Share

Bab 4. Mengabdi

Author: Venny
last update Last Updated: 2022-07-23 16:45:07

"Apakah kamu percaya jika aku katakan bahwa alasan aku menolongmu adalah karena kebaikan hatiku?" tanya Jayden sambil merapikan jas dan tersenyum miring.

Alula tidak menjawab, sebab ia tahu bukan itu alasannya.

"Tidak! Bukan karena aku baik hati. Aku adalah orang yang jauh dari kata baik. Seorang ketua triad hanya akan melalukan sesuatu dengan perhitungan untung rugi. Alasanku menolongmu karena keyakinan yang aku rasakan! Aku yakin, suatu saat ketika kamu mampu membalas budi maka itu pasti akan bermanfaat bagi klan Lee," jawab Jayden, jujur. 

"Tentu! Tentu aku akan membalas budi baikmu. Namun, sebelum itu kamu harus membantuku pulih dan membuatku mampu balas dendam. Setelah itu, aku akan mengabdi untukmu. Kebaikanmu akan aku balas dengan jiwa dan ragaku," tutur Alula. Alasannya bertahan hidup adalah untuk menuntut balas dendam. Setelah itu terjadi, maka hidupnya tidak lagi bermakna dan ia akan dengan senang hati, menyerahkan hidupnya kepada sang penolong. 

"Baik, aku akan dengan senang hati mengurus hidupmu. Istirahatlah. Kamu harus segera pulih agar dapat menuntut balas dendam dan mengabdi padaku," ujar Jayden dan berbalik pergi, meninggalkan ruang rawat VVIP tersebut. 

Jayden Lee, bukan pria yang penuh empati. Wanita baginya hanya sebagai alat pemuas nafsu. Alula, hanya berbeda sedikit. Ya, wanita itu lebih bermanfaat di masa mendatang daripada menjadi penghangat ranjangnya. 

Jayden sudah tahu akan masalah Alula, maka ia memerintahkan hanya dokter dan perawat wanita yang boleh mendekati Alula. Setelah pulih, barulah ia akan memikirkan langkah selanjutnya. 

****

Satu bulan yang panjang, akhirnya berlalu. Fisik Alula sudah pulih sepenuhnya dan ia diizinkan meninggalkan rumah sakit. 

Hari itu juga, sang penolong datang menjenguknya. Alula bersyukur melihatnya walau pria itu muncul saat di hari pertama ia masuk ke rumah sakit dan pada hari terakhir. 

"Bagaimana kondisimu?" tanya Jayden yang melangkah masuk ke dalam ruang rawat VVIP. Seperti biasa penampilan selalu elegan, hari ini ia mengenakan setelah jas berwarna putih yang dipadu dengan kemeja abu-abu tua. 

"Aku baik," jawab Alula singkat. Satu set pakaian baru sudah disediakan dan Alula langsung mengenakannya. Ia miskin dan tidak tahu tentang mode, tapi hanya dengan menyentuh kain dari pakaian itu, Alula tahu harganya pasti mahal. 

"Apakah kamu ingin tahu kabar tentang orang tuamu? Ayah dan ibumu?" tanya Jayden, sambil duduk di sofa yang ada di ruangan itu. 

Alula, menggeleng. 

"Tidak! Aku akan mencari tahu sendiri. Aku sudah pulih dan akan kembali ke tanah kelahiranku, untuk mencari tahu dan balas dendam," jawab Alula. 

Ha ha ha! 

Jayden, tertawa. Ya, pria itu tertawa geli seakan-akan ada hal lucu yang baru saja dikatakan oleh Alula. 

Melihat reaksi sang penolong, membuat rasa percaya diri Alula menciut. 

Setelah tertawa selama beberapa saat, akhirnya Jayden berdiri dan melangkah ke arah Alula dengan tatapan yang tajam. 

Jayden Lee, berusia 30 tahun dan ini adalah masa emas dalam kehidupannya. Tidak mudah untuk menduduki posisi sebagai ketua triad klan Lee di usianya ini. Namun, ia berhasil setelah melakukan segala cara baik itu baik maupun buruk. Banyak nyawa yang dihilangkan, agar ia dapat menduduki posisi ini dengan nyaman. Singkatnya, ia telah merasakan kelam dan buruknya kehidupan. Melihat betapa naif dan bodohnya wanita itu, membuatnya kesal. 

