Beranda / Romansa / DERITA WAJAH JELEK / BAB 45 : Terabaikan

Share

BAB 45 : Terabaikan

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 19:15:00
Alya semakin kesal diabaikan lagi dan lagi. Dia tidak pernah diabaikan seperti ini oleh siapa pun termasuk suaminya sekarang si Diano itu.

Alya menggiring mobilnya lagi sampai tepat di samping Bara. “Bara! Aku tahu kamu mau menjenguk orang-orang Panti Asuhan Daniar, kan? Aku juga mau ke sana sekarang. Jadi, masuk aja ke mobil. Sepeda motormu taruh saja di minimarket!”

Alya semakin gigih mencoba agar Bara masuk ke dalam mobil. Namun, Bara tetap teguh pendirian tak bergeming sedikit pun.

Jika dia ingin menuju suatu tempat, Bara akan melakukannya dengan caranya sendiri dan tidak butuh bantuan orang lain terutama mantan istrinya itu.

“Pergi denganmu ke Panti Asuhan Daniar? Jangan mimpi! Kamu pikir aku Diano yang bisa sepuasnya mendekati istri orang lain, hah? Aku bukan suamimu lagi, ingat itu!” teriak Bara sekali dan terakhir kalinya.

Dia tetap mendorong motornya semakin cepat dan meninggalkan sosok Alya dan mobilnya begitu kesepian. Wanita itu syok mendengar perkataan pria yang dahulu per
Hamfa Merman

Betul juga, mengapa Alya menjadi sok bernostalgia sekarang?

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 46 : Heran dan Curiga

    Mengabaikan kecemasannya yang tidak berdasar, Bara akhirnya mengalihkan pandanganya fokus ke depan.Dia mencoba untuk menyalakan motornya lagi, tapi tetap saja tidak ada perubahan. Alhasil, Bara terpaksa mendorongnya lagi.Pemandangan Panti Asuhan Daniar dan kerumunan orang disekitarnya tak lagi mengejutkan Bara. Dia tetap fokus mendorong motornya.“Kasihan sekali orang-orang Panti Asuhan Daniar ini!”“Benar juga! Pasti sulit bagi anak-anak menghadapi bencana hebat berupa kebakaran hingga tak ada bangunan yang tersisa!”“Apa yang akan mereka lakukan sekarang kalau tempat mereka berteduh sudah hancur seperti ini?”“Entahlah! Cuman, aku dengar beberapa hari yang lalu kalau tempat ini memang sebenarnya sudah mau ditutup!”“Apa maksudmu? Bukannya tidak ada masalah sebelumnya? Apa jangan-jangan ada masalah finansial tersembunyi yang selama ini tertutup rapat?”“Tidak-tidak, bukan itu maksudku! Aku dengarnya dari temanku yang juga kerja di sana kalau keluarga Harko hendak membeli properti Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 47 : Tak Tahu Harus Berkata Apa

    Bara kembali melanjutkan ocehannya yang semakin memanaskan suasana di dalam hatinya. Bahkan tubuhnya yang kedinginan pun seakan terpengaruh dan perlahan terasa hangat.Tak begitu yakin dengan dugaannya sendiri, Bara tetap berpikir ulang dan berusaha terus mengaitkan beberapa peristiwa di masa lalu.“Jika memang keluarga Harko tidak sesederhana seperti yang kubayangkan, hanya ada dua kemungkinan. Entah mereka sedang mencoba sombong kepadaku dengan menunjukkan kekuatan keluarga elit aneh itu atau kemungkinan ada sesuatu yang mereka inginkan dariku!”Bara mulai menebak dengan ekspresi wajah yang semakin serius tak terganggu dengan kondisi hiruk-pikuk yang terjadi di sekitarnya.“Namun, apabila memang ada yang mereka inginkan dariku, apakah itu mungkin?” batin Bara begitu heran.Sejak kecil, para pengurus Panti Asuhan Daniar mengatakan kalau dia sudah ada di Panti Asuhan Daniar sejak bayi.Artinya, Bara memang tumbuh besar di sana menjadi orang biasa yang seharusnya tidak penting sama seka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 48 : Dia dan Aku

