POV Author___________________Siang berganti malam dan Nila belum juga menemukan cara bagaimana membujuk Dimas agar mau menelan biji wisteria itu. Sejak pulang ke rumah, dia merasa gelisah sampai harus mencari artikel tentang wisteria. Beruntung sebelum pulang tadi, Zanna memberinya sejumlah uang untuk membeli ponsel baru.Dari internet, kini Nila tahu bahwa wisteria yang memukau kala dipandang memang berbahaya. Ibarat sosok gadis yang begitu cantik, tetapi memiliki hati paling busuk. Dia berpikir bahwa Sandra sangat cocok mendapat gelar wisteria.Sekarang, biji berwarna cokelat yang dibungkus kertas putih ada dalam genggamannya. Sebentar lagi sang ibu akan memanggil untuk makan malam, tetapi ide belum juga muncul. Sesekali menelan saliva, takut pada konsekuensi apabila melanggar janji.Haruskah Nila melupakan semua janjinya pada Zanna dan membuang tanaman itu? Jika Zanna bertanya, Nila cukup mengarang cerita. Akan tetapi, bagaimana jika suatu hari nanti Zanna mengetahui kecurangan g
"Apa, Mas?" Nila bertanya dengan suara yang terdengar ragu."Mas merasa ada yang kamu sembunyikan. Apa mungkin kamu–""Jangan suudzon, Mas. Aku ke sini ya cuma pengen mastiin keadaan kamu aja, Mas. Biar bagaimanapun Mas Dimas itu kakak aku, masa dibiarin pusing sendiri. Lagian kalau mau curhat, curhat aja kali, Mas, nggak usah sok gengsi."Dimas mengalihkan pandangan, lebih suka menatap langit tanpa bintang itu. Embusan angin malam semakin terasa, perlahan rintik hujan mulai membasahi bumi. Tidak, hanya gerimis biasa yang kata orang mengundang rindu. Dimas berdiri, duduk di kusen jendela.Perasaan rindu menyergap jiwa. Dimas memejamkan mata karena bayangan Zanna menari-nari di depan sana, melambai seolah ingin Dimas berada dalam pelukan. Dimas tahu itu sebatas ilusi, jadi memilih mengatup bibir sambil melambungkan harapan bisa kembali dipersatukan."Nil, kalau kamu jadi Ana, mau nggak balik sama mas lagi? Jawab yang jujur, nggak usah sungkan karena takut mas sakit hati.""Kalau aku ja
Pukul sebelas siang, Nila bertamu ke rumah Zanna setelah dua jam latihan bicara di depan cermin. Pasalnya, ada rahasia yang harus gadis itu sembunyikan. Ponsel dia genggam seerat mungkin seraya mengatur napas karena masih menunggu Zanna keluar dari kamar.Saat mengedarkan pandangan, tidak ada orang di sana. Hanya suara dari dapur yang membuat rumah itu sedikit hidup. Nila jadi berpikir bahwa mantan kakak iparnya hidup bahagia penuh kemewahan. Lelaki tua tampan rupawan yang dimaksud Dimas pun tidak memunculkan batang hidungnya."Kayaknya emang enak hidup seperti Mbak Ana, mau apa aja pasti bisa langsung dibeli. Sayang sekali karena sudah janda tanpa anak dan sekarang jadi wanita simpanan Tuan Arsenio. Aku jadi penasaran sama lelaki itu, barang kali minat juga sama aku biar bisa hidup enak. Mbak Ana tetap bisa makan tanpa bekerja bagai seorang ratu dalam kerajaan." Nila bicara pada diri sendiri.Di saat yang sama, Zanna terlihat menuruni anak tangga dengan langkah begitu anggun. Dress s
"Iya, Bu. Mas Dimas ada?" Zanna mengurai pelukan, menatap sendu pada mantan ibu mertuanya."Ada di kamar."Zanna mengangguk, kemudian tanpa permisi menuju kamar Dimas. Tidak ada alasan lain kecuali penasaran dengan keadaan lelaki itu dengan harapan hatinya semakin hancur dan terluka. Nila mengulum senyum, tetapi Zanna sudah malas duluan untuk membalasnya. Dia marah bahkan sangat marah.Di tempat tidur, lelaki itu memejamkan mata rapat. Wajahnya kuyu seolah tidak terawat. Padahal saat pertama mereka bertemu sampai berpisah, Dimas gagah, tampan rupawan. Waktu yang mengubah segalanya begitupun dengan perasaan mereka. Terlalu banyak ujian menerpa, khusus dialami Zanna."Dimas terpuruk, Na. Dia baru saja dipecat dari pekerjaannya. Tadi malam juga pingsan entah kenapa." Bu Tika menjelaskan dengan suara lirih, kedua tangannya memegang bahu Zanna untuk menarik simpati."Kasihan sekali Mas Dimas. Meskipun kami telah berpisah, aku tetap nggak tega melihatnya, Bu. Jadi, sekarang gimana, Mas Dima
