Share

DC 03

Author: Castiellaa
last update Last Updated: 2021-09-06 13:30:42

Marsha melihat kartu nama yang diberikan orang asing kepadanya. Dia menimbang kembali putusannya, apakah harus menghubungi nomor itu atau tidak. Mungkinkah orang itu memiliki pekerjaan untuknya, atau hanya sekedar orang iseng yang ingin menjebaknya.

Hari sudah tengah malam, dia tidak bisa tidur karena badannya terasa sakit. Ia memposisikan dirinya dengan berbaring kesamping sembari menatap kartu nama orang asing itu.

"Apa aku coba buat hubungi aja ya? Tapi ini udah tengah malam, tidak sopan kalau menghubungi orang tengah malam begini," Bimbang Marsha pada dirinya.

Ponselnya bergetar , ada pesan masuk dari W******p. Marsha melihat siapa yang mengiriminya pesan di engah malam seperti ini. Nama Arion terpampang jelas disana. Marsha tersenyum dan segera membalas pesan dari Arion.

Arion Firmansyah

Belum tidur?

Me

Belum, gak bisa tidur.

Arion Firmansyah

Lagi ada masalah?

Me

Hehe, biasa Maslah pekerjaan ☺️

Arion Firmansyah

Pabrik kemungkinan bulan depan buka loker lagi, kalau mau aku bisa suruh supervisor nya buat masukin kamu.

Me

Boleh tuh, tapi kayaknya sekarang aku butuh pekerjaan cepet.

Arion Firmansyah

Kalo begitu nanti aku hubungin kamu lagi. Kamu jangan tidur malem- malem, jaga kesehatan ya😊

Me

Iya, terimakasih ya.

Marsha masih tersenyum melihat chatnya dengan Arion. Laki-laki itu adalah teman kerjanya dulu, dia satu tahun lebih tua dari dirinya. Laki-laki tampan keturunan Belanda yang berhasil merebut perhatian Marsha. Tetapi Arion hanya menganggap Marsha tidak lebih dari seorang teman.

Mungkin Arion melakukan itu karena dia sudah memiliki seorang pacar. Gadis yang dia temui saat masih sekolah. Marsha mengetahui itu karena tidak sengaja melihat akun I*******m milik Arion dan ia juga melihat adanya komentar dari seseorang.

Komentar yang terlihat romantis dengan balasan yang romantis juga dari Arion. Tidak bisa dipungkiri Marsha merasa sedih saat tahu bahwa Arion sudah memiliki seorang pacar.

Marsha sendiri tidak pernah berpacaran dari dulu, mungkin jika menyukai seseorang dia pernah. Saat di junior high school dulu , dia pernah menyukai teman sekelasnya tetapi orang itu memiliki mantan dan mantanya itu sangat posesif, masih menganggap bahwa laki-laki itu masih pacarnya. Akhirnya Marsha memilih untuk mundur dan tidak lagi menyukai laki-laki itu.

Padahal jika dilihat Marsha sangat cantik, gadis keturunan Chinese memiliki wajah kecil dan imut. Kulit putih serta tubuh yang langsing dan tinggi. Tetapi dia lebih memilih untuk tidak memiliki pacar karena tidak ada yang menarik untuknya.

Hanya saat bekerja dulu dia bertemu Arion dan berakhir menyukai laki-laki itu. Tetapi Marsha tidak beruntung karena Arion sudah memiliki pacar dan juga menganggapnya sebagai teman.

Marsha menguap menandakan bahwa dirinya memang harus secepatnya tidur. Ia kembali menyimpan kartu nama orang asing itu dan mengunci ponsel miliknya. Dia merebahkan diri dan memejamkan mata, tidak butuh waktu lama, ia akhirnya tertidur.

••••••••••••••

Pagi hari sudah tiba, seperti biasa Marsha akan melakukan kegiatan yang sudah menjadi kesehariannya. Bangun pagi, membersihkan rumah, memasak dan pergi ke pasar untuk beli bahan makanan.

Ibunya sudah pergi bekerja, dirumah hanya ada dirinya dan juga Andreas. Kakak laki-lakinya itu sangat malas, tidak mau bekerja dan hanya bisa mabuk-mabukan dan bermain dengan temannya yang sama dengan dirinya.

Setelah pulang berbelanja, dia segera menata belanjaannya dan memasukkannya kedalam kulkas. Hari ini Marsha berniat untuk menelpon nomor orang itu dan menanyakan perihal pekerjaan.