    Sorot matanya berkedut tidak menentu. Bara perlahan kembali melihat di sekelilingnya yang memang sudah ada banyak motor saling berdekatan seakan-akan sedang mengantri untuk mendapatkan perawatan intensif.“Seharusnya aku sudah bisa menebak sejak awal datang ke tempat ini!” batin Bara berusaha untuk tetap tenang mengamati situasi.“Bagaimana, Pak? Apa tidak masalah harus menunggu sampai tengah malam?” tanya teknisi tersebut kembali mencoba untuk mendapatkan jawaban verifikasi yang pasti.Bara kembali tertegun sejenak sebelum balas bertanya, “Apa tidak bisa dipercepat, Pak? Mungkin sekitar jam sembilan atau sepuluh malam sudah selesai. Soalnya, saya buru-buru mau pergi ke tempat saudara yang terkena penyakit parah!”Bara mencoba peruntungannya agar tidak perlu menunggu lama. Dia bahkan berani mengarang cerita kalau ada saudaranya yang terkena penyakit.Walaupun tidak sepenuhnya salah juga, tapi tetap saja aneh. Hubungan Bara dan anak-anak Panti Asuhan Daniar mungkin saja terasa seperti s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 49 : Khawatir

    “Aku menyesal tidak segera menyebarkan video hasil rekaman perselingkuhannya waktu itu. Jika bukan karena aku takut dengan keluarga Harko dan hatiku masih kasihan dengannya, wanita itu pasti sudah hancur reputasinya!” batin Bara mengepalkan tangannya dengan erat.Bara menarik napas perlahan dan berusaha untuk segera melupakan semua yang terjadi beberapa menit yang lalu.Antrian yang cukup panjang membuat Bara mulai tersenyum masam. Pria itu harus tetap bersabar dan dengan tenang berdiri menunggu gilirannya sebelum mendengar suara orang berdiskusi dengan suara pelan.“Beritanya ada korban bencana kebakaran hebat yang baru saja datang ke rumah sakit di depan sana. Semuanya jadi sibuk sekali di ruang tunggu.”“Oh, iya? Apa yang sebenarnya terjadi di sana?”“Entahlah, aku hanya dengar sekilas kalau ada keluarga kaya yang akan membiayai semua kebutuhan medis para korban.”“Hah? Apa-apaan itu? Bikin iri saja ada yang membayar kebutuhan mereka.” “Hush! Jangan asal ngomong! Banyak korban mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 50 : Tersinggung

    Bangunan yang bila diamati dengan sekilas saja sudah menampilkan aura elit yang seakan-akan menyiratkan kalau tempat ini bukan untuk disentuh oleh sembarang orang.Bara merasa seperti semut kecil tidak berdaya di hadapan rumah sakit yang lumayan megah tepat di hadapannya.“Rumah sakit ini jelas bukan tempat biasa untuk khalayak umum. Orang-orang yang dirawat di tempat ini sudah semestinya berduit banyak dengan saldo rekening bisa digunakan tujuh turunan!” gumam Bara menggelengkan kepalanya.Dia merasa heran mengapa para korban bencana kebakaran dari Panti Asuhan Daniar dibawa oleh petugas berwajib ke tempat ini untuk perawatan lebih lanjut.Jika bukan karena artikel berita yang dibaca sebelumnya, Bara tidak akan percaya kalau para korban akan dirawat di rumah sakit elit seperti ini.Tak berdaya dengan pikirannya sendiri, Bara melangkahkan kakinya perlahan memasuki gerbang depan dan melihat ada penjaga satpam tengah berada di posnya.“Permisi, Pak! Apakah rumah sakit ini benar-benar mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 51 : Apa Daya

    Ada penjaga yang melihat kedatangan Bara dengan jas hujan kotornya membuat penjaga tersebut langsung bergegas mendekati Bara.“Permisi, Pak! Tolong berhati-hati dan jangan sampai mengotori tempat ini, ya!” tegas penjaga tersebut tampak lebih sopan perkataannya dibandingkan satpam sebelumnya.Meski begitu, tetap saja terlalu kasar menegur seorang pengunjung yang hanya ingin melepaskan jas hujannya saja. Bara semakin tidak menyukai rumah sakit ini berbeda dengan kesan sebelumnya ketika melihat betapa megahnya tempat ini.“Mengapa mereka sombong sekali, sih?! Bukannya mereka punya mata kalau cuaca hari ini hujan deras, hah?!” batin Bara diam-diam tidak menjawab penjaga tersebut.Dia melepaskan jas hujan dan terlihatlah jaketnya. Seharusnya, Bara merasa sangat panas karena mengenakan pakaian berlapis-lapis.Namun, dia masih saja merasa sejuk sekali bahkan dengan jaket yang dikenakannya. Hal ini mengindikasikan kalau cuaca hujan kali ini benar-benar menurunkan suhu lingkungan sekitarnya.Pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 52 : Terkejut Sekali Rasanya

