"Yaaa.... Miring dikit!! Sipp!!"Cekrek!"Nice!! Coba lebih cool lagi ekspresinya!! Tahannn...."Cekrek!"Angkat dikit dagunya!! Tahan gitu!!"Cekrek!Dari kejauhan, Leo menatap Ariana yang sedang melakukan pemotretan. Ada banyak gaya dan ekspresi yang Ariana tampilkan. Semua itu membuat Leo semakin kagum dengan Ariana.Sedangkan Leo, jika ia dihadapkan di depan kamera, mungkin yang biasa ia lakukan hanyalah tersenyum sambil mengangkat jempol."Oke!! Kita istirahat sepuluh menit!!" Leo tersenyum, saat ia melihat Ariana tersenyum ke para kru dan model lainnya. Keramahan Ariana sudah sering dibicarakan oleh para artis dan karyawan di Seven Star Agensi. Namun, baru kali ini Leo melihatnya secara langsung."Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?!" ketus Ariana. Wajahnya yang bak malaikat, telah hilang sepenuhnya.Ya..., mungkin keramahan Ariana tidak berlaku untuk Leo. "Aku suka liat kamu pas lagi foto tadi." Jawaban Leo memang jujur dari hati, namun Ariana malah mencibirnya."Cih!! Tukang
Setelah hari yang panjang, Leo kembali mengantar Ariana, pulang ke rumah Ariana."Ariana?" Leo mengerutkan keningnya, karena Ariana tidak lagi bersuara. "Kamu tidur?"Tidak ada jawaban dari Ariana. Leo lalu menoleh, dan benar saja, Ariana tertidur di belakang. "Dia pasti capek banget," gumam Leo sambil tersenyum. Walau tak sampai satu hari Leo menemani Ariana, namun ia bisa merasakan lelah yang dilalui oleh Ariana selama ini. Ternyata tidaklah mudah menjadi artis yang terkenal. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kadang para artis harus begadang sampai subuh, demi menuntaskan pekerjaan mereka. Setelah berkendara beberapa menit, Leo akhirnya tiba di rumah Ariana. Sebelum membangunkan Ariana, Leo masih menatap Ariana terlebih dahulu. Kapan lagi ia bisa memperhatikan Ariana selama ini, dan setenang ini?Semalaman Ariana terus berteriak dan memarahinya, dan hal itu membuat Leo tersenyum.Lima menit berlalu tanpa terasa. Leo pikir sudah waktunya ia membangunkan Ariana. "
Keesokan harinya, Aries memanggil Rini untuk mendengarkan laporan tentang pergerakan Leo dan Ariana. "Kemarin Pak Leo sempat jadi asisten pribadi Mbak Ariana. Mereka ke lokasi pemotretan, setelah itu mereka kembali ke rumah orang tuanya Ariana."Tidak ada yang istimewa dari laporan Rini. Aries mengira Leo akan melakukan pergerakan untuk membatalkan proses pelantikan dirinya nanti, tapi ternyata Leo hanya bersenang-senang dengan Ariana.'Mungkin Leo sudah menyerah untuk posisi pewaris,' batin Aries. Karena tidak ada hal yang penting, Aries menyuruh Rini untuk keluar dari ruangannya. Satu minggu lagi, Aries akan dilantik sebagai pewaris, sekaligus Direktur Utama Angkasa Group, menggantikan ayahnya yang akan pensiun. Karena itu, Aries harus memastikan segalanya berjalan dengan lancar, hingga ia bisa menduduki tahta tertinggi di keluarga Angkasa.***Di dalam ruangannya, Leo juga tidak peduli dengan pelantikan Aries. Ia lebih peduli pada status Aries dan Ariana yang masih tetap berpaca
Saat Leo tak bisa menjawab pertanyaan Shelly, Shelly akhirnya mengatakan pada Leo, apa yang ia lihat kemarin di tempat parkir."Aku lihat kamu sama Ariana kemarin. Nggak biasanya kamu baik gitu ke perempuan. Aku juga ikutin kalian ke tempat pemotretan, bahkan sampai ke rumah Ariana. Aku lihat semua yang kamu lakuin untuk Ariana," tutur Shelly.Leo diam dan hanya bisa mendengarkan perkataan Shelly."Kalau aku nggak liat itu semua, aku mungkin bakal percaya, kalau kamu bilang kamu nggak suka Ariana. Tapi, semua yang kamu lakuin benar-benar udah jadi bukti perasaan kamu yang sesungguhnya," lanjut Shelly.Leo sadar betul tentang masa lalunya dan Shelly. Dia juga tahu Shelly berteman baik dengan Ariana. Jika ia mengatakan pada Shelly kalau ia menyukai Ariana, maka apa yang akan Shelly pikirkan tentang mereka?"Kenapa kamu cuman diam aja?" tanya Shelly. "Jawab aku, Leo."Leo menarik napasnya, lalu menjawab pertanyaan Shelly. "Iya, aku punya perasaan untuk Ariana."Shelly terkejut mendengar
