Ia memeluk sang menantu tanpa mengucap sepatah kata pun. Air matanya cukup mewakili bahasa bahagia yang membuncah hingga kata-kata lenyap dengan sendirinya. “Ayo, Nak. Kita ke depan,” ucap Fatimah.Dua wanit

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   43. Mendadak Santri

    Rizal baru saja keluar dari rumahnya dan hendak pergi ke balai desa karena suatu urusan. Namun, langkahnya terhenti kala sebuah bunyi notif pesan masuk ke ponselnya. “Pak, Ibu sekalian antar ke pasar, ya. Berangkatnya aja, nanti pulangnya Ibu bisa pakai ojek pangkalan.” Suara Murti yang dibawa dari belakang hingga ke depan teras hanya samar-samar di telinga Rizal. Ketua RW tersebut kaget dan juga mengucapkan hamdalah dengan lirih. “Pak, lihat apa, to? Ucapan Ibu malah gak ditanggepin?” gerutu Murti sambil mengunci pintu rumah. Rizal menoleh pada istrinya. “Bu, Ratih ketemu.” Murti langsung membalik badan. “Subhanallah, yang bener, Pak?” Rizal menyodorkan ponselnya kepada Murti. Seketika wajah Murti langsung berubah sendu, bibirnya bergetar, dan air matanya mulai berjatuhan. “W-Wildan yang ngabarin Bapak? Dia yang nemuin Ratih, Pak?” Pria berkemeja lengan pendek itu mengangguk. “Iya, Bu. Itu pesan dari Wildan. Ternyata Ratih ke Jakarta.” “Ya Allah ....” Murti terduduk

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   42. Bertemu Ratih

    Dito menarik kembali kepalanya. Kini, Bani bisa kembali menatap wajah Dito yang terlihat sangat serius, sementara Bani sendiri masih berusaha biasa saja. Tak terlalu terkejut walau ada sedikit guratan tanda tanya di antara kedua alisnya. “Apa kali ini ucapanmu bisa aku percaya?”Lagi-lagi Dito mengembuskan napas panjangnya. Ia lebih dulu menatap sekeliling. Memastikan jika posisinya dan Bani cukup jauh dari beberapa orang. “Aku tak akan meminta maaf atas apa yang sudah aku perbuat padamu dan juga Ratih di masa lalu. Bukan aku sombong dan tak tahu diri. Aku hanya merasa ... tak pantas untuk mendapat maaf darimu, Bani. Kamu juga tak perlu memaafkanku. Dosaku sudah sangat besar dan banyak hingga membuat kalian bercerai.”Hening. Jika seorang sahabat berbuat jahat itu membahayakan, maka seorang rival yang berbuat baik itu cukup mencurigakan. Namun ... apa iya seorang Dito masih merencanakan kejahatan part dua pada Bani? “Katakan saja!” pinta Bani dengan nada datar. Kali ini Dito benar

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   41. Pesta Tasyakuran

    “Pa?”Ibrahim menoleh. “Ya?”“Bani masih belum terlalu paham dengan perusahaan. Papa yakin mau resmiin Bani buat jadi pimpinan?”Sang ayah mengulas senyum. Tak lain halnya Sarah sang istri yang semakin hari semakin semangat menjalani hari, pun dengan Ibrahim yang semakin terlihat berwibawa dengan ketegasan yang ia miliki. Kehadiran Rabbani mampu mengembalikan cahaya dalam keluarga sang presdir. “Apa Papa akan setega itu melepasmu terjun sendiri tanpa bimbingan, Nak? Om Felix dan Papa sendiri yang akan mendampingimu mengelola kerajaan bisnismu sendiri. Rabbani Corp itu amanah untukmu. Kamu hanya perlu meyakinkan kami, bahwa seorang penerus tak akan mengecewakan para pendahulunya.”Rabbani mengangguk samar. Beberapa hari belajar tentang perusahaan milik keluarganya, Bani baru tahu jika Madava Grup dan Rabbani Corp bukan perusahaan kecil. Ada ribuan karyawan di beberapa perusahaan cabang yang menggantungkan harapan pada perusahaan milik keluarganya. “Jangan risau. Kamu tetap bisa belaj

