Share

24. Ide Gila

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 23:27:54

"Bagaimana kalau anak wanita itu adalah anakku, Pi?" tanya Ryan dengan berani.

Ia seolah menantang sang ayah.

Maka, pria berusia 60 tahun itu pun mendelik ke arah putranya dan berkata.

Apapun yang ingin kamu sampaikan, itu tidak berguna untukku.

Anak itu, meskipun mirip denganmu, belum tentu adalah anakmu.

"Aku punya bukti kalau begitu!"

"Buang semua bukti itu, dan nikahi saja Queen secepatnya. Papi nggak perduli dengan apapun alasanmu, atau masalah di masa lalu kamu. Papi hanya ingin, kamu menikah dengannya. Itu sudah cukup."

Ryan kehilangan ide jika ayahnya sudah tidak memperhatikan alasannya untuk terus mengejar Titi.

Apa alasan yang akan ayahnya setujui?

Ia pun memilih untuk istirahat dan memikirkan ide lainnya.

Ia tidak akan menyerah begitu saja, karena kalau menyerah itu bukanlah Ryan.

•••

Kluntang!

"Apa kekuasaan yang lo butuhin?" tanya Taufik.

Pria yang berprofesi sebagai Mekanik Mobil itu, adalah salah satu sahabat Ryan yang tidak masuk circle gengnya yang isinya orang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   25. Relakan Aku

    "Aku tahu siapa Ibu dan ayahnya, Ryan."Ryan datang ke kontrakan Titi dan Sifa malam-malam, terkejut dengan kehadirannya.kemudian Ryan dengan sadar malah mengungkapkan niatnya untuk melamar Titi untuk saja sifat sudah tidur jadi ini hanya. dan Rayan d ruang tamu karena itu titik langsung memutuskan untuk memberitahu Ryan Apa yang terjadi dan Kini giliran Ryan yang terkejut. "Sorry?"ayah dan ibu Syifa aku tahu siapa mereka "Jadi, Sifa bukan anak kandungmu?" "Yah..."Ryan mematung syok dengan semua itu."Jadi tolong berhentilah mengejarku," ujar Titi merasa putus asa."Tunggu-tunggu! Tolong jelasin siapa orang tuanya Sifa! Lalu kenapa dia sangat mirip denganku?""Ya karena ayahnya juga mirip denganmu," balas Titi cepat."Apakah yang kamu bilang adalah kakak sepupuku yang sedih diusir dari Keluargaku?""Itu benar ...""Dasar, brengsek!" umpat Ryan tanpa sadar."Jadi, tolong menjauhlah dariku. Aku ingin melindungi Sifa darinya. Apakah apakah dia keponakanmu?""Iya betul.""Pantas sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   26. Keputusan Bodoh

    "Hentikan itu, Ryan! Hentikan!" Ryan terkejut dengan bentakkan Titi, ia sudah kelewat batas memang. "Keluar dari sini, sekarang juga!" perintahnya tegas. Ryan pun tak punya pilihan lain selain pergi dari sana. Ia benar-benar shock dengan kenyataan itu, tapi sekaligus bingung dengan jalan hidupnya selanjutnya. Sementara di Club tempatnya bertemu dengan Tristan, Tristan mengatakan kalau ia sudah tau soal ayah dan ibu kandung Sifa. "Kenapa lo gak cerita?" "Ada batas, Bro. Titi al ngizinin gue buat cerita." "Anjir, gue kayak orang tolol banget! Selama ini, gue gak bisa nemenin Titi di masa-masa sulitnya!" umpat Ryan pada diri sendiri. Tristan hanya bisa diam, menatap sahabatnya dengan prihatin. Setelah Ryan tenang, barulah Tristan mengajaknya bicara untuk pembahasan yang lebih serius. "Sebenernya gue juga nggak tau harus gimana. Gue merasa prihatin sama fakta kalau lu harus nikah sama orang yang nggak lu suka. Gue tahu pasti itu berat banget, tapi kalau dipikir-pikir

