Hold On - Chord Overstreet

PERNIKAHAN Rein dan Irin berjalan sesuai rencana. Kedua mempelai terlihat bahagia. Tidak ada yang sadar jika mereka hanya sedang berpura-pura bahagia. Kecuali mungkin sang mempelai pria yang sejak lama telah memendam rasa, tapi tak berani mengungkapkannya.
Jake mengawasi dari jauh. Mata elangnya menyelisik wilayah sekitar, mencari-cari keberadaan orang terkasih yang tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Jake menghela napas kasar. Dalam hati dia bertanya-tanya. Apa Syila tidak datang ke pesta pernikahan kakak kandungnya?
Laki-laki itu menggelengkan kepala. Itu tidak mungkin, kan?
Rein su
TAMAT
KEPALANYAterasa pusing, padahal Syila hanya perlu kembali pada teman-temannya dan mengatakan, kalau dia sudah menyelesaikan tantangannya untuk mencium orang pertama yang ia lihat ketika keluar dari toilet.Benar sekali, mereka sedang memainkan permainan terkenal "Truth or Dare" di mana Syila lebih memilihdaredaripada dia harus berkata jujur pada teman-teman barunya.Syila menyenderkan tubuhnya ke tembok. Alkohol yang ia minum cukup banyak dan membuatnya mabuk, itu mengapa dia menerima tantangan gila itu tanpa protes apa pun."Hei!"Syila menoleh, dengan mata menyipit, mencoba mengenali sosok yang menghampirinya. Ternyata pria itu yang mendatanginya, Syila kira siapa."Kenapa?" Syila mengedip berulang kali.Awalnya, Syila pikir pria ini seorang perempuan, jadi ia sama sekali tak merasa ragu saat menciumnya. Apalagi dia sedang memakai ho
JAGUAR Adytamamengusap wajah kasar, lalu menyugar rambutnya, sebelum memegangi kening yang mulai terasa pusing bukan main."Gue bakal nikahin lo," putusnya, setelah menimang-nimang perbuatannya semalam dengan perempuan yang kini duduk di sebelahnya.Terbangun dalam keadaan telanjang bersama wanita memang bukan hal yang baru untuknya. Yang membuat semuanya merumit, karena perempuan yang kini memalingkan muka itu ternyata masih perawan dan Jake telah menidurinya semalam.Jake mencuri pengalaman pertama perempuan itu.Memang, Jake tidak memaksa, tapi dia tetap sepenuhnya salah di sana. Perempuan itu sedang mabuk, dia tidak sadar, tapi Jake membawa perempuan itu ke atas ranjang lalu menidurinya, setelah ia goda habis-habisan dengan sentuhannya.Gue emang bajingan,batinnya.Jake bisa saja berhenti semalam, tapi karena nafsunya lebih mendominasi,
MENIKAH menjadi momok paling mengerikan untuk dia dan kakaknya. Sampai-sampai mamanya sibuk mencarikan jodoh untuk mereka. Sayangnya, dia dan si Kakak sudah membuat kesepakatan bersama.Siapa yang menikah lebih dulu, maka dia harus membelikan mobil mewah untuk yang belum menikah.Jadi, walau dia dilamar pria tampan dan kaya sekalipun, Syila takkan menerimanya.Enak saja, kakaknya bisa mendapat mobil baru, lah, dia? Rugi dong. Udah menikah duluan di umur dua tiga, masih harus kasih mobil ke kakaknya pula.Enakan kakaknya ke mana-mana.Syila mendengkus keras. Walau jujur saja, yang kemarin malam emang ganteng pakai banget, badannya juga bagus, miliknya juga ... pipi Syila memerah saat bayangan samar saat mereka melakukannya kembali berputar."Syil!"Syila menoleh. Teman barunya dari agensi permodelan, Diandra, sedang melambai-lambaikan tangan padan
