Beranda / Rumah Tangga / DENDAM IBU TIRI / Senjata Makan Tuan

Share

Senjata Makan Tuan

Penulis: Seccomander
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-14 08:05:49

Alia merasakan kesedihan setiap kali mendengar jika kedua orang tuanya bertengkar. Melihat Bunda yang sangat disayanginya itu terus saja menangis.

"Ya Allah, tolong kembalikan kebahagiaan di keluarga Alia. Alia rindu Ayah dan Bunda seperti dulu. Saling sayang, mesra dan selalu sayang sama Alia ...."

Doa-doa itu terus dipanjatkan Alia di setiap salatnya. Walau saat ini Alia tinggal terpisah dari kedua orang tuanya, Alia dapat merasakan jika Bundanya di rumah sedang tidak baik-baik saja.

------

"Aku harus telepon Ibu Siska. Dia harus memberitahu aku di mana anakku sebenarnya," gumam Della. Della pun malam itu juga menghubungi Oma Amaliya itu.

"Della, mau apa dia malam begini menghubungi aku? Apa jangan-jangan dia mau menanyakan soal keberadaan anaknya?" pikir Oma Siska. Oma pun memutuskan mengangkat panggilan mantan menantunya itu.

[Hallo, mau apa kamu menghubungi saya?]

[Ibu Siska, saya mau ketemu kamu besok. Kamu harus memberitahu di mana anak saya. Awas aja kalau kamu bohong. Saya ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DENDAM IBU TIRI   Hamil Palsu Terbongkar?

    Setelah pertengkarannya di cafe bersama Arumi, Taher akhirnya pulang ke rumah setelah semua pekerjaannya di kantor selesai."Oh, masih ingat jalan pulang?" sindir Arumi."Emangnya kalau aku nggak pulang ke rumah, mau ke mana?" celetuk Taher."Ya pulang ke tempat mantan istri siri kamu itu!" gertak Arumi."Cukup, Ma! Aku sudah muak dengan ini semua. Lama-lama aku nggak nyaman. Malas mau pulang ke rumah!" bentak Taher."Aku nggak akan seperti ini, kalau kamu tidak ketemu dengan perempuan itu lagi, Mas!" bentak balik Arumi. Taher pun terdiam. Dia tidak menyangka jika istrinya yang penurut dan pendiam itu justru bersuara lantang kini di hadapannya."Sekali lagi kamu pergi menemui perempuan itu, aku akan keluar dari rumah ini!" tegas Arumi. Ia pun berlari masuk ke kamarnya.Setelah Arumi pergi, Ibu Siska pun. mendatangi anak lelakinya itu. Oma sudah mendengar keributan menantu dan anaknya."Kamu ketemu perempuan itu lagi?" tanya Oma Siska. Taher hanya diam dan tertunduk. Oma pun tahu jawa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14
  • DENDAM IBU TIRI   Arumi Menggugat Cerai

    "Ayok, El," ajak Amaliya.Wajah Eliza terlihat panik. Namun, ia sedikit bernapas lega saat telepon Amaliya berdering.[Hallo, Oma. Ada apa?][Mel, kamu cepat ke sini. Mama kamu mau keluar dari rumah. Dia mau minta cerai sama Papa kamu. Kamu cepat ke sini ya.][Iya, Oma.]Setelah mematikan teleponnya, Amaliya pun menceritakan semuanya pada Mihran dan Eliza."Aku harus ke rumah Mama. Orang tua aku lagi ada masalah. Aku harus ke sana sekarang," terang Amaliya."El, apa nggak sebaiknya periksa dulu? Sudah tanggung loh ini," ujar Mihran."Enggak bisa, Mihran. Kamu temani Eliza aja. Aku bisa pergi sendiri kok," jawab Amaliya."Kalian pergi saja. Aku bisa kok sendiri," sahut Eliza. Mihran dan Amaliya akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit.Beberapa menit berlaluMihran dan Amaliya berdebat di lobi rumah sakit. Amaliya yang sudah curiga dengan Eliza meminta agar suaminya itu menemani Eliza."Mihran, kamu sebaiknya temani Eliza aja. Aku bisa naik taksi kok," ujar Amaliya."Mel, aku ini suami.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Kamulah Imamku