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   27. Jangan Gila

    "Tunangan lu tuh, Queen!" ujar teman Queen saat melihat Ryan berjalan ke arah mereka.Queen dan temannya itu memang sedang hangout bareng di cafe, dan baru saja duduk selama 15 menit.Mendengar itu, Queen pun langsung menoleh dan melihat kalau Ryan menghampiri mereka. Ia pun langsung berdiri dan menyapanya dengan senyum cerah.Pertemuan mereka diperhatikan banyak orang, terutama karena keduanya terkenal."Hai, Sayang, kamu ke sini mau nemuin aku?"Ryan mengangguk dengan tersenyum manis, membuat semua orang percaya kalau mereka saling cinta. Ia juga tersenyum ke arah teman Queen.Ia kemudian berkata."Em... Queen, aku minta maaf karena ganggu, tapi bisa nggak bicara sekarang?" Teman Queen yang peka pun langsung berkata."Ah boleh, aku juga udah mau pulang ada janji sama Mama. Kita juga udah lama kan, jadi ya udah aku pulang dulu. Bye!"Kemudian ia pulang, tinggallah Queen dan Ryan kemudian mengajak Queen untuk mencari tempat yang lebih private.Mereka memilih ruang VIP di cafe itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   28. Obses

    Titi pun langsung menghentikannya, sebelum Tristan benar-benar memukulnya. "Dia nggak ngelakuin apa-apa. Kami cuma bicara," ujar Titi keras sehingga kedia pria yang saling tatap itu terjerat. Mendengar itu pun, Tristan langsung melepaskan tangannya dari kerah kemeja sahabat sekaligus musuh cintanya itu. Ia kemudian duduk, bersandar di tembok dan memperhatikan sahabatnya yang terus menatap Titi yang jelas tidak nyaman diperhatikan seintens itu. Maka, setelah hampir 15 menit saling diam. Ryan pun berkata pada Tristan. "Gue cuma mau ngomong sama Titi, tadi gue jelaskan sama dia kalau gue benar-benar berjuang untuknya. Jadi, apapun yang aku lakuin ke dia nanti, aku bukan sedang selingkuh dari tunanganky." Tristan sampai melongo mendengarnya. Bagaimana bisa sahabatnya itu sangat gigih? "Mari kita kembali bersaing," ujarnya lagi, sambil mengeluarkan tangan pada sahabatnya itu untuk bersalaman. Tristan diam saja, ia bingung harus melakukan apa dengan kegilaan sahabatnya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   29. Ternyata Benar

    Di ruang praktik dokter, Dokter Adi pun menjelaskan apa yang ia temukan setelah pemeriksaan Sifa. "Jadi begini Bu Titi, boleh saya ngobrol sebentar ya? Saya tanya dulu, bagaimana siklus demamnya Sifa? Apa berulang?" "Iya, dok." "Baiklah... Terkait kondisi Sifa yang sering demam berulang ini, saya ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan." "Iya, Dok. Memang Sifa sering banget demam, terus sembuh sendiri, tapi nanti kambuh lagi. Saya jadi bingung, ini kenapa ya?" "Nah, itu dia, Bu. Dari catatan yang Ibu sampaikan, dan hasil pemeriksaan sejauh ini, kita belum menemukan tanda-tanda infeksi seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi lainnya." Titi terlihat sangat cemas. "Tapi demamnya Sifa itu datang berulang, mirip pola penyakit yang disebut Hyper IgD Syndrome, atau kita singkat saja HIDS ya." "Hah, itu penyakit apa ya, Dok? Bahaya?" "Tenang dulu, Bu. Saya jelaskan pelan-pelan ya. HIDS itu penyakit bawaan dari lahir—jadi bukan karena virus atau bakteri, tapi karena si

