(Point-of-view Zeus Vagano:)
'Suara-suara asing nan gemerisik tetiba membangunkanku, menyapa kedua telingaku yang super peka. Hari ini kusadari, lagi-lagi aku kini tak sendiri lagi di lorong-lorong kelam mengerikan ini. 23 tahun lamanya berada di tempat yang nyaris tanpa cahaya menjadikanku sangat peka terhadap segala macam perubahan yang terjadi. Dua sosok lain hadir di sini, walau belum berpapasan denganku. Yang satu membawa sumber cahaya terang, mungkinkah Ocean atau Sky lagi turun kemari mencoba mengetahui siapa yang sudah mengacak-acak dapur puri? Atau ada seseorang lain lagi?
Dan yang satu lagi berbunyi 'srek, srek, srek...' melangkah terseret-seret. Kuduga ia belum lama ini terluka, atupun mungkin memang sengaja dijebloskan ke sini setelah mengalami kecelakaan. Kira-kira siapa?
Aku tak gegabah menyerbu ke arah mereka, karena aku sadar, aku bukan monster yang kuat atau sesosok makhluk super anti peluru. Senjata ap
Evermerika, flashback jauh ke masa muda Zeus Vagano - Hannah Miles : "Maaf, Hannah. Aku harus segera kembali ke Pulau Vagano secepatnya!" "Tapi Zeus, apakah kau tak peduli pada putri kita? Ia tak mungkin kau tinggalkan begitu saja!" "Ia tak boleh ikut dengan kita. Tinggalkan saja di panti asuhan. Seorang keturunan yang tak bisa mewarisi darah keluarga takkan pernah dihargai oleh keluarga besarku!" "Tapi, bagaimanapun, dia adalah darah daging kita berdua! Setelah hampir setahun kita tinggal bersama dan kau telah berkali-kali memilikiku, kau mau pulang lagi untuk menemui wanita itu? Mau saja kau dijodohkan dengan gadis bangsawati tak jelas seperti Florencia Lancaster itu!" "Kita berdua ke sana untuk menentukan pilihan. Tapi karena kau memberikanku keturunan seorang anak perempuan, mungkin, kita takkan diterima. Dan akhirnya, aku harus memilih Florence." "Tak bisa begitu! Aku takkan menyerah dan tinggal diam! Putri kita akan kuti
Masih lanjutan flashback masa muda Lilian, Hannah Miles dan Zeus Vagano "Aku tak rela ia menikah!" curhat Hannah kepada sahabatnya sang dokter muda Lilian yang setia mengikuti, namun tak pernah tahu bahwa Hannah dan Zeus sudah memiliki bayi perempuan hasil hubungan mereka. Lilian memang pernah kemari juga dahulu, jauh sebelum ada peristiwa ini. Saat itu, mereka hanya jalan-jalan saja, tak ada maksud sama sekali untuk menetap. Setelahnya, mereka kembali lagi ke Evermerika dan berpisah. Lilian sampai beberapa lama tak mendengar kabar apa-apa tentang 'kumpul kebo' Zeus-Hannah, juga saat Hannah hamil dan melahirkan, sahabatnya belum membuka hal itu kepada siapapun termasuk kepada dirinya. Selama hampir setahun Lilian sibuk menyelesaikan studi dan kerja praktik dokter sebelum dinyatakan resmi menyandang gelar itu, jadi secara kebetulan ia tak pernah bertemu ataupun dicurhati Hannah. Lilian sedikit terkejut dan heran juga saat Hannah mengajaknya ke P
Sementara itu di museum Vagano, Emily masih dengan napas tertahan dan jantung berdebar-debar menunggu Earth yang bersikeras mencoba mengambil Pedang Terkutuk Dangerous Attraction yang terikat kuat dengan rantai dan gembok. Akankah ia berhasil? Tanpa kunci dan alat apapun? Apakah memang 'orang yang ditakdirkan untuk memegang pedang itu' akan meraihnya dengan gampang seperti dalam cerita-cerita legenda? Seperti yang pernah ia baca mengenai kisah sebuah pedang legendaris yang tertancap di batu dan tak ada seorangpun bisa mencabutnya. Emily tahu hanya pemiliknya yang berhak yang bisa mencabutnya. Kisah Excalibur pedang Raja Arthur. Apakah kali ini, Earth akan bisa melakukannya seperti Raja Arthur? Bagaimanapun, yang membuatnya adalah ayahnya, Zeus.. Dengan takzim, Earth mulai menggenggam hulu pedang tipis berkilauan itu dengan mantap. Tak lama, ia mulai menariknya. Bagai adegan gerakan lambat di film-film, perlahan-lahan sekali rantai-rantai besi super ku
Jauh di kedalaman labirin Lorong Bawah Tanah, Hannah yang berwajah hancur secara tak sengaja bertemu dengan Lilian, mantan sahabatnya yang sedang turun mencari jawaban atas segala pertanyaan. Namun kemunculan Hannah yang 'dibuang' Sky di sana mengejutkannya. Nostalgia masa lalu mereka tak pernah bisa mengembalikan kehangatan sebuah persahabatan. Lilian yang sudah menjadi dokter dan memutuskan untuk mengabdikan ilmu dan dirinya kepada keluarga Vagano dan semua orang yang bekerja dan tinggal di pulau itu, mulai membuat Hannah kehilangan rasa. Menjadi semakin muak, dan semakin menjadi-jadi saat Florence akhirnya mengandung anak pertamanya. Lilian yang menolong keluarga itu tak pernah mengindahkan keberatan Hannah, lagipula sebagai dokter, sudah kewajiban luhurnya untuk mengabdi pada siapa saja tanpa memandang perasaan. Dan puncaknya adalah saat kelahiran ketiga putra kembar dimana Florence harus pergi untuk selama-lamanya dan Zeus mulai berubah pahit, menyalahkan
