Operasi Bastian selesai setelah tim medis berjuang selama kurang lebih dua jam di ruang operasi.
"Pak Basti sudah melewati masa kritis. Sejauh ini tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Sekarang kita hanya perlu menunggu sampai beliau sadar," beritahu sang dokter pada pihak keluarga.
Setelah satu persatu keluarga menengok keadaan Bastian di dalam ruang ICU, Raline meminta Devano untuk mengantar Rania pulang. Raline sangat khawatir dengan keadaan Rania.
Sejak sampai di rumah sakit Rania tidak makan apa-apa. Bahkan beberapa kali Rania sempat muntah.
"Tapi nanti Mamah sama siapa di sini?" tanya Rania saat mereka hendak pergi.
"Kamu tidak usah mengkhawatirkan Mamah. Mamah bisa jaga diri. Biar Mamah yang jaga Papah di rumah sakit. Kamu pulang, istirahat sama Mba-mu ya? Nanti biar Ma
24 jam berlalu pasca operasi berlangsung, Bastian belum juga sadar. Meski pihak rumah sakit tetap memberikan masukan positif pada pihak keluarga tapi tetap saja semua orang dibuat cemas.Raline terus stand by menjaga suaminya. Sesekali bergantian dengan Devano atau Delisha.Merasa khawatir dengan keadaan Raline, Devano meminta sang Ibu untuk pulang dan beristirahat. Meski awalnya Raline bersihkeras tidak mau pulang, Devano terus memaksa, hingga akhirnya Raline menuruti perintah sang anak.Di antar oleh supir pribadinya, malam itu Raline pulang ke kediaman Dirgantara. Sementara Devano stay di rumah sakit untuk malam ini.Devano berjalan gontai menuju ruang inap sang Papah se
Kilat dan petir menyambar-nyambar di langit. Awan hitam menggulung di angkasa, menimbun air untuk diturunkan ke bumi.Air laut di tepi pantai sedang pasang. Ombaknya berdebur kencang.Riuh pepohonan kelapa berayun pada batang-batangnya yang tinggi menjulang. Angin kencang itu bahkan berhasil menumbangkan beberapa pohon di sana.Desa Parangtritis mencekam.Tak ada satu pun warga yang tampak keluar dari hunian mereka.Di salah satu rumah yang lokasinya tak jauh dari pesantren, seorang gadis tengah bermunajat dengan tasbih di tangannya.Kalimat-kalimat dzikir ter
Di perumahan elit daerah Bandung, berdiri sebuah rumah mewah nan kokoh bak istana kerajaan.Sebuah rumah dimana di dalamnya tinggal sekumpulan keluarga yang begitu harmonis dan berbahagia.Seperti biasa, sudah menjadi rutinitas wajib keluarga untuk menyantap sarapan pagi bersama-sama.Apalagi ini hari weekend.Biasanya setelah ini mereka sering mengadakan acara family gathering dengan anak dan cucu-cucu mereka yang lain.Bedanya, pagi ini anak dan cucu-cucu mereka justru sudah menginap lebih dulu di kediaman utama Sastro Sudiro.Reyhan dan Katrina baru saja selesai jogging mengitari halaman rumah mereka saat bergabung bersama dengan Rayyan dan Delisha di meja makan.Selain itu ada si kecil Balqis dan sang Kakak Ardan.Mereka adalah cucu-cucu te
Bastian sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Hari ini juga Bastian berencana untuk meluruskan badai rumah tangga yang tengah menimpa keluarga kecil anak bungsunya. Dimana dirinya akan mempertemukan ke dua belah pihak untuk melakukan mediasi. Sejauh ini, Rakha sudah berusaha menunjukkan niat baiknya untuk mengajak Rania bicara, tapi sayangnya Rania terus saja menghindar, padahal seluruh anggota keluarga sudah ikut andil membantu Rakha dengan membujuk Rania agar dia bersedia dipertemukan dengan Rakha. Sayangnya, Rania tetap saja bersikeras tidak ingin bicara ataupun bertemu dengan Rakha lagi. Rania benar-benar kecewa dan marah pada Rakha. Terlebih dengan semua kata-kata Roby dan Siti yang terus saja menghantui dirinya, mengganggu pikirannya. "Apa alasannya? Karena merasa bersalah? Atau karena kamu berharap keluarga Rania akan membantu biay