Pukul lima sore, Zanna baru tiba di rumah karena dia menghabiskan waktu untuk perawatan di salon sekaligus belanja di mall. Menurut kepercayaan Zanna, seseorang yang memiliki banyak masalah sampai mengusik pikiran itu harus bersenang-senang jangan sampai berakhir bunuh diri.Dan sekarang dia seolah melupakan semua masalahnya. Tentang pengkhianatan Dimas, perlakuan ibu mertuanya dulu dan juga Nila yang mencoba mengelabui. Zanna tersenyum ketus mengingat gadis itu. Mungkin dia pikir Zanna adalah wanita lugu, tidak paham dunia tipu-tipu.Tidak, Zanna justru paham bagaimana cara menipu orang dengan baik. Dia pemilik zodiak Gemini yang kata orang bermuka dua. Akan tetapi, selama ini semenjak menjadi istri Dimas, Zanna lebih banyak mengalah dengan tujuan mempertahankan rumah tangga. Dia telat menyadari bahwa hubungan mereka bukan dipertahankan oleh Dimas pula, melainkan menunda perpisahan dan itu menyakitkan."Zanna, papa manggil kamu!" Alyssa mencekal tangan sang adik yang hendak masuk ke
Sepanjang malam Zanna memikirkan rencana kakaknya. Padahal Alyssa sendiri yang telah meminta Zanna untuk pura-pura baik seperti dalam drama xianxia itu. Menjadi baik untuk menggali informasi serta memanfaatkannya demi bisa kabur dari tempat yang dia anggap sebagai penjara.Setelah Zanna mencoba melakukan semua itu, Alyssa justru mengubah rencana dan seolah tidak suka dengan kebaikan palsu itu. Zanna semakin bimbang, tidak bisa menebak jalan pikiran sang kakak. Jika terus mengubah rencana, sama saja mengulur waktu berujung gagal. Zanna tidak mau jika pada akhirnya kalah dan dipandang remeh oleh Dimas sekeluarga.Meskipun udara di malam hari begitu menyejukkan, tetapi tidak bisa memberi ketenangan bagi Zanna. Terlalu banyak kebohongan dan sandiwara. Padahal wanita itu sejak dulu mendambakan kehidupan yang baik dan damai. Berbohong hanya akan menambah beban pikiran karena khawatir jika kebenaran terungkap di kemudian hari.Dari drama yang ditonton oleh Zanna membuat wanita itu percaya un
"Lalu, kenapa? Sandra itu bukan urusan aku. Lagi pula kamu yang tidur sama dia, ya kamu tanggungjawab. Mau pamer kalau sekarang kamu bakal jadi ayah? Perbuatan haram gitu dibanggain!" cetusku berusaha agar tidak teriak. Ternyata di zaman sekarang, polos dan bodoh itu beda tipis. Sudah banyak perempuan yang mengaku cinta, kemudian menyerahkan kehormatannya cuma-cuma saat lelaki membujuk rayu meminta bukti kesetiaan dengan janji akan dinikahi. "Kan, nanti aku juga yang bakal jadi suami kamu. Untuk apa takut nggak perawan?" "Ini supaya kamu nggak nyari yang lain. Aku takut ditinggal kamu." "Sayang, sekarang atau nanti apa bedanya? Toh, aku juga yang bakal ngambil di malam pertama kita." "Bukti cintaku sama kamu. Bukti cinta kita. Biar kayak suami istri benaran, jadi susah kalau mau putus karena pasti mikir dua kali." Seperti itulah kiranya ketika lelaki sudah menginginkan hubungan suami istri di luar pernikahan dengan kekasihnya, lalu seorang perempuan akan mudah luluh dan percaya.