Setelah membersihkan diri, dia segera mengambil ponsel miliknya dan menekan tombol angka untuk menghubungi nomor orang tersebut.

Layar handphone menunjukkan bahwa nomer itu sedang aktif. Setelah 30 detik berdering akhirnya seseorang mengangkat panggilan tersebut.

"Halo , siapa pagi-pagi begini menelpon," Ujar seseorang dari sebrang telepon.

"Selamat pagi tuan, maaf menganggu anda. Saya orang yang kemarin anda beri kartu nama anda. Saya ingin menanyakan perihal tawaran pekerjaan yang tuan maksudkan," Ujar Marsha pada orang itu.

"Ah kau gadis yang berada didepan pabrik waktu itu. Kalau begitu, datanglah ke hotel Syailendra. Tunggu aku di lobi hotel, aku akan menemuimu dan membicarakan penawaran pekerjaan," Ujar laki-laki itu.

"Baik tuan, saya akan kesana," Ujar Marsha mantap dengan keputusannya.

Panggilan terputus. Marsha dengan segera mengambil setelan yang sopan untuk bertemu dengan seseorang. Dengan cepat dia memakai pakaiannya lalu setelahnya dia segera menggunakan makeup dan menata rambutnya. Untuk hari ini , Marsha berharap orang itu memang baik hati dan mau memberinya pekerjaan.

••••••••••••••

Marsha sudah tiba di lobi hotel yang pria itu maksud. Dia sudah mengirimkan pesan bahwa dirinya sudah sampai pada lobi hotel tersebut. Marsha melihat sekitar, hotelnya tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang termasuk dengan staff yang bekerja.

"Halo nona, kita bertemu kembali," Ujar seseorang dari arah belakang Marsha.

Marsha membalikkan badanya dan tersenyum , "halo tuan, senang bertemu dengan anda kembali," Balas Marsha pada pria itu.

Marsha mengerutkan keningnya sebentar, kegiatannya itu tidak luput dari perhatian kedua laki-laki tersebut. Namun dengan cepat laki-laki yang menyapanya tadi mengenalkan orang yang berada dibelakangnya pada Marsha.

"Ah, kenalkan ini tuan Albert. Beliau adalah atasan saya," Kata Joe mengenalkan Albert pada Marsha.

Marsha menatap Albert yang juga menatapnya dengan intens. Dari tatapan itu, Marsha merasakan keanehan. Tetapi Marsha menepis rasa itu, dia berfikir positif bahwa tidak ada apa-apa dengan laki-laki yang bernama Albert itu.

"Halo tuan, perkenalkan nama saya Marsha," Ujar Marsha pada Albert.

"Ya, saya Albert," Ujar Albert singkat.

"Mari kita pergi ke restoran Padang , kita akan membicarakan perihal pekerjaan disana. Sekalian untuk sarapan," Ajak Joe pada Marsha.

Marsha mengangguk dan mengikuti arah Joe , mereka berjalan karena letak restoran Padang yang berada didepan hotel tersebut. Jadi tidak memerlukan waktu banyak untuk menempuh perjalanan. Hanya berjalan 5 menit lalu sampai.

Setelah sampai, mereka mengambil duduk didekat jendela. Albert dan Joe memesan makanan , Marsha tidak memesan karena dia tidak punya uang untuk makan di restoran Padang ini.

"Kau tidak pesan?"tanya Albert pada Marsha.

"Ti—tidak tuan, saya sudah makan tadi pagi,"ujar Marsha berbohong. Dia belum makan , karena makanan yang dia masak dihabiskan oleh Andreas tadi.

"Pesan lah , kami akan akan membayar makananmu," Ujar Joe pada Marsha.

"Tidah perlu tuan, saya tidak apa-apa," Ujar Marsha menolak.

"Mbak, tolong nasi nya tambah satu lengkap dengan lauknya. Tambahkan ayam bakar juga dan juga Es Teh manis," Ujar Albert pada pelayan restoran.

Sembari menunggu pesanannya datang, Joe memulai untuk membicarakan pekerjaan yang ditawarkannya. Sedangkan Marsha dia merasa tidak nyaman karena Albert terus menatapnya.

"Tuan Albert membutuhkan asisten pribadi yang kedua, sebenarnya sudah ada saya sendiri. Tetapi terkadang saya kuwalahan dengan pekerjaan tuan Albert yang sangat padat. Jadi apakah kamu mau bekerja sebagai asisten pribadi tuan Albert ?" Tanya Joe pada Marsha.

