Perjalanan ke pegunungan api telah dimulai. Mereka berempat berada di kaki gunung bersiap untuk masuk ke dalam gunung api. Rosaline memberikan perlindungan dengan memasang barrier kepada ketiganya. Selesai dengan barrier mereka masuk ke dalam gua. Tempat itu terang benderang dengan banyaknya Imp api yang ada di seluruh penjuru.
"Apa Imp api akan menyerang ketika kita mendekat?" tanya Yui ragu-ragu melangkah.
"Kita coba saja," jawab Light maju ke depan mendekati Imp api terdekat dan mendapat serangan api. Respon menghindar Light yang cepat membuatnya mampu meminimalisir luka bakar. Untungnya barrier yang dibuat Rosaline menghalangi api mengenai tubuh Light.
Yuan membekukan Imp dengan kemampuan yang ia miliki.
"Light, kamu tidak apa-apa?" tanya Yui yang melihat ia masih da
Raja Kegelapan yang kehilangan Yui, memaki Salamander. Dia tahu satu-satunya pengguna api terkuat di pegunungan api hanyalah Salamander, sang roh api. Dengan usahanya membuka dimensi, ia berusaha mencari keberadaan Yui. "Kurang ajar, Salamander. Jika dia macam-macam dengan Yui tidak akan ada ampun," ancam Raja Kegelapan. Meskipun ia tahu mengumpat juga tidak ada gunanya. Satu-satunya harapan hanya Yuan. "Semoga saja Yuan bisa mengalahkan Salamander," gumamnya. Sementara di tempat lain, Yui berada di dimensi asing. Tempat itu terasa panas, ia melihat Yuan berdiri seperti kelelahan atau sedang rehat dari pertarungan. Kaki dan tangannya terlihat ada goresan dan luka. Baju yang ia kenakan juga tak luput dari sayatan. "Apa yang terjadi?" batin Yui melihat Yuan dalam kondisi yang tidak baik. Ia melihat seseorang di sampingnya, seorang pria dengan baju berwarna merah menyala menatap tajam ke arah Yuan. "Lihatlah siapa yang
Pertarungan masih terjadi, Salamander dan Yuan masih saling menyerang. Tidak ada kelelahan yang terlihat pada diri Yuan, dia menyerang dengan efektif melukai Salamander walau terlihat asal menyerang."Siapa sekarang yang pantas menjadi pelayan?" sindir Yuan dengan senyuman sinis saat ujung pedangnya sudah berada di leher Salamander.Salamander menelan ludahnya dengan susah payah. Masih belum mau mengakui permainan pedang Yuan jauh lebih hebat darinya. Ia masih sang roh api. Api membakar tubuh Yuan, membuat Salamander tersenyum tipis."Kali ini akan kugunakan api dengan kekuatan penuh," batin Salamander merasa bisa membalikkan keadaan."Apa kau bodoh atau masih tidak mengerti?" Yuan menatap Salamander dengan kemarahan yang meluap.Salamander bingung dengan perkataan Yuan. Api yang membakar Yuan sama sekali tidak menyentuhnya."Bagaimana bisa? Kenapa tidak kusadari dari awal. Dia tidak terluka fatal meski kubakar berkali-kali
Setelah mengikat kontrak dengan Salamander, sang roh api, ia menjadi salah satu roh alam Yuan. Lengkap sudah empat roh alam miliknya. Salamander yang awalnya sombong tidak lagi terlihat keangkuhannya, ia menjadi ramah."Apa dia amnesia," bisik Yui yang masih takut dengan Salamander."Tenang saja, kalau dia berani macam-macam denganmu akan ia rasakan akibatnya," balas Yuan tanpa berbisik.Yui memandang Salamander, bagaimana kalau dia tersinggung? Namun, tidak ada tanda-tanda ia akan marah."Apa yang terjadi selama aku terlempar ke dunia Suzaku," batin Yui.Mereka kembali ke tempat Rosaline dan Light, keduanya mulai terbangun."Yui, darimana saja, dan kenapa bajumu mengecil?" tanya Light saat melihat Yui.Benar saja, baju yang awalnya selutut kini 15 cm di atas lutut. Dan lengan Yui juga lebih sempit."Efek memanggil Suzaku mungkin," jawab Yui tanpa berpikir panjang."Tunggu, bajumu juga mengecil," sahut
Dunia bawah selalu terasa berat, Yuan keluar paling akhir dari gerbang dimensi. Dia bersimpuh karena kelelahan dalam hari yang sama membuka dua kali gerbang dimensi. "Yuan!" Yui mendekati Yuan, memapahnya dan membantunya duduk. "Tidak apa-apa, hanya lelah. Kalian pergi saja cari Kak Yuasa," ucap Yuan lemah masih mengatur napas. Krisan keluar tanpa diminta. "Biar saya yang menjaga Pangeran," tambahnya. Yuan memandang Yui lalu tersenyum, "Tidak ada yang perlu dicemaskan, pergilah!" Mereka berdua pergi meninggalkan Krisan dan Yuan di kuil. Tempat yang mereka tuju adalah bangunan yang muncul tak alami, dan tekanan kekuatan luar biasa dari bangunan itu. Yui memanggil Seiryu, dengan wujud naga mereka menaikinya dan terbang. Bangunan hitam berbentuk kubus yang muncul dari sebuah bangunan mirip laboratorium. Yui dan Rosaline memeriksa tempat itu. Yui melihat sekeliling, sepi, tidak terlihat ada aktifitas. Namun puing-puing