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   30. Fakta yang Menyakitkan

    Biaya rumah sakit Sifa dibayar oleh Tristan, karena awalnya akan dibayar oleh Ryan, tapi sudah keduluan Tristan. Ryan pun hanya bisa pasrah, ia kecolongan lagi. Kemudian karena ada rencana dari Titi untuk tes, maka Ryan lah yang membayar itu, sehingga dokter mengambil sampel darah dari Sifa dan akan mengeceknya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagaimana diagnosa yang sudah disampaikan oleh dokter, Titi masih berharap bahwa itu tidak benar. Akan tetapi, bagaimanapun kemungkinan besarnya adalah seperti apa yang dokter Adi sampaikan. ••• Keesokam harinya dan hari-hari berikutnya, Ryan dan Tristan benar-benar mulai bersaing dengan imbang. Titi jadi bingung di sini, mereka berdua seperti tidak ada cewek lain di dunia ini. Itu jelas membuat Titi merasa kesulitan. Bagaimana tidak? Keduanya terus berebut untuk mengantar jemputnya dan Sifa, jadi akhirnya Titi membuat jadwal agar keduanya bisa gantian, daripada terus berdebat tiap pagi sore. Hal itu membuat semuanya terhamba

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   31. Confess

    "Gila anjir! Gue gak tau kalo Dea ama Pak Boss putus!" "Masalahnya nih kenapa tadi Queen bilang kalo Titi yang ngerebut?" "Apa cuma gue yang mikir ini gak masuk akal? Mira dan Queen itu jauh banget!" "Iya njir, kalo bener mah... Pak Boss udah gila dan bakal jadi skandal besar." "Iya kalau dipikir-pikir ya, secara logika paling mudah, bisa-bisanya Pak Bos lebih milih cewek biasa yang sederhana daripada tunangannya yang udah jelas-jelas punya kualitas lebih bagus daripada kayak kita-kita. Titi standar banget bjir?""Iya juga, kalau misal sama cewek lain yang cantik juga sih, mungkin masih percaya ya... tapi ini Titi?""Ini gila banget sih....""Eh tapi, kan Titi juga pernah bilang katanya mereka pernah satu kampus dulu. Bisa aja kan kalau mereka punya kisah lain yang nggak diceritain ke kita.""Bener juga sih, dan satu hal yang paling sakral dalam hidup adalah cinta pertama. Cinta pertama Pak Bos, mungkin Titi.""Aduh udah gila kalo iya, tetep gak masuk akal kalo Titi Cinta Perta

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   32. Tawaran Sandiwara

    "Sejak kuliah..." Titi terkejut mendengarnya, "Tapi waktu itu, Bapak keliatan gak suka sama saya. Malah terlihat gak suka pas Ryan berpacaran dengan saya, aaya kira karena saya orang biasa. Apa alasannya?" tanyanya bingung. "Itu cuma kamuflase karena waktu itu kamu pacar sahabatku, jadi... aku mencoba untuk mengalah. Tapi kali ini, aku gak akan membiarkan semuanya begitu saja." "Anda yakin?" "Yes, Aku tahu kamu bakal nggak yakin, tapi itulah faktanya. Bahkan Ryan juga udah tahu kok," jelas Tristan. "Hem... terus dia nggak curiga atau apa sejak dulu Ryan tahunya juga?" "Baru-baru ini dia tau, karena aku baru ngomong soal ini. Waktu kami benar-benar diskusi soal kamu dan Sifa." "Terus bagaimana tanggapan dia?" "Ya dia nggak nanggepin apa-apa, cuman ya kaget dan bilang sewajarnya orang-orang aja. Kami merasa bahwa kami harus bersaing secara sehat," ujar Trsitan. "Luar biasa sih kalian, gak sampai musuhan." "Sebenarnya ada bumbu-bumbu musuhan, cuman kami cukup dewasa un