Berita yang dibawa oleh Leo memanglah berita baik. Ariana sudah menunggu berita tersebut selama beberapa hari ini, namun ketika hal itu datang, Ariana malah merasa ragu dan cemas."Kenapa? Kamu nggak senang?" tanya Leo. Wajah gelisah Ariana ternyata tak luput dari perhatian Leo."Gimana, ya...." Ariana berpikir sejenak, lalu melanjutkan kalimatnya. "Aku hanya bingung, gimana caranya aku bilang putus ke Aries."Leo tersenyum. "Kamu tinggal ambil Hp kamu dan telepon Aries sekarang. Bilang putus, dan semuanya selesai. Gampang, kan?"Ariana melirik Leo. "Iya, gampang kalau cuman ngomong doang."Leo menatap Ariana dengan senyum menggoda. "Kalau kamu nggak mau, sini Hp kamu, biar aku yang ngomong ke Aries."Mata Ariana langsung melebar. "Enak aja! Aku nggak mau!"Leo tertawa kecil melihat reaksi dari Ariana. "Kalau gitu gimana? Kalau kamu nggak putus sama Aries, aku nggak bisa temanin kamu ke acara amal sebentar malam.""Oh iya, ya... Aku kan harus pergi sama ka-upss!" Ariana buru-buru menu
"Tunggu, Aries!"Aries menoleh, menatap Ariana yang berlari kecil ke arahnya. "Ada apa lagi?" tanya Aries. "Masih ada yang pengen kamu omongin?"Ariana berhenti di depan Aries, lalu menatap mata Aries lekat-lekat. "Kamu serius soal yang kamu bilang tadi?"Aries mengernyitkan keningnya. "Soal yang tadi?""I-iya... itu... Yang tadi...." Ariana memainkan jemarinya karena gugup. "Soal hubungan kita, kamu serius, kan?"Aries menggeleng perlahan. "Kamu kenapa, sih?! Bukannya kamu yang mau putus? Terus kenapa kamu masih nanya?"Ariana terdiam. Ia juga merasa aneh dengan dirinya sendiri. Ia yang meminta putus, namun kini ia yang mengejar Aries untuk mengkonfirmasi jawaban Aries. "Kalau cuman itu yang mau kamu tanyain ke aku, kamu seharusnya sudah tau jawabannya." Aries menatap Ariana dengan wajah serius. "Aku serius dengan jawaban aku. Karena itu, kamu nggak perlu lagi nanya tentang itu ke aku. Mulai sekarang kamu bebas mau ngapain aja. jelas, kan?"Ariana menganggukan kepalanya. Ini adalah
Di luar rumahnya, Ariana menunggu Leo sembari memainkan handphone. Ia tidak tahu apa hal penting yang ingin Leo bicarakan, tapi sedari tadi ia merasa khawatir, karena Leo belum juga sampai di rumahnya."Kok lama banget, ya?" gumam Ariana, seraya melihat jam di ponselnya. Sudah 30 menit berlalu semenjak Leo berkata kalau Leo akan menuju ke rumahnya. Tapi sampai detik ini, belum ada juga tanda-tanda kemunculan dari Leo.Sudah beberapa kali juga Ariana menghubungi Leo, tapi Leo belum mengangkat telepon dari Ariana. "Hah... Buat orang khawatir aja!" keluh Ariana.Ariana ingin kembali menghubungi Leo, tapi ponselnya tiba-tiba berdering, membuat Ariana langsung mengangkat panggilan tersebut. "Halo?! Leo?! Kamu di mana? Aku sudah nunggu kamu dari tadi!""Maaf... Tadi ada sedikit masalah di jalan, jadi aku di rumah sakit sekarang."Ariana tersentak. "Ha?!! Rumah sakit?!! Emang ada kejadian apa?!! Siapa yang sakit?!!" "Nggak ada kejadian apa-apa. Mobil aku tadi ditabrak, jadi aku-""Apa?!! D
Ariana pulang ke rumahnya dengan perasaan bahagia. Ia merasa seperti terbang melayang ke langit, menembus awan dan bintang-bintang.Bagaimana Ariana tidak merasa bahagia? Walau pengakuan cinta dari Leo jauh dari kata romantis, namun intinya ia dan Leo malam ini resmi menjadi pasangan."Ini yang namanya patah satu tumbuh satu," gumam Ariana sambil tersenyum. Walau peribahasa yang ia katakan salah, ia tidak peduli. Leo telah membuat Ariana bahagia malam ini, dan Ariana berharap agar rasa ini bisa bertahan selamanya.***"Yes!!" Walau kaki Leo sedang sakit, tapi ia berjalan layaknya orang yang sedang sehat. Ia naik ke kamarnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk."Ahhh... Akhirnya aku berhasil juga," gumam Leo, lega. "Besok aku harus ngapain sama Ariana, ya?" tanya Leo pada dirinya sendiri. Sebelum Leo mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, ia mengeluarkan ponselnya dan buru-buru mencari kontak Ariana. "Aku harus kabarin Ariana kalau aku sudah sampai rumah."Leo : A