Ia berhenti melangkah saat tepat berada di hadapan Alula, begitu dekat. Tubuh mereka bahkan hampir berhimpitan. 

Jayden menunduk, untuk menatap ke arah Alula. Tingginya yang 190 cm, membuatnya menjulang di hadapan Alula yang bertubuh mungil. 

Alula, menengadah. Kedekatan ini, perlahan mulai membuatnya merasa ketakutan. Apalagi, saat pria itu menunduk untuk mensejajarkan mata mereka. Hidung mancung pria itu, bahkan bersinggungan dengan ujung hidung Alula dan membuatnya langsung mundur tiga langkah dengan terburu-buru. 

Namun, Jayden mencengkeram kerah kemeja yang dikenakan Alula dan menariknya dengan kasar, agar wanita itu kembali ke tempatnya semula. 

"Kamu takut?" bisik Jayden, tepat di telinga Alula. 

Hembusan napas hangat pria itu, tepat di telinga membuat Alula bergidik dan merasakan sesuatu yang menggelitik. Namun, rasa itu hanya sesaat sebelum tergantikan oleh rasa takut yang mencekam. 

"Y-Ya...." jawab Alula tergagap dan tubuhnya mulai gemetar hebat. 

Lalu, dengan satu sentakan kuat Jayden melepaskan pegangannya pada kerah kemeja Alula. Gerakan itu, membuat tubuh wanita itu langsung terduduk di lantai. 

Alula, berusaha mengisi paru-parunya dengan oksigen. Ya, rasa takut yang mencekam membuatnya kesulitan bernapas. Keringat dingin mulai bercucuran bahkan telapak tangannya begitu basah. Spontan, ia memundurkan tubuh saat melihat pria itu berlutut di hadapannya, dengan satu kaki ditekuk. 

"Bagaimana kamu bisa membalas dendam?" tanya Jayden, sinis. Ia muak, melihat betapa lemah wanita itu.

Wajah Alula, pucat pasi. Di antara rasa takut, ia sadar bahwa apa yang dikatakan pria itu benar. Bagaimana ia bisa balas dendam, jika seperti ini? Apa yang dapat dilakukan, saat berhadapan dengan manusia-manusia bejat itu? batinnya, ngeri. 

"A-Aku... A... Aku....." 

Alula tergagap, pikirannya seakan berhenti berputar. Ia tidak dapat berkata-kata, apalagi saat harus membalas tatapan tajam dari mata monolid yang hitam kelam itu. 

Related chapters

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 5. Identitas Baru

    Jayden, menghembuskan napas tanda bahwa ia begitu kesal. Namun, demi masa depan ia harus bersabar. Ya, walaupun kata sabar sebenarnya tidak ada dalam kamus kehidupannya. "Perlahan! Lakukanlah dengan perlahan dan jangan terburu-buru. Lakukan itu, saat kamu benar-benar siap. Karena itulah, kamu harus patuh dan mendengarkan perkataanku." Setelah berhasil menahan amarah, Jayden menurunkan nada suaranya. Alula, menganggukkan kepala begitu kencang. Ya, yang harus ia lakukan adalah percaya terhadap perkataan sang penolong. Jayden mengangkat sebelah tangan dan diletakkan pada sisi wajah Alula. Tangan kokoh dan hangat itu, menyapu sisi wajah Alula yang dipenuhi butiran peluh. Sentuhan hangat, menggetarkan jiwa Alula. Walau takut, tapi rasa nikmat lebih kentara. Alula membalas tatapan Jayden dan untuk sesaat, waktu seakan berhenti. "Patuhlah padaku, maka kamu akan menjadi seseorang yang kuat dan tidak dapat tertandingi," ujar Jayden, kali ini dengan nada suara yang lembut. Alula, te

