Sudah satu minggu berlalu Rania menjalani aktifitasnya sehari-hari di rumah seperti dulu.
Bedanya, jika dulu sebelum dirinya mengalami kebutaan, Rania tidak pernah ikut campur mengenai urusan dapur, kini Rania lebih rajin melongok dapur untuk mengasah kemampuan memasaknya.
Semakin hari dia jadi semakin terampil dalam hal masak memasak.
"Kamu kapan mau mulai kuliah lagi?" tanya Raline saat dirinya dan Rania sedang menyiapkan makan malam di dapur.
Rania menyeka buliran keringat di dahinya. Memasak dengan busana tertutup yang dipakainya saat ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Rania.
Tapi sejauh ini, Rania tak sama sekali kepikiran untuk melepas kembali apa yang telah menjadi kostum wajibnya meski hanya di rumah.
Rania melakukan hal itu bukan semata-mata karena Rakha, tapi memang karena bentuk kewajibannya sebagai seorang muslimah.
"Rania belum kepik
Hari itu usai memasukkan semua gamis miliknya ke dalam koper, Rania langsung pamit pulang pada Mbok Tuti. Meski sebenarnya Rania tidak benar-benar pulang.Rania berkeliling sebentar untuk sekedar merefresh kembali apa yang telah terlewat selama satu tahun terakhir ini.Dia mengunjungi beberapa cafe favoritnya yang dulu selalu menjadi tempatnya berkongkow ria bersama teman-teman kampusnya.Sampai di sebuah cafe ternama di metropolitan mall yang menjadi cafe langganan Rania ketika dirinya seringkali hang out bareng bersama Cassie dan Nando...Rania menarik napas panjang ketika sekelebat bayangan Nando kembali merasuk dalam pikirannya.Bahkan setelah hampir satu tahun lewat lelaki itu menghilang dari kehidupannya.Nando dan Rakha...Cih, Rania bahkan tidak pernah membayangkan jika hidupnya harus di rusak oleh dua manusia tak berperikemanusiaan itu.
"Rania..."Rania membuka mata ketika seseorang memanggil namanya.Entah di mana dirinya berada saat itu dia hanya bisa melihat satu warna saja disekelilingnya, yaitu putih.Seperti sebuah dimensi tanpa batas, tak berujung.Rania tersesat di dalamnya."Rania..."Suara itu kembali terdengar. Memanggil namanya berulang-ulang.Rania kebingungan. Dia berputar mencari asal suara. Berlari ke sana kemari tapi sayangnya dia tak menemukan apapun di sana."Rania, saya di sini,"Rania menoleh lalu berbalik.Dilihatnya sesosok tubuh lelaki berdiri di hadapannya.Lelaki itu memakai pakaian serba putih bahkan dari wajahnya terpancar cahaya yang bersinar terang benderang.Membuat Rania silau hingga tak mampu menatap wajah itu lebih jelas."Kamu
Dear Rania, kamu tahu dengan siapa saya ingin menjalani sisa hidup? Jawabannya adalah dengan kata ke dua dari kalimat pertama saya... Itupun, jika Allah mengizinkan. ***** Begitu tahu mengenai kecelakaan yang menimpa Rakha, Rania benar-benar shock. Dia terus saja menyalahkan dirinya sendiri. Bahkan sejak keberangkatannya tadi pagi menuju lokasi rumah sakit tempat Rakha di rawat, Rania tak berhenti menangis di mobil. Kepergiannya saat itu di temani oleh ke dua orang tuanya. Jika sebelumnya Rakha
Wisnu baru saja tiba di rumah sakit tempat dimana Rakha di rawat setelah kemarin keluarganya pun mendapat musibah duka cita.Adik bungsunya meninggal karena kecelakaan motor.Wisnu datang ke rumah sakit bersama keluarga kecilnya setelah jasad adiknya sudah dikebumikan."Bagaimana keadaan Rakha, Ummi?" tanya Siti sesampainya dia di depan ruangan ICU.Saat itu hanya ada Ummi dan Zulfa di sana."Dokter bilang Rakha masih kritis," jawab Ummi dengan tasbih yang tak lepas di tangan. Sementara di sisi lain Zulfa tampak membaca surat Yasin.Siti berjalan ke arah dinding kaca pembatas ruangan ICU. Dari balik dinding itu, Siti dapat melihat tubuh Rakha yang kini terbaring lemah dipenuhi dengan berbagai peralatan medis sebagai alat penunjang kehidupan sang adik tercintanya itu.Hati Siti teriris.Kenapa musibah ini ter