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16

Bab terbaru

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   33. Ryan sang Panglima

    "Ma! Papi kok gak pernah ke sini lagi ya?" tanya Sifa sambil makan permen. Titi yang sedang membuat adonan roti pun tersenyum tipis. "Lagi kerja, kerjaannya banyak." "Gitu ya, Ma?" Sifa terlihat sedih, lalu ia keluar kontrakan. Biasanya sih ia akan main dengan temannya sebelum isya, karena malam Jum'at libur mengaji. "Mau ke mana Sayang, main?" tanya Titi lembut. "Enggak... eh... Ma!" ujar Sifa tiba-tiba terlihat excited. Titi pun bingung dan langsung melihat keluar, saat tiba-tiba seseorang muncul di depan pintu. "Kak Tristan?" tanya Titi kaget. "Yoi! Yuk makan sate dulu, ini enak loh!" "Yey!!!" Titi terkekeh mendengarnya, ia pun mempersilahkan Tristan masuk dan ia mengambil wadah terlebih dahulu. Setelah menyerahkan wadah, Titi pamit untuk memanggang kuenya dulu. "Aku mau manggang roti dulu ya, Kak." "Oke, santai aja, Ti." Melihat situasinya, sepertinya Titi belum melihat media sosialnya karena saat ini.Banyak yang sudah membicarakannya, namanya menjad

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   32. Tawaran Sandiwara

    "Sejak kuliah..." Titi terkejut mendengarnya, "Tapi waktu itu, Bapak keliatan gak suka sama saya. Malah terlihat gak suka pas Ryan berpacaran dengan saya, aaya kira karena saya orang biasa. Apa alasannya?" tanyanya bingung. "Itu cuma kamuflase karena waktu itu kamu pacar sahabatku, jadi... aku mencoba untuk mengalah. Tapi kali ini, aku gak akan membiarkan semuanya begitu saja." "Anda yakin?" "Yes, Aku tahu kamu bakal nggak yakin, tapi itulah faktanya. Bahkan Ryan juga udah tahu kok," jelas Tristan. "Hem... terus dia nggak curiga atau apa sejak dulu Ryan tahunya juga?" "Baru-baru ini dia tau, karena aku baru ngomong soal ini. Waktu kami benar-benar diskusi soal kamu dan Sifa." "Terus bagaimana tanggapan dia?" "Ya dia nggak nanggepin apa-apa, cuman ya kaget dan bilang sewajarnya orang-orang aja. Kami merasa bahwa kami harus bersaing secara sehat," ujar Trsitan. "Luar biasa sih kalian, gak sampai musuhan." "Sebenarnya ada bumbu-bumbu musuhan, cuman kami cukup dewasa un

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   31. Confess

    "Gila anjir! Gue gak tau kalo Dea ama Pak Boss putus!" "Masalahnya nih kenapa tadi Queen bilang kalo Titi yang ngerebut?" "Apa cuma gue yang mikir ini gak masuk akal? Mira dan Queen itu jauh banget!" "Iya njir, kalo bener mah... Pak Boss udah gila dan bakal jadi skandal besar." "Iya kalau dipikir-pikir ya, secara logika paling mudah, bisa-bisanya Pak Bos lebih milih cewek biasa yang sederhana daripada tunangannya yang udah jelas-jelas punya kualitas lebih bagus daripada kayak kita-kita. Titi standar banget bjir?""Iya juga, kalau misal sama cewek lain yang cantik juga sih, mungkin masih percaya ya... tapi ini Titi?""Ini gila banget sih....""Eh tapi, kan Titi juga pernah bilang katanya mereka pernah satu kampus dulu. Bisa aja kan kalau mereka punya kisah lain yang nggak diceritain ke kita.""Bener juga sih, dan satu hal yang paling sakral dalam hidup adalah cinta pertama. Cinta pertama Pak Bos, mungkin Titi.""Aduh udah gila kalo iya, tetep gak masuk akal kalo Titi Cinta Perta