ADAM mengecek pemotretan pakaian musim panas yang sedang berlangsung. Seperti biasa, Diandra tampil mempesona layaknya bidadari yang jatuh ke bumi. Sepertinya, tidak ada masalah apa pun yang perlu ia khawatirkan di sana.Adam beralih menuju ruang rias, di sana Syila tengah dirias oleh penata rias agensinya. Model barunya ini pun disulap hingga terlihat sangat menawan, kulit putihnya dipadukan dengan gaun pendek berwarna cokelat muda, wajahnya yang memang pada dasarnya sudah cantik, semakin terlihat memikat dan juga ... menggoda."Syil!"Syila menoleh cepat. "Iya, Bang?""Gue mau ngomong berdua sama lo." Adam memberi isyarat pada penata rias agar keluar dari ruangan, sebelum ia mulai berbicara dengan model barunya."Mau ngomong apa, Bang?" tanya Syila penasaran. Dia cukup takut akan dipecat padahal ia belum sempat mendapat royalti apa pun."Lo hari ini berpasangan sama Jake
"DIA di sini?" Jake bertanya usai Adam menjelaskan penolakannya."Ya, dia lagi pemotretan bareng model baru gue. Gue bahkan curiga kalau dia ada naksir sama anak baru itu." Adam mengangkat bahunya. "Dia emang cantik, sih, beda dari model gue yang biasanya.""Gue jadi penasaran-" Jake berdiri dan menutup kepalanya dengan penutup kepala hoodie hitam yang ia kenakan. "-gimana kriteria cewek seorang Veroga Arizki."Jake menuju ruang pemotretan dengan segera. Berharap dia masih bisa melihat bagaimana rupa wanita idaman seorang Rizki yang selalu tertutup kisah asmaranya.Namun, saat melihat perempuan itu berada dalam pelukan Rizki, jantung Jake terasa berhenti.Dia ingat betul, siapa perempuan itu. Jake sangat mengingatnya, jelas, karena perempuan itu adalah sumber dari mimpi buruknya akhir-akhir ini.Arsyila Putri.Dia ... modelnya? Apa dia m
SYILA pikir, mereka tidak akan bertemu lagi. Alasan itulah yang membuat Syila lebih memilih menjadi wanita murahan, daripada menjadi seorang wanita baik-baik yang menolak pernikahan.Namun, tidak ada yang tahu bagaimana takdir.Keduanya bertemu kembali, bahkan dengan jarak yang semakin menipis. Apakah Syila akan mengulangi malam panas itu lagi dengannya? Membayangkan saat laki-laki itu mengerang puas ketika menggagahinya, membuat wajah Syila bersemu merah.Syila ingin mengulanginya lagi."Apa, sih, yang gue pikirin? Masa gue beneran jadi murahan setelah lepas p*rawan sama dia?"Terkutuklah pada pesan mamanya, agar Syila selalu menjaga diri dan tak pernah mencoba mengecap dosa manis itu. Karena dosa itu benar-benar manis, dia tidak akan bisa berhenti begitu berani mengecap walau hanya sedikit. Saking manisnya, Syila menginginkannya lagi, w
SYILA mengernyitkan dahi saat Jake mengikuti langkahnya dari belakang. Bukannya apa atau bagaimana, tapi penampilan Jake terlihat lebih menyeramkan dari kelihatannya.Jake memakai hoodie hitam dengan penutup kepala terpasang, ditambah kacamata hitam, tak lupa masker hitam yang menutupi mulut serta hidung mancungnya. Sudah mirip penguntit yang sedang mencari mangsa."Bang!""Lo manggil gue?""Iyalah," dengkus Syila yang merasa kesal, "manggil siapa lagi kalau bukan lo, Bang. Kan cuma lo yang lagi jalan sama gue."Jake berdeham. "Soalnya, baru kali ini ada yang manggil gue abang. Rasanya, agak gimana gitu.""Kalau gitu, gue manggilnya apa? Masa iya manggil Jake doang?" Syila mencibir, "Sekalian aja ditambahin abang, jadi abang ojek gitu."