Proses mediasi tidak membuahkan hasil yang baik.Sejak hari dimana Rakha dan Rania dipertemukan, itulah hari terakhir dimana Rakha dan Rania berjumpa.Karena setelah itu, Bastian mengabarkan bahwa Rania harus berangkat ke USA untuk melakukan transplantasi kornea mata.Saat itu Rakha sempat di ajak untuk ikut bersama menemani Rania ke Amerika, sayangnya Rania menolak mentah-mentah rencana sang Papah.Rania mengancam jika sampai Rakha ikut ke Amerika bersamanya, Rania lebih baik tidak jadi operasi.Alhasil, Rakha mengalah.Satu hari sebelum berangkat, Bastian menyempatkan diri mengunjungi Rakha di kediaman Siti."Kamu tenang saja, Kha. Rania mungkin masih emosi. Sekarang biarkan Rania berpikir dulu. Biarkan Rania menenangkan dirinya dulu. Kalimat Rania yang meminta cerai tidak perlu kamu ambil pusing. Selagi kamu yakin kalau hubungan kalian masih bisa di
Rakha menaiki Bus menuju Jogja dari terminal Manggarai di antar Wisnu, Siti dan Runi."Salam untuk Abi dan Umi, juga semua keluarga di kampung ya Kha," ucap Siti mengantar kepergian adiknya.Setelah berpamitan Rakha masuk ke dalam bus dan duduk di tempat yang sesuai dengan nomor yang tertera di karcisnya.Dia duduk di dekat jendela.Tepat pukul lima sore Bus melaju meninggalkan terminal.Dari balik jendela bus itu Rakha terus menatap ke arah luar.Secepat ini waktu berlalu.Rasanya baru kemarin, Rakha tiba di Jakarta tapi hari ini Rakha justru akan meninggalkan Jakarta.Satu tahun berlalu begitu saja.Satu tahun yang terasa begitu singkat bagi Rakha.Singkat karena Rakha melaluinya bersama Rania.Singkat karena terlalu banyak hal indah yang terlewat.Rania, kamu sedang
"Alhamdulillah, donor mata untuk Rania sudah ada, Umi. Itulah alasanya kenapa Rania tidak jadi ikut ke sini, karena dia harus berangkat ke Amerika untuk operasi," jelas Rakha pada ke dua orang tuanya. Sejauh ini tak ada satu pun keluarga di kampung yang mengetahui masalah rumah tangga yang sedang dihadapi Rakha. Rakha sendiri yang meminta Siti dan Wisnu untuk merahasiakannya dikarenakan tidak ingin membuat Abi dan Umminya cemas.Saat ini mereka sedang duduk di meja makan. Menyantap kue-kue basah yang baru di beli Ummi dari pasar.Zulfa keluar dengan senampan cangkir teh hangat. Dia meletakkannya di atas meja."Silahkan di minum," ucap Zulfa yang langsung kembali ke dapur. Sesekali tatapannya mencuri pandang ke arah Rakha, hingga tatapan ke duanya sempat saling bertubrukan. Meski setelahnya baik Rakha maupun Zulfa langsung melempar pandangan ke arah lain.Rakha memberi isyarat pada Ummi melalui lirikan bola
Sudah satu bulan berlalu Rakha tinggal di kampung halamannya.Tidak ada kegiatan berarti yang dilakukan Rakha selain membantu Abi membenahi bangunan yayasan mereka yang mengalami kerusakan. Mengisi kajian di Masjid pada hari Jumat. Mengantar Ummi ke pasar berbelanja bahan-bahan makanan yang akan di masak untuk anak-anak yatim piatu di Yayasan mereka.Selebihnya Rakha seringkali menghabiskan waktunya untuk mengajak Aisyah jalan-jalan sore naik motor milik Abi atau berlama-lama melamun di tepi pantai sendirian.Seperti yang kini dia lakukan.Senja sudah lewat.Matahari sudah terbenam sepenuhnya.Tapi Rakha belum juga mau beranjak dari tepi pantai.Duduk menekuk lutut di atas hamparan pasir putih sambil menatap layar ponselnya. Dimana tampak wajah seorang wanita berhijab sedang tersenyum di sana.Itu foto Rania.Hanya foto in