    Eliza dan Della akhirnya sampai di rumah. Keduanya pun bersyukur akhirnya bisa terbebas dari Mihran dan Amaliya saat di rumah sakit."Untung aja tante datang tepat waktu. Kalau datang terlambat sedikit aja, Mihran bisa mengantar aku ke dokter dan semuanya akan terbongkar," ujar Eliza yang sedikit bisa bernapas lega."Kamu tenang aja, Eliza. Tante akan selalu berusaha agar kehamilan pura-pura kamu ini bisa tetap aman sampai melahirkan nanti," sahut Della tersenyum."Tapi, mau sampai kapan aku terus seperti ini, Tante?" tanya Eliza."Saat kamu keguguran, usia kandungan kamu sudah mencapai 5 bulan. Artinya kita butuh waktu 4 bulan lagi sampai waktu kelahiran anak kamu itu," seru Della."Ingat, Eliza. Kamu itu nggak punya apa-apa sekarang. Hanya anak itu. Kamu memangnya mau kalah dari Amaliya?" ujar Della."Iya, tante benar. Aku sekarang nggak punya apa-apa. Yang ku kandung ini hanya bohongan. Sedangkan Amaliya, dia sedang mengandung anak Mihran. Aku nggak akan membiarkan Amaliya memang b

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Bercerai?

    Mihran mengajak Amaliya berbicara berdua di teras depan. Ia membicarakan kondisi Eliza. Bagaimanapun, Amaliya dan Eliza pernah menjadi sahabat yang sangat dekat layaknya saudara. Mihran pun menunjukkan pada istri pertamanya itu hasil USG Eliza."Anak kamu laki-laki," ucap Mihran. Amaliya pun membuka amplop putih dan membacanya."Kondisi Eliza semakin parah. Kemungkinan aku akan calon anak kami juga Eliza," lirih Mihran."Tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah sudah berkehendak, Mihran. Bisa aja kan Eliza sembuh dan anak kamu selamat," jawab Amaliya memberi suaminya itu semangat."Tapi jika Allah berkehendak lain, kita sebagai manusia harus berusaha ikhlas dan ridho," ujar Amaliya. Mihran pun menoleh ke arah Amaliya."Mel, kayaknya kamu nggak benar-benar ingin Eliza sembuh ya? Kamu nggak ingin anak aku lahir ke dunia? Itu kenapa kamu selalu memfitnah Eliza," kata Mihran membust Amaliya kecewa."Mihran, kamu tahu aku tidak mungkin berpikiran seperti itu," balas Amaliya."Kamu sepertin

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Boomerang

    Malam itu di saat Tante Della dan Eliza belum pulang ke rumah, dibantu Ani, Amaliya pun masuk ke dalam kamar Eliza menggunakan kunci cadangan."Ani, nanti kamu gimana ya kasih tahu kalau Eliza datang?" tanya Amaliya. "Gimana ya?""Oh ya, Ani nanti nangis histeris aja. Biar Ibu Eliza dan Tante Della nggak curiga," jawab Ani. Amaliya pun masuk ke kamar Amaliya. Sedangkan Ani berjaga di dekat pintu masuk agar saat Eliza pulang, Ani bisa memberi kode."Aku taruh di mana ya?" pikir Amaliya."Di sini aja? Eh, tapi terlalu mencolok. Nanti Eliza malah bisa melihatnya lagi," ucap Amaliya.Setelah berkeliling mencari tempat yang aman. Amaliya pun memutuskan menaruh CCTV itu di atas lemari Eliza."Ibu ... Bu Eliza tolong, Bu ...." teriak Ani histeris. Amaliya pun paham jika Eliza sudah pulang."El sudah pulang. Aku harus cepat-cepat keluar dari sini," batin Amaliya.Setelah memastikan Amaliya kembali ke kamarnya sendiri, Ani pun. berhenti dan meminta maaf pada istri kedua Mihran itu. Ani pun ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Kematian Amaliya