Yui segera turun dari Seiryu dan masuk ke dalam kuil di mana Yuan berada. Langkah kakinya terhenti saat merasakan ada yang lain. Ia bersembunyi dan melihat siapa yang ada di dalam. Yuan masih duduk di tempat yang sama saat Yui meninggalkannya bersama Krisan. Roh angin itu juga masih duduk bersama Yuan. Beberapa orang yang tak dikenal berada di depan Yuan. Melihat Yuan yang terlihat biasa saja dengan orang-orang di depannya, Yui keluar dari persembunyiannya. "Yuan," panggil Yui yang membuat orang-orang itu menoleh ke arah Yui. Merasa canggung jadi pusat perhatian, Yui segera berjalan cepat ke arah Yuan. Mereka masih memperhatikan Yui, wajah Yui yang sama dengan Yuan serta rambut hitam Yui. Mereka mengira Yui juga pemilik kristal hitam. "Perkenalkan, ini Yui, saudara kembarku," ucap Yuan memperkenalkan Yui. "Yuan, apa kita bisa kembali sekarang?" bisik Yui bertanya pada Yuan. Sementara Yuan hanya menggelengkan kepala saja. "Yan
Rosaline yang keluar dari gerbang dimensi di hutan Onyx segera mencari cara untuk ke istana secepatnya. Ia melihat ada kuda yang sedang merumput di dekat sungai yang mengalir jernih. Tanpa perlu berpikir panjang, Rosaline segera menjinakkan kuda itu dan menjadikannya tunggangan untuk ke istana. Dengan menaiki kuda diperlukan waktu lebih singkat dibandingkan berlari. Kuda ia pacu tanpa henti hingga Istana Cahaya terlihat. Rosaline melompat dari kudanya dan membiarkan kuda itu kembali ke asalnya, di hutan.Rosaline berlari menuju kediaman Raja, tidak ada tanda keberadaan Pangeran Yuasa di sana lalu ia berlari menuju aula timur. Aula timur sudah berubah menjadi hutan kecil yang artinya Raja Yuichi sedang menggunakan kekuatannya. Perlahan ia mencari keberadaan Pangeran Yuasa. Dia sedang terbaring di atas bunga es yang berbentuk teratai. Hawa dingin terasa menusuk hingga tulang, Rosaline mengeratkan tangannya memeluk dirinya sendiri."Yang Mulia," panggil Rosali
Rosaline kembali tersadar, Ia berada di aula bersama raja dan ratu. Ia memandang Pangeran Yuasa yang masih terbaring di tempatnya."Rosaline, apa kau berhasil membangunkannya?" tanya Raja Yuichi yang terduduk di tempatnya. Lingkaran sihir sudah menghilang. Ia terlihat sangat lemah."Ya, dia sudah terbangun. Tapi kenapa Pangeran masih belum bangun di sini?" tanya Rosaline yang tidak mengerti. Dalam pikirannya ia mengira Pangeran telah selamat jika berhasil dibangunkan."Belum, jiwanya saja yang kini tersadar. Jiwanya belum kembali Rosaline. Perlu energi yang lebih untuk membawanya kembali." Suara Raja Yuichi terdengar bergetar, "setidaknya kali ini dia bisa bertahan. Tubuhnya tidak akan rusak sampai jiwanya kembali."Raja Yuichi jatuh pingsan setelah mengatakan perkataan terakhirnya."Yang Mulia!" Ratu Sawatari memanggil dengan lembut, memeriksa tubuhnya."Rosaline! Panggilkan tabib cepat!" perintah Ratu Sawatari.Rosaline segera kelua
Kabar kebangkitan Raja Kegelapan yang tersebar membuat semua orang di dunia bawah ingin bertemu dengan raja mereka. Simpang siur kabar membuat Yui dan Yuan terpaksa bersembunyi. Mereka diungsikan ke sebuah kastil tua yang sudah tidak pernah lagi digunakan.“Sementara Yang Mulia tinggal di sini, sampai kondisi memungkinkan,” ucap Aizen yang mengantarkan Yui dan Yuan.Sarang laba-laba dan debu yang tebal menutupi hampir seisi kastil. Kesan angker tak bisa dipungkiri lagi. sementara Aizen langsung pamit meninggalkan mereka berdua.“Yuan, kira-kira muncul hantu tidak?” Yui bersembunyi dibalik Yuan, memegang erat lengan saudara kembarnya.“Kau bersama Raja Kegelapan, hantu mana yang berani?”“Tapi, kau tidak seram meskipun Raja kegelapan. wajahmu saja sama denganku,” timpal Yui yang memang benar Yuan manis untuk ukuran Raja Kegelapan yang selalu dibicarakan mengerikan atau menyeramkan.