Seorang lelaki menerima telepon dari seseorang di flatnya. "Hallo, ada apa Rick?" tanya lelaki itu pada orang yang meneleponnya. Dia menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya. "Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang. "Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut lelaki yang dipanggil Sam itu. Saat itu, lelaki bernama Sammy itu duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya
Tentang Sammy. Seorang buronan interpol yang melarikan diri dari penjara karena ingin mencari adik angkatnya yang hilang. Dia adalah mantan tentara militer yang beralih profesi sebagai pembunuh bayaran setelah di fitnah dan di pecat secara tidak hormat, lalu di jebloskan ke penjara dan di siksa secara keji. Tentang Rheyna. Gadis yatim piatu salah adopsi. Dia di jual oleh orang tua yang mengadopsinya pada seorang germo di Las Vegas untuk di jadikan pelacur. Hingga suatu hari, Rheyna berhasil kabur dari tawanan si germo. Satu hal yang Rheyna inginkan saat itu, yakni pulang ke tanah air agar dia bisa bertemu kembali dengan seorang lelaki yang teramat sangat dia kagumi sejak kecil, lelaki itu adalah Ustadz yang mengajarnya mengaji di panti asuhan dulu, namanya Ustadz Rakha. Tentang sepasang suami istri, Rakha dan Rania. Sebelum menikah dengan Rakha, Rania sempat di lamar oleh seorang lelaki berkebangsaan Arab bernama Ahmed, tapi Rania menolaknya.
Dear Rania... Pada lembar terakhir buku ini, saya menyematkan foto kita berdua di sana. Berharap suatu hari nanti, ketika kamu melihatnya, kamu bisa tersenyum dan tahu betapa tampannya seorang Rakha yang menjadi suamimu ini... Allah telah memberi saya anugrah cinta yang luar biasa di dalam hati saya, hanya untukmu. Dan saya tak pernah berpikir untuk menghapusnya dari dalam hati maupun pikiran saya. Perasaan ini akan selalu saya jaga dan saya pupuk dengan baik di dalam jiwa saya. Karena saya percaya, alasan Allah mempertemukan kita lalu mempersatukan kita dalam ikatan suci pernikahan bukan hanya untuk sementara. Pasti ada alasan lain dibalik ini semua. Boleh saja kini kita berpisah, tapi saya yakin, suatu hari nanti cinta kita akan kembali b
Sebuah gedung megah berdiri kokoh di pusat Ibukota.Hotel berbintang lima itu ramai di kunjungi oleh berbagai macam kalangan orang-orang kelas atas dari mulai pengusaha, aktris, penyanyi, Syekh dan habib terkenal hingga beberapa pejabat pemerintahan.Mereka datang berbondong-bondong dan saling menunjukkan kemampuan finasial melalui mobil mewah yang mereka gunakan.Acara resepsi pernikahan seorang Ustadz terkenal asal Bantul, bernama Rakha Al-Faridzi dengan seorang wanita bercadar yang merupakan mantan istrinya sendiri bernama Rania Putri Wulandari Akbar di gelar dengan sangat meriah.Jika pernikahan pertama mereka dulu tak ada resepsi karena memang sengaja di sembunyikan agar tak tercium awak media, hingga berujung perceraian. Namun kali ini mereka terlihat blak-blakan membagi kebahagiaan mereka pada awak media.Bahkan acara itu di buka bebas untuk para rekan wartawan yang ingin meliput.