    Last Updated : 2022-07-23
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

    Si kaki tangan, terdiam sejenak saat mempertimbangkan apa yang harus dikatakan untuk menjawab pertanyaan Sang Tuan. "Aku tidak yakin Tuan," jawab si kaki tangan jujur. Teori akan berbeda dengan saat praktek, itu yang selama ini diyakini. Jadi, kemampuan Alula atau Anna Lee belumlah cukup untuk membalas dendam walaupun dengan kebencian yang membakar jiwa. Jayden, mengangguk. Ia suka dengan orang yang jujur daripada berkata manis, makanya pemuda yang ada dalam satu ruangan dengannya mampu menjadi kaki tangan terpercaya. "Saat Anna tiba, bawa dia ke hadapanku!" perintah Jayden Lee. "Baik Tuan." **** Setelah perintah Jayden, semua bergerak sesuai arahannya, termasuk Alula. Ah, tidak! Anna Lee. Dia kini terlihat seperti anak hilang di bandara internasional Negara Z. "Anna, ayo masuk!" Amy sang pengawal, menyadarkan Anna dari cengkeraman ketakutan. Ya, berada di tengah keramaian seperti ini membuatnya panik setengah mati. Cara menenangkan diri yang dipelajari selama tiga tahun

    Last Updated : 2022-09-16
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 7. Aset Paling Berharga

    "Gaun ini tidak dirancang dikenakan dengan bra dan untuk celana dalam harus dengan bahan yang lembut, agar tidak tercetak saat gaun melekat di tubuh Nona," jelas si pegawai. Dengan wajah merona karena malu, Anna pun melepaskan pakaian dalam mengikuti instruksi si pegawai toko. Telanjang, Anna pun buru-buru mengambil celana dalam baru dari si pegawai dan langsung mengenakannya. Celana dalam berbahan kain yang begitu tipis, seperti kulit kedua yang melekat sempurna. Lalu, si pegawai mulai membantu Anna mengenakan gaun hitam yang begitu elegan. Setelah terpasang sempurna di tubuh, penampilannya membuat Anna sendiri terpukau. Ia terlihat amat jauh berbeda, begitu elegan dan seksi. Gaun itu terlihat sopan pada bagian depan. Model kerah longgar agak turun, memamerkan keindahan pundak dan leher Anna yang jenjang. Namun, karena jenis kain yang begitu lembut, gaun itu menjiplak lekukan tubuhnya dengan begitu jelas. Bahkan, bayangan puting terlihat jelas dan membuat wajah Anna kembali meron

    Last Updated : 2022-10-12
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 8. Bunuh Mereka

    Di dalam ruang ballroom termegah yang dimiliki Hotel Zeus, semua mata para tamu tertuju pada sosok seorang wanita yang baru saja melangkah masuk. Daya tarik alami serta sikap penuh kehati-hatian, membuat orang merasa penasaran. Apalagi ada topeng indah yang menutup sebagian wajah wanita itu. Anna, ragu untuk melangkahkan kakinya. Apalagi, saat sadar akan tatapan orang-orang berpakaian formal yang tertuju padanya. Keinginan untuk berbalik dan melarikan diri begitu menggoda, tapi niat itu diurungkan seketika saat tatapannya menangkap sosok pria itu. Jayden Lee, menatap ke arah pintu masuk ballroom. Aset di mana ia telah banyak berinvestasi, telah kembali. Namun, apakah investasinya memberikan hasil yang sepadan atau tidak, ia masih harus memastikannya. Satu hal yang pasti, sisi kewanitaan milik asetnya itu begitu kental dan begitu menarik bagi lawan jenis. Ya, itu adalah kelebihan Alula Yan gadis yang ia selamatkan tiga tahun yang lalu. Kembali kepada Anna Lee atau Alula Yan. Spont

    Last Updated : 2022-10-15
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 9. Sempurna