Marsha menimbang penawaran Joe, sebenarnya dia tidak terlalu yakin. Apalagi dia hanya lulusan SMA, dia juga tidak memiliki pengalaman bekerja dalam bidang perkantoran.

"Tetapi saya hanya lulusan SMA tuan, saya juga tidak memiliki pengalaman dalam dunia perkantoran. Apa tuan tidak keberatan dengan itu?" Tanya Marsha balik pada Joe.

"Tidak masalah, kau hanya perlu menghandle pekerjaan yang berada di kantor. Sedangkan Joe akan mengurus bagian lapangan," Ujar Albert pada Marsha.

"Tetapi kau harus merantau, karena kantor pusat berada di Amerika. Dan cabangnya ada dibeberapa negara. Cabang yang di Indonsia hanya ada di Jakarta. Apa kau sanggup?" Tanya Albert lagi pada Marsha.

Marsha tidak suka dengan tatapan Albert , namun sebisa mungkin Marsha bersikap tidak ada apa-apa. "Boleh saya meminta waktu untuk berfikir, karena saya juga harus meminta ijin pada orang tua saya," Pinta Marsha pada Albert.

Albert dan Joe menimbang permintaan Marsha. Albert tersenyum samar melihat Marsha. Joe mulai curiga dengan bosnya itu, karena dia dari tadi melihat bosnya menatap Marsha dengan tatapan liar.

"Oke, sampai besok saya kasih kamu waktu," Ujar Albert pada Marsha.

"Terimakasih tuan," Ujar Marsha tersenyum pada Albert dan Joe.

Setelah percakapan mereka berakhir, makanan yang mereka pesan sudah siap. Mereka memakan makanan itu dengan hikmat. Terkecuali Marsha yang merasa risih karena ditatap Albert sedari tadi.

Related chapters

  • DANGEROUS CEO   DC 04

    Marsha kembali kerumahnya. Tidak ada satu orang pun disana, hanya dirinya sendiri. Orang tuanya belum pulang dari bekerja, dan kakaknya pun Marsha tidak peduli dengan orang itu.Marsha masuk kedalam kamarnya, pikirannya masih tertuju pada penawaran yang Albert dan Joe tawarkan. Dia masih memikirkan, apakah dia akan diperbolehkan orang tuanya atau malah tidak diperbolehkan.Karena merasa badanya lengket, Marsha memilih untuk mandi dan berganti pakaian. Sebelum malam nanti, dia harus masak untuk makan malam. Jadi dia lebih memilih untuk membersihkan diri dan beristirahat sejenak.Marsha memejamkan matanya kala air mengalir dari atas kepalanya. Dia memejamkan mata menikmati sensasi dingin yang mengguyur tubuhnya. Namun, saat dia memejamkan matanya dia melihat bayangan Albert dalam otaknya.Senyuman miring Albert, serta tatapan intens dari pria itumembuat Marsha seketika membuka matanya dan menggeleng untuk menghapus bayang

    Last Updated : 2021-09-06
  • DANGEROUS CEO   DC 05

    Joe menghubungi Marsha , dia meminta gadis itu untuk segera menyerahkan data diri dengan alasan data karyawan perusahaan. Sebenarnya Joe tidak yakin dengan permintaan Albert, apalagi ini tidak sesuai dengan perjanjian. Tetapi sulit untuk menolak Albert, dia masih ingin hidup.Berbeda dengan Marsha yang dibuat bingung, dia segera mengirim email dengan data diri dan file lainnya. Marsha pikir data diri atau file lainnya akan diserahkan saat dia datang untuk interview. Tetapi kali ini Joe memintanya untuk mengirim lewat email. Marsha hanya berfikir positif, mungkin dengan email mempermudah Joe untuk membuat data karyawan baru.Marsha segera mengemasi barang-barang yang akan dia bawa untuk ke Jakarta. Tidak terlalu banyak, hanya membawa baju untuk bekerja dan juga baju santai. Serta beberapa perlengkapan lain dan juga laptop. Marsha tersenyum dan menghembuskan nafas berat. Sejak mengetahui respon orangtuanya Marsha sedikit merasa