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   40. Di RSJ

    “Kay, kenapa harus ke sini, sih?”Kayla hanya tersenyum dengan tangan hendak membuka pintu mobil. Namun, satu tangannya lagi berhasil Dito genggam. “Mas Dito, bukannya kamu yang maksa buat ngantar aku dan mau ikut apa pun kegiatan aku?”“Iya, tapi ... mana aku tahu kalau kamu mau ke tempat beginian?”“Mas Dito nyesel? Mau balik? It's oke. Nanti aku bisa pulang pakai GoCar.”Kayla pun langsung turun tanpa memedulikan Dito yang tengah mengembuskan napas kasar. Akhir-akhir ini mood-nya sedang tidak baik. Tepatnya, setelah tahu jika mantan suami dari mantan kekasihnya, orang yang dia hina sedemikian rupa, pria yang ia pandang sebelah mata karena berprofesi sebagai sopir, ternyata dia adalah putra seorang presdir. Apalagi tak lama setelah ini ia dan keluarga besarnya mendapat undangan resmi dari sang presdir Madava Grup. Undangan pesta tasyakuran dan juga peresmian pengangkatan Rabbani Asraf Madava sebagai CEO Rabbani Corp. Tentu tak hanya keluarga Dandi, tetapi juga keluarga Daud dan be

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   39. Tak Ada Rahasia

    Kabar soal menghilangnya Ratih yang sempat disembunyikan dari Marni sampai juga di telinga wanita itu. Sebagai seorang ibu, tentu saja Marni ikut panik walau ia tak bisa berbuat apa-apa. Ke mana putri semata sayangnya itu pergi? “Ibuk kenapa sampai kecolongan, sih, Buk?” Rizal terlihat frustrasi. “Maafin Ibuk, Pak. Ibuk panik saat dengar suara benda pecah. Ibuk masuk buat memastikan. Ternyata benar Mbak Marni butuh bantuan.”Sampai jam dua belas malam, beberapa warga yang ikut mencari keberadaan Ratih juga tak menemukan tanda-tanda. “Ibuk juga enggak tahu kalau gembok pasungnya Ratih lepas, Pak. Makanya Ibuk enggak khawatir waktu ninggalin pintu dalam keadaan sudah terbuka.”“Sudah, Pak Rizal. Jangan salahkan Bu Murti. Dia bukan lalai, hanya saja situasi dan kondisinya tidak pas. Benar kata Pak Rizal, kita kecolongan,” sela Pak RT menengahi. Rizal menghela napas panjang dan meminta maaf kepada sang istri. “Apa perlu lapor polisi?” usul salah satu warga. “Tidak bisa, Pak. Seseora

  • DIKIRA SOPIR TERNYATA PUTRA PRESDIR   38. Khitbah

    Kali ini Rabbani benar-benar merasa terkepung rasa bahagia. Diantar oleh kedua orang tua kandungnya untuk meminta sang belahan jiwa. Bidadari bermata bening yang sudah pernah ia lihat, kini akan kembali memperlihatkan keindahan parasnya sebelum berlanjut ke meja akad. Heuh? Akad? Bani tersenyum saat pikirannya sudah berkelana ke pelaminan. Senyum itu pun kian merekah saat raut hangat Daud, Fatimah, dan Adnan menyambut di dalam ruang keluarga. Sementara Adiba masih ada di kamarnya bersama Aisyah, sang kakak ipar. “Selamat datang, Kawan!” Daud memeluk erat Ibrahim. Ibrahim pun menyambut. “Semoga sebentar lagi kita akan resmi menjadi besan,” sambut Ibrahim dengan berbisik. Daud hanya tersenyum sembari menepuk-nepuk bahu teman karibnya itu. Tak lain halnya dengan Fatimah dan Sarah. Kiya juga disambut dengan sangat hangat. Begitu tiba giliran Bani, pria tampan itu pun sedikit kikuk saat bersalaman dengan Daud. “Om?” Daud tersenyum dan mendekap Bani. Ada rasa haru yang menyeruak.

DMCA.com Protection Status