HARUSKAH Jake mengumpat keras-keras sekarang? Dia sudah berada di ujung tanduk, tapi perempuan yang sedang ia gagahi malah sibuk lirik-lirik pintu kamar dengan wajah takut. Ditariknya wajah Syila agar kembali menatapnya, lalu ia bungkam bibirnya dengan ciuman maut.Jake harus mendapatkan pelepasannya sekarang atau dia akan uring-uringan seharian. Kalau saja dia bisa main solo atau menyewa j*lang lain setelah pulang dari sini. Namun, ia ingat betul saat miliknya tiba-tiba saja berhenti berfungsi saat ia sedang mencoba tidur dengan wanita lain.P*rawan sialan!"Ugh Bang, ada tamu di luar," kata Syila sembari mendesah atas kenikmatan yang ia berikan."Sssttt, abis ini."Jake memompa miliknya semakin cepat sampai keduanya sama-sama mencapai kulminasi, lalu Jake menarik diri. Syila sendiri langsung bangkit dan bergegas menuju almari, mengeluarkan pakaian tidurnya lalu mengenakannya
Hold On - Chord OverstreetPERNIKAHAN Rein dan Irin berjalan sesuai rencana. Kedua mempelai terlihat bahagia. Tidak ada yang sadar jika mereka hanya sedang berpura-pura bahagia. Kecuali mungkin sang mempelai pria yang sejak lama telah memendam rasa, tapi tak berani mengungkapkannya.Jake mengawasi dari jauh. Mata elangnya menyelisik wilayah sekitar, mencari-cari keberadaan orang terkasih yang tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.Jake menghela napas kasar. Dalam hati dia bertanya-tanya. Apa Syila tidak datang ke pesta pernikahan kakak kandungnya?Laki-laki itu menggelengkan kepala. Itu tidak mungkin, kan?Rein su
"GIMANA kabar?""Baik."Laki-laki yang mengenakan hoodie merah yang menutupi kepalanya itu mengernyitkan dahi. Tatapan sinis ia lemparkan pada perempuan yang wajahnya terlihat semakin tembam dengan aksen tambahan mata merah, kelopak mata menghitam, tak lupa suaranya yang serak-serak menggelikan."Yakin?" Laki-laki itu mendengkus keras, sembari mengaduk-aduk minumannya.Bibir perempuan di hadapannya maju beberapa senti. "Udah tahu, jangan nanya mulu kenapa. Lo mau lihat gue nangis di depan muka lo emangnya?""Idih, galak!" Laki-laki itu tersenyum tipis. "Lo nggak banyak berubah ternyata.""Emang, lo bakal ngarep gue berubah kayak gimana?""Jadi lebih kalem dan manisan dikit, mungkin." Laki-laki itu tertawa pelan, tapi cukup untuk membuat Syila melemparinya dengan tisu bekasnya tadi. Tiba-tiba saja laki-laki itu berdeham. "Irina mau nikah?"
JAKE terbebas dari tuduhan, karena ternyata video yang beredar hanyalah editan yang berusaha merusak nama baiknya. Ahli IT dan forensik sudah membenarkan, bahwa Jake tidak bersalah dan dia akan dilepaskan.Yang menjadi pertanyaannya sekarang, siapa yang menyebarluaskan video tersebut?Setelah dilacak, ponsel pertama yang menyebarluaskan ternyata sudah dibuang, tidak ada pemiliknya. Nomor yang ada di ponsel ternyata tidak didaftarkan secara lengkap dan hal itu menyulitkan penyelidikan.Jake hanya berpesan, jika pelaku tertangkap, dia akan balik menuntut dengan pasal "pencemaran nama baik".Jake kembali ke apartemennya setelah memastikan Dio berada di sana. Temannya itu akhirnya bisa bernapas lega setelah mendengar penjelasan Jake mengenai video yang sempat viral di dunia maya beberapa jam yang lalu."Bukan Rein pelakunya," kata Dio, setelah memastikan Jake menyelesaikan penjelas
DARI mana aja lo?" Dio langsung melempar soal begitu Jake masuk ke apartemennya.Jake terkejut, walau hanya sekilas, sebelum ia tertawa terbahak-bahak. "Lo nanya kayak emak-emak yang nanyain anak perawannya pulang kemaleman aja, Yo."Jake mendekati teman baik, sekaligus kaki tangannya itu duduk di sofa setelah meletakkan tas serta gitarnya di atas meja.Dio mengernyitkan dahinya curiga. "Gitar?"Jake mengangguk. "Barusan gue beli di tempatnya Sera.""Ngapain lo ke sana lagi, ha?""Beli gitarlah, mau ngapain lagi?" Jake mendengkus geli. "Jangan mikir gue balikan sama dia, ya, nggak mungkin ada sejarahnya yang kayak gitu.""Terus, kenapa ponsel lo bisa mati?""Emang iya?" Jake merogoh saku di balik jasnya dan mengeluarkan ponsel yang tidak lagi bernyawa. "Nggak tahu kenapa mati sendiri, nih!" Jake menunjukkan ponselnya pada Dio yang