    Last Updated : 2021-09-06
  • DANGEROUS CEO   DC 06

    Setelah lamanya perjalanan, kini mereka tiba pada tempat tujuan. Mobil melaju membelah kota California. Lamanya perjalanan membuat ketiga orang itu memilih untuk tidur didalam mobil. 1 jam sudah mereka menempuh perjalanan menggunakan mobil. Kini mereka sampai pada tempat tinggal Albert. "Uh lelah sekali badanku," ujar Joe mendudukkan diri dan menyenderkan tubuhnya pada sofa. "Maaf, ini ada dimana?" Tanya Marsha pada Joe yang baru saja memejamkan matanya. Sedangkan Albert , pria itu sudah masuk kedalam kamarnya. Joe membuka matanya dan duduk dengan normal, "ini rumah tuan Albert. Ah kau pasti bingung akan tinggal dimana. Apalagi aku yakin kamu belum menukarkan uangmu menjadi dolar," ujar Joe tepat pada sasaran kegelisahan Marsha. Marsha menunduk, hari ini seperti hari kesialan untuknya. Belum lagi kartu teleponnya yang tidak dapat digunakan di Negara Amerika membuatnya menghela nafas lelah. Dia tidak bisa menghubu

    Last Updated : 2021-09-20
  • DANGEROUS CEO   DC 07

    Marsha menggeliatkan tubuhnya, sayup-sayup dia membuka matanya. Saat tertidur tadi , dia merasakan ada seseorang yang mengelus kepalanya. Dia memang mengabaikannya tetapi elusan itu berubah menjadi kecupan yang membuatnya sedikit risih dan berakhir dia mencoba untuk membuka matanya.Dia mengedarkan matanya. Tidak ada orang lain dikamar ini selain dirinya, lalu siapa yang menciumi wajahnya ? Pikirnya. Dia merinding, tidak mungkin kan jika kamar yang dia tempati ada hantunya? Pikirnya lagi. Karena tidak mau berfikir dan dia sendiri takut akhirnya dia menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.Sedangkan dibalik pintu penghubung, pria itu tersenyum misterius. Dia gemas dengan tingkah polos gadis yang terpampang pada layar monitor. Entah apa yang dipikirkan gadis itu , sampai menutup seluruh tubuhnya dengan selimut."Ah sepertinya aku tidak bisa menidurimu jika Joe masih ada disini," ujar pria itu menatap layar.&

    Last Updated : 2021-09-23
  • DANGEROUS CEO   DC 08

    Mereka telah sampai di perusahaan milik Albert. Kini Marsha mengikuti langkah Albert dan juga Joe yang sepertinya akan menuju ruangan Albert. Para karyawan lainnya memperhatikan Marsha yang berjalan di belakang Albert, mungkin mereka ingin tahu siapa gadis itu.Hari ini tidak briefing, hal itu membuat mereka yang bekerja pada perusahaan Albert tidak mengetahui siapa gadis itu. Kalaupun gadis itu adalah karyawan biasa, mengapa dia tidak berada pada lantai bawah. Mengapa dia ikut dengan Albert dan Joe memasuki lift khusus untuk CEO.Semua kembali fokus pada pekerjaannya, kini Marsha pun ikut duduk di meja yang ada dalam sebelah ruangan kerja Albert. Ruangan itu sepertinya adalah ruangan Joe bekerja. Namun kini akan menjadi ruangan gadis itu juga.Joe menerangkan apa saja yang harus dilakukan gadis itu saat bekerja, tiap 2 jam sebelum bekerja. Dia akan dilatih terlebih dahulu , termasuk berlatih speaking bahasa Inggris agar gadis itu

    Last Updated : 2021-09-26
  • DANGEROUS CEO   DC 09

    Marsha terbangun dengan mata sembab, sedangkan Albert laki-laki itu tampak biasa saja setelah kejadian semalam. Setelah membersihkan dirinya dan menaruh semua pakaiannya didalam koper , Marsha pergi keruang makan. Disana sudah ada Albert yang menatapnya tajam dan intens.Dia tidak membawa kopernya, karena dia harus meminta bantuan Joe terlebih dahulu untuk mendapatkan tempat tinggal. Setelahnya dia akan kembali dan mengambil koper untuk pindah. Gadis itu terlihat takut, apalagi dari gerak tubuh pria itu menyuruhnya untuk duduk.Tidak ada pembicaraan pada ruang makan itu, hanya dentingan sendok yang terdengar. Suasana hening membuat perasaan gadis itu tidak enak, bukan karena apa. Tetapi dia hanya takut dengan sosok Albert yang sedang makan tetapi matanya fokus menatapnya.Kakinya gemetar, dia teringat ucapan Albert semalam. Bagaimana bisa pria itu mengancamnya, lalu apa maksud dari yang dia inginkan. Me