Suasana tiba-tiba hening. Mereka tenggelam dalam pikiran sendiri. Zanna menghela napas, akhirnya dia mengungkapkan fakta bahwa dirinya bukanlah anak yatim piatu yang miskin dan juga tidak pernah menjadi wanita simpanan siapapun. Itu melegakan, minimal dia bisa menjadi diri sendiri ke depannya. Zanna berharap Alyssa tidak marah karena membongkar identitas lebih awal."Jangan mengarang cerita. Nama kamu memang Zanna Amani Z, tapi bukan putri Arsenio Zaroun. Seorang wanita simpanan akan selamanya jadi simpanan, bukan jadi anak!" Emosi Bu Tika meluap. Dia masih belum mau menerima kenyataan mengingat kelakuannya selama ini pada Zanna.Bu Tika tahu kalau dirinya bisa saja mendapat pembalasan dendam. Arsenio Zaroun sangat terkenal dengan sifatnya yang tidak mudah memberi maaf. Namun, Bu Tika dan juga Dimas terlalu ceroboh, telat menyadari semuanya."Mengarang cerita biasanya dilakukan sama ibu waktu aku masih jadi menantu. Ibu dan juga Nila sering menghasut Mas Dimas, memfitnah aku agar cint
“Mencintai itu insan. Rasa luka itu insan. Namun, masih mencintai di kala terluka adalah malaikat.”—Maulana Jalaluddin Rumi____________________________Cinta sejati tidak selalu lahir dari pertemuan indah yang melahirkan kenangan paling romantis. Cinta sejati bisa juga bermula dari kisah kelam, saling menghunus pedang, saling membunuh dengan harapan menang.Itu pernah terjadi di masa lalu dan dialami oleh banyak pasang manusia. Bukan hanya cinta jadi benci, tetapi benci jadi cinta pun ada. Itu kenyataan, bukan sebatas dongeng yang sering diceritakan oleh para manusia pecinta buku.Seperti Rosaline. Perempuan bergelar janda kembang itu senantiasa mengunjungi mantan suaminya bahkan kerap kali membantu Zanna untuk mengurus Alvino. Sejak dua hari yang lalu, keajaiban turun atas kemurahan hati Sang Pencipta. Lelaki itu membuka mata, keadaannya pun kian membaik. Sekarang tengah berada di ruang perawatan.Saat waktunya makan siang dan Zanna masih mengurus pekerjaan, Rosaline langsung mengam
"Minggir!" teriak Alvino sekeras mungkin di antara derasnya hujan.Enam manusia itu langsung menoleh bersamaan. Salah satu dari mereka tertawa kencang ketika yang lain mengunci pergerakan perempuan itu. Jika Alvino taksir, mungkin sekitar tiga puluh tahun.Seorang lelaki memakai ikat kepala merah di tengah. Sial. Mereka kembali bertemu. Namun, saat ini mungkin tidak ada gadis pembawa traffic cone karena sedang menuju rumah bersama kakaknya.Situasi yang sama untuk tujuan yang berbeda. Apakah ada yang memahami perasaan Alvino saat ini? Tentu saja dia ingin menyelamatkan perempuan itu. Dia paling tidak bisa melihat kekacauan apalagi mengingat bahwa dulu sang bunda pernah menderita.Tolong-menolonglah dalam kebaikan. Begitu nasihat yang selalu ayahnya tekankan."Kamu mau jadi pahlawan?!" bentak lelaki itu. Tubuhnya lebih tinggi dan kekar daripada Alvino sendiri.Dalam derasnya hujan, rasa takut mendominasi. Amarah membara di dalam dada menepis rasa dingin yang seharusnya membuat mereka s