    Jayden melangkah ke arah di mana Anna berdiri. Tiba di sana, dengan perlahan Jayden melepaskan topeng yang menutup wajah cantik itu. Ia ingin, melihat seperti apa ekspresi Anna Lee. Namun, setelah melihat Jayden merasa kecewa, sebab hanya ketakutan yang terpatri pada wajah cantik itu. Ini mungkin akan sedikit kejam, tapi harus dilakukan agar wanita itu teringat akan alasan menerima uluran tangannya saat itu. Jayden melempar topeng itu ke lantai, kemudian kedua tangannya diletakkan pada lengan bagian atas milik Anna Lee. Membungkuk sedikit dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik itu, Jayden pun mulai berkata, "Ibumu adalah wanita lumpuh yang tidak berguna. Sedangkan, ayahmu seorang penjudi dan pemabuk! Dia menjualmu kepada Tuan Mo, untuk menebus hutang judi dan mendapatkan sedikit sisa uang.""Rencananya, kamu akan dijual ke ibukota sebagai pelacur. Namun, sialnya perjalanan ke ibukota memakan waktu tujuh hari dengan menggunakan kapal. Tujuh hari, kamu diperkosa secara bergilir ol

    Last Updated : 2022-10-15
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 10. Urusanmu, Bukan Urusanku!

    "Baiklah, aku harus kembali ke pesta. Sam, antar Anna untuk memilih senjata. Lalu, bawa dia kembali ke desa nelayan," ujar Jayden dan memberikan kode dengan tangan, agar mereka segera keluar. "Ayo Nona," ajak Sam kepada Anna. "Anda tidak ikut?" tanya Anna. Ia berharap Jayden Lee tetap mendampinginya. "Itu urusanmu, bukan urusanku," jawab Jayden ringan. Ia tidak suka ketergantungan, karena itulah ia tidak ingin Anna terus tergantung padanya.Jawaban itu, cukup mengecewakan. Namun demi menunjukkan tekadnya untuk balas dendam, Anna pun pergi mengikuti Sam tanpa berkata apapun lagi. Anna ingin menunjukkan kepada sang penolong bahwa ia mampu dan pantas menyandang marga Lee di belakang nama barunya. Sam dan Anna, melangkah keluar dari ruangan itu dan mengitari koridor belakang, jauh dari keramaian. Ternyata di sana ada sebuah lift, yang jika tidak diperhatikan maka tidak akan disadari keberadaannya. Anna tidak banyak bertanya, ia patuh mengikuti Sam masuk ke dalam lift. Lift membawa me

    Last Updated : 2022-10-16
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 11. Balas Dendam

    Tatapan Anna terkunci pada sosok pria bertubuh gempal, yang tidak sadarkan diri. Pakaian lusuh dan compang camping, tanda hidup pria bejat itu jauh dari kata makmur. Anna yakin, itu adalah karma dari tindakan bejat pria itu. Menarik topi hitam turun, menutup sebagian wajah, Anna pun melompat ke arah Pan. Mendarat dengan posisi berlutut dengan satu kaki ditekuk, belati tajam itu langsung menargetkan tendon kaki pria gemuk itu. Kedua tendon kaki, diiris cukup dalam dan membuat darah muncrat keluar. Seketika, teriakan penuh kesakitan meraung keluar dari bibir Pan yang begitu bau alkohol. "ARGHHHH!""ARGHHHH!"Teriakan yang menggelegar, membuat tamu lain yang awalnya tertidur langsung bangun. Namun, saat melihat darah yang berceceran orang-orang memilih lari keluar, meninggalkan kedai. Ya, meninggalkan mereka yang sedang menyelesaikan masalah. BRUKKK! Tubuh gempal itu tersungkur ke lantai kayu yang reyot. Benar, kedua kakinya itu tidak lagi mampu menopang berat badannya. "T-TOLONGGG

    Last Updated : 2022-10-31
  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 12. Apa yang Telah Terjadi - 1

