Share

Bab 46. Cerita yang Indah

"Mas, bukan Mbak Za. Aku justru berhutang nyawa sama dia, Mas." Nila menjelaskan sambil berusaha duduk di kursi ruang tamu.

Keadaannya masih lemah, selain kurang makan, dia juga kurang tidur. Napasnya sedikit memburu. Di saat yang sama sang ibu datang dan langsung membawa Nila dalam pelukan. Rindu, tetapi tidak ada usaha menemukan seperti yang Dimas lakukan selama dua hari terakhir.

"Kalau bukan dia, lalu siapa? Waktu nikahan mas, dia yang terakhir bicara sama kamu, kan? Dia itu memusuhi keluarga kita, Nil. Jangan membelanya atau kamu sedang diancam?"

"Mas!" Suara Nila sedikit meninggi. "Mbak Za nggak pernah memusuhi kita, kitalah yang memusuhi dia selama ini. Memang benar, sebelum aku menghilang, Mbak Za yang terakhir bicara sama aku, tapi bikan dia. Ada anak kecil yang entah datang dari mana, dia melambaikan tangan. Seperti dihipnotis, aku mengikutinya. Entah apa yang terjadi, saat aku membuka mata malah berada dalam ruangan sempit tanpa jendela."

Zanna tersenyum menatap Nila penuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status