Beranda / Romansa / Crash Melody / Crash Melody 18

Share

Crash Melody 18

Penulis: Rani Giza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-08 22:14:00

Semalam Dania diingatkan Sisil kalau hari ini adalah jadwal pemotretan Evolution yang ada dilakukan di Yogya. Maka pagi setelah Subuh Dania bersiap-siap. Setelah menghabiskan waktu selama hampir satu jam untuk mandi, ganti baju dan sedikit memoles wajah, Dania lalu bergegas menuju garasi mobil.

Dania sampai di kediaman Zevan sekitar pukul setengah delapan. Karena sudah terlambat, Dania segera membongkar koper Sisil dan segera memasukkan kostum satu-per satu ke dalam tas sesuai nama personel Evolution. Hal itu dilakukkan agar saat pemotretan nanti mereka tak ricuh karena saling berebut mengambil kostum.

Dalam waktu hampir satu jam, Dania berhasil mengemasi semua barang kebutuhan personel Evolution untuk pemotretan. Karena begitu sampai Dania langsung bekerja, sekarang dia kelelahan dan haus.

“Sil, gue haus nih,” kata Dania. Dia berbisik pada Sisil yang tengah memberi briefing pada personel Evolution, “dapurnya di sebelah mana ya?”

Sisil menghentikan briefingnya sebentar. “Lo dari ruang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Crash Melody   Crash Melody 19

    Setibanya di hotel, Sisil dan Dania segera meletakkan kopernya. Keduanya lalu kompak melemparkan tubuh di atas kasur.“The real definisi kerja sambil liburan sih ini,” kata Sisil. Dia telentang. Matanya menatap langit-langit hotel.“Oh iya, kan lo bilang ayah Zevan punya bisnis hotel dan properti, nama hotelnya apa?”Tanya Dania penasaran.“Nama hotelnya hotel Bhima,” sahut Sisil.“Kok selama ini kita nggak pernah nginep di hotel itu?” tanya Dania, “kan enak bisa gratis.”Sisil tertawa. “Zevan mana mau,” katanya, “tuh anak gengsinya gede. Dia mana mau pakai subsidi. Apalagi sejak yang mengelola hotel si Endra. Makin nggak mau lah si Zevan.”“Oh iya,” Dania bangkit, “gue tuh heran kenapa sih mereka sering banget ribut?”Sisil mengangkat bahu. “Biasalah dua sodara cowok ribut tuh,” balas Sisil, “anak tetangga gue laki dua juga hampir tiap hari adu jotos mulu.”Dania tak menyahut lagi. Apa yang Sisil katakan mungkin saja benar. Tapi, Dania pikir Zevan seolah seperti membatasi diri dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Crash Melody   Crash Melody 20

    Dania lalu bangkit dan berjalan mendekati sebuah batu yang latar di belakangnya merupakan gedung Bank National Indonesia. Dia duduk di batu itu dan melakukan beberapa pose. Puas dengan pose duduk, dia lalu mencoba pose berdiri dan beberapa pose duduk di trotoar. Dia lalu bergantian memotret Sisil.Selain melakukan foto dengan latar belakang gedung bank BNI, mereka juga melakukan foto dengan latar belakang gedung Bank Indonesia dan juga gedung Pos Inonesia. Setelah foto bergantian, Sisil dan Dania lalu berjalan mendekati personel Evolution yang sedang duduk di sebuah kursi di trotoar. Mereka tampak berebut makan sesuatu.“Kalian tuh masing-masing udah punya gaji gede, udah bisa beli makanan sendiri-sendiri juga masih saja rebutan,” kata Sisil. Dia berkacak pinggang di depan personel Evolution.“Sensasinya enak kalo makan bareng-bareng rebutan gini tahu, Sil,” sahut Jojo. Dia makan sampai pipinya membulat karena penuh dengan makanan.“Bener tuh kata Jojo,” sahut Zevan, “enak makan baren