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   30. Fakta yang Menyakitkan

    Biaya rumah sakit Sifa dibayar oleh Tristan, karena awalnya akan dibayar oleh Ryan, tapi sudah keduluan Tristan. Ryan pun hanya bisa pasrah, ia kecolongan lagi. Kemudian karena ada rencana dari Titi untuk tes, maka Ryan lah yang membayar itu, sehingga dokter mengambil sampel darah dari Sifa dan akan mengeceknya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebagaimana diagnosa yang sudah disampaikan oleh dokter, Titi masih berharap bahwa itu tidak benar. Akan tetapi, bagaimanapun kemungkinan besarnya adalah seperti apa yang dokter Adi sampaikan. ••• Keesokam harinya dan hari-hari berikutnya, Ryan dan Tristan benar-benar mulai bersaing dengan imbang. Titi jadi bingung di sini, mereka berdua seperti tidak ada cewek lain di dunia ini. Itu jelas membuat Titi merasa kesulitan. Bagaimana tidak? Keduanya terus berebut untuk mengantar jemputnya dan Sifa, jadi akhirnya Titi membuat jadwal agar keduanya bisa gantian, daripada terus berdebat tiap pagi sore. Hal itu membuat semuanya terhamba

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   29. Ternyata Benar

    Di ruang praktik dokter, Dokter Adi pun menjelaskan apa yang ia temukan setelah pemeriksaan Sifa. "Jadi begini Bu Titi, boleh saya ngobrol sebentar ya? Saya tanya dulu, bagaimana siklus demamnya Sifa? Apa berulang?" "Iya, dok." "Baiklah... Terkait kondisi Sifa yang sering demam berulang ini, saya ada beberapa hal yang perlu saya jelaskan." "Iya, Dok. Memang Sifa sering banget demam, terus sembuh sendiri, tapi nanti kambuh lagi. Saya jadi bingung, ini kenapa ya?" "Nah, itu dia, Bu. Dari catatan yang Ibu sampaikan, dan hasil pemeriksaan sejauh ini, kita belum menemukan tanda-tanda infeksi seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi lainnya." Titi terlihat sangat cemas. "Tapi demamnya Sifa itu datang berulang, mirip pola penyakit yang disebut Hyper IgD Syndrome, atau kita singkat saja HIDS ya." "Hah, itu penyakit apa ya, Dok? Bahaya?" "Tenang dulu, Bu. Saya jelaskan pelan-pelan ya. HIDS itu penyakit bawaan dari lahir—jadi bukan karena virus atau bakteri, tapi karena si

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   28. Obses

    Titi pun langsung menghentikannya, sebelum Tristan benar-benar memukulnya. "Dia nggak ngelakuin apa-apa. Kami cuma bicara," ujar Titi keras sehingga kedia pria yang saling tatap itu terjerat. Mendengar itu pun, Tristan langsung melepaskan tangannya dari kerah kemeja sahabat sekaligus musuh cintanya itu. Ia kemudian duduk, bersandar di tembok dan memperhatikan sahabatnya yang terus menatap Titi yang jelas tidak nyaman diperhatikan seintens itu. Maka, setelah hampir 15 menit saling diam. Ryan pun berkata pada Tristan. "Gue cuma mau ngomong sama Titi, tadi gue jelaskan sama dia kalau gue benar-benar berjuang untuknya. Jadi, apapun yang aku lakuin ke dia nanti, aku bukan sedang selingkuh dari tunanganky." Tristan sampai melongo mendengarnya. Bagaimana bisa sahabatnya itu sangat gigih? "Mari kita kembali bersaing," ujarnya lagi, sambil mengeluarkan tangan pada sahabatnya itu untuk bersalaman. Tristan diam saja, ia bingung harus melakukan apa dengan kegilaan sahabatnya itu.