    "Eliza. Saya kecewa sama kamu. Kamu itu dan Amaliya sudah bersahabat sejak lama. Bahkan kamu sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Saya hanya bisa berdoa, semoga Amaliya tidak lagi memiliki sahabat ular kayak kamu!" hardik Arumi yang langsung pergi."Enak saja ya dia menghina kamu. Tante nggak terima!' pekik Della yang langsung menyusul Arumi."Arumi, tunggu!""Eliza itu korban, sama menderitanya dengan anak kamu. Kamu harus minta maaf sama Eliza!" suruh Della."Minta maaf?""Harusnya kamu dan keponakan kamu yang minta maaf. Ngaca dong! Biar kalian bisa melihat kebusukan kalian!" hardik Arumi yang langsung pergi meninggalkan Della yang menahan amarahnya.-----Amaliya akhirnya ke kantor dengan membawakan kendaraannya sendiri. Ia pun berpikir untuk tidak perduli lagi dengan permasalahannya dengan Eliza."Aku sudah lelah bertengkar dengan Mihran. Sebaiknya aku tidak ambil pusing lagi dengan Mihran," gumam Amaliya di dalam mobilnya.Tiba-tibaSebuah mobil dari belakang mengejarny

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Fakta Polisi

    "Sekarang kalian buang mobil wanita itu seolah itu kecelakaan!" perintah Della pada orang bayarannya."Siap, Bos!"Hanya dalam hitungan detik, mobil Amaliya pun sudah dijatuhkan ke jurang dan meledak."Maafkan Tante, Amaliya. Tante terpaksa melakukan ini. Andai saja kamu mau mengalah dari awal dan tidak mencari masalah dengan Eliza, ini semua nggak akan terjadi sama kamu ...." ucap Della terisak.-----Mihran mulai cemas. Pikirannya kacau karena Amaliya belum pulang dan tidak bisa dihubungi. Karena cemas, bahkan ponselnya tidak lepas dari tangannya."Kamu ke mana, Mel? Kenapa kamu nggak bisa dihubungi?" ucap Mihran.Eliza pun kembali memainkan dramanya. Ia seolah gelisah dan mempertanyakan kabar Amaliya."Mihran, gimana kabar Amaliya. Sudah bisa dihubungi?" tanya Eliza yang sejak tadi mondar-mandir tidak jelas di ruang tamu."Belum. Nggak biasanya juga dia seperti ini," jawab Mihran."Aku jadi ikut kepikiran Amaliya. Semoga dia baik-baik saja ya," tutur Eliza. Mihran pun diam tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15
  • DENDAM IBU TIRI   Separuh Jiwaku Pergi

    Semua keluarga panik. Alia menangis tidak hentinya. Malik pun bergegas pergi ke lokasi untuk mencari info tentang kakaknya. Oma Siska dan Taher pun memutuskan pergi ke rumah Mihran.Sesampainya di rumah Mihran, sangat kebetulan Della yang membukakan pintu untuk Oma dan Taher. Tanpa basa-basi, Della pun mendapat tamparan dari Oma. Oma yakin, jika Della ada di belakang menghilangnya Amaliya."Di mana cucuku?""Jawab!" hardik Oma."Mana saya tahu," jawab Della ketus.Oma tetap dengan keyakinannya jika Della adalah penyebab menghilangnya Amaliya."Di dunia ini, yang benci Amaliya hanya dua orang. Kamu dan Eliza. Dia jelas tidak mungkin karena sedang hamil besar. Hanya kamu yang mampu melakukannya," gertak Oma."Bu, kita nggak bisa asal nuduh gini," bela Taher."Mas, kamu masih membela perempuan ini?" gertak Arumi."A-aku ....""Kalian punya buktinya? Enggak kan?! Kalau kalian menuduh tanpa bukti, saya bisa melaporkan kalian. Mau kalian di penjara?!" bentak Della yang langsung pergi.-----