"Zeus?" Hannah dan Lilian sama-sama terperangah dengan kemunculan sosok yang tetap berwujud manusia walau nyaris seperti monster hitam kehijauan itu. Suaranya parau, terdengar serak dan jauh lebih tua dari suara pria yang mereka kenal dahulu. "Kau, masih, hidup.." Hannah ternyata dalam keterkejutannya, masih menolak untuk percaya begitu saja, "tidak tidak tidak! Kau pasti Sky yang sedang berdandan untuk menakut-nakutiku. Zeus sudah lama mati. Ia kujebloskan kemari dan tentunya sudah membusuk bersama tikus-tikus dan kecoa..." "Salah besar. Aku melihatmu membesarkan putra ketigaku. Sayang sekali, dia tumbuh besar, namun umurnya takkan lama lagi karena ia akan menyusul ibunya! Kau juga tentunya bahagia karena berhasil membuatku setengah mati menderita di sini. Hannah, kau sudah bukan siapa-siapaku sejak lama. Kau atau aku yang harus pergi dari dunia ini." Hannah melepaskan cengkeramannya dari Lilian dan hendak mencekik Zeus. Namun sekonyong-konyong tubuh
Sky yang memutuskan untuk menunggui Lilian akhirnya menarik keluar dokter wanita itu dari dalam Lorong Bawah Tanah, dan sebagai kejutan, juga membawa Hannah yang pingsan bersamanya! Tentu saja, pemuda itu pura-pura terkejut, karena ia tak mau seorangpun tahu bahwa ialah yang 'membuang' Hannah ke dalam sana. "Sky, lihat, Hannah ada di dalam sini! Ia masuk entah darimana atau siapa yang membawanya ke dalam sana, namun ia sempat membicarakan dirimu!" terengah-engah mencari udara segar, Lilian terduduk di atas rumput sambil memandangi mantan sahabatnya yang belum sadarkan diri. "Oh ya? Tentu ia hanya berhalusinasi saja! Mungkin ia memang masuk ke bawah sana untuk mencari Earth atau siapapun," Sky berpura-pura saja, "syukurlah ia kembali lagi denganmu!" "Dan," hampir saja Lilian kelepasan mengatakan siapa yang ia temui di bawah sana. Namun ia berhasil menahannya tepat sebelum nama ayah kembar Vagano terucap. "Ada apa lagi yang kau temukan?"
Di mana sebenarnya kini Emily berada malam ini? Ia sendiri tak tahu pasti mengapa kini ia memilih 'jalan ini.' Ketimbang tetap berada di puri bersama Ocean atau Sky, hidup nyaman dalam kemewahan dan perlindungan, baru kali inilah ia beranikan dirinya untuk melarikan diri bersama Earth. Mereka bersama Pedang Terkutuk pergi entah kemana setelah terburu-buru meninggalkan puri. Bukan ke Lorong Bawah Tanah. Earth tak ingin berada di sana lagi untuk seumur hidupnya setelah berhasil keluar, terlebih lagi setelah ia menemukan Emily. Gadis yang membukakan mata hati sekaligus mengobarkan hasrat terpendamnya. Dan mereka kini seakan 'dipersatukan' oleh nasib dan takdir. Sama-sama terbuang dan terdampar. Sama-sama 'sendirian' dan terasing pada awalnya. Earth walaupun masih begitu liar dan tentu saja tak sedewasa Ocean, entah mengapa, di satu sisi begitu memesona Emily. Bukan hanya tubuhnya yang seakan mengingatkan pada kekerasan dan penderitaan masa lalu yang belu
Malam itu, Lilian dan Sky kembali ke puri bersama Hannah yang masih belum sadarkan diri. Di sana, Ocean sedang menunggu sendirian sambil mondar-mandir di lounge dengan kecemasan yang amat sangat. Emily belum ditemukan, Pedang Terkutuk yang hilang, serta tentu saja hari ulangtahun ke 23 yang akan segera tiba. "Hannah lagi-lagi pergi atau tiba-tiba muncul di Lorong Bawah Tanah! Dan ia mengatakan suatu hal mengejutkan kepadaku!" Lilian melapor, "Bukan ingin menambah kecemasanmu, Ocean. Tapi Hannah mengucapkan hal-hal mengejutkan tentang masa lalunya yang bahkan tak kuketahui sebelumnya. Bahwa ia memiliki seorang putri hasil hubungan gelap dengan ayah kalian!" "Hah... Bukankah itu cuma rumor? Dari dulu kami sudah mendengarnya." Sky tak merasa heran sama sekali. "Aku juga tahu, tapi tak pernah bisa membuktikan bila kami punya kakak perempuan tiri." tambah Ocean. "Hannah berjanji akan memusnahkan kalian, karena ia begitu membenci Florence, semua lal