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Crash Melody   Crash Melody 21

    Jam di dinding ruangan Endra sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Pekerjaan laki-laki itu sebenarnya sudah selesai, tapi dia belum mau beranjak. Selagi menunggu Kara membawakan kopi yang dia pesan, dia malah memikirkan Dania.Entah mengapa meski barubertemu dua kali dengan gadis itu, Endra memilki rasa tertarik yang cukup besar. Seperti kebanyakan laki-laki lain yang tertarik dengan perempuan dari segi fisik dan wajah, Endra juga begitu.Dania memiliki postur tubuh yang ideal. Gadis itu tinggi, ramping, kakinya jenjang dan ya, dia memiliki aset yang cukup menggoda iman. Satu lagi, tentunya Dania cantik. Tapi yang paling membuat Endra tertarik bukan itu. Yang paling membuat Endra tertarik adalah bagaimana cara gadis itu bekerja. Gadis itu tampak ulet dan sepertinya pekerja keras. dia juga tampak baik, polos dan jujur. Kalau saja Endra belum punya sekertaris, dia tidak keberatan kalau Dania jadi sekertaris pribadinya.Pikiran Endra tentang Dania buyar saat ada seseorang yang mengetuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Crash Melody   Crash Melody 22

    Malam ini, Evolution mengisi acara festival musik di Istora Senayan. Selain Evolution ada dua band lain dan empat penyanyi solo yang mengisi acara itu. Evolution didaulat untuk menyanyikan dua lagu di opening dan dua lagu di pertengahan acara. Maka dari itu, mereka datang ke lokasi venue sekitar dua jam lebih awal sebelum acara dimulai.“Air minum Zevan mana, Dan?” kata Sisil. Dia mendekati Dania yang tengah mengeluarkan gitar Raden dari dalam tas.“Itu di atas meja,” sahut Dania. Dia lalu memberikan gitar kepada Raden.“Kenapa? Kurang?” tanyanya ketika kembali ke dekat barisan tas.Sisil menggeleng. “Nggak,” balasnya, “udah cukup itu.”“Si Zevan mana?” kata Sisil lagi, “acaranya satu setengah jam lagi nih. Tuh anak nggak vocalizing apa?”“Tadi gue ngelihat dia di pojokan tenda sih,” sahut Dania, “lagi ngobrol sama vokalis band lain.”Sisil lalu berjalan menyusuri area back stage, berharap menemukan Zevan. Namun, usahanya tak membuahkan hasiL. Dia tak melihat laki-laki itu di mana-man

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Crash Melody   Crash Melody 23

    Endra melipat laptopnya. Usai melihat jam di tangannya, laki-laki itu lalu berdiri. Dia lalu berjalan keluar ruangannya dan mendekati Kara yang sudah berdiri di luar ruanagnnya.“Kar, mau makan malem dulu nggak?” tanya Endra, “masih jam delapan nih.”Mata kara berbinar. “Boleh-boleh,” katanya sambil mengangguk antusias.“Yaudah yuk,” kata Endra. Dia lalu mulai berjalan.Dengan semangat, Kara berjalan mensejajari langkah Endra.Rupanya Endra menuju sebuah restoran di kawasan Fatmawati. Kara merasa takjub karena restoran itu besar sekali.“Lo kenapa, Kar?” tanya Endra setelah mereka duduk, “kok bengong? Sakit?Kara menggeleng. “Enggak,” balasnya.“Terus?” sahut Endra, “dipilih dong menunya?”“Saya cuma kagum aja, Pak, restorannya gede banget,” kata Kara.Endra tertawa kecil. “Oh,” katanya, “ini emang restoran yang biasa dipake owner-owner buat meeting sih. Gue sering liat ada pejabat juga beberapa kali ke sini. Lo belom pernah ke sini emang?”Kara menggeleng. “Belom,” balasnya.“Yaudah,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Crash Melody   Crash Melody 24