    Alula Yan gadis berusia 17 tahun, menunduk dalam. Kedua tangannya yang kurus sedikit gemetar, menggenggam erat salah satu tangan sang ibu. Ibu, mengalami lumpuh seluruh tubuh setelah dipukul sang ayah tiga tahun yang lalu. Setelah itu, Lula lah yang merawat sang ibu disela kesibukannya mencari nafkah tambahan. Sang ayah, pemabuk dan penjudi. Lula selalu berharap sang ayah pulang larut malam dan langsung tidur. Ya, ia takut saat harus berhadapan dengan sang ayah yang selalu dalam kondisi mabuk. Jadi, bagi Lula lebih baik sang ayah tidak berada di rumah. Namun, pengecualian terjadi untuk hari ini. Sang ayah, pulang saat hari masih siang dan langsung mengobrak-abrik rumah petak berukuran 3 x 4 meter yang dibangun dengan kayu bekas. Entah apa yang dicari, tapi karena dapat merasakan emosi sang ayah yang meluap, Lula memilih tetap berada di samping sang ibu yang tergeletak tidak berdaya. "SIAL! SIAL!" raung Tuan Yan, ayah dari Alula Yan. Pria paruh baya dengan tubuh kurus berpenyakit,

    Last Updated : 2022-10-31

Latest chapter

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 14. Apa yang Telah Terjadi - 3

    PLAKKK! Satu pukulan keras, dilayangkan Tuan Chan tepat ke bagian belakang kepala Pan. Lalu, Tuan Chan pun berkata, "Bodoh! Kalaupun tidak tahan, yang berhak menyentuhnya pertama kali adalah aku ataupun Tuan Mo! Jadi, jika kamu masih ingin ikut berlayar bersama kami, maka jaga sikapmu!"Seketika, Pan diam. Bukan karena ia mematuhi perkataan Tuan Chan, melainkan segera ia memiliki sebuah ide cemerlang, agar dapat menggauli gadis itu. Ya, ia hanya perlu mendesak Tuan Mo ataupun Tuan Chan untuk menggauli gadis itu. Baru kemudian, ia pasti memiliki kesempatan. Wajar bagi para Bos mendapatkan jatah pertama terlebih dahulu dan ia sama sekali tidak keberatan, mendapatkan sisa-sisa dari mereka. Hanya memikirkan kemungkinan itu, sudah membuat dirinya bergairah. "Jadi, di mana gadis itu ditempatkan?" tanya Pan, yang langsung mengubah topik pembicaraan. "Ikat dia di sisi geladak kapal itu dan pastikan ia tidak melarikan diri! Sebentar lagi kapal akan berlayar," pesan Tuan Chan, sebelum melang

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 13. Apa yang Telah Terjadi - 2

    Di ranjang bambu, Nyonya Yan yang tidak mampu bergerak, hanya dapat meneteskan air mata saat tahu apa yang sedang menimpa putrinya. "A-Ayah... S-Sakit. Aku mohon Ayah...." ujar Lula terbata-bata, sambil berusaha menggerakkan kakinya agar ia tidak terseret di tanah penuh bebatuan ini. Tarikan pada rambutnya begitu kuat dan sakit. Namun, rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa takut yang menyelimuti jiwanya saat ini. Tuan Yan, yang telah dibutakan oleh rasa benci semakin berjalan cepat, mengabaikan setiap kata yang dilontarkan oleh darah dagingnya sendiri. Ia berusaha mengejar, Tuan Mo. "TUAN MO! TUNGGU!" teriak Tuan Yan, memanggil Tuan Mo yang berjarak sekitar sepuluh meter di depannya. Panggilan itu, membuat Tuan Mo berhenti melangkah dan membalikkan tubuh, menatap orang yang memanggilnya dengan tatapan malas. Namun, saat melihat apa yang diseret pemabuk itu, seketika Tuan Mo mulai merasa tertarik. Apakah ada orang yang melihat tindakan Tuan Yan yang menyeret putrinya? Ten

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 12. Apa yang Telah Terjadi - 1