    Last Updated : 2021-09-29
  • DANGEROUS CEO   DC 10

    Posisi Marsha kini terpojok, Albert mengunci tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Ciuman pria itu sangat kasar. Bibirnya terasa perih karena pria itu terus menggigitnya dan memaksa lidahnya untuk masuk.Marsha kembali berontak, mencoba mendorong agar pria itu mau melepaskan dirinya. Walaupun Kungkungan tubuh pria itu sulit untuk ia goyah kan, dia tetap mencoba mendorong serta memukul dada pria tersebut agar mau memberikan celah untuk dirinya bisa melepaskan diri.Pertahanan gadis itu runtuh, Albert berhasil memasukkan lidahnya dan membelit daging tak bertulang gadis tersebut. Tangan gadis itu dia cekal keatas , sehingga tidak dapat melawan kekuatan pria itu. Tangan pria itu tidak tinggal diam, dia membuka kancing blouse yang dikenakan gadis itu, kini terlihat lah dua gundukan indah yang menggantung dibalik pakaian dalam gadis itu.Dia melepas ciumannya dan fokus menatap keindahan tubuh gadis y

    Last Updated : 2021-10-02
  • DANGEROUS CEO   DC 11

    Albert kembali bekerja. Sedangkan gadis itu, ah salah dirinya sudah tidak gadis lagi. Wanita itu masih tertidur karena pingsan. Pria itu tersenyum puas, keinginannya sudah terpenuhi. Untung saja Joe tidak ada di kantor, jadi dia tidak perlu takut menarik wanita itu dan menidurinya.Jangan salahkan dirinya, karena wanita itu sendiri yang memancing dirinya untuk melakukan hal itu. Ya walaupun dari awal memang tujuan pria itu adalah mengambil kesucian gadis itu. Tetapi dirinya memang tidak suka jika apa yang sudah dia klaim menjadi miliknya disentuh orang lain.Wanita itu terbangun, dia merasakan tubuhnya sangat sakit. Bahkan ikatan Pada tangannya belum juga dilepas. Dia kembali menangis, ingatan Albert menyetubuhinya membuatnya sakit. Isakan tangis wanita itu terekam jelas oleh sadap suara yang Albert pasang dan terhubung ke ponsel pria itu. Albert yang semula meneliti berkas mengalihkan pandangannya dan melihat CCTV yang

    Last Updated : 2021-10-05

Latest chapter

  • DANGEROUS CEO   DC.40

    happy reading....Marsha menutup pintu kamar kosnya dengan cepat, lalu ia kunci dan berakhir ia duduk di depan pintunya dengan badan yang sedikit bergetar karena ketakutan. Ia sedikit was-was dengan orang yang mengikutinya. itu bukan perasaannya saja, tetapi memang ia diikuti sedari ia pulang dari pabrik. ia menelungkupkan kepalanya di sela kakinya, meredakan kepanikan yang ada dalam dirinya juga dan memejamkan matanya untuk sekedar memberikan rasa aman pada dirinya. Ia sudah berusaha keras untuk menghindar dari sesuatu yang membahayakannya, tetapi mengapa sekarang rasanya ia kembali pada masa dimana ia merasa hancur. "Aku takut," ujarnya, lalu mulai meneteskan air matanya. hatinya terasa sakit, otaknya bergemuruh menyusun banyaknya kejadian yang ia alami. giginya bergemelatuk merasakan ketakutan yang amat menyesakkan dirinya. Ia mohon pada Tuhannya, agar hidupnya bisa lebih tenang tanpa adanya cobaan yang dapat membunuhnya. Tetapi sekarang apakah masih bisa? Setelah pesan-pesan y