    Dia tidak ingin dipandang seperti orang aneh di tempat yang memang sudah aneh seperti ini. Bara melihat sekeliling sejenak sebelum menemukan resepsionis.Seperti biasa, masih saja ada antrian yang cukup panjang. Bara tidak ingin membuat masalah sehingga tetap sabar menunggu sesuai dengan antrian.Sebenarnya, pilihan Bara mengantri tidak salah malah sangat tepat sekali. Rumah sakit ini sangat menghargai etika orang-orang elit tidak peduli siapa pun itu.Mulai dari tertib mengantri, kebersihan, dan kerapian sangat dipandang sebagai hal yang utama di rumah sakit elit ini.Bara menunggu dengan sabar mengamati sekelilingnya yang tampak begitu elegan. Orang-orang sangat terlihat rapi dan wajah bersih sekali yang membuat Bara tak tahu apakah yang bersangkutan sakit atau tidak.“Gila sekali orang-orang ini! Pakaiannya rapi dan terlihat berkelas sekali. Mereka orang-orang kaya memang beda dari yang lain,” batin Bara masih merasa aneh.Butuh waktu beberapa menit lamanya hingga giliran Bara pun t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 53 : Ketegangan Yang Mencair

    Meski begitu, Bara menarik napas berusaha menenangkan dirinya dan kembali memastikan kembali jawaban dari pria di hadapannya ini.“Seingatku, dia bilang kalau Citra adalah bosnya. Karena dia bekerja di sini, bukankah itu berarti kalau tempat ini adalah milik keluarga Harko?” batin Bara seakan tersetrum hebat ketika menyadari fakta mengejutkan ini.“Terlepas apakah keluarga Citra tidak sepenuhnya dalam kendali keluarga utama, tetap saja keduanya bagian dari keluarga Harko. Apakah semua ini memang jebakan yang dibuat oleh keluarga Harko? Adapun Citra, tidak disangka kalau dia juga dalang dibalik semua ini!” batin Bara semakin meluap amarahnya.Meski Bara menolak cintanya Citra, Bara masih menganggap wanita itu adalah orang baik. Namun, ketika dia memikirkan kemungkinan kalau Citra terlibat dalam skema yang menghancurkan Panti Asuhan Daniar, hatinya langsung sakit sekali.“Tetap tenang! Belum ada bukti yang pasti dengan semua ini. Aku harus mengamati dan menganalisisnya kembali setiap inf

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 64 : Alya Masuk

    Tak berselang lama, Alya akhirnya berada tepat di depan pintu masuk ruangan pengawas CCTV. Wajahnya tenang, tapi sekilas mengandung keseriusan.“Bara pasti aku temukan di sini!” batin Alya tak ragu lagi hendak membuka pintu masuk tersebut.Petugas medis yang menemaninya hanya bisa terdiam dan akhirnya mengangguk dengan sopan.“Nyonya Alya, saya undur diri dahulu. Pengawas di dalam yang akan memberikan arahan nantinya,” ujar petugas medis tersebut dengan sopan menunggu balasan Alya.Alya terdiam sejenak sebelum menjawab, “Baiklah, terima kasih atas bantuannya!”Petugas medis tak ragu lagi akhirnya memutuskan pergi setelah memastikan Alya membuka pintu dan siap untuk masuk kapan saja.“Hmm…, mengapa juga Nyonya Alya ada di tempat ini? Apakah ada orang yang dikenalnya sedang dirawat di sini?” batin petugas medis sebelumnya masih merasa heran sebelum memutuskan segera mengabaikan pikirannya sendiri.Sosok Alya mulai masuk ke dalam ruangan dengan tenang menunjukkan rupanya yang begitu mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 63 : Alya Mencari

    “Berhenti dan silahkan duduk kembali apabila kamu masih ingin tahu rahasia keluarga Harko!” ucap pria tua itu dengan tenang bahkan tak menatap ke arah Bara sama sekali.Bara akhirnya terhenti sejenak sebelum berbalik dan menatap dengan serius ke arah pria tua yang saat ini masih saja mengabaikan sosok Bara dengan cara membaca buku medis miliknya.“Pria tua aneh ini benar-benar ingin memberitahu rahasia keluarga Harko atau tidak sebenarnya, hah?!” batin Bara masih tak begitu yakin.Dia memperhatikan dengan seksama sosok pria tua yang tidak ada perubahan fokus bahkan setelah mengatakan perkataan sebelumnya yang menghentikan Bara untuk pergi.Pria tua aneh itu masih saja fokus dengan kesibukan membaca bukunya. Bara masih tak habis pikir dengan sikap pria tua yang tenang dan sekaligus abai terhadap dirinya itu.“Hmph! Anda kalau berjanji harus mampu menepatinya! Jangan coba-coba mempermainkan saya lagi!” tegas Bara menatap tajam ke arah pria tua itu.Pria tua itu lagi-lagi tak merespon dan