    Alula Yan gadis berusia 17 tahun, menunduk dalam. Kedua tangannya yang kurus sedikit gemetar, menggenggam erat salah satu tangan sang ibu. Ibu, mengalami lumpuh seluruh tubuh setelah dipukul sang ayah tiga tahun yang lalu. Setelah itu, Lula lah yang merawat sang ibu disela kesibukannya mencari nafkah tambahan. Sang ayah, pemabuk dan penjudi. Lula selalu berharap sang ayah pulang larut malam dan langsung tidur. Ya, ia takut saat harus berhadapan dengan sang ayah yang selalu dalam kondisi mabuk. Jadi, bagi Lula lebih baik sang ayah tidak berada di rumah. Namun, pengecualian terjadi untuk hari ini. Sang ayah, pulang saat hari masih siang dan langsung mengobrak-abrik rumah petak berukuran 3 x 4 meter yang dibangun dengan kayu bekas. Entah apa yang dicari, tapi karena dapat merasakan emosi sang ayah yang meluap, Lula memilih tetap berada di samping sang ibu yang tergeletak tidak berdaya. "SIAL! SIAL!" raung Tuan Yan, ayah dari Alula Yan. Pria paruh baya dengan tubuh kurus berpenyakit,

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 11. Balas Dendam

    Tatapan Anna terkunci pada sosok pria bertubuh gempal, yang tidak sadarkan diri. Pakaian lusuh dan compang camping, tanda hidup pria bejat itu jauh dari kata makmur. Anna yakin, itu adalah karma dari tindakan bejat pria itu. Menarik topi hitam turun, menutup sebagian wajah, Anna pun melompat ke arah Pan. Mendarat dengan posisi berlutut dengan satu kaki ditekuk, belati tajam itu langsung menargetkan tendon kaki pria gemuk itu. Kedua tendon kaki, diiris cukup dalam dan membuat darah muncrat keluar. Seketika, teriakan penuh kesakitan meraung keluar dari bibir Pan yang begitu bau alkohol. "ARGHHHH!""ARGHHHH!"Teriakan yang menggelegar, membuat tamu lain yang awalnya tertidur langsung bangun. Namun, saat melihat darah yang berceceran orang-orang memilih lari keluar, meninggalkan kedai. Ya, meninggalkan mereka yang sedang menyelesaikan masalah. BRUKKK! Tubuh gempal itu tersungkur ke lantai kayu yang reyot. Benar, kedua kakinya itu tidak lagi mampu menopang berat badannya. "T-TOLONGGG

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 10. Urusanmu, Bukan Urusanku!

    "Baiklah, aku harus kembali ke pesta. Sam, antar Anna untuk memilih senjata. Lalu, bawa dia kembali ke desa nelayan," ujar Jayden dan memberikan kode dengan tangan, agar mereka segera keluar. "Ayo Nona," ajak Sam kepada Anna. "Anda tidak ikut?" tanya Anna. Ia berharap Jayden Lee tetap mendampinginya. "Itu urusanmu, bukan urusanku," jawab Jayden ringan. Ia tidak suka ketergantungan, karena itulah ia tidak ingin Anna terus tergantung padanya.Jawaban itu, cukup mengecewakan. Namun demi menunjukkan tekadnya untuk balas dendam, Anna pun pergi mengikuti Sam tanpa berkata apapun lagi. Anna ingin menunjukkan kepada sang penolong bahwa ia mampu dan pantas menyandang marga Lee di belakang nama barunya. Sam dan Anna, melangkah keluar dari ruangan itu dan mengitari koridor belakang, jauh dari keramaian. Ternyata di sana ada sebuah lift, yang jika tidak diperhatikan maka tidak akan disadari keberadaannya. Anna tidak banyak bertanya, ia patuh mengikuti Sam masuk ke dalam lift. Lift membawa me

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 9. Sempurna

    Jayden melangkah ke arah di mana Anna berdiri. Tiba di sana, dengan perlahan Jayden melepaskan topeng yang menutup wajah cantik itu. Ia ingin, melihat seperti apa ekspresi Anna Lee. Namun, setelah melihat Jayden merasa kecewa, sebab hanya ketakutan yang terpatri pada wajah cantik itu. Ini mungkin akan sedikit kejam, tapi harus dilakukan agar wanita itu teringat akan alasan menerima uluran tangannya saat itu. Jayden melempar topeng itu ke lantai, kemudian kedua tangannya diletakkan pada lengan bagian atas milik Anna Lee. Membungkuk sedikit dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik itu, Jayden pun mulai berkata, "Ibumu adalah wanita lumpuh yang tidak berguna. Sedangkan, ayahmu seorang penjudi dan pemabuk! Dia menjualmu kepada Tuan Mo, untuk menebus hutang judi dan mendapatkan sedikit sisa uang.""Rencananya, kamu akan dijual ke ibukota sebagai pelacur. Namun, sialnya perjalanan ke ibukota memakan waktu tujuh hari dengan menggunakan kapal. Tujuh hari, kamu diperkosa secara bergilir ol