Satu minggu setelah kejadian peperangan itu, dengan itikad baik Rafael meminta diizinkan masuk ke ruang kristal. Leiz tidak mempersulit dan membiarkan saja mereka masuk. Yuan dan Yui membawa kedua orang kakek dan neneknya untuk dimakamkan. Mereka memenuhi keinginan terakhir kedua orang itu. “Ayah dan ibu tidak berubah sama sekali, apa kejadian itu terjadi saat aku masih kecil,” lirih Raja Yuichi yang mengenang masa lalu setelah melihat kedua jasad orang tuanya. “Tidak ada yang tahu, tanyakan pada ayah atau ibu tapi kurasa mereka juga tidak tahu,” jawab Rafael. “Bagaimana dengan Yuan? Kapan dia akan dinobatkan?” tanya Raja Yuichi. “Entahlah, kami belum membicarakannya, Kerajaan Kegelapan sedang berbenah sementara Yui dan Yuan juga sedang berusaha mengembalikan dunia i
Lenora Isolde menaikkan tongkatnya dan rantai entah dari mana mulai mengikat tubuh Nacht.“Apa-apaan ini!” teriak Nacht yang mendapatkan serangan bertubi-tubi tanpa bisa membalas.Di belakang Nacht muncul sebuah pintu besar seperti pintu dimensi pada umumnya, perlahan pintu itu terbuka dan saat pintu itu terbuka lebar, semua aura hitam yang membumbung ke langit diserapnya.“Rosaline, buat barrier,” perintah Rafael yang langsung dilaksanakan dengan cepat.“Razen, ikat kaki kita semua dengan tanah, gerbang itu akan menyerap semua yang ada di sekitarnya,” ucap Rafael.Razen segera mengikat kaki semua orang dengan tanaman, Yui juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan Seiryu, rum
Elemen petir dari ketujuh orang itu membentuk seekor naga petir yang besar. Lebih besar dari naga hitam Nacht.“Sialan, kenapa tidak kuperhitungkan itu yang mereka panggil, tujuh elemen petir,” batin Nacht. Dia teringat terakhir kali hidupnya berakhir karena jurus yang sama. Naga petir yang dibuat oleh tujuh orang berelemen petir yang dikirim Raja Cahaya waktu itu, saat pertarungan terakhirnya.Naga petir itu menghancurkan naga hitam Nacht dengan cepat naga itu menghilang. Lalu Naga itu juga mengelilingi Nacht hingga di sekitarnya teraliri petir yang kuat. Nacht merasakan getaran dalam tubuhnya dan apa yang telah dia serap mulai keluar satu persatu.“Yuan sekarang!” teriak Raja Yuichi.“Baik,” jawab Yuan.