Acara ijab dan kabul telah usai.Hampir seluruh keluarga besar Dirgantara pulang ke penginapan, hanya tersisa Bastian dan Devano yang masih asik berkumpul di Masjid bersama keluarga Rakha yang lain, di antaranya Kohar dan Wisnu.Aminah, Latifah, Zulfa dan Ummi sudah sejak tadi masuk kamar untuk beristirahat. Setidaknya mereka masih memiliki waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk tidur sampai waktu shalat Idul Fitri tiba.Rakha baru selesai mencuci muka di kamar mandi setelah berulang kali dia terus meyakini dirinya bahwa apa yang dia alami malam ini bukanlah mimpi alias nyata! Real! Asli! Fakta bukan rekayasa.Lelaki itu sudah menanggalkan jas hitamnya dan menyisakan sebuah kemeja putih yang melekat pas di tubuhnya yang juga berkulit putih.Rakha berwudhu.Berharap perasaannya bisa sedikit lebih baik.Terlebih, setelah ini dia harus menghadapi Rania yang
Rakha Pov...Tak terasa, Ramadhan tahun ini akan segera berakhir.Gema takbir sudah berkumandang.Menyejukkan hati. Meneduhkan sanubari.Kalimat-kalimat toyyibah penyeru betapa perkasanya sang Ilahi sedang diperdengarkan di seluruh dunia, semua orang menyeru nama Allah, memujinya.Tak henti-hentinya rasa syukur terus saya panjatkan atas karunia dan kasih sayang yang telah Allah berikan pada saya karena telah memberikan saya kesempatan mengecap manisnya bulan penuh rahmat di Ramadhan tahun ini.Nikmat sehat, nikmat beribadah, nikmat hidup pun nikmat-nikmat lainnya yang mungkin tak akan terhitung jumlahnya jika saya ucapkan satu persatu.Allah maha kaya, maha pengasih, maha penyayang, maha adil dan maha segala-galanya.Hanya kepada-Nyalah saya meminta dan memohon ampunan atas semua dosa-dosa
"Assalamualaikum, Ummi? Apa kabar?" ucap salah satu perempuan yang lebih dulu masuk.Dia seorang perempuan bercadar.Lebih tepatnya."Waalaikum salam," jawab Ummi dengan suara pelan. Masih terlihat bingung.Perempuan bercadar itu merangsek ke arah Ummi, memeluk Ummi dan menangis."Ini Rania Ummi..." bisik Rania sambil terisak.Latifah langsung menunduk."Rania?" gumam Ummi seolah tidak percaya.Rania mengangguk, melepas cadarnya."MasyaAllah..." gumam Ummi yang langsung menangis. "Jadi, kamu bukan ke Arab?"Bastian dan Raline menyusul masuk hendak bersalaman dengan si empunya rumah. Mereka berdiri di samping Rania.Rania bingung jadi berpandangan dengan ke dua orang tuanya."Ke Arab bagaimana Ummi?" tanya Rania yang tidak mengerti maksud pertanyaan Ummi.Dan Ummi pun menceritakan apa yang tadi diceritakan Siti padanya setelah mereka kini sudah duduk di sofa ruang tamu.Rania dan keluarg
Lantunan shalawat terus terdengar dari musik yang di putar Wisnu mengiringi perjalanan mereka menuju kampung halaman.Mudik tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.Jika tahun lalu mereka sudah berada di kampung sejak jauh-jauh hari sebelum hari raya, tapi sekarang di malam takbiran mereka justru masih berada di perjalanan.Untungnya arus mudik tahun ini jalanan di sepanjang jalur yang mereka lalui menuju Bantul ramai lancar alias tidak macet.Mereka sempat beberapa kali transit di rest area atau pom bensin untuk menunaikan shalat.Selepas maghrib mereka sudah masuk kawasan Jogya.Wisnu menepikan mobil di sebuah warung makan yang menyediakan fasilitas mushola dan toilet umum.Usai menunaikan shalat maghrib mereka buka bersama dengan memesan beberapa menu makanan yang berbeda.Wisnu dan Runi memesan menu ayam bakar, sementara Siti ingin makan lontong sayur dan seperti biasa, Rakha memesan menu kesukaannya lele goren
Malam itu, malam di mana dua hari menjelang hari raya Idul Fitri tiba.Di sepertiga malam yang sunyi, dua anak manusia sama-sama melaksanakan shalat istikharah.Bersujud, merendah dan memohon kepada sang penguasa alam atas apa yang menjadikan hati mereka resah dan gundah gulana.Meminta dengan khusyuk agar Allah memberikan petunjuk terbaiknya kepada mereka.Mereka bukanlah manusia mulia seperti Rasullullah pun Siti Khadijah. Mereka hanya manusia biasa yang berlumur dosa dan khilaf.Untuk itulah mereka tak sanggup menyelesaikan masalah ini sendirian tanpa campur tangan Allah di dalamnya.Karena mereka tahu, sebaik-baiknya pemberi petunjuk hanyalah Allah SWT.Sebaik-baiknya pembuat rencana, hanya Allah Azza Wa Jalla.Bukankah, rejeki, maut dan jodoh itu semua sudah ditetapkan Allah sejak mereka terlahir ke dunia?Maka, mereka akan pasrahkan semuanya kembali hanya pada sang pemilik hati.*****Keesokan harinya