    Rita datang bersama Lea ke lokasi syuting video klip yang ada di kota tua sekitar jam delapan pagi. Di sana, semua personel Evolution dan kru sedang mempersiapkan peralatan untuk syuting. Saat melihat Dania sedang menata minuman dan snack di sebuah meja, Rita datang menghampiri gadis itu. Sementara Lea, managernya berjalan mendekati Sisil.“Gimana ... gimana lo sama Endra?” tanya Rita.“Apanya yang gimana?” Dania bertanya balik.“Ih, ga usah pura-pura bego deh lo,” sahut Rita, “ya pedekatenya lah.”Dania tersenyum. “Gue nggak cukup berani untuk melakukan hal lebih jauh, Ta,” balas Dania, “paling kalo gue ketemu dia pas ke rumahnya Ezra ya gue nyapa gitu aja.”“Dih nggak asyik lo,” sahut Rita. Dia menyenggol lengan Dania dengan pundaknya, “tapi kalo ketemu lo, si Endra selalu nyapa kan?”Dania mengangguk. “Iya,” katanya.“Lo ajak dia jalan lah,” kata Rita.“Enggak ah,” sahut Dania, buru-buru, “emangnya gue cewek apaan masak ngedeketin duluan. Lagian dia kan sibuk. CEO kayak dia mana mu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Crash Melody   Crash Melody 25

    “Kalo lo konsisten posting foto atau video-video tentang Evolution, lama-lama juga bakalan banyak yang notice lo,” kata Rita.“Semoga ya,” sahut Dania, “tapi emangnya bakalan boleh kalo gue nyambi-nyambi akting sama Sisil?”“Boleh sih kayaknya,” sahut Rita, “asal nggak sinetron stripping saja. Kalo serial kan syutingnya nggak sepadet itu. Jadi, kayaknya gak bakalan ganggu jadwal lo sama Evolution.”Dania mengangguk-angguk. Dia lalu melanjutkan makan. Dengan serius dia memotong pizza-nya.“Eh, Dan ... Dan,” kata Rita sambil menepuk-nepuk lengan Dania.“Apaan sih lo ganggu orang konsentrasi makan aja,” balas Dania. Dia mendongak menghadap Rita dengan mulut penuh dengan pizza.“Ada Endra sama sekertarisnya,” kata Rita.“Mana?” tanya Dania. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri.“Itu lagi mesen kayaknya di kasir,” balas Rita.Dania lalu mengarahkan pandangannya ke meja kasir. Apa yang Rita katakan benar. Di sana ada Endra dan asistennya. Gadis itu sangat cantik. Rambutnya yang dicat cokelat mu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Crash Melody   Crash Melody 26

    Dania berjalan mendekati lobi sambil menelfon Rita. Beberapa kali dia menghubungi gadis itu tapi panggilannya tidak direspon. Saat memasuki lift, Dania lalu memasukkan ponselya ke dalam tas selempangnya.Dania menghampiri Rita ke apartemennya karena anting Lea jatuh dan tertinggal di mobilnya. Dia tidak tahu kontak manager Rita itu.Setelah keluar dari lift dan berjalan menyusuri koridor, Dania tiba juga di depan apartemen Rita. Dia merasa ada yang janggal karena pintu itu terbuka. Sepengetahuannya, Rita bukanlah orang yang ceroboh.Perlahan, Dania lalu masuk ke dalam apartemen. Dia lalu membelalakkan mata saat mendengar suara tangis.“Rita ... Ta!” kata Dania sambil berjalan menuju kamar karena dia mendengar suara tangis itu dari sana.D depan pintu kamar Rita, Dania menghentikan langkah. Dia mendekatkan telinganya ke pintu. Untuk memastikan suara tangis itu lagi. Setelah benar-benar yakin bahwa sumber suara yang dia dengar memang dari dalam kamar, Dania lalu membuka pintu. Dia membe