TIDAK ada drama apa pun yang terjadi saat ia melamar Syila. Semuanya setuju, kecuali Rein yang mengumpat berulang kali, karena hal itu berarti kalau tanggal pernikahannya pun ikut ditetapkan.Benar, mereka akan menikah secara bersamaan dengan Rein serta Irin. Konsep sudah diatur, tempat sudah dipesan, undangan sedang dibuat dan siap disebar. Dua bulan lagi, mereka benar-benar resmi menjadi suami istri.Setiap malam, Jake ke apartemen Syila, karena Syila lelah naik-turun lift setiap harinya. Dia bahkan diberikan akses masuk ke apartemen oleh Syila.Sedangkan Rein pulang ke rumah, dia menetap di rumah sampai hari pernikahannya tiba. Entah apa yang mau direncanakan calon kakak iparnya itu. Jake tidak peduli, yang jelas dia bebas bermesraan dengan Syila tanpa takut ada yang mengganggunya di sana."Sayang, sini, deh!"Jake tersenyum manis. Tangannya melambai-lambai, meminta Syila ya
PERCINTAAN panas itu berakhir dengan Jake yang tidak mau melepaskan Syila. Sebulan tidak menyentuh kekasihnya ditambah rindu akibat belum bertemu selama seminggu membuat ia tidak bisa berlaku biasa saja. Senyuman yang sejak tadi terpatri di bibirnya kian melebar saat ia menarik kekasihnya ke dalam dekapan."Kangen banget," gumamnya di atas telinga Syila yang sedang berusaha menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka."Kangen, sih, kangen. Biarin gue pakai baju dulu, bisa kali, Bang?"Jake mengeratkan pelukannya. "Coba abis ini 'lo-gue'nya diganti jadi 'aku-kamu', gimana? Udah lama pacaran, masih aja 'lo-gue'an.""Idih, kayak anak alay lu, Bang."Jake mengeratkan pelukannya. "Biarin," balasnya cuek."Bang?""Hm," tanggapnya sambil menyorokkan kepalanya ke leher Syila."Yang tahu sandi apartemen lo siapa aja?" tanya Syila t
TERLALU muluk jika ia berharap Syila sudah sampai di apartemennya. Jam masih menunjukkan pukul dua siang, sedang Syila berkata padanya akan ke apartemennya sore-sore.Jake tersenyum lebar, dia memang mengharapkan Syila datang ke apartemennya sekarang. Bukan masalah dia sedang membawa kue perdana yang dibuat khusus untuknya, melainkan dia sudah merindukan perempuan itu.Jika diingat-ingat, memang seminggu terakhir ini mereka belum bertemu. Jake memang mendatangi apartemen Syila, tapi perempuan itu tidak ada di tempat. Syila bilang, dia sedang berada di restoran tantenya untuk melakukan eksperimen pembuatan kue ulang tahun Jake.Tanpa sadar, senyuman itu semakin lebar. Jemarinya bahkan bergerak sendiri menghubungi perempuan yang hampir sebulan ini menjadi kekasihnya."Kenapa, Bang?" tanya Syila dari seberang sana."Masih lama, ya? Udah kangen gue sama lo. Lama nggak ketemu."
HARI ulang tahunnya akhirnya tiba. Jake sengaja tidak memejamkan mata, karena dia tahu pasti, sebentar lagi, dua sahabatnya akan membangunkannya di tengah malam sambil membuat video memalukan.Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Syila membuat laki-laki yang baru memasuki usia dua puluh delapan itu tersenyum lebar.Arsyila Sayang :Happy birthday, ya, Bang.Semoga panjang umur dan sehat selalu.Kuenya gue anterin nanti sore ke apartemen lo.Ada masalah, dikit.Jake sengaja tidak membalas pesan Syila. Dia malah bergerak menuju pintu, bersiap menyambut ketika kenopnya terlihat bergerak. Jake menghitung sampai tiga, lalu berteriak mengagetkan dua orang yang kini terjengkang ke belakang."DOR!""Bangsat!""Berengsek, kaget gue!"Dio misuh-misuh sambil mulai berdiri dan memegangi pantatnya
MASAKAN Syila memang selalu enak di lidahnya. Jake diam-diam membatin, kalau dia ingin dimasakin setiap hari dari pagi, siang, sore, dan malam. Dia tidak masalah kalau harus menunggu lama hanya untuk bisa menikmati makanannya, karena memang masakan Syila selalu luar biasa.Syila sendiri sudah selesai makan lebih dulu. Perempuan itu tidak banyak makan, tapi kalau masak tidak pernah tanggung-tanggung. Porsi besar untuk orang yang sangat kelaparan dan sepertinya itu khusus dibuat untuknya.Jake mengambil surat yang ia simpan sementara di saku belakang celana jinnya, lalu mulai membaca isi pesan itu dalam diam. Dia tidak benar-benar membaca, karena rerata dia sudah tahu semuanya tentang Clarisa. Dia hanya mencari kalimat yang bisa memberinya petunjuk, kapan dia akan menemui Clarisa dan menyelesaikan masalah terakhir mereka.Jake tidak mau terlibat lebih jauh lagi dengan wanita itu. Baginya, sejak Clarisa membohon