Pada tahun itu, dia tidak melakukan kesalahan. Hanya keadaan yang memaksanya pergi; mengikuti takdir yang berjalan.Melepaskan sosok yang dicintai adalah pengorbanan besar—terutama jika demi kebaikanmu—lalu berjuang untuk lepas dari rasa sakit.Membunuh perasaan sendiri?Oh, tidak. Wajahmu telah terlukis indah di hatinya, tidak akan terlupakan, kecuali hati itu telah mati .... Kamu percaya dengan apa yang aku katakan?Jangan! Terkadang aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas dibenarkan.~ Rosaline_________________Janda muda yang masih berstatus gadis itu menyempatkan diri untuk mengunggah status di Insta-gram ketika menepikan mobil karena minta oleh Xavier. Lelaki yang hatinya tengah menangis pilu itu ingin mengademkan siri di alfa dengan membeli minuman kesukaan juga beberapa roti.Sudah bukan hal baru apabila mendapat masalah, maka Xavier akan mengademkan diri, berusaha untuk memendam sendiri serta meninggalkan makan sekalipun terasa lapar. Rosaline sendiri duduk merenung du dala
“Keindahan yang kamu miliki telah terlukis dalam hati, Tuan. Aku tidak akan melupakannya kecuali hati ini telah mati.”—Rosaline.____________________________"Kamu yakin?" Rosaline mencekal pergelangan tangan sang kakak yang baru saja menyambar kunci mobil.Lelaki tampan, hidung bangir dan tubuh jangkung itu telah siap. Cukup memakai kemeja dan celana jeans serta tatanan rambut rapi tanpa lupa menyemprot parfum pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Sudah hampir pukul delapan malam dan dia harus segera ke sana karena Jenni bilang belum memberi tahu kakak dan papanya.Dia ingin pura-pura terkejut sehingga mereka tidak tahu bahwa malam itu ada rencana yang harus disusun. Lagi pula, semuanya sesuai saran dari Rena yang telah memahami betul bagaimana sifat Lucky dan papanya. Malam itu ... bisa menjadi jalan mereka bersama."Xavier!" panggil Rosaline lagi. Dia geram karena merasa diabaikan."Iya, yakin. Aku sudah bicara sama Jenni, kan? Tidak ada pilihan lain. Ini ibarat kesempatan terakhir da
“Cinta dan benci adalah dua hal yang tidak bisa bersatu seperti minyak dan air dalam satu wadah. Mustahil ada cinta kalau berselimutkan benci, mustahil membenci kalau ada cinta sekalipun pujaan hati melakukan sebuah kesalahan. Jika benih cinta mulai tumbuh, maka rasa benci seketika memudar. Begitupun sebaliknya, cinta akan terkikis apabila benci sudah mulai mendominasi.”—Bintu Hasan.____________________________Waktu bergerak begitu lambat bagi Xavier karena belum menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang masih bersarang di otak. Pikiran terusik. Keinginannya untuk mempersunting Jenni semakin bulat agar tidak ada lagi alasan untuk berpisah. Sayang sekali, setitik keraguan tentang restu justru makin menyebar.Serupa virus yang menjangkiti sesuatu untuk merusaknya. Begitu juga prasangka buruk, merusak pola pikir. Xavier menghela napas panjang. Dia menyempatkan diri curhat pada Rosaline tadi dan juga ibu angkatnya. Mereka setuju untuk membuat jalinan cinta itu menyatu dengan kua
“Oh, Tuhan ... selamatkan aku dari kerinduan yang terus tumbuh.”—Jenni._______________________________Aku lelah. Rasanya terlalu pusing menjalani kehidupan setelah kejadian beberapa hari ini. Aku pikir, pulang ke rumah hanya untuk mengenang tentang Mama Naf dan Mama Lisa, berdamai dengan Papa dan juga Kak Lucky.Entah bagaimana akhir kisah cinta yang terjalin cukup lama ketika mereka justru berbalik menentang. Tidakkah cukup ketulusan Xavier—terlukis di kedua matanya—menjadi jawaban?Ini berat. Sepanjang perjalanan tadi, Kak Rena hanya sibuk meracau. Aku tidak tahu bagaimana akan memberi respon, selain kami belum terlalu dekat semenjak aku tinggal di Makassar, dia juga belum tentu benar-benar berpihak.Bercerita tentang dendam dari masa lalu, semoga Tuhan mengampuni dosa kami. Aku sudah sering mendengar cerita dari mereka ketika berkumpul di rumah. Tentu saja yang dibahas adalah hal menarik, tetapi terkadang Kak Alvino meminta saran pada Kak Lucky dan Kak Rena.Aku penasaran, pura-p