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28

Bab terbaru

  • Crash Melody   Crash Melody 164

    Yang masuk ke dalam ruangan setelah Hana dan Fajar keluar adalah Endra. Laki-laki itu awalya canguung saat melangkah ke dalam ruangan. Namun akhirnya dia bersuara juga setelah kakinya terhenti di dekat ranjang.“Kenapa lo nggak pernah cerita kalo lo sakit jantung?” tanya Endra.“Sebelumnya gue juga nggak tahu kok kalo gue sakit jantung. Gue baru ta ...”“Bohong,” sahut Endra, “gue pernah nemuin botol kecil tempat obat di kamar lo pas mau ngambil jam tangan Papa yang lo pinjem.”Zevan menghembuskan napas panjang. “Gue nggak mau terlihat lemah di hadapan orang-orang terdekat gue dan keluarga gue.”Endra tak menyahut. Dia memahami perasaan Zevan. Sebagai seorang anak laki-laki, dia juga gengsi akan bercerita tentang penyakit atau kelemahannya kepada keluarga.“Terus selama ini kenapa lo musuhin gue?” tanya Endra, “seharusnya kita nggak kayak gini nggak sih?”“Gue benci sama lo karena nyokap lebih sayang sama lo,” kata Zevan, “gue udah berusaha maklum kalo Papa selalu jarang ada di rumah

  • Crash Melody   Crash Melody 163

    Saat diberi tahu tentang perayaan hari ulang tahun sebenarnya Zevan tidak terlalu tertarik. Karena dia yakin momen itu tak akan menjadi momen yang spesial sespesial momen ulang tahun Endra. Dia bahkan berniat pergi di hari ulang tahunnya itu. Biar saja orang-orang rumah merayakan semua tanpa dirinya. Tapi setelah dinasihati Dania, akhirnya Zevan pun luluh. Meski tak terlihat bersemangat, Zevan tetap keluar kamar sekitar jam tujuh malam.Saat melihat dekorasi di ruang tamu rumahnya yang disulap menjadi hall, Zevan seketika merasa muak. Ruangan itu didekorasi dengan warna serba putih, warna kesukaan Endra. Pasti ini ide Hana. Lihatlah, di saat banyak Evolutioners yang menetahui hal-hal kecil tentang Zevan, ibunya sendiri malah tidak tahu warna favoritnya.Zevan seketika menghembuskan napas kasar. Dia ingin berbalik dan masuk ke dalam kamar lagi. Tapi niatnya itu tak berjalan mulus lantaran Fajar memanggilnya saat kakinya baru berjalan satu langkah.“Mau ke mana kamu?” tanya Fajar.“Mau

  • Crash Melody   Crash Melody 162

    Seiring dengan renggangya komunikasi Zevan dan Dania, pemberitaan di sosial media tentang mereka juga mereda. Seharusnya Dania senang karena dengan begitu dia tak menjadi bahan kejar-kejaran awak media lagi. Tapi, kenyataannya tidak. Dia justru semakin merasa kosong karena itu sekaligus memperjelas kalau dia dan Zevan memang sudah sejauh itu sekarang.Dania lalu memikirkan saran dari Sisil. Apakah memang sebaiknya dia mengajak Zevan mengobrol? Karena jujur, dia sudah sangat muak dengan kecanggungan yang terjadi di antara dia da Endra selama bebeberapa minggu belakangan ini.Setelah berpikir selama beberapa menit, akhirnya Dania memutuskan untuk mengajak Zevan mengobrol. Dia memutuskan untuk berbicara dengan laki-laki itu setelah Evolution tampil.Tanpa Dania sangka, ternyata Zevan juga berniat mengajaknya berbicara. Karena saat bertatap muka, keduanya mengucapkan, “gue mau ngobrol sama lo,” secara hampir bersamaan.“Lo duluan aja,” kata Dania akhirnya.“Lo saja,” kata Zevan.“Lo dulua