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15

Bab terbaru

  • DENDAM IBU TIRI   Selamat Tinggal Indonesia

    Permintaan Eliza untuk pindah ke Amerika membuat Mihran dilema. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Eliza.Mihran tidak ingin gagal. Terlebih harus kehilangan Dhika jika ia tidak bisa menuruti semua keinginan istrinya itu. Hanya berserah pada Allah dan berdoa, tempatnya mencurahkan semua kegelisahannya."Ya Allah, Engkaulah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kami. Jika kepindahan kami ke Amerika itu yang terbaik menurutmu, mudahkanlah ya Allah. Tapi jika itu bukan yang terbaik untuk kami, berikanlah jalan lain agar kami bisa hidup dengan tenang, aamin ...."Mihran menyelesaikan doanya, walau ia belum juga bergerak dari sajadah. Hatinya cemas. Perasaannya tidak menentu. Membayangkan harus tinggal jauh dari Jakarta. "Selama ini aku tinggal di Jakarta, aku selalu teringat Amaliya. Aku nggak bisa move on darinya. Apalagi sekarang ada Ayu yang sangat mirip dengan Amaliya.""Aku nggak boleh tergoda sama Ayu. Aku kapok. Aku nggak mau mengkhianati istriku lagi.

  • DENDAM IBU TIRI   Pindah Ke Amerika?

    Arumi mencoba membujuk suaminya. Ia berharap jika sang suami mengubah keputusannya untuk mengajukan gugatan perceraian me pengadilan agama."Mas, tolong pikirkan lagi keputusan kamu, Mas," pinta Arumi memelas. Namun, sepertinya keputusan Taher sudah tak bisa diubah."Maafkan aku, Arumi. Keputusanku sudah bulat. Aku akan mengurus arsip perceraian kita agar aku juga bisa mengesahkan pernikahan aku dan Della," tutur Taher tegas.Jawaban suami yang telah didampingi puluhan tahun itu membuat Arumi syok. Ia tidak menyangka, jika suaminya itu lebih memilih cinta masa lalunya."Tega kamu, Mas. Tega kamu melakukan ini sama aku. Bunuh aja aku, Mas. Kamu bunuh aja aku sekalian. Bunuh, Mas!" teriak Arumi histeris.Teriakan Arumi yang terdengar nyaring akhirnya membuat Oma Siska bersama Malik dan Indah masuk ke dalam kamar Arumi. Terlihat pertengkaran itu membuat Arumi telah banjir air mata."Ada apa ini?"Oma Siska pun akhirnya menarik paksa anak lelakinya keluar dari kamar. Sedangkan Indah berus

  • DENDAM IBU TIRI   Gugatan Cerai

    Arumi yang mulai membaik akhirnya diijinkan pulang. Ditemani anak dsn menantunya, Arumi pulang ke rumah Oma Siska. Sesampainya di rumah, Oma pun menyambut hangat kedatangan anak perempuannya.Walau sudah ditalak oleh Taher, Arumi tetap tinggal di kediaman Oma Siska. Itu demi memenuhi keinginan mama mertuanya itu, setelah puluhan tahun menikah dengan Taher, Arumi telah dianggap anak oleh Oma Siska."Ma, mama istirahat di kamar dulu ya," ujar Indah. Indah pun memapah mama mertuanya untuk masuk ke kamarnya."Mama istirahat di sini dulu ya, Indah mau ambilkan makanan buat mama dulu," ujar Indah. Namun, belum saja melangkah Arumi langsung menarik tangan menantu perempuannya itu."Enggak usah, Indah. Mama enggak mau makan," sahut Arumi."Tapi mama harus makan, biar keadaan mama cepat pulih," bujuk Indah."Untuk apa, Indah? Toh mama sakit, papa kamu tidak perduli sama sekali. Sekalipun tidak mau menjenguk mama di rumah sakit," jawab Arumi dengan tatapan mata yang kosong.Indah pun terdiam. I