  • DANGEROUS CEO   DC 39

    happy reading...Seorang pria menatap layar komputer yang tengah menampilkan data perusahaan yang ia kelola. Sesekali ia bersenandung untuk meramaikan ruangannya tersebut. Sepertinya perusahaan cabang miliknya di Jakarta sudah terselesaikan segala permasalahannya. Harusnya ia tidak berada di Indonesia sekarang. Namun, apalah daya. Ia harus mendapatkan gadisnya sebelum ia kembali ke Amerika. Tampaknya California sekarang merindukan kehadiran gadisnya itu. Sebenarnya ia marah semalaman, karena gadisnya tidak membalas sama sekali pesan yang ia kirimkan. Bahkan teleponnya pun tidak ia jawab juga. Andaikan gadisnya tersebut ada dihadapannya, mungkin Albert dengan keras akan memberikan gadis itu hukuman. Namun sayang sekali, gadis itu jauh dari hadapannya. Jadi, ia hanya melampiaskannya pada gelas kaca yang ia banting hingga pecah menjadi kepingan. Ia harus secepatnya menaklukkan gadisnya. Dia sudah tidak tahan untuk meremukkan badan gadis itu karena telah berani lari darinya. Ia akan m

  • DANGEROUS CEO   DC 38

    Mata gadis itu terbuka, ia terbangun dari tidurnya setelah suara ayam berkokok. Ia melihat jam yang berada di ponselnya, pukul 04.00. ia mencoba untuk berdiri, namun kepalanya terasa pusing hingga ia memutuskan untuk duduk sebentar. Entah berapa lama dirinya menangis kemarin, bahkan ia lupa untuk sekedar mandi. Kini, mata cantik miliknya berubah menjadi mata yang sembab dan sedikit merah. Untuk pesan kemarin, apakah Albert akan benar menemuinya? Dia berharap penuh agar pria itu tidak datang dan mengusik hidupnya. Sudah cukup hancur dirinya kala itu. Ketika kesucian direnggut paksa lalu dengan seenaknya pria itu mengklaim jika dirinya adalah milik pria itu. Ia menggelengkan kepalanya, segera mungkin dirinya harus mencari perlindungan jika nanti pria itu berhasil menemukannya. Namun ia harus tertampar oleh fakta, bahwa dirinya tidak lagi mempunyai tempat pulang untuk berlindung. Ia hanya seorang diri setelah keluar dari keluarganya. Bahkan teman masa sekolahnya dulu pun belum tentu

  • DANGEROUS CEO   DC 37

    Albert mengepalkan tangannya erat. Ia masih duduk pada kursi kerjanya, dengan tampilan yang tampak kacau pria itu sepertinya tengah menahan amarah. Entah apa yang membuatnya tampak sangat marah.Pintu diketuk dari luar, hanya berselang satu detik Joe masuk ke dalam ruangannya. Pria itu datang dengan beberapa berkas pekerjaan, padahal hari sudah mulai gelap."Ini berkas yang harus kau baca ulang tuan," ujarnya pada Albert yang menatapnya dengan tatapan dingin."Mengapa banyak sekali," katanya sembari melihat tumpukan berkas yang baru saja tiba di depan matanya itu.Joe menatap kesal atasnya tersebut, "jika kau tidak ingin mendapatkan pekerjaan yang banyak, harusnya kau tidak perlu memperluas bisnis mu tuan." Sindirnya pada Albert.Pria yang masih duduk pada kursi kerjanya itu berdecih, memang benar apa yang dikatakan Joe. Namun, jika dirinya tidak memperluas bisnis dan membangun kerjasama, ia tidak akan menghasilkan uang. Namun, sepertinya bisnis bersih yang ia jalankan ini pun tidak a

  • DANGEROUS CEO   DC 36

    Happy reading...Seorang pria menatap lurus pada jalanan kota yang tampak macet. Ia berdiri sembari melihat pemandangan tersebut dibalik jendela tempat ia menginap. Deon, pria itu tengah berada di Indonesia sekarang. Tepatnya, dia sedang berada di Jakarta untuk urusan bisnis. Sebenarnya, ia tidak harus terjun langsung untuk datang ke Indonesia. Tetapi, ia rasa dia membutuhkan refreshing untuk melegakan tubuh serta otaknya."Robert!" Panggilnya pada asisten pribadinya tersebut."Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria itu sembari berdiri dari duduknya."Kau tahu bukan tentang Marsha , gadis yang aku temui kala itu saat di perusahaan milik Albert?"Robert tampak berpikir, kemudian ia mengangguk. "Ya, saya tahu tuan. Memangnya kenapa?""Cari tahu, dia tinggal dimana. Aku rasa, aku menginginkan gadis itu."

