Share

217. Bola-bola Api

Senopati Sudirga segera memberi hormat setelah mendapati kedatangan patihnya di gerbang selatan. Sepintas pemuda itu memperhatikan wajah Arya yang pucat. Ia hendak bertanya namun tak mau dikatakan lancang. Ia lalu lebih memilih untuk menjelaskan kondisi Astagina.

“Apa kabar terbaru dari Telik Sandi?” tanya Arya.

“Sampai saat ini hanya ada satu orang dari masing-masing kapal itu yang turun dan mencari logistik. Itu pun tak banyak. Yang mereka cari hanya lah air,” jawab Senopati Sudirga.

“Air ya,” Arya mengusap dagunya. Pemuda itu mencoba untuk menganalisa semua keadaan ini. Pemikirannya yang biasanya tajam, entah mengapa menjadi tumpul. Ia bahkan tengah menahan rasa sakit kepala.

“Arya!” Ki Bayanaka menepuk pundak menantunya itu cukup keras. Sengaja ia lakukan sebagai teguran dan juga sentakan agar pemuda itu tak banyak melamun.

“Ki Bayanaka, kau mengagetkanku saja,” protes Arya.

Ki Bayanaka tak menjawab. Ia hanya memperhatikan lekat-lekat wajah Arya. Seakan tak ada yang terlewatkan sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status