  • DENDAM IBU TIRI   Ancaman Eliza

    "Mel, kamu kok ke sini nggak bilang-bilang dulu?" ucap Ridho yang kaget melihat kedatangan Amaliya ke kantornya.Amaliya yang emosi mengetahui mamanya di celakai oleh Eliza pun mendatangi kantor Ridho dan ingin mengakhiri semuanya."Penyamaran ini harus segera di akhiri. Ini sudah terlalu lama, Ridho!" ucap Amaliya emosi."Kamu kenapa, Mel?""Eliza berusaha mencelakai mamaku. Kalau dia nekat, bisa aja dia membunuh mama sama seperti yang dia lakukan padaku. Aku nggak mau itu terjadi. Lebih baik kita akhiri semua penyamaran ini," tutur Amaliya."Enggak, Mel. Kamu harus bersabar. Sekarang ini aku sedang menyelidiki siapa Dhika sebenarnya. Karena aku yakin, Dhika bukan anak kandung Eliza," sahut Ridho.Ridho berusaha meyakinkan Amaliya. Menyusun kembali rencana agar mamanya bisa selamat tanpa harus membongkar penyamaran ini."Kamu harus sabar. Semua yang kita lakukan akan sia-sia kalau kita bongkar sekarang, Mel!" tegas Ridho.Della akhirnya sampai di rumah yang ditinggalinya. Rumah milik

  • DENDAM IBU TIRI   Jahatnya Eliza

    Bayangan itu kembali datang dalam ingatannya. Bagaimana menderitanya Oma Alia dan Mama Ainun saat harus terusir dari kehidupan Opa. Oma Siska sudah membuat keluarganya hancur berantakan. Bahkan. harus merasakan pedihnya terusir ke sana dan ke sini."Tidak. Dendam ini harus tetap ku lanjutkan. Aku enggak boleh menghentikan semua ini demi cintaku pada Amaliya. Aku harus tetap menjalankan semua rencana yang sudah ku susun," gumam Ridho.Indah akhirnya mencoba menghubungi suaminya untuk memberitahu soal kondisi mama mertuanya.[Halo, Mas. Mas, kamu di mana? Papa sudah menjatuhkan talak sama mama.][Papa talak mama, Indah?][Iya, Mas. Sekarang mama syok banget. Kamu cepat pulang ya, Mas. Kasih kekuatan sama mama. Aku nggak tega lihat kondisi mama sekarang.]Malik langsung mematikan teleponnya. Ia bergegas mendatangi ruangan papanya.Di ruangannya Taher sedang memandangi bingkai foto. Foto dirinya dan Arumi di saat masih bahagia."Sebenarnya aku berat harus berpisah dari Arumi. Sudah belasa

  • DENDAM IBU TIRI   Talak Untuk Arumi

    Della akhirnya sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan hasilnya baik. Taher pun bersama Eliza terpaksa membawa Della ke rumah Taher yang lainnya. Itu karena Della masih meyakini jika ia istri Taher."Sementara ini biar tante kamu tinggal di sini. Tapi sebisa mungkin kamu nggak tinggal serumah. Setelah dua tertidur, saya akan pulang ke rumah yang lain. Pokoknya kamu tenang saja, tante kamu akan aman di sini," seru papa Amaliya itu."Baik, Om. Saya percayakan semuanya sama om ya," jawab Eliza tersenyum."Saya harus balik ke kantor dulu. Saya titip Della ya," pamit Taher yang bergegas pergi ke kantornya.Setelah Taher pergi, Della pun keluar dari kamarnya. Eliza tentu saja mengambil kesempatan yang ada. Hilangnya ingatan sang tante selain membuatnya aman, Eliza juga menyusun sebuah rencana baru."Aku ngerti perasaan tante. Tante yang sabar ya. Aku juga menjadi istri kedua, sama seperti tante," ujar Eliza. Della pun terkejut mendengar pengakuan sang keponaka