  • DANGEROUS CEO   DC 35

    Hari Sabtu adalah hari yang paling Marsha nantikan setiap harinya. Karena dirinya libur setelah 5 hari bekerja , membuatnya memiliki waktu untuk sekedar bermalas-malasan. Walaupun masih terganggu oleh penghuni kos sebelah , ia tidak menegur sama sekali. Biar saja mereka melakukan apapun yang dia lakukan. Toh dirinya juga tidak kenal dengan mereka.Sebenarnya , hari Kamis lalu ada sebuah insiden di kos tersebut. Dimana kejadian adanya labrakan antara istri sah kepada pelakor yang merusak rumah tangga istri sah tersebut. Dan lagi, pelakor tersebut termasuk pekerja pabrik yang Marsha sendiri tidak kenal dia siapa. Karena mereka bekerja pada pabrik yang berbeda.Hanya satu dibenak Marsha kala itu, mengapa para suami berselingkuh ? Apa kurangnya sang istri, hingga dengan gampangnya mereka berselingkuh dan tidak memikirkan apa kedepannya yang terjadi. Dan mengapa yang menjadi selingkuhan adalah gadis yang baru kemarin lulus dari SM

  • DANGEROUS CEO   DC 34

    Marsha terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara gaduh dari kamar kos sebelah. Ia melirik dinding yang tertera jam disana. Masih pukul 5 pagi, tetapi orang yang berada di dalam kos sebelah sangatlah berisik. Ia menghela napas lelah, tidurnya terasa tidak cukup karena suara bising dari penghuni kamar kos lainnya.Efek dari kos bebas, para penghuni berani membawa orang asing masuk ke dalam kamar mereka. Bahkan tak jarang juga mereka melakukan party kecil yang hanya dilakukan oleh para karyawan pabrik yang tinggal di kos tersebut. Marsha cukup heran akan hal itu, bukankah gaji mereka tidak terlalu besar? Mengapa mereka dengan bebasnya menggunakan uang gaji mereka untuk mengadakan party kecil dan memanggil wanita penghibur?Ia baru tahu sejak hampir satu bulan dirinya tinggal dalam kos tersebut. Para penghuni disana tidaklah semua baik seperti apa yang ia bayangkan. Bahkan wanita yang pernah menyapanya dulu juga menjadi per

  • DANGEROUS CEO   DC 33

    Albert keluar dari dalam mobil setelah ia sampai pada tempat yang dia tuju. Bersama dengan Joe, pria itu datang ke tempat yang ia bangun bersama dengan perusahaan Deon. Tempat proyek sudah selesai dibangun, rencana bisnis gabungan pun akan dilakukan setelah tempat selesai seluruhnya.Sejujurnya ia tidak terlalu yakin tentang bisnis ini, melihat adanya perbedaan pendapat pyang sangat bertentangan dari dua belah pihak membuat Albert sedikit tidak yakin bisnis ini akan berjalan dengan lancar. Karena, Deon dan dia memiliki karakteristik yang hampir sama. Dan mereka terlihat sama-sama misterius.Ia melihat Deon yang sudah berdiri di depan gedung, ditemani asisten pribadinya pria itu tampak tidak menunjukkan senyum sama sekali. Bahkan saat melihat Albert yang baru saja datang pun, pria itu hanya tetap berdiri tegak memperhatikan Albert tanpa menampilkan senyuman untuk menyambut rekan bisnisnya tersebut."Kau sudah

  • DANGEROUS CEO   DC 32

    Ramainya klub malam membuat suasana malam yang penuh kemaksiatan tersebut tampak sangat panas. Penari striptis tidak hentinya meliukkan badannya untuk menarik perhatian para kaum Adam. Bahkan setiap pojok ruangan tersebut terdapat dua orang yang tengah mengadu kenikmatan dengan ditemani musik keras dari klub malam tersebut.Orang-orang menari, menikmati alunan musik DJ dan juga penari striptis yang tengah memanjakan mata mereka. Tidak lupa juga dengan satu buah botol minuman beralkohol yang membuat mereka kehilangan akal sehingga tidak sadar dengan sekitarnya.Begitu pula dengan ruang VIP yang telah di isi orang-orang penting serta melakukan transaksi haram. Di sana, terdapat Albert dan beberapa anak buahnya tengah melakukan penawaran terhadap barang yang akan mereka jual. Kepulan asap rokok memenuhi ruangan tertutup tersebut.Obrolan-obrolan mengenai barang haram tersebut pun semakin mema

DMCA.com Protection Status