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 8. Bunuh Mereka

    Di dalam ruang ballroom termegah yang dimiliki Hotel Zeus, semua mata para tamu tertuju pada sosok seorang wanita yang baru saja melangkah masuk. Daya tarik alami serta sikap penuh kehati-hatian, membuat orang merasa penasaran. Apalagi ada topeng indah yang menutup sebagian wajah wanita itu. Anna, ragu untuk melangkahkan kakinya. Apalagi, saat sadar akan tatapan orang-orang berpakaian formal yang tertuju padanya. Keinginan untuk berbalik dan melarikan diri begitu menggoda, tapi niat itu diurungkan seketika saat tatapannya menangkap sosok pria itu. Jayden Lee, menatap ke arah pintu masuk ballroom. Aset di mana ia telah banyak berinvestasi, telah kembali. Namun, apakah investasinya memberikan hasil yang sepadan atau tidak, ia masih harus memastikannya. Satu hal yang pasti, sisi kewanitaan milik asetnya itu begitu kental dan begitu menarik bagi lawan jenis. Ya, itu adalah kelebihan Alula Yan gadis yang ia selamatkan tiga tahun yang lalu. Kembali kepada Anna Lee atau Alula Yan. Spont

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 7. Aset Paling Berharga

    "Gaun ini tidak dirancang dikenakan dengan bra dan untuk celana dalam harus dengan bahan yang lembut, agar tidak tercetak saat gaun melekat di tubuh Nona," jelas si pegawai. Dengan wajah merona karena malu, Anna pun melepaskan pakaian dalam mengikuti instruksi si pegawai toko. Telanjang, Anna pun buru-buru mengambil celana dalam baru dari si pegawai dan langsung mengenakannya. Celana dalam berbahan kain yang begitu tipis, seperti kulit kedua yang melekat sempurna. Lalu, si pegawai mulai membantu Anna mengenakan gaun hitam yang begitu elegan. Setelah terpasang sempurna di tubuh, penampilannya membuat Anna sendiri terpukau. Ia terlihat amat jauh berbeda, begitu elegan dan seksi. Gaun itu terlihat sopan pada bagian depan. Model kerah longgar agak turun, memamerkan keindahan pundak dan leher Anna yang jenjang. Namun, karena jenis kain yang begitu lembut, gaun itu menjiplak lekukan tubuhnya dengan begitu jelas. Bahkan, bayangan puting terlihat jelas dan membuat wajah Anna kembali meron

  • DENDAM SANG WANITA PENGGODA   Bab 6. Harus Berpenampilan Pantas

    Si kaki tangan, terdiam sejenak saat mempertimbangkan apa yang harus dikatakan untuk menjawab pertanyaan Sang Tuan. "Aku tidak yakin Tuan," jawab si kaki tangan jujur. Teori akan berbeda dengan saat praktek, itu yang selama ini diyakini. Jadi, kemampuan Alula atau Anna Lee belumlah cukup untuk membalas dendam walaupun dengan kebencian yang membakar jiwa. Jayden, mengangguk. Ia suka dengan orang yang jujur daripada berkata manis, makanya pemuda yang ada dalam satu ruangan dengannya mampu menjadi kaki tangan terpercaya. "Saat Anna tiba, bawa dia ke hadapanku!" perintah Jayden Lee. "Baik Tuan." **** Setelah perintah Jayden, semua bergerak sesuai arahannya, termasuk Alula. Ah, tidak! Anna Lee. Dia kini terlihat seperti anak hilang di bandara internasional Negara Z. "Anna, ayo masuk!" Amy sang pengawal, menyadarkan Anna dari cengkeraman ketakutan. Ya, berada di tengah keramaian seperti ini membuatnya panik setengah mati. Cara menenangkan diri yang dipelajari selama tiga tahun

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status