  • DENDAM IBU TIRI   Berpihak Pada Musuh

    Eliza terus mengalihkan agar Mihran membatalkan rencananya pergi ke rumah sakit. Namun, Mihran tetap bersikeras pergi menjenguk Tante Della."Mihran, kayaknya kita besok aja ya. Badanku lagi nggak enak dari tadi," dalih Eliza."Enggak usah. Sekarang aja ya. Kamu siap-siap!" pungkas Mihran. Eliza pun tidak dapat berkata apapun. Ia hanya bisa menggerutu dalam hati dsn berpikir bagaimana caranya agar rahasia itu tetap aman."Gimana ini, kalau Mihran ketemu Tante Della, bisa gawat. Kacau semuanya!" gumam Eliza dalam hati.Ani pun mencoba diam-diam mendatangi kamar Ayu. Ia harus menyelinap memberitahu sebuah informasi tentang sadarnya Tante Della."Yu, aku ada berita penting," ungkap Ani."Info apa?" tanya Ayu penasaran."Tante Della udah sadar. Sekarang Pak Mihran dan Bu Eliza sedang menuju rumah sakit. Yu, udah dulu ya. Ani mau kerja lagi, takut Ijah tahu bisa ngadu dia nanti," ujar Ani yang langsung meninggalkan kamar Ayu.Setelah memastikan Ani keluar dari kamarnya, Amaliya pun mengam

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Terbongkar?

    Seperti dugaan Eliza, Mihran memang mencurigainya dan mulai menginterogasinya. Bahkan tekanan Mihran membuatnya sulit menutupi kepanikannya."Kamu curiga kalau Dhika itu bukan anak aku, sama seperti kakaknya Ayu?" pekik Eliza."Siapapun yang melihat kamu, pasti akan berkata yang sama. Kamu itu nggak bisa dekat dengan anak kandung kamu sendiri," cecar Mihran."Jadi mulai sekarang, kamu dekati Dhika. Ambil hatinya," suruh Mihran. Mihran pun bergegas masuk ke dalam kamarnya.Eliza pun mulai geram. Karena kata-kata Mihran, ia jadi dicurigai suaminya sendiri."Enggak adiknya, enggak kakaknya, sama saja bikin kesal!" gerutu Eliza."Semua rencana aku jadi berantakan!"-------Setelah berada di dalam kamarnya, Amaliya pun mencoba menghubungi Ridho untuk mempertanyakan soal kata-katanya yang justru semakin membuat Eliza akan membencinya.[Halo, Ridho. Maksud kamu apa sih tadi ngomong gitu sama Eliza?][Oh, aku sengaja ngomong gitu biar Mihran curiga. Aku juga ingin memancing emosi Eliza. Biar

  • DENDAM IBU TIRI   Rahasia Dhika

    Amaliya terus berpikir caranya keluar dari kamar sempit dan pengap ini. Memperhatikan sekeliling hingga akhirnya ia melihat sebuah jendela kecil. Amaliya akhirnya menggunakan sebuah meja kecil yang ada di dalam kamar untuk naik dan berusaha keluar melalui jendela kecil itu.Karena suara berisik dari dalam kamar, membuat kedua anak buah Eliza curiga dan akhirnya membuka pintu kamar yang terkunci."Heh, jangan kabur, luh!" teriak seorang pria bertubuh tinggi besar itu.Amaliya pun berhasil loncat keluar dan kabur meninggalkan rumah sempit tempat penyekapan. Namun, kedua anak buah Eliza tidak begitu saja menyerah. Keduanya pun mengejar Amaliya yang berlari sekuat tenaga. Sayangnya mereka pun berhasil menarik paksa Amaliya kembali."Lepaskan saya!"Amaliya terus berontak ketika kedua preman itu membawa paksa untuk kembali ke rumah penyekapan. Tiba-tiba ada 2 pria bertubuh tinggi besar datang menyelamatkannya. Kedua anak buah Eliza pun dibuat kocar-kacir setelah kalah baki hantam."Kalian

DMCA.com Protection Status