Cahaya itu mulai menghilang, bayangan seseorang yang berada di tengah ledakan terlihat. Dia masih hidup meskipun penuh dengan luka.“Yui, dia masih hidup. Aku sudah tidak punya tenaga lagi.” Yuan terduduk di tempatnya sekarang. Energinya telah habis tak tersisa, begitu pula dengan kembarannya.“Kita hanya bisa pasrah sekarang,” balas Yui yang tak tahu lagi harus berbuat apa. Dari tempatnya dia melihat tubuh Rafael di kejauhan, dia merasa sebentar lagi akan menyusulnya menemaninya di alam lain.Bukan hanya si kembar yang pasrah, yang lain juga hanya bisa menelan ludah, bagaimana mereka menghadapi satu orang saja masih belum bisa.“Bagaimana? siapa yang akan menolong kalian?”Nach
Yuan yang merasakan tubuhnya seharusnya terjatuh ke tanah tapi ada seseorang yang menahannya. Dia pun segera menoleh ke arah orang yang menahan tubuhnya itu.“Kak Razen!” seru Yuan melihat orang yang dikenalnya itu.Bukan hanya dia tapi ada Xavier dan Ernest yang datang ke tempatnya.“Jadi kita apakan orang ini?” tanya Xavier yang sudah ingin menguliti makhluk yang dia bangkitkan dengan darah Yuasa.“Tidak ada,” jawab Yuan, dia duduk dan dibantu Ernest untuk memulihkan diri. Pria itu memberikan ramuan kepada Yuan, dan dengan menurut dia meminumnya hingga habis.“Apa yang kau lakukan padaku! Lihat saja kalau aku terlepas kau akan menyesal,” ancam Nacht yang masih berusaha melepas
Rafael tersenyum masam, takdir benar-benar mempermainkannya. Dia bahkan belum jatuh cinta dan hidupnya sudah harus berakhir. Dia juga belum sempat melihat dunianya kembali. Tapi tidak masalah, setidaknya gadis di depannya tidak mengalami rasa sakit yang kini dialami saat ini.“Bukankah seharusnya aku hidup denganmu, Yui,” lirih Rafael yang membuat Yui berhenti terisak.“Paman,”“Aku belum mau mati, jadi tenanglah, aku tidak mudah mati, benarkan,” lirih Rafael yang terus memandang gadis yang selalu menyusahkannya sekaligus mengisi hari-harinya selama ini.“Kenapa baru kusadari, berat rasanya melepaskan gadis ini,” batin Rafael.“Yui, boleh paman memelukmu?&rdquo
Lenora Isolde, Ratu dari Kerajaan Awan. Sang Penguasa dunia lain, dia tidak pernah ikut campur urusan dunia di bawahnya, baik dunia manusia, dunia kristal apalagi dunia bawah. Dia sang penguasa mimpi dan persimpangan, peramal masa depan.“Apa yang membuat seorang Lenora Isolde turun dari singgasananya?” tanya Rafael yang hampir tidak percaya dengan matanya. Melihat sang Ratu Awan di depan mata.“Persimpangan, kali ini ada banyak persimpangan, bahkan kau juga memiliki persimpangan, Rafael. Hidup atau mati, ah selalu tidak menentu,” jawab Lenora yang kata-katanya bagaikan misteri di telinga Rafael.“Apa Sawatari yang memanggilmu?” tanya Rafael kembali.“Salah satunya, permintaanya akan jiwa Yuasa, kau pasti tahu itu,” j
Siapa yang siap berperang? Jika ditanya, apakah siap untuk berperang? Semua akan menjawab tidak siap. Bahkan mereka yang saat ini berjalan menyerang juga tidak yakin dengan tindakannya. Mereka hanya mengikuti perintah, takut dan tidak bisa berbuat atas keinginan sendiri.Yuan menatap ribuan pasukan yang menghadang dan melihat kesiapan penduduk yang sudah memegang senjata dengan tatapan takut. Namun, keberanian menjadi muncul saat semua yang mereka kenal maju bersama, saling menguatkan.“Aku belum siap,” lirih Yuan, menelan ludahnya. Ada ketakutan dalam hatinya, dialah yang harus menghadapi sang pembawa petaka tapi saat ini dia belum cukup kuat.“Aku ada bersamamu,” ucap Yui menguatkan Yuan. Dia menggenggam tangan saudara kembarnya, menatap lautan pasukan yang berwarna hitam.
Pegunungan Jade, tinggi menjulang dengan lebatnya tanaman dan monster yang ada. Mereka berdua telah sampai di puncaknya. Sepi, tidak seperti yang dipikirkan Rosaline tentang desa naga.“Kau berpikir ada banyak naga di sini?” tebak Pangeran Yuasa.“Ya, ini desa naga seharusnya banyak naga disini,” jawab Rosaline.“Ada, kemarilah.” Pangeran Yuasa mengajak Rosaline masuk ke ruang bawah tanah. Tempat itu tidak terlihat dari permukaan, mereka berada di sebuah ruangan besar yang berada di dalam tanah. Mereka menelusuri lorong gelap dan lembab yang minim cahaya, kemudian tiba di sebuah ruang besar.“Akhirnya kau kembali juga,” suara serak naga yang berbicara dalam bahasa mereka.