  • Crash Melody   Crash Melody 161

    “Jadi lo ngehancurin kencan mereka?” tamya Dania.“Iya,” sahut Zevan, “kesian anjir ceweknya tampangnya langsung bete gitu.”Dania terbahak. “Lah itu kan ulah lo juga kali,” katanya.“By the way, tadi gue udah mutusin kalo kita bakalan kelihatan kaya orang pacaran pas di depan Karra sama Endra aja,” kata Dania lagi.Zevan tak langsung menjawab. Kalau Dania sudah memutuskan seperti itu berarti kemungkainan mereka bersamaan akan berkurang. Tapi toh tak ada bedanya juga. Saat sedang bekerja pun dia teteap bisa mendekati Dania.“Zevan,” sahut Dania dari seberang, “kok lo diem sih?”“Eh, ya nggak apa-apa kalo misalnya keputusan lo kaya begitu,” sahut Zevan. Tapi sebenarnya dia berat mengucapkan hal itu.***Dania merasakan perubahan sikap Zevan selama beberapa hari. Kalau biasanya laki-laki itu sering mengobrol dengannya setiap istirahat makan siang, belakangan ini laki-laki itu jarang berbicara dengannya. Zevan berbicara dengannya kalau tentang masalah kerjaan saja. Sama persis saat awal-

  • Crash Melody   Crash Melody 160

    Endra tentu saja panik melihat Karra. Dia lalu berusaha menenangkan gadis itu.“Hei, udah dong nangisnya. Aku minta maaf,” kata Endra, “Dia lalu mengusap pipi Karra yang basah dengan ujung ujung jarinya.“Sini,” kata Endra. Dia lalu mendekap Karra Erat-erat.“Jadinya kamu kenapa kok jadi aneh sikapnya ke aku setelah pesta malem itu?” tanya Dania setelah Endra melepaskan pelaukannya.Endra menghembuskan napas kasar. “Aku cuma masih syok aja ngelihat Zevan jaian sama seseorang yang pernah ada hubungan sama aku.”Karra menghembuskan napas panjang. “Beneran cuma itu? Sykur deh kalau kecurigaanku gak bener.”Endra tersenyum. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke Karra. Tanpa aba-aba, dia menyematkan kecupan lembut dan dalam di bibir gadis itu. Rasanya seperti sudah lama sekali dia tak menyalurkan perasaannya pada Karra. Maka, dia lampiaskan semuanya sekarang. Perlahan, tangan kanannya pun mulai merayap di bawah rok Karra. Namun ketika mencapai pinggul gadisya itu, tangannya terhenti lantaran te

  • Crash Melody   Crash Melody 159

    “Ayo buruan,” kata Hana.Endra menghembuskan napas kasar. Dia lalu maju lebih dulu.“Zevan buruan!” kata Hana.Akhirnya Zevan ikut maju juga. Mereka berdua akhirya saling bersalaman walau tak saling pandang. Hana geleng-geleng kepala melihatnya. Wanita itu lalu menghembuskan napas panjang.“Cepetan balik ke kamar sana, Endra,” kata Fajar, “Papa nggak mau ya ngeliat kalian berkelahi lagi kaya gini.”“Nggak janji,” kata Endra. Dia lalu beranjak pergi.***Seperti yang sudah Zevan duga sebelumnya. Kemunculannya dengan Dania di pesta malam itu pasti akan mengundang perhatian publik. Zevan tak tahu siapa pelaku pertama yeng mengunnggah video itu di internet. Yang pasti keesokan harinya setelah pesta itu selesai, videonya berdansa dengan Dania sudah tersebar di sosial media. Di X bahkan hastag ZevanDania masuk ke dalam sepuluh besar trending.Zevan ada jadwal nanti jam satu siang. Mungkin, dia baru akan keluar rumah sekitar jam sebelas pagi atau jam setengah dua belas siang. Selama itu dia