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   27. Jangan Gila

    "Tunangan lu tuh, Queen!" ujar teman Queen saat melihat Ryan berjalan ke arah mereka.Queen dan temannya itu memang sedang hangout bareng di cafe, dan baru saja duduk selama 15 menit.Mendengar itu, Queen pun langsung menoleh dan melihat kalau Ryan menghampiri mereka. Ia pun langsung berdiri dan menyapanya dengan senyum cerah.Pertemuan mereka diperhatikan banyak orang, terutama karena keduanya terkenal."Hai, Sayang, kamu ke sini mau nemuin aku?"Ryan mengangguk dengan tersenyum manis, membuat semua orang percaya kalau mereka saling cinta. Ia juga tersenyum ke arah teman Queen.Ia kemudian berkata."Em... Queen, aku minta maaf karena ganggu, tapi bisa nggak bicara sekarang?" Teman Queen yang peka pun langsung berkata."Ah boleh, aku juga udah mau pulang ada janji sama Mama. Kita juga udah lama kan, jadi ya udah aku pulang dulu. Bye!"Kemudian ia pulang, tinggallah Queen dan Ryan kemudian mengajak Queen untuk mencari tempat yang lebih private.Mereka memilih ruang VIP di cafe itu.

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   26. Keputusan Bodoh

    "Hentikan itu, Ryan! Hentikan!" Ryan terkejut dengan bentakkan Titi, ia sudah kelewat batas memang. "Keluar dari sini, sekarang juga!" perintahnya tegas. Ryan pun tak punya pilihan lain selain pergi dari sana. Ia benar-benar shock dengan kenyataan itu, tapi sekaligus bingung dengan jalan hidupnya selanjutnya. Sementara di Club tempatnya bertemu dengan Tristan, Tristan mengatakan kalau ia sudah tau soal ayah dan ibu kandung Sifa. "Kenapa lo gak cerita?" "Ada batas, Bro. Titi al ngizinin gue buat cerita." "Anjir, gue kayak orang tolol banget! Selama ini, gue gak bisa nemenin Titi di masa-masa sulitnya!" umpat Ryan pada diri sendiri. Tristan hanya bisa diam, menatap sahabatnya dengan prihatin. Setelah Ryan tenang, barulah Tristan mengajaknya bicara untuk pembahasan yang lebih serius. "Sebenernya gue juga nggak tau harus gimana. Gue merasa prihatin sama fakta kalau lu harus nikah sama orang yang nggak lu suka. Gue tahu pasti itu berat banget, tapi kalau dipikir-pikir

  • DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!   25. Relakan Aku

    "Aku tahu siapa Ibu dan ayahnya, Ryan."Ryan datang ke kontrakan Titi dan Sifa malam-malam, terkejut dengan kehadirannya.kemudian Ryan dengan sadar malah mengungkapkan niatnya untuk melamar Titi untuk saja sifat sudah tidur jadi ini hanya. dan Rayan d ruang tamu karena itu titik langsung memutuskan untuk memberitahu Ryan Apa yang terjadi dan Kini giliran Ryan yang terkejut. "Sorry?"ayah dan ibu Syifa aku tahu siapa mereka "Jadi, Sifa bukan anak kandungmu?" "Yah..."Ryan mematung syok dengan semua itu."Jadi tolong berhentilah mengejarku," ujar Titi merasa putus asa."Tunggu-tunggu! Tolong jelasin siapa orang tuanya Sifa! Lalu kenapa dia sangat mirip denganku?""Ya karena ayahnya juga mirip denganmu," balas Titi cepat."Apakah yang kamu bilang adalah kakak sepupuku yang sedih diusir dari Keluargaku?""Itu benar ...""Dasar, brengsek!" umpat Ryan tanpa sadar."Jadi, tolong menjauhlah dariku. Aku ingin melindungi Sifa darinya. Apakah apakah dia keponakanmu?""Iya betul.""Pantas sa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status