Di pagi hari yang cerah itu, Desa Parangtritis di buat geger.Para warga berkerumun di kediaman Abi dan Ummi Salamah.Garis polisi melintang di seputar rumah.Malam tadi telah terjadi sebuah tragedi mengerikan di sana.Seorang mayat bocah kecil dengan tubuh kaku membiru ditemukan di kamar anak lelaki Abi dan Ummi, di susul dengan dua orang perempuan yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual secara bersamaan.Bahkan dikabarkan salah satu dari mereka kini dalam kondisi kritis.Dari kesaksian warga sekitar, memang ada yang sempat mendengar teriakan seseorang di kejauhan, tapi tak ada yang tahu jika asal muasal teriakan itu dari kediaman Abi dan Ummi Salamah.Kondisi rumah yang berjauhan membuat tak banyak warga tahu apa yang terjadi malam tadi di rumah itu.Aminah dan Abi yang pagi itu kembali dari rumah sakit dikarenakan Aminah yang har
Setelah mengetahui bahwa sang putra telah terbangun dari tidur panjangnya, Ummi pun mengabari seluruh keluarga begitupun dengan Rania.Rakha yang baru saja siuman, langsung di tangani oleh pihak medis sebelum mengizinkan pihak keluarga untuk menengok.Semua keluarga menunggu dalam cemas.Tak terkecuali Rania.Raline terus saja memberikan supportnya pada sang anak. Dia membelai kepala Rania yang tertutup hijab.Sekitar setengah jam berlalu, dokter yang menangani Rakhapun keluar dari ruangan itu.Seluruh keluarga langsung berdiri untuk mendengar informasi terbaik."Hm, kalau boleh tahu, siapa di antara kalian yang bernama Abdullah, Maira, Aisyah dan Zulfa?" tanya sang Dokter.Semua keluarga saling pandang. Kebingungan."Memangnya ada apa Dok? Kenapa Dokter bertanya seperti itu?" tanya Abi."Karena sejak siuman sampai sekarang, Pak Rakha terus saja menyebut nama empat orang itu. Saya pikir merekalah kerabat ter
Rania Pov...Gue mendengarkan baik-baik penjelasan dokter mengenai kondisi Rakha saat ini.Katanya, Rakha mengalami Amnesia Retrograde yang menyebabkan ingatan Rakha mengalami kemunduran selama empat tahun kebelakang dimana Rakha pernah mengalami kecelakaan untuk pertama kalinya.Sebuah kecelakaan serius yang menjadi penyebab kematian Abdullah dan Maira.Mereka orang-orang terdekat Rakha.Itulah sebabnya saat di ruang rawat tadi Rakha terus saja menyebut-nyebut nama Abdullah, Maira, Zulfa dan Aisyah.Dokter bilang, Rakha mengingat semua kejadian sebelum kecelakaan pertama yang di alaminya empat tahun silam tapi sayangnya dia lupa tentang semua kejadian yang telah terjadi setelah kecelakaan itu berlangsung.Rakha belum tahu kalau Abdullah dan istrinya meninggal.Rakha juga nggak tahu mengenai kabar kematian Aisyah
Hari yang cerah.Mentari bersinar malu-malu di ufuk timur. Cahayanya menghangatkan tubuh.Deburan ombak terdengar dari kejauhan menjadi suara alami yang memanjakan telinga.Pagi ini seperti biasa, Rakha sudah bangun bahkan sebelum matahari terbit.Dia sudah rapi dengan seragam dinasnya.Hari ini dia berencana untuk kembali mengajar di pesantren. Rakha merasa tidak enak sudah sekian lama membiarkan para muridnya menunggu.Kemarin Rakha baru saja menerima telepon dari kohar yang menanyakan keadaannya dan meminta maaf karena tidak bisa menjenguk sewaktu Rakha sakit. Kohar di tunjuk oleh Kiayi Zainudin untuk mendampingi para santriwan dan santriwati yang mengikuti lomba Tahfidz Qur'an keluar kota. Sebab itulah Kohar diminta oleh Kiayi Zainudin untuk menghubungi Rakha dan meminta Rakha untuk kembali mengajar di pesantren.Meski sebenarnya, semua itu adalah atas permintaan Abi dan Ummi Salamah.Mereka yang telah menceritakan apa yang