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 62 : Kepala Rumah Sakit

    Glek!Bara tanpa sadar menelan air ludahnya sendiri beberapa kali karena terlalu gugup menghadapi situasi yang tidak terprediksi ini. Dia duduk dengan canggung di kursi yang terlihat lumayan mewah dengan tubuh yang perlahan menggigil seperti orang kedinginan.Sorot matanya tidak fokus melihat sekelilingnya seakan-akan berusaha meminta lingkungan sekitarnya itu membantu dirinya untuk tetap tenang.“A–aku seharusnya tidak ke tempat ini! Andaikan saja aku tidak terlalu terburu-buru, situasi aneh ini tidak akan menimpaku!”Bara mengutuk keras dirinya sendiri dalam hatinya karena masuk ke dalam jurang tanpa dasar yang disiapkan oleh orang lain yang mana dalam hal ini berasal dari pria tua itu selaku kepala rumah sakit elit.“Aku tidak bisa terus gugup seperti ini! Semua sudah terlanjur begini, aku hanya perlu tetap tenang dan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi terkait keluarga Harko!” batin Bara sudah memutuskan sesuatu.Dia yang merasa tidak ada jalan kembali hanya bisa berusaha untu

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 61 : Pertemuan Takdir

    Menyadari kesalahannya sendiri adalah hal yang paling sulit dilakukan oleh manusia tidak peduli siapa pun itu. Banyak di antara manusia yang masih merasa benar meskipun sudah terbukti salah.Ini adalah fakta dan sekaligus sebuah realita kehidupan yang tak akan pernah memudar tak peduli zaman apa yang akan berlalu.Kondisi serupa inilah yang sedang terjadi kepada Alya. Dia masih tidak merasa bersalah meski jelas sekali dia telah menipu dan mengkhianati cinta seorang suami yang begitu tulus.Belum lagi berbagai cacian penuh kebencian dan hinaan yang merendahkan kehormatan seseorang sudah tak terhitung jumlahnya ia lontarkan kepada Bara tanpa rasa bersalah sedikit pun.Sikap arogansi yang tidak berujung inilah yang membuat Alya tak mengerti alasan perubahan sikap Bara yang saat ini begitu membencinya hingga sulit untuk dihilangkan lagi.Bara juga tak akan pernah membutuhkan rasa simpati atau rasa bersalah sedikit pun dari Alya. Dia sudah memutuskan untuk membalas dendam tidak peduli seber

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 60 : Alya Curiga

    Pimpinan masih tak menemukan kemungkinan lainnya dan hanya bisa kembali terdiam seolah-olah tidak ada yang terjadi di dekatnya selama ini.Di sisi lainnya, Alya sendiri sudah pergi jauh dan mulai dekat dengan pintu keluar rumah sakit elit ini. Tanpa menunggu lama, Alya langsung keluar dengan cepat dan tidak ragu sama sekali.“Huuh…, akhirnya keluar juga dari rumah sakit ini!” gumam Alya begitu lega dan langsung bergegas menuju ke tempat mobilnya terparkir.Langkah kakinya tak terhentikan meski sejenak saja dan dengan lincah mempercepat langkahnya hingga sampai tepat di dekat mobilnya terparkir dengan rapi di sana.“Sudah waktunya pulang!” gumam Alya sambil membuka mobilnya dan masuk ke dalamnya.Dia duduk dengan tenang di kursi sopir sambil memegang erat setir mobilnya. Alya tetap saja terdiam di sana seperti orang aneh dan tidak bergegas pergi sedikit pun.“Mengapa aku terus memikirkannya, hah?!” Alya tak begitu senang dengan pikirannya sendiri yang saat ini kembali teringat percakapa

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 59 : Alya Tersembunyi

    Bara keluar dari kamar rawat inap dengan hatinya yang terasa campur aduk tak menentu. Ada rasa syukur ketika melihat kondisi pimpinan yang sudah sadar.Namun, dia juga merasa semakin waspada dan marah besar kepada keluarga Harko yang sudah sulit diredakan lagi.“Keluarga Harko! Jika bukti sudah kudapatkan, kalian pasti akan hancur!” batin Bara dengan tekad kuat menyala.“Anda sudah keluar rupanya! Apakah masih ingin berkeliling lagi atau tidak?” tanya seorang pria yang sudah menunggu lama di sana.Bara meredakan amarahnya dan melirik pria aneh itu. Dia hanya mengangguk sejenak sebelum berjalan dengan santai lagi.“Hei! Kamu mau ke mana lagi sekarang?” tanya pria itu mengejar Bara.“Aku mau menjenguk yang lainnya dulu. Apa itu tidak boleh?” tanya Bara sebelum menghentikan langkahnya.Dia menoleh ke belakang dan sekilas melihat pria itu dengan tenang. Tatapan Bara membuat pria merasa tak nyaman sebelum akhirnya mendengus dingin.“Terserah kamu!” sahut pria itu tak lagi sopan.Dia sudah t