Hati atau raga, mana yang lebih penting?Kalimat itu terngiang-ngiang. Ya, tadi Xavier mengiriminya sebuah pesan, tepat ketika azan asar berkumandang merdu di semua tempat peribadatan umat muslim.Jam masih menunjuk angka lima sore dan Akmal tetap setia menunggu adiknya selesai mengurus pekerjaan yang katanya tinggal sedikit. Pembicaraan mereka tentang dua anak manusia yang saling mencintai harus terhenti karena ada panggilan dari orang penting dan Akmal bisa memahami hal demikian.Bagaimana jika ternyata Ricky menolak untuk memberi restu setelah tahu bahwa putrinya jatuh cinta pada seorang anak yang di dalam dirinya mengalir darah seorang Sandra? Siapa pun—termasuk Akmal sendiri—pasti memiliki rasa khawatir jika ternyata di kemudian hari terjadi hal-hal buruk.Sebut saja tentang pembalasan dendam. Dari wajah saja sudah tergambar dengan jelas bagaimana perangai Xavier. Garis wajah tegas menunjukkan bahwa prinsipnya tidak mudah digoyahkan, mungkin pengecualian jika dia sedang dilanda b
"Cinta itu bukan sebatas siapa yang paling berkorban, tetapi juga berjuang. Jika masih bisa diusahakan bersama, mengapa harus melangkah mundur?"—Bintu Hasan.________________________________Harapan itu menjelma menjadi sepasang sayap yang mengepak indah, melambung begitu tinggi saat kata-kata romansa lahir dari mulut-mulut mereka yang mengaku cinta, baik tulus ataupun tidak.Ketika sayap dipatahkan dengan satu atau banyak akibat, maka sulit untuk terbang sebelum luka kembali pulih. Sakit? Tentu saja. Seketika dunia terasa seperti penjara di mana anak manusia tidak lagi bisa melangkah ke mana pun dia ingin.Malam-malam meskipun dipenuhi dengan jutaan bintang serta cahaya dewi malam, tetap terlihat mendung. Tidak, mata tidak patut disalahkan, hati lah yang menjadi penyebabnya. Seseorang yang sedang dirundung duka, dia pasti menganggap bumi seolah-olah berhenti berputar.Tidak ada perbedaan besar antara kaum Adam dan Hawa. Mereka sejatinya sama. Akan tetapi, sebagian lain begitu mampu m
PoV JenniMungkin memang benar bahwa kita tidak boleh memaksakan cinta karena sesuatu yang dipaksakan selalu berakhir menyakitkan. Aku Jenni, anak bungsu dari dua bersaudara. Terlahir dari keluarga ... sulit dijelaskan apalagi sampai menggambarkan dengan kata-kata indah.Tidak ada yang indah, semua hanya kesemuan, menyakiti hati kami anak-anaknya. Andai saja boleh membuka suara, sudah lama kuminta Mama Naf untuk berpisah dari papa karena melihat bagaimana lelaki bergelar suami dan ayah itu lebih condong pada istri muda.Ini bukan tentang siapa yang melahirkan karena pada hakikatnya Mama Naf mengambil banyak peran penting dalam hidup. Lupakan tentang keluarga, aku pun selalu kalah dalam masalah cinta dan semoga kali ini memenangkannya.Jatuh cinta pada sosok lelaki yang aku kenal dari grup Whats-App karena diajak kenalan, mengobrol singkat. Sebenarnya aku tidak cinta, tetapi dia mengutarakan rasa dan katanya sudah lama dipendam. Entah seberapa lama, tetapi bagi aku baru sebentar.Sebag