  • Crash Melody   Crash Melody 158

    “Sayang, kamu tadi udah makan belom?” tanya Zevan.Dania membelalakkan mata namun akhirnya dia menjawab pertanyaan Zevan juga. “Be ... belum sih,” katanya.“Mau aku suapin nggak?” tanya Zevan.Dania menyahut, “boleh,” sambil melirik Endra dan Karra sekilas. Jelas sekali mereka tampak syok.Rasa percaya diri Dania muncul seiring dengan raut canggung yang tampak di wajah pasangan kekasih yang duduk di sampingnya. Terutama Endra. Laki-laki itu tak bisa menutupi keterkejutannya.Selama dua puluh menit berikutnya, Dania melakonkan drama-nya dengan Zevan dengan sangat sempurnya. Endra dan Karra dibuat mati kutu melihat kemesraan yang mereka perlihatkan. Dania bahkan berinisiatif untuk bergantian menyuapi Endra. Gadis itu tersenyum lega saat akhirnya Endra mengajak Karra menghindar ke tempat lain. Laki-laki itu tampak sangat tidak nyaman.Sementara itu, Zevan tertawa puas setelah Endra dan Karra menghilang dari pandangan matanya.“Akting gue bagus kan?” kata Dania. Dia lalu merebut piring b

  • Crash Melody   Crash Melody 157

    Karra seperti tak berada di bumi saat jemari tangan kiri Endra merayap di dada kirinya. Sensasi seperti itu baru dia rasakan untuk yang pertama kali seumur hidupnya. Namun, dia hanya merasakan gejolak itu dalam waktu sekitar semenit karena Endra segera menarik diri bersamaan dengan terdengarnya suara batuk ibu Karra.“Sorry,” kata Endra saat dia melihat Karra merapikan kerah blusnya lalu mengancingkan dua kancing teratas yang terbuka.Karra tersenyum. “For what?” katanya.“Karena sudah nyentuh kamu sembarangan,” kata Endra.Karra tertawa kecil. “It’s okey,” katanya, “bukanya sekarang aku punya kamu ya? Kamu berhak ngelakuin apa saja. Hanya mungkin waktunya aja yang nggak tepat.”Endra terkekeh. “Yaudah lain kali kita cari waktu sekaligus tempat yang tepat,” katanya setelah tawanya reda.Karra membelalakkan mata. “Dasar,” katanya. Dia lalu membuka pintu mobil, “good night. See you tomorrow.”“Good night. I love you,” balas Endra. Dia lalu menurunkan kaca mobil.“I love you too,” balas

  • Crash Melody   Crash Melody 156

    Sebenarnya Karra sudah diberi tahu Endra tentang acara peresmian hotel baru itu sejak jauh-jauh hari. Tapi mendekati hari-H dia tetap saja merasa gugup bukan main. Dia merasa tidak siap kalau hubungannya harus diketahui banyak orang di kantor.“Kamu yakin mau ngenalin aku sebagai pasangan kamu di acara itu?” tanya Karra saat mereka makan siang bersama di sebuah restoran.Endra mengangguk. “Iya dong,” sahut Endra, “kan aku sudah bilang dari awal.”“Nggak apa-apa kalo pada akhirnya semua orang tahu kalau Bapak Endra sang CEO pacarannya sama sekertarisnya sendiri?” tanya Karra.Endra terbahak. “Emangnya kenapa?” tanyanya.Karra mengangkat bahu. “Kamu nggak gengsi?” tanya Karra.Endra terbahak. “Nggak lah,” katanya, “ngapain harus gengsi?”Karra lantas tersenyum. Dia merasa lega karena Endra bisa menerimanya apa adanya. Dia lalu menatap Endra dalam-dalam. Sebisa mungkin dia tak melewatkan setiap detik waktu yang dia lalui dengan Endra secara detail.“Keanapa?” tanya Endra.Karra menggelen

DMCA.com Protection Status