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 58 : Bertemu Pimpinan Panti Asuhan Daniar (Part 4)

    “Orang ini…. Apakah dia begitu khawatirnya dengan kondisi Panti Asuhan Daniar? Semuanya sudah hancur sekarang, kan? Seharusnya aku menjualnya waktu masih ada tawaran itu,” batin pimpinan tampak menyesali keputusannya menolak untuk menjual Panti Asuhan Daniar.Dia tidak tahu kalau keputusannya kala itu mengundang berbagai masalah yang menimpanya saat ini.Bara tetap menunggu dengan sabar seakan dirinya tahu kalau pimpinan berusaha untuk menghindari pertanyaannya.“Apakah pimpinan berusaha untuk merahasiakannya? Jika seperti ini, aku akan kesulitan mendapatkan informasi lebih lanjut!” batin Bara merasa khawatir.Keduanya berpikiran yang saling bertolak belakang. Bara tidak tahu kalau pimpinan saat ini sedang merasa menyesal karena tidak menjual Panti Asuhan Daniar waktu keluarga Harko memberikan penawarannya.Pimpinan juga tidak sadar kalau Bara sebenarnya merasa bahwa keputusan pimpinan begitu mulia sekali. Hanya saja, dia tidak mengetahui seberapa mengerikannya keluarga Harko.“Tidak!”

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 57 : Bertemu Pimpinan Panti Asuhan Daniar (Part 3)

    Bara terdiam dan terpaksa untuk tersenyum, lalu sedikit menganggukkan kepalanya. Pria itu tampak gerak di hatinya meski hanya untuk berpura-pura senang.“Mengingatkan wanita rendahan seperti Alya hanya buang-buang energi dan waktu berhargaku saja!” batin Bara merasa sangat tidak setuju dengan perkataan pimpinan.“Oh, iya! Bagaimana dengan keturunanmu saat ini? Apakah Alya memang benar-benar masih tidak bisa mempunyai keturunan?” tanya pimpinan sekali lagi.Meski terdengar lancang, tapi Bara sudah terbiasa mendengar pertanyaan pimpinan ini hampir puluhan kali.Bara sangat tahu betul kalau pimpinan hanya ingin mengetahui saja dan tidak punya niat buruk sedikit pun. Bahkan ketika Bara menceritakan kondisi tubuh Alya yang sebenarnya, pimpinan seringkali memberinya beberapa obat herbal untuk mantan istrinya itu.Meski tidak ada pengaruh atau perubahan kepada kondisi Alya, Bara tetap merasa tersentuh dengan kepedulian yang ditunjukkan oleh pimpinan Panti Asuhan Daniar kepadanya seakan-akan

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 56 : Bertemu Pimpinan Panti Asuhan Daniar (Part 2)

    Bara bergumam sendiri dengan ekspresi wajah serius. Meski begitu, hatinya sangat lega memikirkan akan segera bertemu pimpinan Panti Asuhan Daniar.“Semoga pimpinan Panti Asuhan Daniar baik-baik saja!” gumam Bara sebelum berbalik melihat kondisi kamar.Kamarnya sekilas tampak nyaman untuk para korban. Bara melihat ada salah satu tempat tidur dengan seseorang terbaring di sana.Bara mendekat dan melihat sosok pria tua dengan wajah pucat terbaring lemas di atas kasur. Dia terlihat setengah sadar, lebih seperti sedang berusaha untuk sadar saat itu juga.“Pimpinan!” seru Bara tiba-tiba terkejut melihat kondisi orang itu.Meski wajahnya sangat pucat, Bara tentu saja masih mengenalinya karena baru beberapa waktu yang lalu, dia berkunjung ke Panti Asuhan Daniar.Bertemu dengan pimpinan Panti Asuhan Daniar sudah seperti sebuah keharusan yang tak mungkin dia abaikan begitu saja.Namun, kondisi wajah dan tubuhnya benar-benar sulit dibayangkan oleh Bara. Sorot matanya akhirnya bergetar dan tanpa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status